Awan kehidupan
Pada sebuah desa hiduplah seorang janda dengan dikaruniai seorang anak perempuan. Namanya Mitha Janda ini cacat, matanya sebelah buta dan pekerjaannya sebagai penjual kue. Bertahun-tahun dia seorang diri membesarkan anaknya tanpa seorang suami dengan kekurangannya inilah dia pantang menyerah dan tidak mengeluh dalam membesarkan anaknya seorang diri.
Berapa tahun kemudian anak tersebut tumbuh dewasa dan memasuki sekolah SMA. Pada suatu ketika ibunya datang kesekolah dengan membawa keranjang kue, dia datang untuk melihat anaknya bagaimana kondisi anaknya disekolah. Kue , kue , kue, . nak beli kue, dari sudut sana, anaknya dengan teman- teman sedang berkumpul dengan teman- temannya. Salah satu temannya memulai berbicara “ ibu nya siapa yang datang dengan jualan kue ini? Diapun langsung menarik ibunya, dan berkata” ibu ngapain disini? Pakai acara jualan segala lagi, aku malu bu ma teman” karena ibu cacat. Aku dari dulu tidak pernah hidup senang, dan tidak pernah dipandang sebagai orang kaya, dan sekarang saya dapat teman yang kaya raya, sekarang saya sudah mendapatkannya, lalu ibu merusakknya begitu saja, sebaiknya ibu pulang sekarang.
Kemudian janda tersebut pulang dengan menagis, kenapa anaknya tidak menghargai dan mengakui ibunya didepan temannya. Apakah karena aku ini cacat, ya Allah, ampunilah dosa anakku y Allah, sadarkannlah dia. Tiba-tiba anaknya datang dengan membanting pintu. Ibu jangan sekali- kali nongolin muka disekolah aku malu awas ja ya bu. Ibunya dengan sabar mejawab, kamu dah pulang nak? Salam dulu. Baru duduk baik-baik. Dia pun menjawab sudah deh ibu jangan sok tidak tau. Mulai sekarang saya akan pergi dari rumah dan akan kekota untuk merubah nasib disana. Saya bosanbu hidup miskin terus seperti ini. Dia pun berjalan keluar dengan membawa baju- bajunya, dan membanting ulang pintu rumahnya.
Kini, janda ini, hidup sendiri, di sebuah gubuk yang reot. Kondisinya yang semakin tua, membuat dirinya tidak bisa bekerja seperti dulu lagi. Dia berharap kapan anaknya akan kembali dan akan bersama-sama dengannya lagi. Janda ini tidak henti-hentinya memohon ampunan dan berdoa kepada Allah agar anaknya diberikan kesadaran.
Bertahun- tahun telah berlalu. Mitha telah berkeluarga dengan seorang pengusaha yang kaya raya, sudah memiliki rumah sendiri, dan dikaruniai anak laki- laki dan perempuan. Pada suatu siang janda ini didampingi tetangganya untuk nekad kekota demi menemui anaknya, karena dia sudah rindu dengan anaknya satu-satunya. Pasti dia sudah tambah cantik dan sudah mempunyai anak yang cantik dan ganteng-ganteng dengan sempoyongan dia mencarialamat rumahnya. Ketika sudah lelah mencari akhirnya dia menemukan rumah yang dia cari. Didepan rumah terlihat dua anak kecil yang sedang bermain, anak laki- laki dan perempuan. Tanpa berpikir panjang dia langsung menghampiri kedua anak kecil itu dan langsung memeluknya sambil berkata” cucu ku kamu sudah besar, ini nenek cu, mana mamamu”. Anaknya dengan ketakutan langsung berteriak “ mama , mama, ada orang gila, pergi, pergi, “ sambil menendang” nenek tua itu.
Dari arah dalam mitha keluar dan berkata” ada apa sayang, kenapa kalian nangis ketakutan seperti ini, dia pun melihat ibunya, dan memakinya” eh nenek tua, ngapain kamu kemari, kamu telah membuat anak- anakku ketakutan. Lebih baik kamu pergi dari sini”. Dia sambil menagis pergi dari rumah ini, dia pun bercerita kepada tetangganya, kenapa anaknya tetap seperti ini, dia tidak berubah sama sekali. Sambil pergi meninggalkan rumahnya.sabar pasti dia akan sadar suatu saat nanti.
Dua minggu kemudian, Mitha telah sadar dan berniat untuk mencari ibunya dikampung. Dia pergi dan menemui ibunya disana dan akan meminta maaf. Setelah sampai disana dia dengan bahagianya sambil memanggil” ibu, ibu, bu, aku datang, aku minta maaf bu, maafin aku y bu”. Namun,tidak ada jawaban satu pun dari ibunya. Kemudian tetangganya datang menghampirinya dengan suara pelan dia berkata” mitha, sepulang dari rumahmu, ibumu langsung sakit, dan meninggal dunia, dia menitipkan sepucuk surat untukmu, dan ibumu berpesan pasti suatu saat kamu akan kembali dan inilah jawaban nya, makam ibumu berada disebelah sana. Ya sudah ibu mau pamit dulu.
Sambil berjalan menuju kemakam ibunya, dia menyesali semua yang telah ia lakukan pada ibunya. Sampai di makam ibunya dia membuka dan membaca surat dari ibunya.” Anakku sayang maafkan ibu, karena ibu tidak bisa membahagiakan kamu, ibu hanya bisa membuat kamu malu karena ibu hanya manusia yang cacat. Ibu maklumi itu semua, karena kamu ingin punya orang tua yang sempurna seperti mereka- mereka teman-teman sebayamu. Nak, mata ibu ini buta sebelah, karena kornea matanya ibu yang sebelah telah ibu sumbangkan kemata kamu yang sebelah kanan. Dulu diwaktu kecil kamu ada kecelakaan dan menyebabkan matamu yang sebelah kanan buta, karena ibu tidak tega melihat kamu buta, dan tidak bisa melihat keindahan dunia ini,maka ibu mendonorkan kornea mata nya ibu untuk kamu,biarkan ibu saja yang menaggung beban ini, dari pada kamu yang harus menderita dengan hinaan seperti yang ibu rasakan seperti saat ini. Waktu ibu datang ingin ketemu kamu ibu ingin sekali memeluk cucu ibu, tapi apa yang terjadi anak- anakmu takut melihat ibu, dan mengira kalau ibu ini adalah orang gila. Ibu merasa sedih sekali ketika kamu mengusir ibu dari rumahmu. Namun ibu sekarang bersyukur karena kamu telah dibrerikan kesadaran mau menemui ibu. Jaga dan didik anak- anakmu dengan baik jadikan mereka jadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua dan jadi anak soleh soleha”. Mitha pun menyadarinya dan langgsung memeluk batu nisan sambil menangis minta maaf dan menyesali perbuatannya, karena dia belum sempat minta maaf secara langsung kepada ibunya, tetapi ibunya dan pulang ke Rahmatullah.
sekian ^_^