ARTIKEL POPULER TENTANG CHILDFREE

29 May 2024 18:42:30 Dibaca : 46

 

Nama: Kartika Dwi Yanti

Nim: 311423003

Kelas: A/2

UAS MK Psikologi Pendidikan: Membuat Artikel Populer 

Dosen Pengampu: Ibu Ayu Hidayanti Ali, S.Pd., M.Pd

     FENOMENA CHILDFREE

     Childfree adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang yang memilih untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Ada kecenderungan semakin banyak orang untuk bebas dari anak, terutama di negara-negara Barat. Dalam Al-Qur'an dan Hadis tidak ada pembahasan tentang keharusan memiliki anak dalam sebuah pernikahan. 'Mau punya anak atau tidak, itu terserah Anda Tampaknya keputusan untuk tidak memiliki anak adalah hak asasi setiap individu. Tapi sebenarnya itu lebih dari sekadar menjalankan hak mereka masing-masing, ada orang-orang yang memiliki pandangan yang memotong hidup mereka dengan agama, bahkan sampai berdiri di atas materialisme ekstrem. Seolah-olah suami dan istri memiliki otoritas penuh untuk memiliki anak atau tidak. Fenemona childfree merupakan keputusan dari seseorang maupun pasangan untuk tidak memiliki anak atau keturunan.

     Negara maju seperti Amerika Serikat sudah menganggap bahwa childfree merupakan hal yang lumrah. Fenomena childfree marak terjadi di masyarakat, dimana banyak orang yang berprinsip bahwa memiliki anak bukan merupakan prioritas dalam keluarga. Hal ini dilatarbelakangi oleh berbagai alasan, salah satunya dianggap menghambat untuk mengembangkan diri dalam karir atau jabatan. Fenomena childfree di Indonesia mulai ramai diperbincangkan saat salah satu 'youtuber' Gita Savitri membawa fenomena ini ke tengah masyarakat umum. Hal ini menimbulkan banyak prokontra di masyarakat terkait kebebasan untuk mempunyai anak. Merujuk data yang dikeluarkan world bank tren angka kelahiran di Indonesia terus mengalami penurunan, bahkan pada 2019 angka kelahiran kasar per 1000 pen-duduk di Indonesia berada pada angka 17,75.

     Konsep childfree sendiri adalah sebuah keputusan yang dilakukan oleh manusia, baik itu laki-laki maupun perempuan untuk tidak memiliki anak dalam kehidupan yang berjalan baik anak kandung maupun anak angkat sekalipun. Banyak pasangan suami istri yang sepakat untuk tidak memiliki anak. Hal tersebut terdengar ganjil, apalagi di negara kita selalu ada tuntutan bagi pasangan suami istri agar segera memiliki anak. Dalam konsep childfree, bisa diterapkan oleh laki-laki dan perempuan, terlebih bagi pasangan suami istri, tetapi kembali lagi ke kodrat seorang wanita yaitu dirinyalah yang berperan penting untuk melahirkan seorang bayi sebagai penerus suatu keluarga. Jika perempuan atau seorang istri memang tidak ingin memiliki anak, tentu saja perlu kesepakatan dari laki-laki atau suami dan juga keluarga besar karena menyangkut masa depan.

     Fenomena childfree berkembang di negara Barat, dan khususnya di negara kita merupakan sesuatu yang kontroversial karena menjunjung nilai-nilai agama, adat, dan kebudayaan. Terlebih jika melihat sejarah muncul dan berkembangnya konsep childfree dicetuskan oleh para feminis, sebuah konsep yang dibawa oleh para feminis radikal. Alasan penerapan childfree berkembang lebih jauh tergantung dari pasangan yang menerapkannya. Alasan lainnya seperti ingin dekat dengan pasangan saja, membtasi diri seperti fokus pada karier, memiliki tanggung jawab yang besar, dan melihat kondisi sosial dan lingkungan kedepannya. Faktor yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan childfree:

1. Berdasarkan alasan pribadi yakni keputusan yang diambil berasal dari emosi atau batin

2. Kondisi psikologis dan medis berupa trauma, fobia, maupun penyakit genetik yang bisa menurun

3. Kondisi ekonomi yang mempertimbangkan biaya-biaya membesarkan seorang anak

4. Alasan filosofis atau prinsip

5. Kondisi lingkungan hidup yang berkaitan dengan keprihatinan individu childfree terhadap fenomena kerusakan lingkungan.

    pandangan childfree ini adalah pandangan liberal yang tidak boleh ditiru, karena ia menyimpang dari fitrah manusia berumah tangga. Pada umumnya, tujuan orang berumah tangga itu adalah ingin mempunyai keturunan yang kelak bisa mendoakan orang tuanya jika mereka sudah meninggal. Jadi, pemikiran childfree ini berbahaya, karena dengan adanya pemikiran tersebut, manusia tidak akan pernah ada di dunia ini. Selain itu, angka kelahiran pun akan menjadi rendah. Childfree juga tidak sesuai dengan ajaran Islam, karena tujuan menikah adalah untuk mempunyai keturunan. Disampaikan bahwa Nabi Muhammad itu senang jika umatnya mempunyai keturunan yang banyak. Pandangan lain adalah bahwa dengan mempunyai anak, orang tua pada masa tuanya akan ada yang merawat dengan ikhlas.

 

DAFTAR PUSTAKA

Fitriyani,dkk.2023.Fenomena Childfree sebagai prinsip hidup wanita karir permodalan Nasional Madani Jakarta. Usroh:Jurnal Hukum Keluarga Islam.Vol.7,No.2. ISSN:2615-1057 E-ISSN:2810-0905

Yohanes Krismantyo Susanto,dkk.2020. Spirit Ekologis (Ekuilibrium Manusia dan Semua Ciptaan). PT. Kanisius:DIY

Luciana Anggraeni,dkk.2022.Fikih Perempuan dan Isu-isu Keperempuanan Kontemporer dalam Islam.Deepublish Digital: Yogyakarta

Neng Dara Affiah.2023.Kemanusiaan dan Pembaruan Masyarakat Muslim Indonesia.Yayasan Pustaka Obor Indonesia: Jakarta

 

      

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong