KATEGORI : EDUCATION

Panduan Penulisan Karya Ilmiah

07 February 2013 20:43:31 Dibaca : 914

Asslamu alaikum ^^

 

Salam mahasiswa ^^ (?)

Aku pengen berbagi info seputar artikel yang sempat dibaca tentang Panduan Penulisan Karya Ilmiah.

Tentu sangat penting dong buat kamu yang belum pernah membuat karya ilmiah bahkan tidak tahu, apa sih karya ilmiah itu? Cara membuatnya bagaimana? Nah, artikel ini tepat untuk dibaca! 

Linknya -> www.anneahira.com/panduan-penulisan-karya-ilmiah

Isi artikelnya :

Salah satu kewajiban yang harus diselesaikan oleh seorang mahasiswa sebelum berhak menyematkan gelar akademik pada namanya adalah menulis karya ilmiah. Skripsi bagi mahasiswa S1 dan tesis bagi mahasiswa S2. Karya ilmiah ini disusun untuk menunjukkan kemampuan berpikir ilmiah mahasiswa dalam menyelasaikan suatu permasalahan yang menjadi bidang kajiannya. Dalam pengerjaannya, mahasiswa harus berpedoman pada panduan penulisan karya ilmiah yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi tempatnya kuliah. Format Penulisan Panduan penulisan karya ilmiah yang ditetapkan oleh sebuah perguruan tinggi bisa saja tidak persis sama dengan panduan sejenis yang ditetapkan oleh perguruan tinggi lain. Meskipun demikian, perbedaan itu umumnya bukan pada hal yang mendasar.

Secara umum, panduan penulisan karya ilmiah menentukan format penulisan sebagai berikut:

Bagian awal Bagian utama Bagian akhir Bagian Awal Karya Ilmiah Bagian awal terdiri dari:

Sampul depan Ada beberapa unsur yang harus terdapat pada sampul depan ini, antara: judul, lambang/logo perguruan tinggi, nama dan nomor induk mahasiswa, nama perguruan tinggi, kota tempat perguruan tinggai berlokasi, dan tahun. Warna sampul depan ini berbeda untuk setiap perguruan tinggi.

Halaman judul memuat tulisan yang sama dengan yang terdapat pada sampul depan.

Lembar pengesahan Lembar pengesahan ini harus mencantumkan tanda tangan dosen pembimbing. Beberapa perguruan tinggi juga mensyaratkan pencantuman tanda tangan dosen penguji.

Prakata Prakata berisi uraian singkat tentang maksud penyusunan karya ilmiah, penjelasan, dan ucapan terima kasih. Prakata tidak mengandung hal-hal yang bersifat ilmiah. Abstrak Abstrak adalah intisari penelitian. Abstrak dibuat dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris.

Daftar isi Daftar tabel Daftar gambar Daftar lampiran Daftar arti lambang atau singkatan Bagian Utama Karya Ilmiah Dalam panduan penulisan karya ilmiah disebutkan bahwa bagian utama sebuah karya tulis ilmiah terdiri dari:

Pendahuluan Memuat latar belakang dan tujuan penulisan karya ilmiah Landasan Teori Memuat kerangka konseptual (conseptual framework) dan tinjuan pustaka (literature review), yaitu uraian sistematis tentang teori, pemikiran, dan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Bagian ini juga memberikan uraian singkat tentang teori dan metode analisis yang digunakan.

Metodologi Penelitian Merupakan gambaran sistematis dan logis mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Bentuknya berupa bagan atau fungsi matematis yang disertai dengan uraian tentang keterkaitan antarvariabel.

Metodologi penelitian ini terdiri dari:

Model/kerangka pikir Hipotesis Definisi operasional Tempat dan waktu penelitian Pengumpulan data Pengolahan dan analisis data Hasil Penelitian dan Pembahasan Memuat penjelasan teoretis, baik secara kualitatif, kuantitatif, atau statistik, tentang penelitian yang dilakukan.

Hasil penelitian dapat disertai dengan tabel, grafik, diagram, foto dan sebagainya yang disertai dengan penjelasan.

Pembahasan penelitian juga mengemukakan perbandingan antara hasil yang diperoleh dengan teori atau penelitian-penelitian sebelumnya.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan merupakan pernyataan singkat mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Saran merupakan rekomendasi yang ditujukan untuk pengembangan bidang kajian yang diteliti. Saran harus relevan dengan hasil penelitian.

Bagian Akhir Karya Ilmiah Panduan penulisan karya ilmiah menentukan bahwa bagian akhir karya ilmiah terdiri dari:

Daftar Pustaka Memuat pustaka atau literatur yang digunakan dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah. Daftar pustaka ini dibuat secara alfabetis dengan mengikuti tata cara penulisan daftar pustaka.

Lampiran Bagian ini digunakan untuk menempatkan data atau keterangan lain yang berfungsi melengkapi uraian yang disajikan pada bagian utama karya ilmiah

Tahukah Anda ?

05 February 2013 00:29:05 Dibaca : 1981

Membicarakan bentuk dan pertumbuhan seni, bukanlah hal yang mudah, disebabkan antara lain Indonesia terdiri atas berbagai ragam kebudayaan etnis yang dengan sendirinya melahirkan berbagai ragam bentuk dan jenis seni. Di saat zaman mulai bergeser, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan budaya pun akan ikut bergeser, termasuk nilai-nilai seni itu sendiri. Padahal di saat terjadinya pergeseran nilai-nilai seni itulah, pendidikan seni harus semakin ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitas sehingga memberi modal dasar yang kuat dalam kaitannya dengan menciptakan out put pendidikan berkarakter seperti telah diamanatkan dalam kurikulum sistem pendidikan nasional. Sayangnya, pendidikan seni di Indonesia sejauh ini justru tidak seimbang bila dibandingkan pendidikan lainnya. Inilah yang harusnya menjadi kesadaran penuh kita demi tercapainya hasil keluaran pendidikan yang berkarakter tadi. Tanpa keterlibatan pendidikan seni yang telah diyakini bisa mengasah dan menumbuh kembangkan perasaan dan kehalusan budi seseorang, seperti akan sulit dicapai.

Selain masalah moral, banyaknya anak-anak sekolah yang tawuran, bisa berkorelasi positif dengan kurangnya pendidikan seni di sekolah-sekolah. Pendidikan seni di sekolah-sekolah dalam berbagai jenjang, tak lebih dari dua jam pelajaran dalam sepekan, itu pun harus dibagi antara pendidikan seni musik, seni rupa, seni tari, seni drama dan cabang seni lainnya. Selebihnya anak-anak hanya akan mendapat tambahan pelajaran pendidikan seni bila mengambil ekstra kurikuler kesenian atau menjelang pentas seni di sekolah-sekolah yang dipaksa masing-masing kelas menampilkan salah satu benduk seni pertunjukkan. Dari alokasi jam pelajaran saja terlihat betapa pendidikan seni menjadi domplang dibanding pendidikan lainnya. Alokasi jam tersebut sama dengan pendidikan agama. Sehingga jangan terlalu menyalahkan anak-anak kalau kemudian masalah moral dan kehalusan budi menjadi barang langka dari para lulusan sekolah hampir semua jenjang.

Manusia diciptakan dengan berbagai keindahan oleh Tuhan. Dengan sendirinya kita sebagai makhluk pilihan mampu mereduksi kemampuan intuisi dan logisnya, yang keduanya telah menjadi kodrat manusia. Tanpa menyeimbangkan kedua modal tersebut, dikhawatirkan akan melahirkan pribadi-pribadi yang kekeringan dari rasa dan kehalusan budi. Tentu saja bila dikaitkan dengan kurikulum pendidikan nasional yang menginginkan kualitas lulusan yang berkarakter, akan terasa semakin jauh. Pendidikan seni merupakan �sesuatu� yang sama sekali tidak terpisah dari kehidupan manusia. Karena seni berkembang dengan mengikuti kodrat manusia, maka seni bukan lagi sekadar alat budaya yang memainkan peranan dalam kebudayaan. Tetapi, sudah mulai menjadi alat untuk menyampaikan segala ilmu-ilmu yang ada di dalam pendidikan formal maupun non formal. Itu karena pendidikan seni bisa memberikan sebuah pengalaman �rasa� pada peserta didik, dan pengalaman �rasa� itulah yang akan merangsang kemampuan berpikir.

Untuk itulah kita selaku manusia yang terus mendidik sekaligus menjadi peserta didik harus menyadari jika pendidikan seni akan mendukung berkesenian suatu masyarakat khususnya siswa sekaligus menangkap keseluruhan ilmu-ilmu yang diajarkan di tempat pendidikan yang formal atau pun tempat pendidikan yang tidak formal. Sedemikian pentingnya pendidikan seni bagi seorang manusia, tidak mengherankan apabila ketika masih balita yang pertama diajarkan adalah menyanyi, mengenal bentuk, mengenal warna dan bukan pelajaran matematika atau ilmu pengetahuan sosial misalnya. Dengan diperkenalkan menyanyi kepada anak-anak, sebenarnya sedang menggali potensi dasar yang secara kodrati dimiliki oleh seluruh manusia yaitu kehalusan budi dan rasa. Melalui belajar menyanyi, kedua aspek ini akan bisa dicapai sekaligus.

Coba saja bayangkan ketika seorang anak balita sedang diajarkan lagu �Balonku�. Ketika anak itu menyanyi dengan nada yang tidak tepat sehingga tidak dicapai harmoni, orang tua akan mengulangnya sehingga anak benar-benar bisa menirukan orang tuanya menyanyi, dengan nada yang tepat sehingga dicapai harmoni yang membuat sebuah lagi enak didengar. Tapi coba ajarkan anak anda lagu �Balonku� tapi tanpa nada alias asal bunyi, mau teriak atau bergumam, terserah anak anda. Dan hasilnya pasti tidak akan ditemukan harmoni sehingga terdengar tidak enak.

Inilah pelajaran dasar memperkenalkan keindahan, harmoni, nada, yang merupakan unsur-unsur dalam pendidikan seni.

 

Seni Adalah Pengalaman

Pengalaman itu sendiri merupakan suatu nilai-nilai yang sifatnya universal dan menjadi sumber dalam pencarian hakikat kebenaran.Pastinya manusia sepanjang hayatnya tetap mencari kebenaran tersebut hingga kebenaran itu bisa memunculkan satu hubungan yang indah antara manusia dengan manusia lainnya. Melalui pendidikan seni maka seorang manusia dihadapkan pada berbagai hakikat keindahan yang apabila bisa tercapai dalam pencariannya itu, akan menemukan hakikat keindahan yang tak lain adalah bersumber dari Tuhan. Tuhan segala pencipta, tuhan segala pemelihara yang sumber segala sumber termasuk sumber keindahan itu sendiri. Banyak bukti bagaimana seniman yang berhasil menemukan hakikat keindahan itu kemudian menjadikan dirinya semakin religious dan menyadari benar hakikat keindahan yang tak lain adalah salah satu pancaran dari keindahan Tuhan Yang Maha Indah.

 

 

Seni Adalah Penciptaan

Ada yang mengatakan: meniru sesuatu itu mudah, tapi menciptakan �sesuatu� tidaklah mudah. Lalu, apakah manusia di desain untuk mencipta? Bisa saja, karena pendidikan seni mampu menggali potensi dan mengeksplorasi kemampuan untuk mencipta sesuatu. Dan ini ditunjang dengan pengalaman yang disebutkan di atas hingga daya cipta manusia itu menjadi kaya akan nilai keindahan dan dinamis. Melalui pendidikan seni manusia dituntut tidak saja menikmati tapi bagaimana mengeksplorasi segala daya cipta yang dimiliki sehingga melahirkan sesuatu ciptaan yang juga bisa dinikmati oleh orang lain. Inilah hakikat pendidikan seni yang sebenarnya menjadi soko guru ilmu-ilmu lain termasuk ilmu eksakta dan ilmu-ilmu sosial. Maka tidak perlu heran kalau kebanyakan para filosop, para jenius yang menemukan berbagai alat yang berguna bagi kemanusiaan, seorang ahli teknologi, setidaknya ia juga punya pengalaman dalam hal kesenian, sekecil apapu pengalaman itu. Kenapa ? Karena melalui pendidikan seni yang baik, seorang peserta didik diarahkan, digali dan dibimbing untuk mencipta sesuatu dan tidak hanya sekedar menjadi penikmat.

 

 

Seni Adalah Media Aktualisasi

Diri Untuk selanjutnya seni masuk kepada suatu pendidikan. Di mana bagi setiap peserta didik seni itu sebagai wadah eksistensi dirinya, untuk selanjutnya menjadi refleksi dari hasil yang diciptakannya. Pendidikan seni merupakan satu fondasi bagi pendidikan intelektual yang terus berubah dan secara tidak langsung menjadi beban untuk segala jenis perubahan era. Karena seni atau pendidikan seni akan bisa menyesuaikan diri sekaligus mewarnai perubahan tersebut. Banyak sekali keragaman budaya kita yang menyebabkan kita mempunyai berbagai ragam bentuk yang jarang dimiliki bangsa lain. Namun, kita tidak dapat mengesampingkan pembicaraan seni modern sebagai salah satu perubahan zaman. Untuk itulah kita harus mewadahi berbagai seni menjadi satu pendidikan dengan tujuan mengkaji tiap-tiap jenis seni di Indonesia. Akan lebih bagus juga jika pendidikan seni bukan semata menjadi pengkajian tanpa berbuat sesuatu. Kita perlu memiliki suatu pembinaan agar pendidikan seni: seni tradisional dan modern bisa sama-sama berkembang di era zaman yang terus berubah-ubah. 

 

Source : www.anneahira.com/pendidikan-seni

 

ANES (☆^O^☆)

Cerita Hari Ini

04 February 2013 18:12:57 Dibaca : 2637

Assalamu alaikum... selamat soreee teman! ^^

Bagaimana aktifitas kalian hari ini?

 

Walaupun cuaca sekarang lagi kurang bersahabat, tapi harus tetep semangat dong pastinya! Apalagi udaranya yang dingin, maybe buat kamu jadi males ngelakuin aktifitas yang seharusnya kamu lakuin!! GANBATTEEEE BRO ^^

Betewe... knp aku ngeposting lagi? Why? This is my blog! Masalah buat lo? *mendadak jadi Soimah* oalaaah makin ngawur *abaikan sajalah* ã…‹ã…‹ã…‹

☆*:.。. o(≧▽≦)o .。.:*☆ Lanjuuuut... 

 

Alasan aku ngeposting :

1. Emang udah jadi kewajiban sebagai mahasiswa yang rajin dan baik hati *apadeh* --"

2. Pengen share cerita hari ini *curhat

3. Dari pada makin ngawur *nahloh* mending to the point aja yak!

 

 

Okayyy read please...

Tadi pagi bela-belain ke kampus buat ngumpulin transkip nilai, eehh ternyata gak ada koneksi *preeeet --"

Akhirnya sabar nunggu di jurusan dengan teman-teman. Setelah kurang lebih 4 jam lamanya, akhirnya balik lagi ke warnet. Bela-belain kesana kesini di bawah matahari yang begituuu teriknyaa (―˛―")

Tapi, no prob! Itu udah jadi resiko seorang mahasiswa dan kalo pengen sukses, harus ada yang dikorbankan dong ^^

Next... ternyataaa belum ada koneksi juga ✗_✘ Akhirnya, diputusin besok balik lagi. Nah, pas nyampe dirumah, makan-bersihin badan-tidur heheh. Setelah itu bangun lagi, dan jreeng jreeeng alhamdulillah dapet rezeki lagi! Papa dan Mama bawain makanan ♥

Selesai makan, langsung browsing di ponsel ngecek KRS yg katanya udah bisa buat yg bdkmisi *hore dancing (?) \(^o^)/ 

Dan ternyataaa... Sikkkkk asiiiikkkk emang bener udah bisa ngurus KRS. Alhamdullillah. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya... └(˘.˘└)

Langsung aja deh ngecentang-centang mata kuliah dan tinggal nungguin persetujuan dari dosen PA ヽ(�ー`)人(�∇`) 

Yeeye lalala yeye lalala~~~~

Pokoknya besok balik lagi ke kampus dan nuntasin semua urusan yang blm selesai! Heeehhe soalnya pengen nikmatin liburan dengan pikiran yang fresh tanpa beban apapun .

 

Well, berhubung udah gak ada ide lagi buat ngoceh jadi tulisan ini diakhiri dulu sampe sini yaaa.

 See you soon and thanks for coming to my blog, dear! (o⌒.⌒o)

안녕 and bye byee byeeeee~~

 

 

ANES (〃・・〃)

Fighting !

04 February 2013 08:25:10 Dibaca : 949

Assalamu alaikum dan selamat pagi readers !

How r u today? Have a great day!!

Anw... semoga aktifitas yang kita lakuin hari ini dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan banyak orang └(˘.˘└)

Di 2nd postingan ini, aku bakalan cerita tentang beberapa hal. Tau gak sih? Beberapa peserta bidikmisi lagi pada stres tingkat dewa dan galau *masih zaman galau ternyata (−−!)!!

Why?! Yup, alasannya karena blm ngurus KRS. Katanya sih takutnya ga dpt kls. Well, must say WOW, like that?! ã…‹ã…‹ã…‹

Tenang, honey! Don't be sad... we also have same fate (◦'﹏'◦)

Tadi udah cek disitus kampus, tp katanya status blm aktif *oalaahhh* .-.

Semoga ntar sore dicek udah bisa *amin amin!!

Oh iyaaa... lupa! Hari ini juga ada pengumpulan transkip nilai. So? So aku harus mengakhiri cerita ini. Hehe harus siap-siap ke kampus.

Ganbatte (˘-˘)ง

 

Makasih ya udah luangkan waktu buat baca postingan ini ^^

Nanti aku sempetin waktu lagi buat ngeposting dilain kesempatan ^^

Oke bye!

 

ANES (。'▽'。)♡

Blogroll

  • Masih Kosong