Sebanyak 39 dosen di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) terkonfirmasi positif Virus Corona (COVID-19). Pihak universitas memberlakukan lockdown untuk mencegah penularan COVID-19 ke lebih banyak orang.

Ketika dilakukan swab dari 236 dosen dan teknik, itu 39 didapatkan hasil positif, meskipun alhamdulillah dari 39 itu mayoritas tidak bergejala. Tetapi UNG mengambil langkah untuk melakukan isolasi mandiri, termasuk me-lockdown kampus sampai tangan 20 Maret nanti," kata Rektor UNG, Eduart Wolok, Selasa (16/3/2021).

Rektor Eduart menerangkan, tes swab yang dilakukan di UNG itu adalah inisiatif universitas bekerja dengan pemerintah Provinsi Gorontalo. Nantinya dosen dan pegawai juga akan divaksin.

"Karena program itu dilakukan agar supaya ketika kita menyongsong program pembelajaran secara offline, kondisi kampus terutama dosen dan tekniknya dalam keadaan sehat. Makanya kita mengikuti program vaksinasi," terang Rektor Eduart.

Dia menambahkan, setelah ada dosen yang positif, Senin (15/3) kemarin, juga dilakukan swab PCR terhadap 308 dosen dan tehnik. Ini dilakukan supaya UNG ketika melakukan peningkatan pelayanan yang melibatkan interaksi, baik mahasiswa maupun masyarakat, tidak dalam posisi menularkan.

"UNG ke depan ada agenda besar termasuk regional meeting terkait Teluk Tomini yang akan di hadiri oleh kepala-kepala daerah. Menghadapi kondisi ini kami pastikan betul baik yang terlibat pimpinan dan panitia dalam kondisi tidak kena virus," tegas Rektor Eduart.

Dia juga mengingatkan, pada semester perkuliahan saat ini, UNG masih melakukan pembelajaran secara online, kecuali hanya kepada beberapa tahapan seperti praktikum, seperti kedokteran dan perawatan.

"Walau begitu, praktikum harus dilakukan dengan cara prokes yang ketat, termasuk kita membagi kapasitas, seperti ruangan hanya untuk 30 orang harus dibagi menjadi 15 orang atau durasi praktikum harusnya tiga jam menjadi satu setengah jam," tutup Rektor Eduart.

Persiapan program profesi dokter sebagai lanjutan dari program sarjana kedokteran di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) terus dimatangkan. Mahasiswa untuk angkatan pertama di fakultas tersebut berjumlah 50 orang.

Salah satu langkah yang dilakukan UNG melalui Prodi Pendidikan Dokter yakni dengan melaksanakan Workshop Persiapan Profesi Dokter.

“Melalui workshop hari ini hingga setahun ke depan kita akan berupaya mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan kehadiran profesi dokter di UNG. Semua pihak saya ajak untuk membahas hal ini,” ucapnya, Rabu (30/6/2021).

Menurutnya, lembaga bersama tim pengajar berupaya memenuhi berbagai persyaratan dengan melibatkan pihak terkait seperti rumah sakit.

“UNG tidak bisa berdiri sendiri untuk mengembangkan program ini, harus melibatkan beberapa pihak diantaranya rumah sakit, karena memang pendidikan profesi harus dilaksanakan di rumah sakit berstatus pendidikan,” katanya.

Ia juga meyakinkan mahasiswa kedokteran di kampus itu, untuk tidak perlu khawatir terkait kelanjutan pendidikan di jenjang selanjutnya.

“Tuntutan untuk Kedokteran UNG itu lebih tinggi l, karena merupakan satu-satunya kedokteran yang ada di Gorontalo dan sekitarnya,” katanya.

Program Studi Kedokteran UNG telah resmi dibuka dan sudah menerima mahasiswa angkatan pertama pada Tahun Akademik 2019-2020.

Universitas Negeri Gorontalo (UNG) tak henti-hentinya menciptakan sebuah inovasi. Kali ini, kampus merah maron itu menciptakan sebuah monumen masker besar yang terbuat dari anyaman bambu kering.

Monumen tersebut diletakkan di depan Kampus UNG Kota Gorontalo. Monumen tersebut dianggap sebagai ikon masa pandemi dan pertama kali dibuat di dunia.

Bahkan, masker raksasa itu telah diresmikan langsung oleh Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia (RI) Agung Firman Sampurna bersama Rektor Universitas Negeri Gorontalo.

"Ini salah satu ikon masker yang terbesar di dunia, pembuatannya pun memakan waktu hampir sebulan," kata Direktur Pusat Inovasi UNG, Funco Tanipu.

Menurutnya, ikon masker itu dibuat sebagai pengingat secara simbolik kepada masyarakat bahwa pandemi masih belum berlalu. Melihat juga penerapan protokol kesehatan saat ini mulai diabaikan.

"Pandemi belum berakhir, jadi monumen ini sebagai pesan moral kepada masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan," ujarnya.

"Sehingga, ikon masker ini mampu mengingatkan kita semua terhadap Covid-19 ini," Funco menambahkan.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong