Kronologis Pencurian di Maskam
Assalamualaikum, wr wb.
Sebenarnya saat ini saya tidak punya waktu untuk menulis blog, karena tugas yang menumpuk kayak baju kotor. Tapi demi kemashlahatan mahasiswa UNG, khususnya yang muslim. Makanya harus di beritahukan musibah yang menimpa saya kemarin tepatnya hari rabu, 15/10/2016 pukul 03:20.
Jadi waktu itu kami mahasiswa pendidikan fisika setiap hari sabtu ada asistensi agama islam di maskam lantai 3. Jadwal waktu itu jam 2 siang, Alhamdulillah asistensi berjalan lancar tanpa hambatan. Materi yang disampaikan juga menarik. Sampai panggilan Shalat Azhar dikumandangkan muadzin. Kami menghentikan asistensi sejenak untuk shalat dulu. Kami turun ke lantai dasar dan mengambil wudhu lalu naik lagi ke lantai 2 untuk shalat azhar berjamaah. Disinilah musibah itu terjadi. Entah mengapa saya terus menggendong ransel saya, tidak dititipkan pada teman-teman yang tidak shalat karena sedang udzur di lantai 3. Padahal semua tas tema-teman yang pergi sholat ditinggalkan disana. Teman saya berniat memperingatkan saya, tapi dia langsung lupa mengingatkan itu. Seperti hal ini memang ditakdirkan terjadi, tas saya memang ditakdirkan untuk hilang.
Setelah saya memakai mukena milik maskam, saya langsung menaruh tas saya di atas tumpukan map samping lemari kaca mukena, ada rasa keberatan dan ingin memindahkannya di depan tapi hati kecil saya seperti berujar "udah taruh aja disitu biasa juga kalau shalat di masjid lain cuma di taruh begitu kok". Iqamat sudah diserukan imam, saya langsung meningggalkan tas ransel saya dan masuk shaf di depan untuk menunaikan shalat.
Waktu itu ada beberapa yang masbuk, dan perasaan saya ketika sedang shalat itu tidak beraturan, saya mencoba khusuk tapi ada perasaan gelisah. Saya langsung bertaawudz dan melanjutkan shalat kali ini alhamdulillah lebih tenang. Rakaat ke dua takiratul ikhram sekilas ada bayangan orang berjalan cepat terpantul di sajadah kami. Memang saat itu barisan hanya 1 shaf sehingga bisa keliatan bayangan orang di belakang. Dan pada saat itu perasaan saya sangat kuat untuk mengatakan "menoleh ke belakang, menoleh!". Tapi saya tidak melakukannya karena posisi saya sedang shalat. Dalam hati saya bertanya apa yang menyebabkan shalat saya kali ini seperti ini?
Selesai shalat dan salam, saya langsung menoleh ke belakang dan jreengg.. bagai sulap tas saya di atas tumpukan map raib seketika. Saya langsung berdiri tidak melanjutkan dzikir. Saya mencari-cari sekitaran lemari itu. Teman-teman saya yang menyadari ada yang tidak beres langsung menghampiri saya dan bertanya
"kenapa?"
"tas saya hilang"
Mereka kaget dan membantu mencari, ada yang lagsung turun ke lantai dasar, ada yang mencari bersama saya di lantai 2 ada yang mengabarkannya pada kakak Sisi pembimbing asistensi kami. Saat itu Alhamdulillah saya tidak terlalu panik. Saat semua berkumpul dan mengatakan tidak ada. Hati saya lemas, Astagfirullah. Kak Sisi turun dari lantai 3 dan langsung bertanya kronologisnya. Saya menceritakan dengan perasaan yang campur aduk, Marah, kesal, menyesal. Kak Sisi langsung memegang tangan saya, seperti ingin menyalurkan kekuatan untuk saya. Dan hebatnya genggaman halus tangan kak Sisi seperti mengalirkan kesejukan dan ketenangan. Ajaibnya saya mendapat kekuatan baru, bagian hati saya yang rapuh seperti tejahit kembali. Genggaman tangan seseorang benar-benar sangat ampuh untuk sekedar menguatkan seseorang.
Pencarian itu nihil dan tidak berguna. Mungkin orang itu sudah pergi membawa tas saya. Apalagi memang di Maskam sering terjadi pencurian seperti ini. Kalian pasti bertanya apa isi tas itu? Tas itu berisi 1 buah Handphone, kunci kos, slip bank pembayaran spp dan MOMB, buku binder yang berisi catatan Mata kuliah, tempat pensil, kartu perpustakaan, bahan praktikum untuk biologi (cutter, silet, tisu, tusuk gigi), uang 3 rbu rupiah (yang memang punya teman saya).
Kami kembali ke lantai 3, kak Sisi bercerita pengalaman pencurian di Maskam ada kakak senior yang shalat di maskam, laptopnya dicuri. Padahal isinya ada skripsi yang sudah selesai di ketik. Ada lagi dua hari yang lalu, mahasiswa yang kehilangan tas yang berisi lapto, 2 unit hp dan dompet. Astagfirullah hal adzim..
Ternyata ada yang lebih parah dari saya dengan kasus pencurian ini. Hati saya menjadi tenang kembali, saya mengucap syukur dalam hati dan Innalillahi wa innailaihi rajiun.. Sesungguhnya semua yang kita miliki adalah milik Allah. Jadi jika sewaktu-waktu Allah mengambilnya kembali, kita harus pasrah dan bertawakal padanya. Bahkan diri kita ini milik Allah, jadi kita tidak boleh berlaku semena-mena pada diri kita. Ada teman saya yang bertanya
"Kamu gak nangis?"
"gak, saya cuma kehilangan barang seperti itu, masa harus nangis. Banyak yang lebih para dari saya, tapi mereka sabar. In shaa Allah saya juga harus sabar"
Ada yang becanda
"Iya sabarnya disini doang, di kos mah nanti setres nangis-nangis"
"besok berita di koran 'Mahasiswa gantung diri di kamar kos karena kehilangan tas di maskam'"
"Gimana mau bunuh diri dalam kos, orang kuncinya aja dibawah si pencuri kok"
Kamipun tertawa, mereka cuma mau menghibur aku. Tidak ada niatan lain, Alhamdulillah di keadaan sulit seperti ini saya bersama para bidadari surga (aamiin). Jadi masalah ini terasa lebih ringan. Memang ada perasaan aneh saat pulang dari maskam, perginya gendong tas, Eeh pulangnya terasa hampa gak bawa apa-apa.
Dari pengalaman ini saya belajar untuk tidak menaruh barang sembarangan, bukan berarti semua orang itu itu jahat. Banyak orang baik tapi kita harus lebih waspada apalagi di tempat umum. Dan saya juga mencoba menjadi pribadi yang sabar dan tabah, berprasangka baik kepada Allah. Allah lebih tau yang terbaik untuk saya, sedangkan saya tidak tau apa-apa tentang rahasia Allah. Siapa tau di balik musibah ini ada sesuatu indah yang menanti di belakang. In shaa Allah... :)
Pesan saya pada seluruh mahasiswa yang membaca ini, berhati-hatilah terhadap barang apapun milik anda. Bukan hanya shalat di Maskam tapi juga dimanapun anda berada. Dan ketika ingin shalat, usahakan menaruh tas anda di depan anda. Ingat! didepan anda, jangan pernah menaruh di samping apalagi di belakang anda.
Dan untuk para pemimpin kampus tercinta ini, cobalah untuk setidaknya menyisihkan sedikit saja kampus untuk membeli CCTV diletakkan di maskam. Agar meminimalisir tingat pencurian di lingkungan maskam. Masalahnya ini adalah rumah Allah, tamu Allah yang sedang melaksanakan kewajiban harus mengalami pencurian. Ini salah satu faktor penyebab sepinya masjid, membuat orang malas shalat berjamaah di masjid karena selalu terjadi pencurian seperti ini.
Harapan saya, semoga kasus pencurian saya adalah kasus terakhir yang terjadi. Bukan hanya di maskam tapi juga di seluruh lingkungan kampus. Biarlah saya yang mengalami ini, tapi anda jangan.
Terima Kasih yang sudah mau membaca
Wassalam.. ;)