Sejarah kepemimpinan,Definisi Kepemimpinan,Teori Kepemimpinan,Sifat Kepemimpinan Hasta Brata
1.Sejarah kepemimpinan
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Mengutip sebuah mutiara hadits dalam agama yang penulis yakini. Sudah menjadi ketetapan-Nya bahwa kita adalah seorang pemimpin. Hal ini tidak mempedulikan apa jabatannya sekarang, berapa jumlah bawahannya, strata pendidikannya, darimana sukunya berasal, dan berapa penghasilannya per bulannya. Kita murni terlahir sebagai pemimpin di dunia ini, entah itu di lingkup organisasi maupun lingkup kecil keluarga tersayang atau dalam lingkup yang lebih kecil lagi, diri kita pribadi. Kita selalu dituntut tampil dengan baik sebagai seorang pemimpin. Pemimpin yang bisa mengayomi, pemimpin yang bisa melindungi dan menjadi teladan bagi pengikut atau orang yang dipimpinnya.
Sebenarnya, pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Seperti organisasi, juga terdapat banyak pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan.
2. Definisi Kepemimpinan
Menurut arti secara harfiah, pimpin berarti bimbing. Memimpin berarti membimbing atau menuntun. Pemimpin merupakan orang yang memimpin ataupun seorang yang menggunakan wewenang serta mengarahkan bawahannya guna mengerjakan pekerjaan mereka untuk mencapai tujuan tertentu dari organisasi. Seperti manajemen,Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula. Beberapa definisi Kepemimpinan menurut para ahli yaitu :
a). Menurut Stoner, (1996 : 161) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok.
b). Menurut Wahjosumidjo (1999: 79) bahwa seorang pemimpin memiliki kecerdasan, pertanggung jawaban, sehat dan memiliki sifat sifat antara lain Dewasa, keleluasaan hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan prestasi serta sikap hubungan kerja kemanusiaan. Sebaliknya dalam realitas sosial modern, juga dikenal pemimpin karismatik, terutama dalam lingkungan sosial dan politik.
c). Menurut Tead;Terry;Hoyt didalam Kartono,2003. Definisi kepemimpinan menurutnya adalah sebuah kegiatan ataupun sebuah seni untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama yang didasarkan kepada kemampuan yang dimiliki oleh orang itu guna membimbing orang lain didalam usaha mencapai berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh kelompok.
d). Menurut Salusu (1988,80) bahwa Kepemimpinan ditafsirkan sebagai kekuatan yang menyeleksi mimpimimpi seseorang dan kemudiannya menetapkan tujuan hidup seseorang. Kepemimpinan dalampandangannya berarti sesuatu daya yang mampu menggerakkan seseorang dari dalam dirinya dan mengarahkan seseorang kepada sukses pencapaian misi(organisasi).
e). Menurut sudut pandang Young, kepemimpinan itu sebuah bentuk dominasi yang didasari oleh kemampuan pribadi yang mampu untuk mengajak ataupun mendorong orang lain untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan kepada penerimaan oleh organisasinya, dan mempunyai keahlian yang khusus yang sesuai dengan situasi yang khusus pula. Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan tepat.
f). Menurut Geneen (1984: 80), bahwa kepemimpinan sebagai seperangkat kemampuan individual yang sangat subyektif dan sulit diukur secara kualitatif dengan angka. Kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain adalah bersumber dari hati nurani yang sangat subyektif tersebut. Oleh karena tidak punya ukuran obyektif, kepemimpinan tidak dapat diajarkan, apalagi ditiru oleh seseorang sejak dilahirkan. Mantan Presiden Amerika, mengatakan bahwa Pengaruh Kepemimpinan dan Team Work terhadap Kinerja Karyawan di Koperasi Sekjen Kemdikbud Senayan Jakarta kepemimpinan adalah sebuah seni yang sangat special dimiliki seseorang. Untuk melaksanakannya diperlukan visi yang besar dari seseorang yang menjadi pemimpin. Potensi kepemimpinan visioner seorang pemimpin dapat bersumber dari potensi mengembangkan seni dan kepemimpinan.
Kepemimpinan tidak dapat terlepas dari konsep pemimpin yang komprehensif.
3.Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan bawaan alamiah seseorang sejak lahir, anggapan itu mungkin dapat dikatakan benar, namun tidak sedikit pula yang beranggapan, jika kepemimpinan merupakan sifat yang diperoleh seseorang, karena dibentuk oleh lingkungan, pengalaman, dan juga pendidikan, hal ini juga tidak salah.
A. Macam Teori kepemimpinan
1. Great Man Theory
Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi, bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang semenjak orang tersebut dilahirkan. Teori ini berkembang sejak abad ke-19.Meski tidak dapat diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak orang mengakui bahwa hanya satu orang diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri khas sebagai pemimpin yang hebat.
2. Trait Theory
Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini meyakini bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu, akan menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan.
Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.
3. Contingency Theory
Teori kontingensi atau yang berasal dari kata Contingency Theory menganggap, bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan, bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu.
Atas dasar teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil dan memimpin dengan sangat efektif pada suatu kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, apabila pemimpin tersebut dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah pula.
4. Teori gaya dan perilaku
Teori kepemimpinan yang berdasar gaya dan perilaku disebut sebagai kebalikan dari The Great Man Theory.
Teori berdasar gaya dan perilaku menyatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini fokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada kualitas mental atau sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut.
5. Behavioral Theories
Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku atau Behavioral Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai kepemimpinan. Teori ini memberikan perhatian kepada perilaku para pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik mental, fisik, dan sosial pemimpin tersebut. Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari.
6. Teori Servant
Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai pelayan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini meyakini, bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau anggotanya. Gaya kepemimpinan ini cenderung fokus untuk memenuhi kebutuhan pengikut dan membantu mereka menjadi untuk lebih mandiri dan berwawasan lebih luas.
7. Teori transaksional
Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya yang menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya Perjanjian ini dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi) yang sepadan atau saling menguntungkan antara pemimpin dengan staf.
8. Teori transformasional
Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan. Teori kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah pada istilah memanusiakan manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan personal pemimpin terhadap staf atau bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka membangun semangat, mengubah kesadaran, serta memberi inspirasi, demi mencapai tujuan bersama tanpa merasa ditekan maupun tertekan, bahkan mampu memotivasi setiap anggotanya.
4. Sifat Kepemimpinan Hasta Brata
Kedelapan unsur ilmu hasta brata memiliki filosofi kepemimpinan Jawa yang ideal bagi seorang pemimpin. Adapun 8 filosofi kepemimpinan Jawa dalam Ilmu hasta brata adalah:
1. Bumi
Seorang pemimpin hendaknya memiliki sifat bumi yakni selalu memberi kebutuhan dasar bagi semua mahkluk hidup. Sifat bumi melambangkan kepedulian tanpa pamrih dan kokoh dalam melindungi rakyatnya.
2. Matahari
Filosofi matahari dalam kepemimpinan Jawa Ilmu Hasta Brata artinya adalah seorang pemimpin hendaknya memberi cahaya terus menerua agar semua mahluk tumbuh kembang. Pemimpin hendaknya membagi, menerangi, memberikan kehangatan dan kasih sayang kepada rakyatnya.
3. Api
Sifat api bukan lantas seorang pemimpin memiliki karakter keras. Namun makna dari sifat api yakni memiliki hukum yang jelas untuk membakar semua, tanpa pandang bulu. Sifat dari api ini adalah unsur alam paling adil, berani, dan tegas dalam mengambil keputusan.
4. Samudra
Seorang pemimpin mimiliki sifat samudra yakni menerima semua aliran sungai, bersih atau kotor airnya. Hal ini mengartikan bahwa pemimpin Jawa adalah seseorang yang menerima semua golongan tanpa membeda-bedakan.
5. Langit
Sifat langit yakni atap bagi bumi. Makna dari unsur langit dalam ilmu hasta brata yakni luasnya ilmu pengetahuan, cakap, memiliki kemampuan untuk mengayomi semua lapisan.
6. Angin
Bagi seorang pemimpin memiliki sifat angin yakni keberadaan dan pengaruhnya bisa dirasakan bagi sekitarnya. Artinya simbol kekuasaan yang dimiliki bukan sekadar menguasai, akan tetapi pemimpin terjun dari berbagai persoalan yang dihadapi rakyatnya.
7. Bulan
Seorang pemimpin yang memiliki sifat bulan yakni pemimpin adalah sosok yang memberikan kedamaian bagi sekitarnya atau rakyatnya. Ia senantiasa memiliki keteduhan dan menerangi dalam gelap sertia memberikan harapan baik pada rakyatny
8. Bintang
Filosofi kepemimpinan Jawa pada sifat bintang yakni saat malam hari, bintang terlihat memberikan arah mata angin bagi yang membutuhkan. Artinya seorang pemimpin menjadi pengarah dan pedoman bagi rakyatnya.