5 Film Karya Anak Bangsa Terbaik

05 September 2012 21:16:54 Dibaca : 980
1. PETUALANGAN SHERINA

 

 

 

Sutradara: Riri Reza

 

 

 


Ayah Sherina (Sherina Munaf), yaitu Darmawan (Mathias Muchus), insinyur pertanian, mendapatkan kerja pertanian sesuai dengan impiannya, Sherina ikut pindah ke Bandung Utara. Di sekolahnya yang baru, ia mendapat musuh, Sadam (Derby Romero), yang ternyata anak dari majikan Darmawan, Ardiwilaga (Didi Petet).

 


Hal ini diketahui Sherina saat berliburan ke rumah Ardiwilaga. Dalam kesempatan ini permusuhan kedua anak tadi berubah menjadi persahabatan, karena keduanya diculik oleh Pak Raden (Butet Kertaradjasa), suruhan Kertarejasa (Djaduk Ferianto), yang menguasai tanah pertanian Ardiwilaga, untuk proyek propertinya.
 
2. DENIAS 
Sutradara: John de Rantau
 
Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua yang bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seluruh setting lokasi dilakukan di pulau Cendrawasih ini. Cerita dalam film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua yang bernama Janias.


Sebuah film yang harus ditonton oleh mereka yang mengaku peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia.

Sebuah film yang dapat membuka pandangan kita tentang betapa pendidikan yang layak di negeri ini masih sangat mahal, masih sangat rumit dan masih banyak terjadi diskriminasi-diskriminasi yang tidak masuk akal.


Dalam film ini juga dapat kita lihat keindahan provinsi Papua yang berhasil direkam dengan begitu indahnya.
 
3. TANAH AIR BETA
-
Sutradara: Ari Sihasale

Tahun 1998. Timor-Timur berpisah dari Indonesia, membuat perpisahan harus terjadi. Banyak keluarga yang mendapatkan konflik internal antara tetap berada di Indonesia, yakni di Kupang, atau memutuskan berpindah ke Timor Timur. Sebuah keluarga yang ayahnya sudah wafat adalah salah satu keluarga yang menerima konflik tersebut. Merry (Griffit Patricia) memutuskan untuk memilih tetap berada di Indonesia dan bersekolah di sekolah kecil yang berguru ibunya, Tatiana (Alexandra Gottardo).

Mereka berdua berpisah dengan kakak Merry, Mauro yang memilih tinggal di Timor Timur bersama pamannya. Dirumah mereka, mereka berteman dengan pemilik toko kelontong; Koh Ipin (Robby Tumewu) dan Cik Irene (Tessa Kaunang).

Disekolah, Merry adalah korban kejahilan teman sebayanya, Carlo (Yahuda Rumbindi) yang sebenarnya hanya menginginkan seorang adik. Ia dirawat oleh seorang keturunan Arab bernama Abu Bakar (Asrul Dahlan) yang juga bersahabat dengan Tatiana setelah Ibu Carlo meninggal. Tatiana rajin pergi ke pengungsian untuk bertemu seorang relawan bernama Lukman (Lukman Sardi) untuk mencari tahu info mengenai Mauro.
 
Jan
19

12 FILM ANAK BANGSA TERBAIK VERSI ILUVINDONESIA

MERDEKA...!!!
 
hehehehe...
Ketemu lagi ma mbah tokek, kali ini mbah tokek akan mengenalkan 12 film anak buatan dalam negeri yang sangat inspiratif dan menghibur.
 
Disaat indonesia lagi marak-maraknya film "dhedemit" alias hantu-hantuan yang hayalannya nggak karu-karuan yang jelas sangat tidak mendidik dan bukan untuk konsumsi anak-anak, rupanya masih ada segelintir anak negeri yang mencoba berkarya dengan karya-karya inspiratif yang ditujukan untuk seluruh kalangan terutama anak-anak.
 
Inilah 12 film anak yang menurut mbah terbaik, langsung aja:
 
1. PETUALANGAN SHERINA
 
Sutradara: Riri Reza
 

Ayah Sherina (Sherina Munaf), yaitu Darmawan (Mathias Muchus), insinyur pertanian, mendapatkan kerja pertanian sesuai dengan impiannya, Sherina ikut pindah ke Bandung Utara. Di sekolahnya yang baru, ia mendapat musuh, Sadam (Derby Romero), yang ternyata anak dari majikan Darmawan, Ardiwilaga (Didi Petet).

Hal ini diketahui Sherina saat berliburan ke rumah Ardiwilaga. Dalam kesempatan ini permusuhan kedua anak tadi berubah menjadi persahabatan, karena keduanya diculik oleh Pak Raden (Butet Kertaradjasa), suruhan Kertarejasa (Djaduk Ferianto), yang menguasai tanah pertanian Ardiwilaga, untuk proyek propertinya.
 
2. DENIAS 
Sutradara: John de Rantau
 
Film ini menceritakan tentang perjuangan seorang anak suku pedalaman Papua yang bernama Denias untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Seluruh setting lokasi dilakukan di pulau Cendrawasih ini. Cerita dalam film ini merupakan adaptasi dari kisah nyata seorang anak Papua yang bernama Janias.


Sebuah film yang harus ditonton oleh mereka yang mengaku peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia.

Sebuah film yang dapat membuka pandangan kita tentang betapa pendidikan yang layak di negeri ini masih sangat mahal, masih sangat rumit dan masih banyak terjadi diskriminasi-diskriminasi yang tidak masuk akal.


Dalam film ini juga dapat kita lihat keindahan provinsi Papua yang berhasil direkam dengan begitu indahnya.

3. TANAH AIR BETA
-
Sutradara: Ari Sihasale

Tahun 1998. Timor-Timur berpisah dari Indonesia, membuat perpisahan harus terjadi. Banyak keluarga yang mendapatkan konflik internal antara tetap berada di Indonesia, yakni di Kupang, atau memutuskan berpindah ke Timor Timur. Sebuah keluarga yang ayahnya sudah wafat adalah salah satu keluarga yang menerima konflik tersebut. Merry (Griffit Patricia) memutuskan untuk memilih tetap berada di Indonesia dan bersekolah di sekolah kecil yang berguru ibunya, Tatiana (Alexandra Gottardo).

Mereka berdua berpisah dengan kakak Merry, Mauro yang memilih tinggal di Timor Timur bersama pamannya. Dirumah mereka, mereka berteman dengan pemilik toko kelontong; Koh Ipin (Robby Tumewu) dan Cik Irene (Tessa Kaunang).

Disekolah, Merry adalah korban kejahilan teman sebayanya, Carlo (Yahuda Rumbindi) yang sebenarnya hanya menginginkan seorang adik. Ia dirawat oleh seorang keturunan Arab bernama Abu Bakar (Asrul Dahlan) yang juga bersahabat dengan Tatiana setelah Ibu Carlo meninggal. Tatiana rajin pergi ke pengungsian untuk bertemu seorang relawan bernama Lukman (Lukman Sardi) untuk mencari tahu info mengenai Mauro.

4. GARUDA DI DADAKU
 
Sutradara: Ifa Isfansyah

Bayu, yang masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar, memiliki satu mimpi dalam hidupnya: menjadi pemain sepak bola hebat. Setiap hari dengan penuh semangat, ia menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya sambil mendribble bola untuk sampai ke lapangan bulu tangkis dan berlatih sendiri di sana. Heri, sahabat Bayu penggila bola, sangat yakin akan kemampuan dan bakat Bayu.

Dialah motivator dan “pelatih” cerdas yang meyakinkan Bayu agar mau ikut seleksi untuk masuk Tim Nasional U-13 yang nantinya akan mewakili Indonesia berlaga di arena internasional. Namun Pak Usman, kakek Bayu, sangat menentang impian Bayu karena baginya menjadi pemain sepak bola identik dengan hidup miskin dan tidak punya masa depan.

Dibantu teman baru bernama Zahra yang misterius, Bayu dan Heri harus mencari-cari berbagai alasan agar Bayu dapat terus berlatih sepak bola. Tetapi hambatan demi hambatan terus menghadang mimpi Bayu, dan bahkan persahabatan tiga anak itu terancam putus

GARUDA DI DADAKU 2
 
Sutradara: Rudi Soedjarwo

Bayu (Emir Mahira), yang sekarang sudah menjadi anggota sepakbola timnas U-15, ingin membuktikan dirinya mampu membawa timnya menjuarai kompetisi junior tingkat ASEAN di Jakarta. Dengan dukungan sahabatnya, Heri (Aldo Tansani), berikut teman sekelas yang memikat hatinya, Anya (Monica Sayangbati), dan pelatih timnas dengan teknik unik, Pak Wisnu (Rio Dewanto), Bayu memimpin teman-temannya berjuang amat keras untuk mencapai final.

Namun kehadiran seorang pemain baru bernama Yusuf malah mengacaukan konsentrasi Bayu. Apalagi Yusuf menjadi the rising star di tim tersebut, dan makin akrab berteman dengan Heri. Ditambah dengan situasi tim yang makin porak poranda, Bayu jadi pesimis dan memilih kabur. Final kompetisi tinggal selangkah lagi di depan mata.
 
5. LASKAR PELANGI
 
Sutradara : Riri Riza
 
SEBUAH adaptasi sinema dari novel fenomenal “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata, yang mengambil setting di akhir tahun 70-an. Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan ditutup.
 
Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan.
5 tahun bersama, Bu Mus, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, berjuang untuk terus bisa sekolah. Di antara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah, Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian) dan Mahar (Veris Yamarno) dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.
 
Di tengah upaya untuk tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi tantangan yang besar.