MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
(TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)
A. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama peserta didik dalam kegiatan belajar. Seperti yang dikemukakan Huda (2015, hlm. 32) pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.
B. Prosedur Model Cooperative Learning
Agar mencapa\i tujuan yang diharapkan, terdapat unsur-unsur berupa sintak/sintaks atau acuan langkah dan tahapan yang harus diikuti. Hamdayama (2016, hlm. 148-149) menyatakan setidaknya terdapat empat tahap wajib yang harus dilalui dalam pembelajaran kooperatif, yakni sebagai berikut.
1. Penjelasan materi (Present information)
Tahap penjelasan diartikan sebgai proses penyampaian pokok-pokokmateri pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini, guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok. Pada tahap ini, guru menggunakan metode ceramah, curah pendapat, dan tanya jawab, bahkan kalau perlu guru juga dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik siswa.
2. Belajar dalam kelompok (Organize students into learning teams)
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-poko materi pelajaran. Selanjutnya, siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masingmasing yang telah dibentuk sebelumnya.
3. Penilaian (Test on material)
Penilaian dalam model pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya, yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.
4. Pengakuan Kelompok (Provide recognition)
Pengakuan kelompok adalah penetapan kelompok mana yang dianggap paling menonjol atau kelompok mana yang paling berprestasi, yang layak diberikan hadiah atau reward. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi kelompok untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi kelompok lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
C. Sintak dan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Sementara itu, Suprijono (2015) memaparkan sintak, langkah, atau penerapan model pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase sebagai berikut.
No | Fase | Kegiatan |
1. | Present goals and set (Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa) | Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa siap belajar |
2. | Present information (Menyajikan informasi) | Mempresentasikan informasi kepada siswa secara verbal |
3. | Organize students into learning teams (Mengorganisir siswa ke dalam tim-tim belajar) | Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien |
4. | Assist team work and study (Membantu kerja tim dan belajar) | Membantu tim-tim belajar selama siswa mengerjakan tugasnya |
5. | Test on the materials (Mengevaluasi) | Menguji pengetahuan siswa mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil kerjanya |
6. | Provide recognition (Memberikan pengakuan atau penghargaan) | individu maupun kelompok |
D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)
Team Assisted Individualization (TAI) atau Bantuan Individual dalam Kelompok (BIDAK) adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual, yang memanfaatkan perbedaan kemampuan individu dengan belajar kelompok.
Metode Team Assisted Individualization merupakan metode pembelajaran yang dikembangkan oleh Slavin, Leavy, Kraweit dan Madden pada tahun 1982 sampai dengan 1985 dalam buku Cooperatine Learning: Theory, Research and Practice (Warsono dan Hariyanto, 2013).
E. Komponen Team Assisted Individualization
Menurut Slavin (2008), terdapat delapan unsur atau komponen dalam pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization, yaitu sebagai berikut:
- Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 5 siswa. b. Placement Test (tes penempatan), yaitu pemberian pretest pada kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
- Curriculum Materials, yaitu siswa bekerja secara individu sesuai dengan kurikulum yang ada.
- Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan.
- Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor atau penghargaan terhadap hasil kerja kelompok dalam menyelesaikan tugas.
- Teaching Group, yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas.
- Fact Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa biasanya berupa kuis.
- Whole-Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah
F. Siklus Team Assisted Individualization
Langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan model
Team Assisted Individualization terdiri dari beberapa siklus belajar, yaitu:
- Tes Penempatan. Tes penempatan merupakan langkah dalam pembelajaran TAI yang membedakannya dengan model-model pembelajaran yang lain. Pada tahap ini guru akan memberikan tes awal sebagai pengukur untuk menempatkan pada kelompoknya. Anak yang mempunyai nilai tinggi dalam tes penempatannya akan dikelompokkan dengan anak yang sedang dan rendah, sehingga kelompok yang terbentuk merupakan kelompok yang heterogen tingkat kemampuannya.
- Pembentukan kelompok. Kelompok ini terdiri dari 4-5 siswa yang dipilih berdasarkan tes penempatan.
- Belajar Secara Individu. Setiap siswa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru secara individu.
- Belajar Kelompok. Masing-masing siswa saling mengoreksi hasil pekerjaan teman satu kelompoknya dan mencari penyelesaian yang benar.
- Perhitungan Nilai Kelompok. Perhitungan nilai kelompok dilaksanakan setelah para siswa diberikan tes akhir, masing-masing siswa mengerjakan tes secara individu kemudian nilainya akan dirata-rata menurut kelompoknya, nilai itulah yang menjadi nilai kelompok.
- Pemberian Penghargaan Kelompok. Kelompok dengan nilai tertinggi pada setiap akhir siklus akan mendapatkan penghargaan, penghargaan ini bisa berupa pemberian sertifikasi, hadiah, atau pujian.
Semoga Bermanfaat...