aku tidak mau belajar lagi

24 February 2013 07:03:53 Dibaca : 1717 Kategori : kumpulan cerita

“Aku tidak mau belajar lagi! Buku cuma membuatku bodoh!”

“karena tantangan Wijang pagi ini :

Miris juga aku mendengar penuturan Wijang dengan wajah serius penuh ke arahku.

“Aku tidak mau belajar lagi! Buku cuma membuatku bodoh!”
Dan dia menyodorkan buku pelajarannya kepadaku dengan kecewa yang mendalam. Wajah kesalnya tidak bisa disembunyikan. Lalu dia berlari meninggalkanku termangu. Aku diam. Mencoba berpikir apa yang harus aku lakukan untuk menenangkannya.

Ya, peristiwa itu terjadi semalam. Aku seperti biasa menemani Wijang belajar, karena pagi ini dia ujian kenaikan kelas Bahasa Inggris. Sekitar jam 20.30 aku mulai membuka buku pelajaran Bahasa Inggris dan membacakan untuk Wijang. Belum berlalu 15 menit, aku sudah mulai adu pendapat dengan Wijang, karena ketika aku menyodorkan pertanyaan apakah bahasa inggrisnya bibi, Wijang menjawab uncle, dan ketika aku tanya bahasa inggrisnya paman, Wijang menjawab aunt. Ya, sudah pasti itu salah. Dan aku mencoba memberikan pengertian pada Wijang bahwa jawaban itu salah. Tapi Wijang tidak terima, dia bersikukuh pada pendapatnya : UNCLE=BIBI dan AUNT=PAMAN.

Kekukuhan atau ke-”ngeyelan” Wijang membuatku mulai gemas. Karena sebelum-sebelumnya aku pernah menjelaskan hal itu, dan Wijang mengerti. Tapi sekarang kok jadi berubah seperti ini. Jujur, dalam hati aku penasaran, sebenarnya apa yang mendasari Wijang bisa sekukuh itu.

Setengah putus asa dan bernada meninggi aku coba jelaskan lagi kalau apa yang dikukuhinya itu salah.Dan aku terangkan lagi hal yang benar. Namun, ternyata susah. Wijang tidak mau kalah. Lalu sedikit kasar ia ambil buku pelajaran Bahasa Inggris yang aku pegang, dan membuka-bukanya, sampai dia menemukan halaman yang dicari, kemudian menyodorkannya padaku.

“Lihat! Ini lho Mah! Lihat! Baca!” tunjuk Wijang pada salah satu halaman.
“Betul kan apa yang aku bilang! Uncle adalah Bibi! Aunt adalah Paman!”

Astaga!
Benar saja! Buku pelajaran Bahasa Inggris yang Wijang pakai untuk belajar dengan jelas menunjukkan gambar seorang WANITA dan di bawahnya tertera tulisan UNCLE. sementara di sampingnya ada gambar seorang PRIA dan di bawahnya tertera tulisan AUNT. Dan judul Bab yang tertulis di buku adalah FAMILY.

Aku kaget. Aku diam. Aku pandang Wijang tajam.
Sejurus kemudian aku ambil buku di tangan Wijang. Aku buka satu-satu halamannya. Aku periksa satu-pelajarannya. Aku cermati satu-satu tulisannya. Dan aku menemukan 26 kesalahan di situ. Ya ampun.

Setelah bingung sejenak mencari cara terbaik untuk menjelaskan keadaan kesalahan buku itu pada Wijang, akhirnya aku dekati Wijang pelan. Aku tahu, dia pasti masih mengukuhi bahwa buku pelajarannya adalah benar. Dan aku bawakan buku-buku Bahasa Inggris lain sebagai pembanding, yang memuat penjelasan tentang konsep family. Dan aku jelaskan pula dengan hati-hati bahwa di buku pelajarannya banyak sekali terjadi kesalahan. Aku tunjukkan satu-satu kesalahan itu dan aku jelaskan.

Tidak butuh waktu lama, Wijang pun mengerti. Namun tanpa kuduga, tiba-tiba dia berkata :
“Aku tidak mau belajar lagi! Buku cuma membuatku bodoh!”

Ya, kepercayaan Wijang terhadap buku mulai rontok. Ya, karena kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak terjadi. Aku tidak bisa membayangkan ketika itu harus terjadi di sebagian besar anak-anak kita.