IPTEK
IPTEK Dan Seni Dalam Pandangan Islam
1. Pengertian IPTEK
Pengetahuan yang dimiliki manusia ada dua jenis, yaitu:
1. Dari luar manusia, ialah wahyu, yang hanya diyakini bagi merekayang beriman kepada Allah swt. Ilmu dari wahyu diterima dengan yakin,sifatnya mutlak.
2. Dari dalam diri manusia, dibagi dalam tiga kategori : pengetahuan,ilmu pengetahuan, dan filsafat. Ilmu dari manusia diterima dengan kritis,sifatnya nisbi.Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber Islam yang isi keterangannyamutlak dan wajib diyakini (QS. Al-Baqarah/2:1-5 dan QS. An-Najm/53:3-4).
Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangatberbeda maknanya.Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahuimanusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmuadalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasidan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diujikebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah.Secara etimologis katailmu berarti kejelasan, oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Dalam Al-Qur’an, ilmu digunakan dalamarti proses pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan sehinggamemperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri padasalah satu bidang kajian.Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmutertentu disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapitidak mendalam disebut generalis.Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan.Dalam sudutpandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasilpenerapan praktis dari ilmu pengetahuan.Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral.Dalam situasi tertentu teknologitidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensikekuasaan.Di sinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dankesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia danlingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta.Dalam pemikiran Islam,ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu.Keduanya tidak boleh dipertentangkan.Manusia diberi kebebasan dalammengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnahrasul. Atas dasar itu, ilmu dalam pemikiran Islam ada yang bersifat abadi(perennial knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karenabersumber dari Allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (aquiredknowledge) tingkat kebenarannya bersifat nisbi, karena bersumber dari akal pikiran manusia.Dalam pemikiran sekuler (perennial knowledge) yang bersumber dariwahyu Allah tidak diakui sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkanantara wahyu dengan akal, agama dipertentangkan dengan ilmu.Sedangkandalam ajaran Islam wahyu dan akal, agama dan ilmu harus sejalan tidakboleh dipertentangkan.Memang demikian adanya karena hakikat agamaadalah membimbing dan mengarahkan akal.
2.Pengertian Seni
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segalaprosesnya.Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang.Hasil ekspresi jiwatersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia.Seni identikdengan keindahan.Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran.Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian. Seni yang lepas darinilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsubukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagiorang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologidan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasidalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalamnya terkandung tigaunsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmudan amal shaleh atau ikhsan, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’anS.Ibrahim/14:24-25. Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islambagaikan sebatang pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar darisebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam.Ilmu diidentikkandengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan/cabang-cabang ilmupengetahuan.Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik denganteknologi dan seni.Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidakakan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umatmanusia dan alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagikehidupannya sendiri. Ilmu-ilmu yangdikembangkan atas dasar keimanandan ketakwaan kepada Allah akan memberikan jaminan kemaslahatan bagikehidupan ummat manusia termasuk bagi lingkungannya.
2.4. Teknologi Menurut Islam
Islam, agama yang sesuai dengan fitrah semula jadi manusia,maka syariatnya bukan saja mendorong manusia untuk mempelajarisains dan teknologi, kemudian membangun dan membina peradaban,bahkan mengatur umatnya ke arah itu agar selamat dan menyelamatkan baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak.
Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda bahwa untuk hidup bahagia di dunia inimanusia memerlukan ilmu dan untuk hidup bahagia di akhirat punmanusia memerlukan ilmu. Untuk bahagia di dunia dan di akhirat,manusia juga memerlukan ilmu. Jadi kita mesti menuntut ilmu, baikilmu untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawakebahagiaan di akhirat. Atas dasar itulah Islam mewajibkan menuntutilmu ini. Rasulullah SAW pernah bersabda:
Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.
Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau jangka waktu tertentu, ia mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad.Ini diberitahu oleh Rasulullah dengan sabdanya :
Tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga ke liang lahad
Pesatnya perkembangan Sains dan Teknologi semakin terasa dari hari ke hari. Banyak hasil dari perkembangan Sains dan Teknologi yang tadinya diluar angan-angan manusia sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya : penyampaian informasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, kini dengan adanya telpon, hand phone, faksimili, internet, dapat sampai ke tujuan hanya dalam beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui TV, satelit dan alat komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh umat manusia di seluruh duniadalam masa yang bersamaan. Selain dalam bidang komunikasi,perkembangan dalam bidang lainpun seperti material, alat-alat transportasi, alat-alat rumah tangga, bioteknologi, kedokteran dan lain-lain begitu maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan peradaban material atau lahiriah manusia.
Allah berfirman dalam Al Qur’an yang maksudnya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi sertasilih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda(Kebesaran Allah) bagi kalangan ulul albab. Yaitu merekayang hatinya selalu bersama Allah di waktu berdiri, dudukdan dalam keadaan berbaring dan memikirkantentangpenciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami,tidaklah Engkau menciptakan ini semua dengan sia-sia,Maha Suci Engkau, maka perliharalah kami dari azabneraka.(QS Al Imron 190-191)
Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih merasakan kebesaran, kehebatan dan keagunganNya.Betapa hebatnya alam ciptaan Allah, yang kebesaran dan keluasannya-pun manusia belum sepenuhnya mengetahui, maka sudah tentu Mahahebat lagi Allah yang menciptakannya.
5. Seni Menurut Islam
Ketika kita berbicara tentang seni, maka yang terlebih dahulu dibicarakan adalah keindahan.Sudah menjadi fitrahnya manusia menyukai keindahan. Seorang ibu akan lebih berbahagia jikalau ia dikaruniai anak yang indah fisiknya, baik rupa ataupun jasmaninya. Seseorang akan lebih memilih rumah yang indah serta mengenakan pakaian-pakaian yang indah ketimbang semua itu dalam kondisi biasa-biasa saja ataupun buruk. Demikian halnya dengan nyanyian, puisi, yang juga melambangkan keindahan, maka manusia pun akan menyukainya.
Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan Nabi saw., kepada para sahabatnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda :
“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat atom.”Ada orang berkata,” Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus dan bersandal bagus.”Nabi bersabda,” Sesungguhnya Allah Maha Indah, menyukai keindahan. Sedangkan sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim).
Bahkan salah satu mukjizat Al-Qur’an adalah bahasanya yang sangat indah, sehingga para sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya merasa kalah berhadapan dengan keindahan sastranya, keunggulan pola redaksinya, spesifikasi irama, serta alur bahasanya, hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir.
Dalam membacanya, kita dituntut untuk menggabungkan keindahan suara dan akurasi bacaannya dengan irama tilawahnya sekaligus.Rasulullah bersabda :
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Darimi)
Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya mencintai keindahan.Dan tak bisa dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan manusia.Namun bagaimanakah dengan fenomena sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta ataupun gambar-gambar seronok yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang semakin marak menjadi konsumsi orang-orang bahkan anak-anak ? Bagaimanakah pandangan Islam terhadap hal-hal tersebut ?Sebaiknya kita kembalikan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bahwa dalam Al-Qur’an disebutkan :
“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-olokan.Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan.” (Luqman:6)
Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak berguna bahkan menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM nyanyian tersebut.Nyanyian-nyanyian yang membuat manusia terlena, mengkhayalkan hal-hal yang tidak patut maka kesenian tersebut haram hukumnya.Maka menurut DR. Yusuf Qardhawi, hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal nyanyian antara lain :
- Tidak semua nyanyian hukumnya mubah, karena isinya harus sesuai dengan etika islami dan ajaran-ajarannya.2.
- Penampilan dan gayamenyanyikannya juga perlu dilihat.
- Nyanyian tersebut tidak disertai dengan sesuatu yang haram, seperti minum khamar, menampakkan aurat, atau pergaulan bebas laki-laki dan perempuan tanpa batas.
- Nyanyian, sebagaimana semua hal yang hukumnya mubah (boleh)- harus dibatasi dengan sikap tidak berlebih-lebihan.
6. Keutamaan Orang yang Berilmu
Seringkali manusia melupakan segi etika atau moral dari hubungantimbal balik antara manusia dengan lingkungan. Secara moral adalah normal apabila lingkungan akan memberikan kepada manusia berbagai hal yangakan diketemukannya. Bahkan manusia juga harus memberikan toleransikepada kenyataan bahwa sewaktu-waktu dapat timbul malapetaka bagikehidupan manusia. Jika manusia dapat berlaku adil dengan semua yangmakhiuk hidup di alam ini, maka disini letak kebenaran norma moral yangbaik, dimana manfaat yang dieroleh dari alam ini, harus juga memberikanmanfaat kepada manusia lain.Manusia dan masyarakat mengembangkan sistem nilai yang sesuaidengan keadaan lingkungan.Manusia menyesuaikan pada hidupnya denganirama yang ditentukan oleh lingkungan alam.Karena perubahan lingkunganalam berada diluar kendali tangan manusia, maka manusia memasrahkan dirikepada lingkungan.Hal inilah yang melahirkan suatu kebiasaan, tradisi danhukum yang tidak tertulis, yang kemudian mengatur pergaulan hidupmasyarakat.Perilaku manusia merupakan pencerminan dari moral manusia yangdimilikinya.Citra manusia hanya mempunyai relevansi, jika dalam kehidupanbersama dalam kelompok masyarakat.Sebab dalam kehidupan berkelompokitulah terdapat sistem-sistem perlambang yang selanjutnya berfungsi sebagaisumber nilai.Cara manusia mewujudkan diri adalah hasil pilihannya sendiri.Oleh karena itu, apapun pilihannya, manusia sendiri yang bertanggung jawab.
7. Tanggungjawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan
Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atauhamba Allah dan sebagai khalifah Allah di bumi.Esensi dari abdun adalahketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah,sedangkan esensi khalifah adalah tanggungjawab terhadap diri sendiri danalam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaanAllah.Posisi ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taatdan patuh kepada penciptanya. Keengganan manusia menghambakan dirikepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atasanugerah yang diberikan sang pencipta berupa potensi yang sempurna yangtidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal. Dengan hilangnyarasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada hawa nafsunya.Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegahpenghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk pada dirinya.Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungankepada ketakwaan dan kecenderungan kepada perbuatan fasik (QS. Asy-Syams/91:8). Dengan kedua kecenderungan tersebut, Allah memberikanpetunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkanpotensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yangselalu didorong oleh nafsu amarah.Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi.Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatanuntuk kehidupan umat manusia dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, karena alam diciptakan untuk kehidupan manusiasendiri.Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmupengetahuan dan teknologi yang memadai.Allah menciptakan alam, karenaAllah menciptakan manusia.Oleh karena itu, manusia mendapat amanah dariAllah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dankeseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.
. Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al-Qur’an yang dalam hal ini adalah masyarakat Arab. Jika demikian, bisa jadi seni Islam adalah seni yang terungkap melalui ekspresi budaya lokal yang senada dengan tujuan Islam.Sementara itu, bila kita merujuk pada akar makna Islam yang berarti menyelamatkan ataupun menyerahkan diri, maka bisa jadi yang namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi jiwa setiap manusia yang termanifestasikan dalam segala macam bentuknya, baik seni ruang maupun seni suara yang dapat membimbing manusia kejalan atau pada nilai-nilai ajaran Islam.
Di sisi lain, dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi kedalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis dan ruang), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari dan drama).
Dari difinisi yang kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum muslim yang terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara maupun ruang. Hal ini juga bisa kita lihat dalam catatan sejarah bahwa dalam perkembangannya baik seni suara maupun ruang termanifestasikan.
Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa lampau maupun masa kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi kerangka dasar dari difinisi-difinisi di atas. Dengan kata lain, seni bisa kita kategorikan seni Islam bukan terletak pada dimana dan kapan seni tersebut termanifestasikan, melainkan pada esensi dari ajaran-ajaran Islam yang terejahwantah dalam karya seni tersebut.
8.1 Perkembangan seni pada masa bani umayyah
Perkembangan seni Pada masa Daulah Bani Umayyah , terutama seni bahasa, seni suara, seni rupa, dan seni bangunan (Arsitektur).
Salah satu seni arsitektur bani umayyah
1. Seni Bahasa
Kemajuan seni bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan bahasa.Sedangkan kemajuan bahasa mengikuti kemajuan bangsa.Pada masa Daulah Bani Umayyah kaum muslimin sudah mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, yaitu bidang politik, ekonomi, sosial, dan ilmu pengetahuan.Dengan sendirinya kosakata bahasa menjadi bertambah dengan kata-kata dan istilah –istilah baru yang tidak terdapat pada zaman sebelumnya.
Kota Basrah dan Kufah pada zaman itu merupakan pusat perkembangan ilmu dan sastra (adab). Di kedua kota itu orang-orang Arab muslim bertukar pikiran dalam diskusi-diskusi ilmiah dengan orang-orang dari bangsa yang telah mengalami kemajuan terlebih dahulu. Di kota itu pula banyak kaum muslimin yang aktif menyusun dan menuangkan karya mereka dalam berbagai bidang ilmu. Maka dengan demikian berkembanglah ilmu tata bahasa (Ilmu Nahwu dan sharaf) dan Ilmu Balaghah, serta banyak pula lahir-lahir penyair-penyair terkenal.
2. Seni Rupa
Seni rupa yang berkembang pada zaman Daulah Bani Umayyah hanyalah seni ukir, seni pahat, sama halnya dengan zaman permulaan, seni ukir yang berkembang pesat pada zaman itu ialah penggunaan khat arab (kaligrafi) sebagai motif ukiran.
Yang terkenal dan maju ialah seni ukir di dinding tembok. Banyak Al-Qur’an, Hadits Nabi dan rangkuman syair yang di pahat dan diukir pada tembok dinding bangunan masjid, istana dan gedung-gedung.
3. Seni Suara
Perkembangan seni suara pada zaman pemerintahan Daulat Bani Umayyah yang terpenting ialah Qira’atul Qur’an, Qasidah, Musik dan lagu-lagu lainnya yang bertema cinta kasih.
4. Seni Bangunan (Arsitektur)
Seni bangunan atau Arsitektur pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah pada umumnya masih berpusat pada seni bangunan sipil, seperti bangunan kota Damaskus, kota Kairuwan, kota Al- Zahra. Adapun seni bangunan agama antara lain bangunan Masjid Damaskus dan Masjid Kairuwan, begitu juga seni bangunan yang terdapat pada benteng- benteng pertahanan masa itu.
Adapun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, berkembangnya dilakukan dengan jalan memberikan dorongan atau motivasi dari para khalifah.Para khalifah selaku memberikan hadiah-hadiah cukup besar bagi para ulama, ilmuwan serta para seniman yang berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan untuk kepentingan ilmu pengetahuan di sediakan anggaran oleh negara, itulah sebabnya ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya.
Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat di masjid-masjid. Di masjid-masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing gurunya yang mengajar ilmu pengetahuan agama dan umum ilmu pengetahuan agama yang berkembang pada saat itu antara lain ialah, ilmu Qira’at, Tafsir, Hadits Fiqih, Nahwu, Balaqhah dan lain-lain. Ilmu tafsir pada masa itu belum mengalami perkembangan pesat sebagaimana yang terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah.Tafsir berkembang dari lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis.Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat Nabi yang sekaligus juga paman Nabi yang terkenal.
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong