LABEL : FMIPA

A. Judul

    Analisis perbedaan struktur morfologi pada Bakteri dan Jamur

B. Tujuan 

  1. Untuk morfologi koloni Bakteri
  2. Untuk mempelajari morfologi Jamur (Kapang dan Khamir)

C. Alat dan Bahan

D. Prosedur kerja

E. Tabel Hasil Pengamatan

F. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang kita dapatkan pada praktikum v yaitu tentang analisis perbedaan struktur morfologi pada bakteri dan jamur. Diperlukan alat dan bahan seperti, sediaan preparat bakteri, dan sediaan preparat jamur (Kapang dan Khamir).

Pada pengamatan bakteri teman-teman kita sudah melakukan penanaman bakteri yaitu bakteri aerous dan bakteri E-coli.Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat anaerob fakultatif, tidak menghasilkan spora, dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8–1,0 µm. Kita menemukan 637 bentuk, dalam bentuk kita menemukan, circular, filamentasi, iregular,spindel. Dalam margin kita menemukan undulate, entire, filamentous. Ukuran kita menemukan, functiform, small, moderate, large. Dan warna kuning-putih dengan jumlah kuning adalah 298, putih 339. Sedangkan Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies bakteri manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya. Kita menemukan 35 bentuk. Dalam bentuk kita menemukan iregular,circular. Margin kita menemukan entire.Ukuran kita menemukan punctiform, small, moderate.Warna kita menemukan putih dengan jumlah putih 35.

Pada pengamatan jamur, jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Proses kita mengambil roti berjamur lalu kita mengambilnya jamurnya dengan pinset dan menaruhnya diatas kaca preparat, dan meneteskan metilen blue keatas jamur dan menutupnya dengan cover glass. Setelah itu kita amati di bawah mikroskop. Kita menemukan spora dan filamen, dan jamur tidak memiliki hifa.

Morfologi adalah studi mengenai bentuk, susunan tubuh dan perkembangan, penampilan eksternal tubuh, berbagai organ tumbuhan beserta fungsinya (Sugandi dan Yanti, 2018). Untuk memudahkan para peneliti dalam mengklasifikasikan jenis tumbuhan, bentuk morfologi merupakan salah satu indikator yang sangat besar perannya untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, sehingga keragaman tumbuhan yang sangat beranekaragam dapat identifikasi dan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam pemberian nama spesies, famili hingga kingdom (Suryanti, Dkk., 2018).

Bakteri memiliki bentuk dan struktur yang berbeda. Bentuk dan struktur ini yang disebut dengan morfologi bakteri. Setiap bakteri memiliki bentuk yang berbeda. Ini juga dipengaruhi oleh kondisi tempat hidupnya. Bakteri dapat hidup di setiap tempat misalnya; udara, diantara rambut, di sela-sela gigi, didalam tanah dan sebagainya (Hastuti, 2020).

Karakteristik dari bakteri kitilonitik dapat diketahui dengan melakukan ciri-ciri morfologi koloni bakteri, dimana dengan mengetahui ciri-ciri morfologi tersebut maka dapat mempermudah dalam melakukan indentifikasi jenis bakteri kitilonitik (Fitri, 2016).

Jamur (Fungi) adalah organisme eukariotik yang memiliki struktur sel kompleks dengan inti sejati dan organel yang terikat membran. Mereka termasuk dalam kingdom Fungi, yang terpisah dari kingdom tanaman, hewan, dan bakteri. Jamur dapat bersifat uniseluler, seperti ragi, atau multiseluler, seperti kapang dan cendawan. Mereka memperoleh nutrisi dengan cara heterotrof, yaitu dengan menyerap bahan organik dari lingkungannya melalui sekresi enzim ekstraseluler (Blackwell, 2017).

Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen. Filamen merupakan ciri khas morfologi kapang yang membedakan dengan khamir. Pertumbuhan kapang pada bahan makanan dapat mengurai kualitas makanan karena kapang menghasilkan toksin yaitu mikotoksin.Apabila roti terkontaminasi oleh kapang, maka dapat menyebabkan kerusakan yang ditandai dengan ciri-ciri di antara lain perubahan tekstur, terbentuk aroma yang tidak sedap dan terjadi perubahan rasa.(Utami, 2016).

Khamir adalah fungi uniseluler yang beberapa jenis digunakan dalam pembuatan roti atau fermentasi minuman beralkohol. Bahkan khamir di gunakan untuk pembuatan sel bahan bakar biologi. Khamir yang paling umum digunakan adalah saccharomyces cerevisiae yang dimanfaatkan untuk produksi anggur, roti, dan bir dalam bentuk ragi (Mugrono, 2015).

G. Dokumentasi 

 

NAMA: WAHYUDIN NUR NASARU

NIM : 471424015

PRODI: S1 ILMU LINGKUNGAN

B. Tujuan Praktikum 

  • Mengenal fase-fase mitosis dengan mengamati letak kromosom
  • mengenal tahapan dalam pembuatan preparat metode squash yang di gunakandalam pengamatan mikroskop

C.  Alat dan Bahan

  • Ujung akar bawang merah ( Allium cepa L. )
  • Botol Flakon
  • HC1 1 N
  • Alkohol 70%
  • Acetocermin
  • Oven
  • Silet atau cutter Berkarat
  • Tisu
  • Kuas
  • Gelas Benda dan Gelas Penutup
  • Bunsen 

D. Hasil Kerja 

E. Pembahasan

Interfase merupakan tahap persiapan sebelum mitosis dimulai, di mana sel-sel mengalami replikasi DNA sehingga setiap kromosom memiliki salinan yang disebut kromatid saudara. Pada profase, kromosom mulai terlihat sebagai struktur padat yang terpilin, membran inti menghilang, dan serat-serat spindle mulai terbentuk. Kromosom kemudian bergerak dan berjajar di tengah sel pada lempeng metafase, di mana mereka berada pada posisi paling jelas untuk diamati. Saat anafase berlangsung, kromatid saudara dari setiap kromosom ditarik oleh serat spindle ke arah kutub yang berlawanan, memisahkan kromosom menjadi dua bagian. Akhirnya, pada telofase, kromosom telah mencapai kutub sel, membran inti mulai terbentuk kembali di sekitar masing-masing kumpulan kromosom, dan sel mulai berkontraksi di bagian tengahnya untuk memulai proses sitokinesis, membelah sel menjadi dua sel anak yang identik.

 

REFERENSI :

Dhaka, N., & Sharma, P. (2017).  tentang ukuran dan struktur DNA pada berbagai tanaman,

Singh, A., & Singh, P. (2022). Allium cepa dalam studi mitosis dan relevansinya sebagai alat untuk memonitor sitotoksisitas, terutama dalam aplikasi bioteknologi dan ekologi.

F. Dokumentasi