Dia
Kehadirannya bagaikan sebuah lilin yang ada dalam ruangan yang gelap gulita.
Kesetiaanya hanya Tuhanku yang Maha Setia mengetahuinya.
Senyumannya menyejukkan setiap layangan mata.
Cintanya menjadikannku bisu tuk mengatakannya, tuli tuk mendengarkannya, tetapi sebuah kedustaan dan kejahilan yang langit dan bumi pun bersumpah kan mengutuk diri ini untuk melupakannya. Meski ku tahu dia sangat berharap lebih dari ini.
Terima kasih telah hadir di dunia ini untukku, mejadi asbab adanya diriku untuk melihat betapa indahnya rencanya Tuhan yang Rahiim yang menjadikan Muhammad bin Abdullah SAW menjadi Rasull-Nya.
Umi, setetes air susu dan peluhmu sungguh tak bisa saya gantikan dengan mu’amalah dan mu’asyarah-ku. Tapi ku berjanji bahwa dengan asbab pengorbananmu kan ku jadikan diri ini mampu menghadapi kerumitan dunia yang tiada batas dengan berpandangan bahwa itu semua hanya sendau gurau belaka dibawah bimbingan Sang “Yasiin”.