HIDUP ADALAH PILIHAN

19 February 2013 23:15:52 Dibaca : 1326 Kategori : Goresan Penaku

Assalamu’alaikum...

Alhamdulillah saat ini saya masih diberi ni’mat kesempatan sehingga saat ini saya masih bisa kembali menuangkan aspirasi dan isi hati saya dalam bentuk artikel yang saya posting ini...

Pada kesempatan kali ini saya ingin mengungkapkan pandangan saya tentang “Hidup adalah sebuah pilihan.” Yang saya jadikan judul posting saya ini.

Latarbelakang yang membuat saya ingin membahas tentang masalah ini, yaitu karena banyak teman-teman saya yang kurang tepat menyikapi makna kehidupannya.

Saya sadar ketika menulis ini saya juga masih banyak kekurangan oleh karena itu saya meminta maaf dan saran untuk lebih memperbaiki karya untuk kedepannya.

Percaya atau tidak kehidupan kita ini semuanya adalah pilihan kita, karena dalam hidup ini saya yakin semuanya yang terjadi tidak ada yang kebetulan. Allah telah memberikan kita satu ni’mat yang sangat penting dalam kehidupan kita yaitu ni’mat kebebasan memilih dan menentukan jalan hidup yang ingin kita jalani.

Para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada 2 macam:
1. Takdir mu’allaq yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Contoh: seorang siswa bercita-cita jadi dokter untuk mencapai itu maka dia harus belajar dengan giat supaya bisa menjadi dokter. Firman Allah QS Ar-Rad: 11

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ (١١)

Artinya: ”bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[*]. Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[#] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
[*] Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
[#] Tuhan tidak akan merubah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

Maka kita bisa merubahnya dengan ikhtiar, seperti yang dijelaskan dalam sepenggal ayat suci Alqur’an di bawah ini....

“Man Jadda Wa Jada” (barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil). Begitulah pepatah mengatakan. Dengan kesungguhan tentunya apa yang dicita-citakan akan tercapai. Maka penulis berharap setelah dibuatnya makalah ini, motivasi kita dalam menjalani hidup ini akan semakin bertambah dan menjadi lebih baik.

ManJaddaWaJada, sebuah ungkapan yang mulai sering terdengar dalam kehidupan kita. Sepenggal mantra sakti yang memiliki makna yang kuat dan mampu memberikan semangat dalam kehidupan kita. “Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil”, begitulah arti ungkapan Arab ini. Man Jadda Wa Jada ini memanglah bukan hadits, tetapi sangatlah sesuai dan selaras dengan sunnatullah. Sebuah ketetapan yang mengisyaratkan manusia bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum selama kaum tersebut tidak berusaha merubahnya sendiri.

Kata kunci dalam pepatah ini ialah jadda atau bersungguh-sungguh.
Jadi, sejauh mana Anda sudah mengaplikasikan pepatah ini ialah sejauh mana Anda bersungguh-sungguh.

2. Takdir mubram: takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan/ditawar lagi oleh manusia. Contoh: seorang pengendara mobil sangat berhati-hati supaya tidak menabrak sesuatu, tetapi dia ditabrak oleh mobil lain yang mengakibatkan dia meninggal dunia. Firman Allah QS Yunus ayat: 49

قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلا نَفْعًا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ (٤٩)

Artinya:”Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". tiap-tiap umat mempunyai ajal[*]. apabila telah datang ajal mereka, Maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).”
[*] Yang dimaksud dengan ajal ialah, masa keruntuhannya.

Maka Kekuatan apa lagi yang akan bisa menyaingi jika manusia telah menemukan Tuhannya? Kekuatan ini dapat menyingkirkan ila-ilah yang bertengger dalam pikiran manusia, dalam jiwanya. Tidak hanya itu, semua kekuatan, harta kekayaan, pangkat dan status, serta semua urusan dunia tidak banyak artinya di kala Allah telah menyatu dalam jiwa.

Inilah kunci dari segalanya. Mereka yang sudah merapatkan dirinya pada sandaran Sang Maha Kuasa, akan menghadapi kehidupan dengan serba mudah. Kesulitan yang ada bahkan dianggapnya sebagai kesyukuran. Karena dengan kesulitan itu akan mengurangi beban dosa dan kesalahannya. Kesulitan dan kesusahan hidup bukan dianggap sebagai musibah yang dapat menyeretnya kepada kekufuran, tapi justru sebagai cubitan peringatan agar kontrol komunikasinya dengan Tuhan tetap berjalan, tetap seimbang.

Inilah bentuk kecintaan dari Yang Maha Hakiki kepada hamban-Nya. Demonstrasi kecintaan itu diwujudkan dalam berbagai tindakan-Nya yang terkesan menyengsarakan dan menyulitkan si hamba. Padahal itulah cara yang paling baik dan pas untuk manusia. Musibah dan penderitaan-penderitaan digelar-Nya, yang bagi kebanyakan manusia lebih mudah mengantar kepada kesadaran dan keinsyafan.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kesungguhan merupakan kunci keberhasilan seseorang. Akan tetapi tidak hanya dengan itu saja, kedekatan dengan sang Khaliq pun itu sangat berpengaruh sekali. Artinya, antara kesungguhan seseorang dengan kedekatannya kepada sang Khaliq sangat berkaitan erat dengan keberhasilannya dalam meraih kesuksesan. Semoga tulisan ini bisa memberikan pencerahan kepada kita semua, tentunya bagi mereka yang sedang membutuhkan motivasi untuk lebih baik lagi dalam mengarungi romantika kehidupan ini.

Refrensi:ismail tangkudung(saya selaku penulis) S1 Teknik Elektro.

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/04/13/man-jadda-wa-jadda.

http://ariffadholi.blogspot.com/2011/01/iman-kepada-qada-dan-qadar.html