Mahasiswa dan Tanggung Jawab Sosial

29 May 2024 20:50:05 Dibaca : 28

HIDUP YANG TIDAK DIPERTARUHKAN, TIDAK AKAN PERNAH DIMENANGKAN

(Sutan Sjahrir)

BAGIAN I

  • Mahasiswa

Satu tingkatan diatas setelah SMA, kita sekarang berstatuskan sebagai seorang Mahasiswa. Bagi mereka yang mempunyai keinganan untuk menyandang gelar Sarjana, pasti paham betul apa yang membedakan antara Siswa SMA dan Mahasiswa. Kita menyebutnya dengan sebutan siklus. Perpindahan atau perubahan kebiasaan dari hal yang biasa kita lakukan di jenjang SMA hingga apa saja yang perlu dibiasakan ketika menjadi seorang Mahasiswa. Ketika kita berstatuskan sebagai seorang Siswa, sangat bahagia rasanya menjalani hari-hari indah disekolah. Ketika nilai bermasalah saat Ujian Sekolah maka sebelum tiba waktunya penginputan nilai, kita masi bisa memperbaiki kesalahan tersebut dan bahkan Guru itu sendiri yang memberikan wejangan dan mengarahkan kita untuk memperbaiki nilai tersebut. Berbeda ketika kita menjadi Mahasiswa, kita di tuntut untuk mandiri bahkan harus bisa mengusahakan semuanya sendirian. Apalagi bagi Mahasiswa yang bukan penduduk asli dari daerah kampus tersebut, harus siap dibantai dengan lika-liku dinamika kampus yang kadang membuat kita kaget.

Plato sebagai seorang Filsuf klasik Yunani Kuno memandang pendidikan sebagai proses pembebasan potensi bawaan manusia. Dalam pandangan ini, seorang mahasiswa adalah seseorang yang sedang mencari pengetahuan dan kebenaran, dan melalui pendidikan, mereka bertujuan untuk mencapai kesempurnaan moral dan intelektual. Sebagai seorang mahasiswa kita perlu memperhatikan dialektika intelektual yang benar dan harus berlandaskan etika. Keseimbangan ini menandakan adanya kepantasan dalam berpikir layaknya sebagai seorang Mahasiswa. Maha yang mengartikan bahwa kitalah yang menduduki kasta tertinggi sebagai seorang pelajar dalam dunia pendidikan.

BAGIAN II

  • Tanggung Jawab Sosial

Mahasiswa sebagai tahta tertinggi pelajar dalam dunia pendidikan mempunyai tanggung jawab besar yang mencakup konsep penting dalam pendidikan tinggi dan lingkungan masyarakat umum. Dalam ruang lingkup pendidikan dan pembelajaran, Mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk berusaha mencapai keberhasilan akademis mereka dengan belajar secara tekun dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Mereka juga memiliki tanggung jawab untuk menghormati hak-hak akademik orang lain dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran dengan cara yang membangun. Ini dimaksudkan untuk menunjang tercapainya kemampuan mahasiswa dalam menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin lama semakin mengerut keilmuannya.

Mahasiswa juga bertanggung jawab dalam mengolah keterlibatan sosialnya. Maksudnya adalah, Mahasiswa diharapkan untuk terlibat dalam kegiatan sosial di dalam dan di luar kampus. Ini bisa berupa partisipasi dalam kegiatan amal, pengabdian masyarakat, atau advokasi untuk isu-isu sosial yang penting. Mahasiswa adalah mulut dari masyarakat dan bergerak sebagai tangan yang menjadi  pemegang erat atas segala sesuatu kepentingan masyarakat yang perlu adanya peran dari Mahasiswa didalamnya. Ini tidak hanya berlaku bagi masyarakat yang ada didalam kampus namun juga diperuntukkan bagi masyarakat yang ada diluar kampus atau masyarakat umum.

Untuk itulah perlu adanya pengembangan skil kepemimpinan bagi seorang Mahasiswa. Hal ini berfungsi untuk mempertegas pola pemikiran kita sebagai mahasiswa untuk sadar  akan tanggung jawab dari kita sendiri. Mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan diri mereka sendiri secara pribadi, baik secara intelektual, emosional, maupun sosial. Ini termasuk mengembangkan keterampilan interpersonal, toleransi, dan pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar mereka.

Sama artinya dengan apa yang dikatakan Sutan Sjahrir, "Hidup yang Tidak di Pertaruhkan Maka Tidak Akan Pernah di Menangkan". Kita mempertaruhkan segala disini. Waktu, pikiran, dan tenaga adalah kontrak yang kita jaminkan ketika kita memutuskan untuk menjadi sebagai seorang Mahasiswa. Kita menghabiskan waktu empat tahun untuk memperbanyak ilmu intelektual, menghabiskan pikiran untuk mengasah skil berpikir kita tentang hal yang benar dan yang baik, mana yang pantas dan tidak pantas. Kita rela menyumbangkan tenaga untuk menjadi perpanjangan tangan masyarakat untuk membantu hal-hal yang tidak bisa mereka lakukan.

Sarjanalah dengan tuntas bukan dengan tepat. Ketuntasan mengartikan bahwa tidak ada lagi beban batin yang menjadikan rasa penyesalan dihati sebab ada hal yang terlewatkan ketika menjadi mahasiswa, sedangkan ketepatan waktu tidak menjamin ketuntasan kuliah itu benar-benar berjalan sesuai harapan dan kemauan kita. 

Kategori

  • Masih Kosong

Arsip

Blogroll

  • Masih Kosong