DO'A, SENJATA SEORANG MUSLIM
:: DO'A, SENJATA SEORANG MUSLIM ::
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Untuk menggapai hasil yang kita cita-citakan, setiap orang punya usaha keras. Siang malam mengeluarkan keringat untuk menggapainya. Mau usaha laundrynya sukses, bisnis komputernya lancar, atau berhasil dalam menghadapi ujian berbagai usaha pemasaran, inovasi produk dan belajar keras pun dilakukan. Namun satu hal yang mesti seorang pengusaha atau seorang yang ingin meraih keberhasilan perhatikan adalah bagaimana dirinya jangan sampai melupakan Rabb yang memudahkan segala urusan. Betapa pun usaha yang kita lakukan, itu bisa jadi sia-sia ketika kita melupakan Rabb Ar Rahman yang mengabulkan segala hajat. Dengan banyak memohon pada Al Fattaah, Maha Pemberi Karunia, segala hal bisa jadi lebih mudah. Inilah yang jadi senjata seorang muslim yang mesti ia gunakan untuk meraih suksesnya.
:: Janji Allah Bagi Orang yang Memanjatkan Do’a
Ayat-ayat qur’aniyah berikut menunjukkan keutamaan seseorang yang memanjatkan do’a. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ رَبّÙÙƒÙم٠ادْعÙونÙÙŠ أَسْتَجÙبْ Ù„ÙŽÙƒÙمْ Ø¥Ùنَّ الَّذÙينَ يَسْتَكْبÙرÙونَ عَنْ عÙبَادَتÙÙŠ سَيَدْخÙÙ„Ùونَ جَهَنَّمَ دَاخÙرÙينَ
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".” (QS. Ghofir/ Al Mu’min: 60)
ÙˆÙŽØ¥Ùذَا سَأَلَكَ عÙبَادÙÙŠ عَنّÙÙŠ ÙÙŽØ¥ÙنّÙÙŠ قَرÙيبٌ Ø£ÙجÙيب٠دَعْوَةَ الدَّاع٠إÙذَا دَعَان٠ÙَلْيَسْتَجÙيبÙوا Ù„ÙÙŠ وَلْيÙؤْمÙÙ†Ùوا بÙÙŠ لَعَلَّهÙمْ يَرْشÙدÙونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)
Beberapa hadits berikut juga menunjukkan bagaimanakah keutamaan seseorang yang tidak bosan-bosannya memohon pada Allah. Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدّÙعَاء٠هÙÙˆÙŽ الْعÙبَادَةÙ
“Do’a adalah ibadah.”[1]
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّه٠تَعَالَى Ù…ÙÙ†ÙŽ الدّÙعَاءÙ
“Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.”[2]
Dari Abu Sa’id, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« ما Ù…Ùنْ Ù…ÙسْلÙم٠يَدْعÙÙˆ بÙدَعْوَة٠لَيْسَ ÙÙيهَا Ø¥Ùثْمٌ وَلاَ Ù‚ÙŽØ·Ùيعَة٠رَØÙم٠إÙلاَّ أَعْطَاه٠اللَّه٠بÙهَا Ø¥ÙØْدَى ثَلاَث٠إÙمَّا أَنْ تÙعَجَّلَ لَه٠دَعْوَتÙÙ‡Ù ÙˆÙŽØ¥Ùمَّا أَنْ يَدَّخÙرَهَا Ù„ÙŽÙ‡Ù ÙÙÙ‰ الآخÙرَة٠وَإÙمَّا أَنْ٠يَصْرÙÙÙŽ عَنْه٠مÙÙ†ÙŽ السّÙوء٠مÙثْلَهَا ». قَالÙوا Ø¥Ùذاً Ù†ÙكْثÙرÙ. قَالَ « اللَّه٠أَكْثَر٠»
“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do'a-do'a kalian.”[3]
:: Bukti Ampuhnya Do’a
Beberapa kisah berikut membuktikan betapa ampuhnya do’a bagi seorang muslim.
(1) Do’a Ummu Salamah sehingga bisa menikah dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ada sebuah hadits dari Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam- berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
« مَا Ù…Ùنْ عَبْد٠تÙصÙيبÙÙ‡Ù Ù…ÙصÙيبَةٌ ÙÙŽÙŠÙŽÙ‚Ùول٠إÙنَّا Ù„Ùلَّه٠وَإÙنَّا Ø¥Ùلَيْه٠رَاجÙعÙونَ اللَّهÙمَّ أْجÙرْنÙÙ‰ ÙÙÙ‰ Ù…ÙصÙيبَتÙÙ‰ وَأَخْلÙÙÙ’ Ù„ÙÙ‰ خَيْرًا Ù…Ùنْهَا Ø¥Ùلاَّ أَجَرَه٠اللَّه٠ÙÙÙ‰ Ù…ÙصÙيبَتÙه٠وَأَخْلَÙÙŽ لَه٠خَيْرًا Ù…Ùنْهَا ». قَالَتْ Ùَلَمَّا تÙÙˆÙÙÙ‘ÙÙ‰ÙŽ أَبÙÙˆ سَلَمَةَ Ù‚Ùلْت٠كَمَا أَمَرَنÙÙ‰ رَسÙول٠اللَّه٠-صلى الله عليه وسلم- ÙَأَخْلَÙÙŽ اللَّه٠لÙÙ‰ خَيْرًا Ù…Ùنْه٠رَسÙولَ اللَّه٠-صلى الله عليه وسلم-.
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un. Allahumma'jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do'a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.”[4]
Lihatlah bagaimana do’a Ummu Salamah bisa dikabulkan dengan diberi suami seperti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini menunjukkan ajaibnya do’a.
(2) Kisah Seorang Istri yang Mendoakan Suaminya yang Bejat
Ada seorang suami yang benar-benar jauh dari ketaatan pada Allah Ta’ala, yang gemar melakukan dosa. Ia memiliki istri yang sholehah. Istrinya ini senantiasa memberinya nasehat, wejangan dan berlemah lembut dalam ucapan pada suaminya, namun belum juga nampak bekas kebaikan pada diri sang suami. Si istri ini pun tahu bahwa do’a kepada Allah Ta’ala adalah sebaik-baiknya cara (agar suaminya bisa mendapatkan hidayah). Karena Allah subhanahu wa ta’ala yang memberi petunjuk pada siapa saja yang Dia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki. Si istri ini akhirnya terus menerus berdoa agar Allah memperbaiki keadaan suaminya menjadi baik dan menunjukkan suaminya ke jalan yang lurus (shirothol mustaqim). Ia tidak bosan-bosannya berdoa akan hal ini siang dan malam.
Akhirnya si istri mendapatkan waktu yang ia nanti-nanti. Suatu hari hidayah pun menghampiri suaminya, nampak pada suaminya tanda kembali taat. Suaminya akhirnya gemar lakukan kebaikan, ia pun bertaubat dan kembali kepada Allah Ta’ala. Walillahil hamd, segala puji hanya untuk Allah.[5] Lihatlah bagaimana lagi satu kisah yang menunjukkan keinginan yang terwujud berkat do’a pada Allah.
(3) Kisah Seorang Pria yang Dikaruniai Anak di Usia Senja.
Ada seorang pria menikahi seorang wanita. Ia sudah bersama wanita tersebut beberapa tahun lamanya, namun belum juga dikaruniai anak. Lalu ia menikah lagi dengan wanita lainnya, Allah pun belum menakdirkan baginya untuk memiliki anak. Hal ini membuat ia semakin merindukan memiliki buah hati. Ketika usianya sudah beranjak dewasa, ia menikah lagi dengan wanita ketiga. Padahal umurnya ketika itu adalah 60 tahun. Di setiap malam, ia selalu melakukan shalat tahajud. Di waktu sahr (menjelang Shubuh), ia berdo’a pada Allah, “Ya Allah, karuniakanlah padaku seorang anak laki-laki atau seorang anak perempuan.” Dengan karunia Allah subhanahu wa ta’ala, akhirnya istrinya pun hamil. Kemudian datanglah waktu istrinya melahirkan. Ia pun diberikan kabar gembira dengan diberi rizki seorang putera. Ia begitu amat gembira dan banyak bersyukur pada Allah. Beberapa waktu lagi setelah kelahiran tadi, Allah memberinya juga seorang puteri. Fa subhanal kariim. Maha Suci Allah atas karunia-Nya.[6]
Kisah ini menunjukkan bagaimana ampuhnya do’a bagi seorang muslim. Mendapatkan keturunan di usia tua juga sudah dialami oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Namun Nabi Ibrahim mendapatkan anak dengan istri yang sama-sama juga sudah berusia senja. Allah Ta'ala menceritakan,
وَامْرَأَتÙه٠قَائÙÙ…ÙŽØ©ÙŒ ÙَضَØÙكَتْ Ùَبَشَّرْنَاهَا بÙØ¥ÙسْØَاقَ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ وَرَاء٠إÙسْØَاقَ يَعْقÙوبَ (71) قَالَتْ يَا وَيْلَتَا Ø£ÙŽØ£ÙŽÙ„Ùد٠وَأَنَا عَجÙوزٌ وَهَذَا بَعْلÙÙŠ شَيْخًا Ø¥Ùنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عَجÙيبٌ (72)
“Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub. Isterinya berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh." ” (QS. Huud: 71-72)
Itulah karunia Allah, suatu hal yang mustahil bisa saja terjadi dengan izin Allah.
(4) Seorang Pemuda yang Berdo’a agar Dimudahkan Menundukkan Pandangan dari yang Haram
Ada seorang pemuda yang sempat melihat video-video (porno) dan gambar lain yang diharamkan. Ia pun bertekad kuat agar terhindar dari melihat seperti itu. Namun ia tidak mampu. Kemudian ia mampu. Ia pun berdo’a pada Allah Ta’ala agar Allah menjaga pendengaran dan penglihatannya dari yang haram. Akhirnya, Allah memperkenankan do’anya. Dari sini ia pun tidak suka melihat gambar-gambar yang terlarang seperti itu. Sampai-sampai ia pun bisa menghafalkan Al Qur’an karena sikapnya yang menjauhi maksiat.[7]
Kisah ini membuktikan bahwa kita bisa terhindar dari maksiat hanya dengan taufik Allah, jalannya adalah dengan banyak memohon pada Allah. Laa hawla wa laa quwwata illa billah, tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi maksiat kecuali dengan pertolongan Ar Rahman. Do’a yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan agar kita bisa menjaga pandangan, pendengaran dan hati kita dari kejelekan dan maksiat adalah do’a,
اللَّهÙمَّ Ø¥ÙنّÙÙ‰ أَعÙوذ٠بÙÙƒÙŽ Ù…Ùنْ شَرّ٠سَمْعÙÙ‰ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ شَرّ٠بَصَرÙÙ‰ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ شَرّ٠لÙسَانÙÙ‰ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ شَرّ٠قَلْبÙÙ‰ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ شَرّ٠مَنÙيّÙÙ‰
“Allahumma inni a’udzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri bashorii, wa min syarri lisaanii, wa min syarri qolbii wa min syarri maniyyii” (Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan, hati dan angan-angan yang rusak).[8]
www.rumaysho.com
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal