LAPORAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

12 August 2016 10:28:27 Dibaca : 98307 Kategori : TUGAS KIMIA DASAR

MODUL II

A. Judul :
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

B. Tujuan :
- Mengelompokan beberapa macam larutan kedalam larutan elektrolit dan elektrolit.

C. Dasar Teori
Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dapat digolongkan kedalam larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan larutan non elektrolit. Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan kuat, ditandai oleh lampu listrik yang menyalah dengan terang dan memiliki gelembung yang banyak. Hal ini akibat dari zat terlarut terurai sempurna menjadi ion-ionnya. Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang menghantarkan arus listrik tetapi agak lemah, ditandai dengan nyala lampu listrik yang redup. Hal ini dari zat yang dilarutkan hanya terurai sebagian didalam pelarut. Sedangkan dalm larutan non elektrolit tidak dapat menghanantarkan arus listrik, sebagai akibat zat terlarut tidak terurai menjadi ion-ionnya, melainkan hanya menjadi molekul-molekulnya.
Telah disebutkan bahwa dalam kelompok elektrolit termasuk zat-zat yang disebut asam, basa dan garam.
1. Asam
Asam adalah elektrolit larutan yang dalam larutannya rasanya masam. Ada suatu cara untuk mengenal asam yaitu denghan menggunakan kertas lakmus. Jika kertas lakmus biru dikenakan pada zat asam, maka warnanya akan berubah warna menjadi merah. Cirri khas asam adalah larutan zat itu mengion menjadi ion hydrogen yang bermuatan positif (H+) dan ion lain bermuatan negative. Ion H+ inilah yang sebenarnya membawah sifat asam dan menyebabkan warna lakmus biru menjadi merah. Jadi, asam adalah senyawa hydrogen yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+. asam yang dalam larutan banyak menghasilkan H+ disebut asam kuat, sedangka asam yang sedikit ion H+ disebut asam lemah.
2. Basa
Basa adalah senyawa yang dalam larutan rasanya agak pahit dan kalau kena larut terjadi sesuatu seperti lendir. Cirri khas dari basa adalah dalam rumus kimianya terdapat gugus hidroksil (-OH) yang dalam larutannya dapat dilepaskan sebagai ion hidroksida yang bermuatan negative (OH). Ion hidroksida inilah yang sebenarnya pembawa sifat basa.
3. Garam
Jika larutan asam dan basa dicampur dalam perbandingan yang tepat sifat asam dan sifat basa, dua macam larutan itu dapat saling meniadakan. Reaksi yang terjadi pad pencampuran larutan HCl dan larutan NaOH adalah jika larutan itu airnya diuapkan sampai kering maka sisanya ialah suatu zat padat yang disebut Natrium Klorida (NaCl). Natrium Klorida ialah suatu garam.

D. Alat dan Bahan
• Alat
1. Alat uji elektrolit

Alat uji elektrolit berfungsi untuk menguji apakah larutan tersebut terdapat elektrolit.
2. Gelas Kimia 200 mL 2 buah

Gelas kimia berfungsi sebagai wadah untuk melarutkan larutan dalam air.
3. Botol semprot 1 buah
• Bahan
1. Garam Dapur
a. Sifat fisik : mudah hancur, larut dalam air dan tidak bisa melewati selaput semipermeabel
b. Sifat kimia : pH-nya netral dan merupakan elektron kuat karena terionisasi pada air.
2. Air Gula
a. Sifat fisik : berbentuk butiran kasar dan berbentuk Kristal putih.
b. Sifat kimia : bersifat manis
3. Air Ledeng
a. Sifat fisik : tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau
b. Sifat kimia : tidak mengandung logam berat, mempunyai pH = 7
4. Air Mineral
a. Sifat Fisik : zat cair bening, tidak berbau, tidak berwarna, titik didih 100ï‚°C, titik beku 0ï‚°C, indeks bias = 1,332.
b. Sifat Kimia : bersifat polar, pelarut yang baik untuk berbagai macam zat.
5. Air Teh
a. Sifat fisik : berbentuk daun-daun kecil
b. Sifat kimia : tidak dapat te rlarut dalam air
6. Cuka
a. Sifat Fisik : cairan kental jernih, berbau menyengat, Densitas = 1,049 , titik leleh 16,7ï‚°C , titik didih 118,5ï‚°C
b. Sifat Kimia : asam lemah, dihasilkan melalui fermentasi alkohol oleh bakteri acetobakter

E. Prosedur Kerja
 Larutan Garam

 Air Gula

 Air Ledeng

 Air Mineral

 Air Teh

 Cuka

F. Hasil Pengamatan

No
Bahan
Perlakuan
Hasil Uji
1 Larutan Garam • Memasukan ke dalam gelas kimia
• Mencelupkan elektroda
• Menghubungkan arus listrik

• Mengamati nyala lampu dan gelembung • Warnanya menjadi biru muda dan mengkeruh
• Warnanya menjadi kuning dan terdapat gelembung
• Warnanya menjadi orange dan terdapat banyak gelembung pada elektroda negatif
• Nyala lampunya terang dan mempunyai gelembung yang sangat banyak dan termasuk dalam elektrolit kuat
2 Cuka • Memasukan ke dalam gelas kimia
• Mencelupkan elektroda
• Menghubungkan arus listrik

• Mengamati nyala lampu dan gelembung • Warna larutannya bening

• Warna larutannya tetap bening

• Terdapat sedikit gelembung pada elektroda negatif, dan tidak ada nyala lampu
• Lampu tidak menyala dan mempunyai sedikit gelembung serta termasuk pada elektrolit lemah
3 Air ledeng • Memasukan ke dalam gelas kimia
• Mencelupkan elektroda
• Menghubungkan arus listrik

• Mengamati nyala lampu dan gelembung • Warna larutannya bening

• Warnanya tetap bening

• Sedikit gelembung pada ekektroda negatif dan lebih sedikit dari gelembung cuka
• Tidak ada nyala lampu dan gelembungnya lebih sedikit dari cuka, termasuk elektrolit lemah
4 Air mineral • Memasukan ke dalam gelas kimia
• Mencelupkan elektroda
• Menghubungkan arus listrik
• Mengamati nyala lampu dan gelembung • Warnanya bening

• Warnanya tetap bening

• Sedikit gelembung dibandingkan dari cuka dan air ledeng
• Tidak ada nyala lampu dan sedikit gelembung dibandingkan dari cuka dan air ledeng serta termasuk pada elektrolit lemah
5 Air Gula • Memasukan ke dalam gelas kimia
• Mencelupkan elektroda
• Menghubungkan arus listrik

• Mengamati nyala lampu dan gelembung • Warna larutannya agak kekuning-kuningan
• Warnanya tetap kekuning-kuningan
• Sedikit gelembung pada elektrolit negatif dibandingkan dengan cuka, air ledeng, dan air mineral
• Tidak ada nyala lampu dan sedikit gelembung dibandingkan dengan cuka, air ledeng dan air mineral serta termasuk pada elektrolit lemah
6 Air teh • Memasukan ke dalam gelas kimia
• Mencelupkan elektroda
• Menghubungkan arus listrik

• Mengamati nyala lampu dan gelembung • Warna larutannya merah kecoklatan
• Warna larutannya tetap merah kecoklatan
• Sedikit gelembung pada elektroda negatif dibandingkan dengan cuka, air ledeng, air mineral dan air gula
• Tidak ada nyala lampu dan sedikit gelembung dibandingkan dengan cuka, air ledeng, air mineral, dan air gula serta termasuk pada elektrolit lemah

G. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan yaitu dengan masing-masing larutan uji dengan alat uji elektrolit dan mengamati ada/ tidaknya nyala lampu dan gelembung-gelembung, maka beberapa larutan uji tersebut digolongkan kedalam dua golongan yaitu, larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah.
Dalam percobaan ini kita menggunakan enam sampel/ bahan yaitu, larutan garam, air gula, air ledeng, air mineral, air teh dan cuka. Keenam sampel ini akan diuji berdasarkan sifat larutannya, apakah bisa menghantarkan listrik atau justru sebaliknya.
 Larutan elektrolit kuat
Elektrolit kuat yaitu zat-zat yang seluruhnya dapat terurai dalam air menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Jadi, larutan elektrolir kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam pengujian elektrolit ini, yang terbukti bersifat elektrolit kuat yaitu sampel larutan garam yang dilakukan pada percobaan pertama. Reaksi ionisasi elektrolit kuat merupakan reaksi berkesudahan. Dalam larutan tidak ada lagi molekul elektrolit yang netral. Semuanya telah diubah menjadi ion-ion.
NaCl  Na+ + Cl-
Dari beberapa macam sampel yang akan diuji pada percobaan ini, hanya larutan garam pekat yang merupakan larutan elektrolit kuat yang ditandai dengan nyala lampu terang dan mempunyai gelembung pada katoda. Hal ini disebabkan karena zat terlarut NaCl memang merupakan senyawa ion. NaCl yang dilarutkan dalam air akan membentuk ikatan antara ion positif dan ion negatif terputus dan ion-ion akan tersebar dan bergerak bebas didalam larutan :
Na+ + Cl-(s)+ air  Na+(aq)+ Cl-(aq)
 Larutan elektrolit lemah
Elektrolit lemah yaitu zat-zat yang seluruhnya tidak dapat terurai dalam air dan menjadi ion-ion. Jadi larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik tetapi agak lemah karena zat-zat yang terlarut hanya terurai sebagian menjadi ion-ion.
Pada percobaan kedua air cuka, didapatkan bahwa dari hasil percobaan air cuka yang dicelupkan elektroda ke dalamnya dan dihubungkan dengan sumber arus searah, ternyata bola lampu tidak menyala. Hal ini karena zat (cuka) tidak mempunyai kecenderungan untuk mengalami perionan, apabila dilarutkan dalam air. Molekul-molekul cuka hanya bercampur dengan molekul-molekul air dan menghasilkan larutan yang tidak mengandung ion sehingga bola lampu tidak menyala karena cuka tidak bereaksi dengan air. Maka larutan air cuka merupakan golongan larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan hanya mempunyai gelembung yang sedikit pada elektroda negatif serta air cuka termasuk pada larutan elektrolit lemah.
Pada percobaan selanjutnya atau percobaan yang ketiga, yaitu air ledeng yang dihubungkan dengan sumber arus searah dimana harus dicelupkan terlebih dahulu elektroda ke dalam larutan-larutan tersebut dan didapatkan bahwa bola lampu tidak menyala. Ini berarti air ledeng merupakan larutan elektrolit lemah karena tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan sempurna yang ditandai dengan bola lampu yang tidak menyala pada saat elektroda dicelupkan dan dihubungkan dengan sumber arus searah (baterai) dan hanya menghasilkan sedikit gelembung pada elektroda negatif dan pada elektroda positif tidak ada gelembung dibandingkan dengan cuka.
Pada percobaan selanjutnya yakni percobaan air mineral, dimana kedua elektroda dicelupkan ke dalam larutan (air mineral) dan dihubungkan dengan sumber arus searah (baterai) bola lampu tidak menyala dan hanya sedikit gelembung gas yang nampak dibandingkan dengan cuka dan air ledeng, hal ini disebabkan karena air merupakan penghantar listrik yang sangat jelek, sehingga air mineral tidak dapat menghantarkan aliran listrik (hanya terdiri dari molekul-molekul air dan tidak terdapat atau tidak menghasilkan ion-ion) dengan demikian air mineral dimasukkan dalam kategori larutan elektrolit lemah.
Selanjutnya percobaan pada air gula, didapatkan hasil yang sama, dimana ketika dua buah elektroda dicelupkan ke dalam larutan air gula dan dihubungkan dengan sumber arus searah (baterai) ternyata bola lampunya juga tidak menyala dan sedikit gelembung pada elektroda negatif dibandingkan dengan cuka, air ledeng, dan air mineral. Hal ini dikarenakan molekul-molekul gula hanya bercampur dengan molekul-molekul air dan menghasilkan larutan yang tidak mengandung ion sehingga bola lampu tidak menyala karena gula tidak bereaksi dengan air dengan demikian air gula dikategorikan dalam larutan elektrolit lemah.
Selanjutnya pada percobaan yang terkahir yakni air teh, didapatkan bahwa dari hasil percobaan air teh yang dicelupkan dengan elektroda ke dalamnya dan dihubungkan dengan sumber arus searah, ternyata bola lampu tidak menyala dan terdapat sedikit gelembung pada elektroda negatif dibandingkan cuka, air ledeng, air mineral, air gula. Hal ini dikarenakan, larutan ini tidak mempunyai kecenderungan untuk mengalami pengionan, apabila dilarutkan dalam air. Molekul-molekul teh hanyalah bercampur dengan molekul-molekul air yang menghasilkan larutan, akan tetapi larutan tersebut tidak mengandung ion apapun karena zat terlarutnya (teh) tidak bereaksi dengan air. Karena itu larutan air teh tidak menghasilkan atau tidak menghantarkan arus listrik karenanya larutan air teh ini termasuk dalam larutan non elektrolit.
Dari percobaan-percobaan berbagai larutan, selain mengamati nyala lampu juga mengamati gelembung-gelembung gas yang terjadi, gelembung-gelembung gas ini merupakan gelembung gas O2 (oksigen) yang dilepaskan. Apabila gelembung-gelembung gas yang dihasilkan disekitar elektroda sangat banyak berarti larutan yang sedang diuji merupakan larutan elektrolit kuat yang dapat menyalakan bola lampu, seperti yang terjadi pada larutan NaCL dalam air. Akan tetapi, untuk jenis larutan lain seperti cuka, air ledeng dan sebagainya, gelembung gas yang dihasilkannya hanya sedikit yang terdapat pada elektroda negatif. Sehingga yang berarti terjadi reaksi akan tetapi reaksi tersebut tidak dapat menyalakan lampu dikarenakan dalam larutan tersebut hanya ada molekul-molekul air, dan molekul-molekul zat terlarut yang tidak terurai menjadi ion-ion atau tidak mengalami proses ionisasi atau pengionan.
H. Tugas Pasca Praktikum
1. Sebutkan masing-masing 3 contoh elektrolit yang berikatan secara kovalen dan ion!
Jawaban :
1. 3 contoh elektrolit yang berikatan secara kovalen yaitu : dimana senyawa kovalen terbagi menjadi senyawa kovalen non polar misalnya : Cl2, Br2, CH4 dan kovalen polar misalnya : HCl, HBr, NH3, sedangkan 3 contoh elektrolit yang berikatan secara ion yaitu : NaCl, KCl dan NaOH.

I. Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :
- Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik. Dalam percobaan ini untuk menguji elektrolit dan non elektrolit menggunakan sampel larutan garam, air gula, air ledeng, air mineral, air teh dan cuka.
- Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan kuat. Contohnya larutan garam.
- Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik tetapi agak lemah. Contohnya cuka, air ledeng, air mineral, air gula, dan air teh.

J. Kemungkinan Kesalahan
- Kurang telitinya praktikan dalam membandingkan reaksi yang terjadi pada setiap sampel.
- Kurang telitinya praktikan dalam mengamati apa yang terjadi.

K. Daftar Pustaka
Achmad, Hiska. 1996. Kimia Larutan. Bandung : Citra Aditya Bakti
Anshory, Irfan. 1999. Penuntun Pelajaran Kimia. Bandung : ganeca Exact
Pietersz, A.T. 2000. Ilmu Kimia 2. Jakarta : Depdikbud