LAPORAN HASIL KUNJUNG LAPANGAN DI BMKG
LAPORAN FISIKA LINGKUNGAN
“Laporan Hasil Pengamatan alat-alat ukur Suhu, Tekanan, Kelembapan Udara, Arah Angin, Evaporasi, Intensitas Radiasi Matahari yang terdapat Di BMKG Djlaludin Gorontalo”
O
L
E
H
KELOMPOK III
Robih Mannal Arzaq
Abdul Wahid Djafar
Rinawati
Maya Dunggio
Faradila U. Djafar
Sri Nurjaningsih Ibrahim
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan laporan berkaitan dengan hasil kunjungan ke BMKG Djalaludin Gorontalo pada tanggal 29 Maret 2016 tepat pada waktunya. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang alat-alat yang digunakan untuk meneliti keadaan cuaca. Khususnya tentang suhu, kelembapan, evaporasi dan intensitas radiasi matahari. Dalam laporan ini juga akan dijelaskan alat-alat yang digunakan di BMKG Djalaludin, fungsi alat, cara kerja, kegunaan dan kegunaan data dari alat tersebut. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan terutama ilmu sains dan fisika. Khususnya bagi para mahasiswa Fisika yang ingin menambah bahan referensinya dalam proses pembelejaran. Tak lupa kritik dan saran dari pembaca diharapakan untuk penyempurnaan laporan ini.
Gorontalo, 29 Maret 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stasiun meteorologi adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan secara terus – menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta pengamatan iklim yang terjadi. Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut – turut hingga akan mendapatkan gambaran umum tentang keadaan iklimnya, batas – batas ekstrim dan juga pola siklusnya. Sehingga hasil pengamatan data tersebut merupakan informasi penting pada berbagai bidang terutama yang berkaitan dengan kehidupan manusia seperti dalam hal penerbangan, hidrologi dan pengairan serta kesehatan masyarakat. Kuliah lapangan ini didampingi oleh Bpk. Iryanto Marmin sebagai pendamping dan sebagai sumber informasi tentang alat-alat yang ada di BMKG Djalaludin.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi tugas mata kuliah fisika lingkungan
b. Menambah pengetahuan tentang meteorologi dan klimatologi
c. Mengetahui alat-alat yang di gunakan BMKG beserta fungsinya
Manfaat yang dapat diperoleh dari informasi cuaca dan iklim antara lain sebagai berikut :
• Sebagai peringatan dini dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh cuaca dan iklim yang ekstrim seperti banjir, kekeringan dan angin kencang.
• Menyelenggarakan kegiatan atau usaha dibidang teknik, ekonomi, dan sosial yang sesuai dengan ciri cuaca dan iklim sehingga akibat yang ditimbulkan dapat dinetralisir
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian BMKG
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) adalah suatu lembaga yang kegiatannya mengadakan penelitian, pelayanan meteorologi dan geofisika, seperti penelitian dan pelayanan dibidang iklim, cuaca, gempa bumi, kemagnetan bumi, debu radioaktif dan perakiraan cuaca. BMKG mempunyai status sebuah lembaga pemerintahan Non Departemen (LPND) dipimpin oleh seorang kepala badan.
Adapun yang termasuk unsur-unsur iklim dan cuaca yang diamati oleh pihak BMKG :
1. Suhu udara
2. Curah hujan
3. Tekanan Udara
4. Kelembapan Udara
5. Laju serta arah angin
6. Perawanan dan penyinaran matahari
2.2 Tugas dan Fungsi BMKG
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas : melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
c. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
d. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
e. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
f. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
g. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
h. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
i. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
j. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
k. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
l. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
m. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
n. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
o. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
p. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
q. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
r. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
2.3 Alat-alat yang terdapat di BMKG
1. Campbel Stokes
Campbell Stokes
Berfungsi sebagai Pencatat lama penyinaran matahari. Satuan Jam/prosentasi (%) pias harian.
Prinsip kerja alat : Pemfokusan sinar pada bola kristal
Cara kerja : Sinar yang datang difokuskan pada bola kristal yang dibawahnya ada kertas pias, jika sinar terfokus akan membuat/menimbulkan geresan hitam pada kertas hitam. Goresan ini yang digunakan yang digunakan untuk mengukur intensitas sinar matahari, ini dilakukan setiap hari. Pias combell-stokes tidak akan terbakar jika radiasi matahari minimum belum tercapai.
Jenis-jenis pias ada 3 macam:
d. Lengkung panjang (11 Okt- 28 Feb)
e. Lurus (11 Sep – 10 Okt) (1 Maret – 10 April)
f. Lengkung pendek (11 Aprl – 10 Agst)
Bola kaca dari kaca Mapsip. Pias dapat diganti setiap hari.
2. Psychrometer Standar
Psychrometer Stadar
Berfungsi sebagai alat pengukur suhu udara dan kelembaban udara. alat ini ditempat di dalam semacam sangkar / kurungan berbahan kayu yang desainya sudah diatur sedemikian rupa. Dan biasa sanggar meteorologi ini dicat dengan warna putih gunanya untuk memantulkan cahaya.
1. Thermometer bola basah (BB). Untuk mengukur kelembaban udara (%)
2. Thermometer bola lering (BK). Untuk mengukur suhu udara (C)
3. Thermometer maksimum. Muai ruang raksa (C)
4. Thermometer minimum. Muai ruang alkohol (C)
5. Piche evaporimeter. Mengukur penguapan air dalam ruangan (mm)
3. Open Pan Evaporometer
Open pan evaporimeter
Pengukur penguapan air langsung. Satuanya milimeter (mm).
Alat ini dilengkapi dengan thermometer air Six Bellani (Thermometer Apung ) serta Cup Counter anemometer tinggi 0,5 meter. Open pan termasuk alat non recorder. Untuk pemasangan satu unit Open Pan biasanya dilengkapi dengan alat pendukung yaitu sebuah penakar hujan OBS dan sebuah cup counter anemometer tinggi 50 cm. Berfungsi sebagai alat pengukur suhu dan penguapan air. Dimana di dalam open pan terdapat okaporasi meter dan hookgaug yang berfungsinya untuk mengukur penguapan yang dimana cara menggunakannya itu, ujung hookgaig harus terletak diatas permukaan air.
4. Thermometer Tanah
Thermometer Tanah
Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu tanah.
Prinsip kerja : Pemuaian air raksa
Cara kerja : Perubahan suhu tanah akan menaikan air raksa menunjukkan suhu tanah pada skala tertentu.
Pengamatan suhu tanah dilakukan pada kedalaman 0, 5 , 10, 20 , 50 ,100 cm Pengamatan suhu tanah pada kedalaman 0, 5, 10, 20, 50 dan 100 cm dilakukan tiga kali sehari (07.10, 13.10, 17.10 ).
5. Ombrometer
Ombrometer
Alat pengukur curah hujan. Pengamatan dilakukan setiap pukul: 07.00 WIB.
Cara Kerja :
a. Permukaan mulut corong harus benar-benar horisontal dan dipasang pada ketinggian 120 cm dari pemukaan tanah.
b. Data curah hujan harian didapat dengan membuka kran dan airnya ditampung dalam gelas penakar yang bersatuan mm tinggi air.
6. Anemometer
Anemometer
Alat pencatat kecepatan angin. Cup counter Anemometer 0.5m, 2m, 8m, 10m.
Mangkuk ringan yang dipasang di atas sebuah rotor yang bergerak atau digerakkan oleh angin.
Kecepatan Angin : Knots (1 Knots = 1.8 Km/Jam)
Prinsipkerja: GGLinduksi
Cara kerja : Dengan adanya baling-baling/mangkok yang berputar jika adanya angin, kecepatan sudut putar mangkok terhadap sumbu vertikal dan kecepatan sudut putar baling-baling pada sumbu horizontal sebanding dengan laju angin dan dengan desain sistem mangkok dan baling-baling yang baik. Dengan mengukur banyaknya baling-baling berputar melalui alat mekanik dapat diketahui kecepatan anginnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dengan adanya alat-alat klimatologi ini dapat diprediksikan iklim dan cuaca yang akan datang dan akan terjadi. Macam-macam alat klimatologi antara lain : Campbell stokes, thermometer apung, thermometer tanah, , tower, penakar hujan manual, penakar hujan otomatis, open pan, anemometer, dan lain-lain. Pengamatan data secara manual memerlukan pemantauan yang lebih rajin dan teliti, namun bila salah satu alat rusak tidak akan mengganggu kinerja alat yang lain. Pada AWS data yang didapatkan akan masuk secara otomatis dalam sistem komputer sehingga lebih mudah dalam pengamatan, namun jika pada salah satu alat terdapat kerusakan akan menggangu kinerja alat yang lain.
3.2 Saran
Alat-alat klimatologi kita bisa mengunakan sebaik-baiknya dalam memprediksi bagaimana cuaca dan iklim yang akan dating dan akan terjadi. Kami berharap agar kuliah lapangan ini tetap dilanjutkan sehingga para mahasiswa lebih mampu memahami berbagai alat klimatologi yang berguna bagi pemantauan cuaca dan iklim dan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Ance Gunarsih Kartasapoetra. 2004. Klimatologi: Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.
Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi model pendugaan evapotranspirasi : upaya melengkapi sistem database iklim nasional. Jurnal Tanah dan Iklim 27: 8 – 9.
Kategori
Blogroll
- Masih Kosong