EVOLUSI HEWAN

02 September 2018 22:28:26 Dibaca : 1104

Nama: Mardin Ahmad
Kelas: B pendidikan biologi
Nim: 431-416-005

Clonorchis sinensis
Paragonimus mexicanus

Diphyllobothrium latum
Taenia saginata

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Aplikasi MEGA (Molecular Evolutionary Genetik Analysis) maka dapat dijelaskan hewan Clonorchis sinensis, Paragonimus mexicanus, Diphyllobothrium latum, Taenia saginata, memiliki kesamaan dan perbedaan, dari segi analisis morfologi hewan-hewan ini memiliki struktur tubuh yang panjang, pipih dan bulat, kemudian selain dilihat dari segi morfologi bisa dilihat dari dari penanda gen marka gen, Menurut (Solihin, 1994) Markah molekuler merupakan penanda yang berbasiskan asam amino, protein atau sekuen DNA sebagai bahan utama. Penggunaan sekuen DNA sebagai penanda baik dalam identifikasi maupun taksonomi telah lama digunakan karena lebih menunjukan sifat yang alami.
Hasil yang ditunjukan oleh pohon filogenetik dengan metode konstruksi test parsimony tree menunjukan adanya kekerabatan antara hewan Clonorchis sinensis dan Paragonimus mexicanus dengan nilai kestabilan sebesar 67, nilai ini dikategorikan tidak stabil atau kandungan atau komposisi basa nitrogennya berubah-ubah diamana panjang sequensnya sebesar 1579 dengan proses delesi terjadi pada sequens pertama yaitu pada hewan Clonorchis sinensis, Diphyllobothrium latum dan Taenia saginata.
Sedangkan keempat hewan ini mulai berkerabat atau sequensnya sama pada sequens ke-704 dan mulai mengalami subtitusi pada urutan sequens ke-707 kemudian jika dilihat dari basa nitrogenya Taenia saginata memiliki panjang sequens yang lebih pendek dibandingkan dari ketiga hewan yang lain sehingga basa nitrogen dari hewan Taenia saginata banyak mengalami delesi atau mutasi gen, mutasi ini yang akan mengubah susunan seqeuens pada DNA dari hewan ini sehingga jika dilihat dari pohon filogenetik Taenia saginata menajuhi dari ketiga hewan lainnya. Menurut (Hidayat, 2008) DNA memberikan data yang lebih akurat terhadap karakter-karakter yang ada, kedua sekuen DNA menyediakan banyak character state karena perbedaan laju perubahan basa-basa nukleotida di dalam lokus yang berbeda adalah besar, ketiga sekuen DNA telah terbukti menghasilkan sebuah hubungan kekerabatan yang lebih alami. Karakter dari markah molekuler berupa sekuen DNA pada hewan dapat diambil dari Inti, dan mitokondria. Pada dasarnya prinsip penggunaan markah molekuler ini sama dengan sifat morfologi, yakni untuk mengenali suatu individu atau spesies. Pada suatu individu yang lengkap, penggunaan ciri dan tanda morfologi dapat langsung membantu ahli taksonomi. Keterbatasan sifat morfologi mulai terlihat pada saat keterbatasan sampel morfologi, misalnya tidak ditemukan secara lengkap karakterkarakter morfologi yang merupakan kunci identifikasi bagi suatu jenis. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pohon filogenetik ternyanya hewan-hewan tersebut memiliki kekerabatan tetapi telah mengalami mutasi sehingga banyak basa nitrogen yang mengalami delesi atau perubahan tetapi, antara hewan Clonorchis sinensis dan Paragonimus mexicanus memiliki kekerabatan yang lebih dekat dibandingkan dengan Diphyllobothrium latum dan Taenia saginata kedua hewan tersebut memiliki pasangan-pasangan basa yang sama dan memiliki basa yang lebih banyak dibandingkan dengan Diphyllobothrium latum dan Taenia saginata.

REFERENSI YANG DIGUNAKAN
Hidayat, et al., 2008, Analisis Filogenetik Molekuler pada Phylantus niruri L (Euphorbiaceae), Jurnal Matematika dan Sains Vol. 13 No 1.
Solihin DD. 1994. Peranan DNA mitokondria dalam studi keragaman genetik dan biologi populasi pada hewan. Jurnal Hayati. 1(1):1-4, ISSN 0854-8587.

LAMPIRAN 1