Konsep Ketuhanan dalam Islam

23 June 2013 00:26:35 Dibaca : 2082

Dimanakah Tuhan?, Kapankah Tuhan ada?, Bagaimanakah Tuhan?, saiapakah yang menciptakan Tuhan?..

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini haruslah secara objektif bukan subjektif, rasional bukan emosional, bahasa otak bukan bahasa hati. Karena kalausubjektif, emosional, dan bahasa hati makahasilnya akan itsmi/relative/semu/terbatas.

Semua agama benar menurut kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Sehingga hasilnya relative. Tapi kalau dikaji secara rasional objektif, tidak mungkin semua agama benar. Pasti ada kebenaran mutlak diantara kebenaran semu. Dengan pengkajian objektifitas, kita akan menemukan jawaban syarat-syarat Tuhan. Jika Tuhan benar maka agamaNya benar.

1. Teori Relatifitas (Einstein)

Dalam teori ini terdapat 4 bagian dimensi diantaranya, Ruang, Waktu, Daya, dan Guna. Selama sesuatu terbatas dengan 4 unsur tersebut maka, selama itu ia disebut Alam Raya. Berarti syarat Tuhan yang pertama adalah Mutlak tidak terbatas. Dan Relatifitas inilah yang menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, Dimana, Kapan, Bagaimana, dan Siapa.

Kalau ada yang bertanya “Dimana?”, berarti terbatas oleh tempat dan itu bagian dari Alam Raya. Tuhan tidak terbatas degan dimensi Tempat. “Kapan?”, itu terbatas oleh dimensi waktu. “Bagaimana?”, itu terbatas dengan dimensi Wujud dan Guna. Lalu “Siapa yang menciptakan Tuhan?”, teori ini mengajarkan bahwa jawabannya adalah Tuhan.

“Yang menciptakan Tuhan?” Tuhan

“Yang menciptakan Tuhan?” Tuhan

“Yang menciptakan Tuhan?” Tuhan

Berarti teori ini menyatakan bahwa Tuhan tidak Terbatas, hanya Alam Raya-lah yang terbatas.

Allah SWT menjawab hal ini dalam QS. Al-Ikhlas: 3-4

"(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak sesuatu yang setara dengan Dia"

 

Juga QS. Ar-Rahman: 25-26, yang artinya:

25. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

26. Semua yang ada di Bumi ituakan binasa"

 

2. Teori Non Otomatis

Bahwa di muka Bumi ini tidak ada yang otomatis atau terjadi dengan sendirinya. Bimsalabim, Abrakadabra. Dibalik wayang pasti ada Dalang, dibalik filmpasti ada Sutradara, dibalik permainan pasti ada Pemain, dan dibalik ciptaan pasti ada Pencipta. Maka, mungkinkah dibalik rotasi dan evalusi Alam Raya yang menakjubkan Kosmolog, sehingga melahirkan Ilmu Pasti ruang angkasa Kosmologi itu terjadi dengan sendirinya?. Teori ini menyatakan bahwa Pasti ada PenciptaAlam Raya ini. Berarti Tuhan sebagai Pencipta.

Maka dengan mudah teori ini menggugurkan Paham Atheis yang tidak mengakui adanya Tuhan. Sebenarnya mereka telah bertuhan pada Otaknya tatkala ia menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada.

Dalam teori ini, Allah SWT menggambarkan pada kita semua dengan subuah kisah yang mulia, Pencarian Tuhan oleh Nabi Ibrahim dimana terabadikan dalam QS. Al-An’am: 75-79, yang artinya:

“75. Dan demikianlah Kami memperlihatkan pada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi dan agar dia termasuk orang yang yakin.

76. Ketika malam telah menjadi gelap,dia (Ibrahim) melihatsebuah bintang (lalu) dia berkata, ‘Inilah Tuhanku’. Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, ‘Aku tidak suka kepada yang terbanam’.

77. Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, ‘Sungguh , jika Tuhanku tidak memmberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat’.

78. Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkkata, ‘Inilah tuhanku, ini lebih besar’.Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata,’Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.

79. Aku menghadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.”

 

3. Teori “The Most” (Paling)

Tinggi, tertinggi, palling tinggi. Mulia, termuia, paling mulia. Kuasa, terkuuasa, paling kuasa. Hanya satu, “the only one”. Dalam artian Tuhan hanya satu, tidak dua, tidak tiga, apallagi multy Tuhan. Kemudian dalam artian Kebenaran, yang benar hanyalah satu dan lainnya tidak. Pasti ada satu kebenaran Objektif diantara Subjetif. Pasti ada emas diantara perak. Pasti ada mutiara diantara lumpur. Dan pasti ada Tuhan diantara banyak Tuhan. Juga pasti ada Agama yang benar diantara banyak agama.

Lagi-lagi Allah menjawab hal ini dalam QS. Al-Ikhlas: 1

1. Katakanlah (Muhammad), ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa."

 

Mempunyai makna Tunggal/Esa, kkarena apabila 1 itumasih bisa di bagi

Juga dalam QS. Al-Fath: 28, yang artinya

Dialah yang mengutus RosulNya dengan membawa petunjuk dan Agama yang Benar, agar dimenangkannya terhadap semua agama. Dan cuuplah Allah sebagai saksi.”

Prof. Leard mengatakan, “If you think strong enough, you’ll force by science believe in God”. “Bila engkau berpikir sungguh-sungguh niscaya ilmumu akan memaksa dirimu untuk mencari Tuhan”.

Ada pula kalimat bijak yang menyatakan “siapa yang mengenali dirinya, pasti ia pula mengenali Tuhannya”

 

4. Teori Super Nature Power

Adanya kekuatan yang Dahsyat, kekuata Metafisikyang luar biasa. Sebagai contoh sederhana adalah “Ruh”. Ruh yang ada pada tubuh kita, sebagai “pion yang hidup” dan jasad adalah “pion yang mati”. Kita bisa lihat, Mayit bermata, bertelinga, berkaki, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa.

Dan Allah SWT menjamahnya dengan QS. Al-Isro: 85, yang artinya

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Ruh. Katakanlah, ‘Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu hanya diberi pengetahuan hanya sedikit’.”

Dalam yat ini terdapat kata “qaliilaa” (sedikit), Imam Ali bin Abi Tholib menerangkan bahwa, “itu selayakknya jemari dicelupkan ke dalam lautan, lalu diangkat. Air yang jatuh dari jemari itulah ilmu yang Allah SWT berikan kepada kita manusia sedangkan lautan (berlipat=lipat kali) itulah perumpamaan ilmu Allah.

 

 

Refernce

Ilham, Arifin. (____), Akal Mencari Tuhan. Retrived from

        www.youtube.com+arifinilham+akalmencarituhan

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong