tugas 3 geomorfologi umum

17 September 2017 21:17:59 Dibaca : 152

Nama : Rosvikawati p dotu
Tugas : Geomorfologi kelas B

1. Gunung api:
 Gunung api adalah sebuah gunung atau bukit yang terbentuk oleh timbunan dari semua material hasil erupsi yang melewati satu atau beberapa saluran (disebut volcanic vents) pada seluruh permukaan bumi. Pengertian lainnya adalah merupakan bentuk timbulan dipermukaan bumi yang dibangun dari timbunan rempah gunung berapi, dapat diartikan sebagai jenis atau kegiatan magma yang sedang berlangsung atau merupakan tempat munculnya bebatuan leleran dan rempah lepas gunung berapi yang keluar dari dalam bumi. Istilah volcano dapat juga diartikan sebagai saluran itu sendiri. Kebanyakan gunung api mempunyai permukaan yang berbeda, kadang bisa miring halus, berkontur, bertebing dan datar. Gunung berapi diatas permukaan laut lebih terkenal dan lebih banyak dari gunung berapi didaratan, tapi sebagian gunung berapi yang berada dibawah permukaan laut, kebanyakan terbentuk dari lampeng dasar laut. Berdasar Institute Smithsonian, 1.511 gunung berapi dipermukaan laut telah aktif sejak 10.000 tahun yang lalu, 539 erupsi dari gunung tersebut telah mencetak sejarah. Rata‐rata 50‐60 gunung berapi dipermukaan laut di seluruh dunia aktif setiap tahunnya, setengahnya bisa terjadi erupsi berkali‐kali dalam kurun waktu setahun dan yang lainnya merupakan erupsi baru.
 Pembentukan Gunung api Semua gunung berapi terbentuk dari timbunan magma (batu cair dari dalam perut bumi). Magma dapat meledak melalui satu atau lebih dari lubang gunung api, yang mana dapat berupa satu bukaan lubang, banyak bukaan lubang, dan retakan yang panjang. Retakan ini terbentuk jauh didalam bumi, biasanya berada didalam pada lapisan paling atas dan merupakan bagian dari mantle (salah satu lapisan kulit bumi), atau setidaknya berada didalam pada lapisan paling bawah mantle. Temperatur dan tekanan yang tinggi sangat diperlukan untuk pembentukan magma. Mantle yang kokoh atau crustal rock akan meleleh pada kondisi kedalaman 80‐100 km (50‐60 mil) dibawah permukaan kulit bumi.Apabila satu tetes magma terbentuk, maka mereka akan mulai bertambah tinggi terus, ini karena magma tidak sepadat batu solid yang akan runtuh saat mencapai ketinggian tertentu. Sebagai cairan individu yang selalu bergerak naik, magma tersebut nantinya bertemu membentuk gumpalan magma yang lebih banyak dan bergerak menuju permukaan. Semakin besar gumpalan magma, semakin mudah pula bergerak naik. Ada sebagian magma yang belum muncul kepermukaan, namun tetap berada didalam yang kemudian membentuk suatu bagian yang disebut tandon‐tandon magma (magma reservoirs). Didalam setiap erupsi, pasti membuat lapisan gunung api bertambah. Setelah mengalami banyak erupsi, material gunung berapi banyak yang membentuk gundukan disekitar lubang‐lubang aliran magma. Gundukan ini menciptakan sebuah topografi, seperti bukit, pegunungan, dataran tinggi, dan kawah yang kita sebut sebagai gunung berapi. Kebanyakan gunung berapi di bumi terbentuk di bawah laut dan lokasinya telah banyak yang didokumentasikan

 Material Gunung Berapi Ada tiga tipe material berbeda pada erupsi gunung berapi aktif.Materialnya adalah lahar (lava), kepingan batu (tephra), dan gas (gases).Setiap tipe dan jumlah material yang diledakkan dari gunung berapi aktif berbeda, tergantung dari komposisi magma didalam gunung api tersebut.

a. Lava adalah cairan larutan magma pijar yang mengalir keluar dari dalam bumi melalui kawah gunung berapi atau melalui celah (patahan) yang kemudian membeku menjadi batuan yang bentuknya bermacammacam. Bila cairan tersebut encer akan meleleh jauh dari sumbernya membentuk aliran seperti sungai melalui lembah dan membeku menjadi batuan seperti: lava ropi atau lava blok (umumnya di Indonesia membentuk lava blok). Bila agak kental, akan mengalir tidak jauh dari sumbernya membentuk kubah lava dan pada bagian pinggirnya membeku membentuk blok‐blok lava tetapi suhunya masih tinggi, bila posisinya tidak stabil akan mengalir membentuk awan panas guguran dari lava.
b. Tephra terdiri dari kepingan batuan berukuran besar sampai berukuran halus yang berasal dari magma kental. Berbagai ukuran dan bentuk tephra menyembur cepat ke udara. Material tephra yang terkenal termasuk batu apung (pumice), sintel (cinders), dan abu gunung berapi. Bagian kepingan ini keluar ketika terjadi tekanan gas didalam gunung berapi yang menyebabkan sebuah ledakan. Sebagian magma terlempar ke udara dalam letusan. Abu berarti bagian yang berdiameter lebih kecil dari 2 mm (0.08 in). Bagian yang lebih kecil dari abu disebut debu gunung api dan ini adalah partikel yang mempunyai diameter lebih kecil dari 0.06 mm (0.002 in). Batu gunung api atau bom adalah bagian tephra terbesar, berdiameter lebih dari 64 mm (2.5 in), kira‐kira sebesar bola tenis dan kadang dapat seukuran sebuah mobil kecil. Abu vulkanik, sering disebut juga pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan. Batuan yang berukuran besar (bongkah ‐ kerikil) biasanya jatuh disekitar kawah sampai radius 5 – 7 km dari kawah, dan yang berukuran halus dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan km bahkan ribuan km dari kawah karena dapat terpengaruh oleh adanya hembusan angin. Sebagai contoh letusan Gunung Krakatau tahun 1883 dapat mengitari bumi berhari‐hari, juga letusan Gunung Galunggung tahun 1982 dapat mencapai Australia.
c. Gas, terutama bentuk uap, dilepaskan dari gunung berapi ketika erupsi. Seluruh erupsi selalu didampingi oleh keluarnya gas gunung berapi. Pelepasan gas tekanan tinggi secara tiba‐tiba dari magma dapat menciptakan erupsi. Gas berasal dari magma itu sendiri atau dari magma panas yang bertemu dengan air bawah tanah. Asap gunung berapi dapat menjadi terlihat gelap ketika erupsi karena gas bercampur dengan material berwarna gelap seperti tephra. Sebagian besar gas gunung berapi terdiri dari uap air dengan carbon dioxide (CO2) dan sulfur dioxide (SO2) bercampur dengan sedikit gas chlorine dan fluorine.

2. Gempa bumi:
 Gempa Bumi: Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempenglempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi (BMKG).Gempabumi juga dapat diakibatkan aktifitas gunung berapi, tanah longsor dan meteor yang menumbuk bumi. Menurut teori lempeng tektonik, kerak bumi terpecah-pecah menjadi beberapa bagian yang disebut lempeng. Lempeng-lempeng tersebut bergerak dengan arah dan kecepatan berbeda. Pergerakan lempeng ini disebabkan oleh arus konveksi. Lapisan atas bumi terdiri dari lithosfer dan asthenosfer. Lithosfer mempunyai densitas yang lebih besar, mudah patah, dan bersifat kaku. Asthenosfer mempunyai densitas yang lebih kecil dibandingkan lithosfer, bersuhu tinggi dan kental. Akibat gerakan perputaran bumi yang terus-menerus menimbulkan arus pada asthenosfer yang bersuhu tinggi. Arus ini disebut arus konveksi, yang bergerak dari tekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Gerakan asthenosfer akan menggerakkan lithosfer yang mengapung di atasnya, akibatnya lithosfer yang berupa lempeng-lempeng akan bergerak. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling geser (transform). Apabila dua buah lempeng bertumbukan maka daerah batas antara dua lempeng akan terjadi tegangan (stress). Tegangan tersebut terjadi secara terus-menerus dan sedemikian besar sehingga melampaui kekuatan kulit bumi. Hal itu mengakibatkan terjadinya patahan pada kulit bumi di daerah terlemah. Kulit bumi yang patah tersebut akan melepaskan energi untuk kembali ke keadaan semula. Peristiwa pelepasan energi ini disebut gempa bumi.
 jenis Gempa bumi
Gempabumi yang merupakan fenomena alam yang bersifat merusak dan menimbulkan bencana dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:

1. Gempabumi Vulkanik ( Gunung Api )Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Gempabumi Tektonik Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh
bagian bumi.

3. Gempabumi Runtuhan Gempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal

4. Gempabumi Buatan Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), gempabumi dapat dibedakan atas :
a. Gempabumi sangat besar dengan magnitude lebih besar dari 8 SR.
b. Gempabumi besar magnitude antara 7 hingga 8 SR.
c. Gempabumi merusak magnitude antara 5 hingga 6 SR.
d. Gempabumi sedang magnitude antara 4 hingga 5 SR.
e. Gempabumi kecil dengan magnitude antara 3 hingga 4 SR .
f. Gempabumi mikro magnitude antara 1 hingga 3 SR .
g. Gempabumi ultra mikro dengan magnitude lebih kecil dari 1 SR .
Berdasarkan kedalaman sumber (h), gempabumi digolongkan atas :
a. Gempabumi dalam h > 300 Km .
b. Gempabumi menengah 60 < h < 300 Km .
c. Gempabumi dangkal h < 60 Km .
3. Tektonik lempeng:
Teori tektonik lempeng (plate tectonic) dapat menerangkan proses dinamika bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibat-kan oleh pergerakan lempeng. Lem-peng-lempeng (plate) kulit bumi ber-gerak dari punggungan tengah samu-dera (mid oceanic ridge), dimana di-bentuknya kerak baru, menuju garis busur vulkanik lainnya dan menuju rantai pegunungan aktif. Lempeng-lempeng kulit bumi saling bertumbuk-an, berpapasan maupun menjauh. Batas lempeng secara luas digam-barkan oleh zona gempa kegempaan aktif (Isacks & yang lainnya, 1968, dalam Hamilton, 1979). Zona-zona sempit mengikuti pusat-pusat pe-mekaran samudra, patahan-patahan strike-slip, dan zona Beniof ; zona-zona luas terdapat di wilayah-wilayah melange di atas lempeng yang me-nunjam, dan di bagian benua tersebar luas. Konsep Tektonik Lempeng men-jelaskan bahwa kulit bumi terdiri atas beberapa bagian lempeng yang tegar, yang bergerak satu terhadap lainnya, di atas massa liat astenosfir yang kecepatannya rata-rata 10 cm/tahun atau 100 KM/10 juta tahun (Morgan, 1968; Hamilton, 1970, dalam Alzwar, et al., 1987). Dalam konsep tektonik lempeng tersebut, lempeng-lempeng (plate) kulit bumi bergerak dari punggungan tengah samudera (mid oceanic ridge), dimana dibentuknya kerak baru, menuju garis busur vulkanik lainnya dan menuju rantai pegunungan aktif. Kulit bumi dibagi menjadi tujuh lempeng litosfir yang sangat besar, masing-masing terdiri atas lempeng benua maupun lempeng samudra dengan banyak lempeng kecil Lempeng-lempeng kulit bumi ber-gerak dari punggungan tengah samu-dera (mid oceanic ridge), dimana dibentuknya kerak baru, menuju garis busur vulkanik lainnya dan menuju rantai pegunungan aktif. Lempeng-lempeng tersebut saling bergerak, dengan cara bertumbukan, berpapas-an maupun menjauh.Apabila dua lempeng yang berbe-da sifat saling mendekat, misalnya lempeng samudra mendekati lempeng benua, maka umumnya lempeng samudra akan masuk ditekuk ke bawah lempeng benua. Tipe ini di-sebut sebagai tubrukan tipe Cordilera. Kadang-kadang lempeng samudra yang bergerak mendekati lempeng benua akan ditekuk ke atas sehingga seolah tersesar-sungkupkan. Gejala tubrukan seperti ini disebut sebagai obdaksi (Alzwar et al., 1987). Proses pemekaran yang di-sebabkan oleh arus konveksi dapat terjadi di benua maupun di samudra. Pemekaran di benua dinamakan rifting, sedangkan pemekaran di samudra dikenal sebagai spreading.Sesar-sesar mendatar pun akan menyebabkan lempeng saling ber-papasan Sesar ini dalam istilah tektonik lempeng dikenal sebagai transcurrent fault (termasuk di-dalamnya adalah wrench-fault dan strike-slip fault). Sedangkan trans-form fault adalah sesar mendatar yang besar dengan pergerakan men-datar, yang ujung-ujungnya dibatasi oleh batas-batas tektonik (tectonic suture), misalnya parit Jawa atau palung Jawa (Alzwar et al., 1987).Batas lempeng secara luas digam-barkan oleh zona gempa kegempaan aktif (Isacks & others, 1968, dalam Hamilton, 1979). Zona-zona sempit mengikuti pusat-pusat pemekaran samudra, patahan-patahan strike-slip, dan zona Beniof ; zona-zona luas terdapat di wilayah-wilayah melange di atas lempeng yang menunjam, dan di bagian benua tersebar luas.Selain zona gempa aktif, pada kontak antara dua lempeng tersebut dapat terbentuk zonasi-zonasi lain yang memiliki aspek manfaat dan aspek kendala dengan ciri-cirinya yang khas (Zakaria, 2004). Zonasi-zonasi akibat gejala tumbukan lem-peng-lempeng dalam kerak bumi tersebut berupa:
1) Zonasi Gempa : Zona seismik yang aktif digunakan untuk iden-tifikasi batas-batas plate.
2) Zonasi Vulkanisme: Gunungapi (vulcano) banyak muncul di se-kitar sabuk seismik yang aktif (the active seismic belt) dari bumi. Munculnya gunungapi dapat di-gunakan untuk I I identifikasi batas-batas plate
3) Zonasi Magmatisme: Magmatisme berkaitan erat dengan kontak dua buah lempeng dari kerak bumi. Retakan-retakan akan terbentuk sebagai hasil deformasi gaya-gaya yang bekerja . Retakan-retakan yang dalam merupakan daerah lemah sebagai jalan aliran mag-ma ke permukaan bumi.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong