3 hal yang dihadapi mahasiswa ung semasa perkuliahan daring (online) di masa pandemi
Virus corona atau covid 19 yang sudah mengkontaminasi sejumlah negara bahkan seluruh dunia, sampai saat ini belum menemukan titik terang. Di indonesia sendiri covid 19 mengalami lonjakan kasus yang serius setiap waktu. Satuan tugas (satgas) penanganan covid 19 mengatakan hingga saat ini angka kematian telah mencapai 32.061 kasus kematian. Berbagai cara pemerintah untuk menekan lonjakan kasus salah satunya dengan menerapkan sosial distancing dan menutup tempat tempat ramai, cara ini dinilai efektif menekan penyebaran virus. Pemerintah memutuskan menutup sementara tempat tempat yang dinilai dapat menimbulkan keramaian seperti pasar, tempat ibadah, mall bahkan sekolah dan perguruan tinggi. Sekolah dan perguruan tinggi mengganti proses belajar mengajar yang awalnya tatap muka menjadi daring (online).
Perguruan tinggi yang menyelenggarakan perkuliahan daring (online) salah satunya adalah Universitas Negeri Gorontalo. Rektor UNG Eduard wolog telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan untuk dosen dan mahasiswa agar menerapkan perkuliahan daring (online) dari pertengahan maret 2020 hingga sekarang. Perkuliahan daring bukanlah hal mudah bagi mahasiswa dan dosen, berikut 3 hal yang dihadapi mahasiswa ung semasa perkuliahan daring :
1.Koneksi Internet
Koneksi internet adalah hal penting dalam kuliah daring, koneksi internet yang jelek memungkinkan mahasiswa tidak dapat mengikuti kuliah daring secara maksimal. Kadangkala koneksi internet dibeberapa wilayah sering buruk diakibatkan oleh cuaca ataupun faktor faktor yang lain.
2.Kuota internet
Yap kuota internet, hal paling krusial kedua setelah koneksi internet, Karena sistem perkuliahan yang berubah menjadi online, nasib malang bagi mahasiswa yang di rumahnya tidak tersedia Wi-Fi, mereka harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk membeli kuota atau paket data.
3.Program kerja pada organisasi mahasiswa terhambat
Kuliah daring juga berdampak besar bagi mahasiswa yang mengikuti organisasi. Program kerja yang seharusnya dilaksanakan pada bulan-bulan terdekat ini, terpaksa di batalkan, karna aturan dari pemerintah untuk social distacing, yang tidak diperbolehkan mengadakan acara yang menimbulkan kerumunan massa.