TEKNIK FOTOGRAFI MALAM
TEKNIK FOTOGRAFI MALAM
oleh jakfoto.net pada 21 Agustus 2011 jam 5:15
Mari kita sedikit lebih mengetahui beberapa teknik & tips fotografi malam. Terlepas dari tipe kamera yang anda gunakan apakah itu kamera DSLR yang cukup mahal, kamera saku, atau bahkan ponsel, anda akan bisa mengambil foto lebih baik jika anda belajar tentang pencahayaan dan mengetahui kamera anda.
Memotret dengan flash tak jarang membawa hasil yang tidak baik. Wajah yang datar dan terlihat tidak alami karena penggunaan flash dalam fotografi malam dapat merusak kenangan tertentu. Latar belakangnya begitu gelap dan seakan tak ada gunanya. Berikut merupakan cara bagaimana menghasilkan foto potret yang kelihatan alami dan memotret dalam kondisi rendah atau sangat rendah pencahayaan.
Keseluruhan strateginya ialah pengontrolan dan kompensasi rendah pencahayaan, dan menggunakan perangkat sederhana yang sudah terpasang pada kamera anda.
Untuk pencahayaan, anda dapat dengan sengaja menyetel kamera anda untuk menggunakan flash atau tidak. Cari tahu bagaimana mematikan flash dan menggunakan cahaya alami untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam fotografi malam. Ikon standarnya bergambar petir (flash hidup) dan gambar petir dengan garis melintang (flash mati). Potret satu foto dengan flash lalu satunya lagi tanpa flash, dan anda akan melihat perbedaan besar.
Flash yang lebih canggih akan mencoba untuk melakukan kompensasi pada jarak tertentu, tapi terlalu dekat artinya terlalu dekat dan terlalu jauh memang terlalu jauh.
Dalam pembahasan fotografi malam ini anda dapat mengabaikan setelan flash untuk menghindarkan mata merah dalam foto. Hindari penyetelan otomatis, yang secara otomatis memutuskan kapan menggunakan flash dan kapan tidak, tergantung pada pencahayaan yang ada. Ada setelan lain (gambar bulan dan bintang mungkin merupakan tanda setelan untuk fotografi malam, cobalah).
Hal yang seharusnya anda ketahui pertama ialah tentang kamera anda. Bagi kebanyakan orang, lebih gampang mencarinya pada softcopy yang terdapat dalam CD daripada mencarinya pada buku manual. Banyak kamera yang bahkan tidak disertai dengan buku manual hanya dalam CD. Untuk mendownload file softcopynya cari saja di Google, ketikkan model kamera anda. File softcopy biasanya dalam format PDF, jadi kata kunci yang digunakan misalnya samsung E5-7 manual download pdf.
Beberapa kamera telah dipasangi layar bantuan untuk beberapa fitur. Banyak yang menampilkan berbagai penyetelan otomatis. Lihat kamera anda.
Kenalkan diri anda dengan beberapa setelan yang barvariasi tergantung model kamera. Bereksperimen dan ujilah sebelum anda memerlukan penyetelan-penyetelan tersebut agar anda dapat mengetahui kemampuan atau apa yang dapat dilakukan oleh kamera anda dan bagaimana cara melakukannya. Kebanyakan penyetelan yang anda temui bisa diabaikan karena untuk hal lain. Atur ulang jam yang terdapat pada kamera agar foto-foto anda sesuai dengan tanggal dan waktu.
Mengubah ISO pada kamera digital atau ASA yang non digital, ke angka yang lebih tinggi menyebabkan kamera lebih sensitif terhadap cahaya. Jika anda melihat informasi internal (klik kanan lalu property) mungkin di dalamnya akan terdapat angka ISO yang digunakan untuk foto itu. Pada umumnya berada pada 100 atau 200. Angka yang lebih rendah berarti pencahayaannya cukup sehingga tidak memerlukan sensitifitas sensor atau film tinggi yang dapat meningkatkan noise pada hasil foto. Jika kamera anda bisa disetel ke ISO 50 berarti kamera anda mampu untuk memberikan hasil yang terbaik pada angka tersebut. Jika anda secara manual menaikkan ISO ke lebih dari 800 atau 1600 berarti sensor anda lebih sensitif terhadap cahaya dan mengorbankan tonal warna dan kedalaman, tapi foto anda tidak akan penuh dengan warna hitam dan gelap. Jangan lupa untuk mengembalikan setelannya ke otomatis ketika mematikan kamera. Cobalah untuk mempraktekannya.
Tempatkan kamera pada bidang yang tak mudah bergerak, misalnya kursi, meja, dinding, apapun yang dapat menghindarkan atau membatasi blur atau foto kabur yang dihasilkan oleh getaran atau pergerakan kamera.
Anda dapat memilih setelan Shutter Speed dan Apertura pada kamera saku yang lebih canggih dan semua kamera DSLR. Bukaan shutter yang lama (1/8 detik, 125 milidetik) akan membuat lebih banyak cahaya yang masuk, tapi gampang menjadi kabur. Waktu yang lebih cepat (1/100 detik) dapat mencegah kekaburan tapi membutuhkan pencahayaan yang lebih besar. Anda dapat memilih ukuran apertura (bukaan lensa) untuk mengontrol cahaya, yang juga mengontrol depth-of-field atau jangkauan fokus. Apertura kecil (angka f tinggi, misalnya f/16, f/22), jangkauan fokus tinggi, memungkinkan anda untuk membuat latar belakang foto menjadi jelas dalam fokus tapi memerlukan pencahayaan yang lebih banyak. Bukaan apertura besar (f/2 atau f/5,6) membatasi fokus hanya kepada subyek anda, mengaburkan yang lain, tapi hanya membutuhkan sedikit pencahayaan. Cobalah untuk kreatif, pelajari cara kerjanya, dan miliki lebih banyak kontrol terhadap foto-foto anda.
Jadi, memotret pada 1/8 detik di f/1,4 akan memanfaatkan pencahayaan yang ada secara maksimum tapi akan bersifat kabur dan rendah jangkauan fokus kecuali anda benar-benar serius melakukannya. Hal ini lebih gampang diperoleh melalui kamera daripada menggunakan perangkat lunak setelahnya. Banyak berlatih akan menghasilkan foto yang lebih baik dalam fotografi malam anda.
Jika anda memiliki fitur 'image stabilization', mungkin saja bisa mengaktifkan flash atau tidak. Uji kamera anda untuk melihat apakah anda dapat menghidupkannya tanpa flash dan masih mendapatkan stabilisasi atau tidak.
Perhatikan pencahayaan yang ada dan lampu dalam ruangan. Anda bisa secara dramatis meningkatkan cahaya pada wajah subyek anda hanya dengan memintanya bergeser sedikit. Jika cahayanya langsung dari atas, bayangan gelap di bawah hidung dan mata akan nampak tidak baik, minta agar mereka mundur sedikit untuk hasil yang lebih alami.
Carilah setelan untuk color balance. Jika tidak disetel dengan benar, foto yang diambil dengan pencahayaan bersumber dari lampu pijar akan menjadi terlalu merah atau jingga, lampu neon akan membuat semuanya kelihatan hijau atau biru. Cara gampangnya, ketika anda membuka setelan color balance carilah warna yang mirip dengan warna ruangan tersebut. Penyetelan color balance akan memberikan hasil yang lebih baik jika anda memilih setelan terbaik yang sesuai.
Milikilah tripod kecil, dengan harga yang cukup ringan di kantong. Lakukan penyetalan ISO, color balance, zoom dan lain sebagainya. Taruh kamera anda pada tripod di atas meja, atur self-timer 10 detik atau kurang (hampir semua kamera memiliki fitur ini) dan biarkan kamera menekan dan melepas tombol shutter sendiri untuk mencegah goyangan. Jelaskan pada subyek anda bahwa kamera akan memberikan tanda sebelum mengambil foto.
Jika kamera anda memiliki lensa zoom, berikut beberapa trik yang dapat anda lakukan. Atur flash hidup, tapi mundur dari subyek. Kemudian zoom agar sesuai dalam frame atau bingkai. Anda bisa mendapatkan cahaya flash yang lebih rendah, tapi dengan gambar yang sama. Menggunakan cahaya yang lebih alami akan membuat warna kulit lebih asli dan lembut serta lingkungan sekitarnya akan terlihat lebih baik daripada sekadar hitam. Cobalah.
Flash berfungsi mulai dari minimum 1,5 meter hingga maksimum 3 meter lebih, jadi anda akan mendapatkan hasil berbeda hanya dengan mundur beberapa langkah. Hal ini juga berarti bahwa menggunakan flash pada jarak 5 meter lebih akan membuat kamera menghasilkan gambar yang tidak sesuai. Jika anda mengambil foto dari jarak yang agak jauh misalnya dalam sebuah auditorium, matikanlah flash untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, karena flashnya tidak akan berarti apa-apa kecuali membuat terang berlebihan pada obyek yang lebih dekat dan membuat kamera berpikir bahwa ada lebih banyak pencahayaan yang ada pada subyek daripada yang sebenarnya.
Pegang kamera sejajar dengan ketinggian subyek anda. Distorsi terjadi jika anda berdiri dan subyek anda duduk. Hal itu membuat subyek anda terlihat gemuk. Banyak orang tidak mau difoto karena mereka selalu terlihat gemuk (karena mereka selalu duduk). Posisikan diri anda agak ke bawah atau berlutut untuk mengambil foto. Foto anda biasanya akan terlihat lebih menarik jika anda melakukan zoom atau mendekat untuk memenuhi frame atau bingkainya dengan wajah, kecuali latarnya penting. Orang ingin melihat wajah bukan jari kaki.
Jika anda memiliki kamera DSLR, anda bisa memiliki flash eksternal dengan kepala yang dapat diputar. Arahkan flash ke atas sekitar 45 derajat jadi mengarah ke langit-langit di antara anda dan subyek anda. Ini disebut "bounce flash" dan menghasilkan efek yang lebih lembut dan lebih baik. Anda juga dapat bereksperimen dengan diffuser, tissue, sapu tangan atau benda lainnya untuk menutupi flash agar intensitasnya berkurang dan melibatkan lebih banyak cahaya alami.