LABEL : TeknikIndustriUNG

Filosofi Kepemimpinan Hasta Brata & Teori Munculnya pemimpin

12 September 2022 20:47:22 Dibaca : 123

A. Hasta Brata

Kata astha/hasta berasal dari bahasa Jawa kuno atau Sansekerta yang berarti delapan, dan brata yakni laku, sikap, tindakan atau sejenisnya. secara etimologi Hasta Brata dapat dimaknai sebagai delapan laku atau sifat atau watak. Jadi Hasta Brata dapat dimaknai sebagai delapan syarat yang harus dipegang oleh seorang pemimpin.

Hasta Brata merupakan sebuah ajaran kode etik kepemimpinan dari zaman dahulu hingga sekarang yang populer di kalangan masyarakat Jawa. Banyak argumen yang menyatakan bahwa falsafah kepemimpinan Jawa yang terkandung dalam Hasta Brata lebih ideal dibandingkan yang lain.  

Ilmu Hasta Brata adalah ilmu kepemimpinan yang meneladani perwatakan delapan perwatakan alam yang menjadi dasar laku seorang pemimpin. Delapan perwatakan alam tersebut yaitu:

1.Hambenging Kisma (Watak Bumi)

Watak ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin harus menelagdani sifat bumi yang kuat, kaya dan murah hati. Artinya seorang pemimpin haruslah tangguh dan tidak mudah mengeluh. seorang pemimpin harus mau menampung seluruh aspirasi masyarakat, seperti bumi yang menampung seluruh mahluk hidup. 

2. Hambenging Tirta (Watak Air)

Watak ini menggambarkan seorang pemimpin haru selalu mengalir dinamis dan rendah hati. pemimpin juga harus meniru sifat air yang selalu menyesuaikan dan memenuhi wadahnya dan memenuhi setiap celah. Air juga tidak pernah pilih kasih untuk membasahi sesuatu. Artinya seorang pemimpin harus mampu beradaptasi dengan menyesuaikan diri dengan orang lain maupun dengan lingkungan.

3. Hambenging Samirana (Watak Angin)

Watak ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin harus meneladani sifat angin yang ada dimanapun dan mampu masuk ke celah yang kecil sekalipun. Artinya seorang pemimpin haruslah selalu dekat dengan seluruh rakyat tanpa memberi sekat, pemimpin juga harus meneliti dan mengetahui permasalahan yang ada secara aktual dan tidak mendasarkan dari perkataan orang semata.

4. Hambenging Samodra (Watak Lautan)

Watakm ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin harus meneladani sifat lautan yang luas serta menyejukkan. Artinya seorang pemimpin harus memiliki hati yang lapang, siap menerima keluhan dari seluruh rakyat, mendasarkan setiap kebijakan dan tindakan berdasarkan kecintaan kepada rakyatnya.

5. Hambenging Candra (Watak Bulan)

Watak ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin harus meneladani sifat bulan yang menjadi penerang dalam kegelapan. pemimpin yang memiliki sifat bulan adalah peimpin yang bijak, dapat memberi rasa aman dan menjadi sinar dibalik gelap malam, memimpin dengan kearifan dan visioner.,

6. Hambenging Surya (Watak Matahari)

Watak ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin harus meneladani sifat matahari yang memberi cahaya dan energi kehidupan di bumi. Seorang pemimpin haruslah mampu memberi kekuatan atau power kepada oarang lain, membimbing dan mendidik anggotanya agar terhindar dari gelapnya kebodohan tanpa pilih kasih.

7. Hambenging Dahana (Watak Api)

Watak ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin harus meneladani sifat api yang panas dan membakar apapun yang disentuhnya. artinya seorang pemimpin harus memiliki wibawa dan mampu menegakkan keadilan dengan menyelesaikan permasalahan secara adil tanpa pandang bulu.

8. Hambenging Kartika (Watak Bintang)

Watak ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin harus meneladani sifat bintang yang memiliki  sinar terang di ketinggian dan dapat menjadi petunjuk arah. Artinya seorang pemimpin harus memiliki tujuan yang baik, bijaksana dan dapat dijadikan tauladan.

Delapan perwatakan Alam ini merupakan ajaran yang dimiliki Raja-raja pada jaman dahulu.  Ajaran ini menjadi idealisme para pemimpin, penguasaan karakter alam ini dapat mengantarkan para pemimpin pada kesuksesan dalam memimpin. Dengan adanya ajaran-ajaran Asta Brata ini, diharapkan para pemimpin lebih bijaksana dalam segala hal yang berhubungna dengan hajat hidup orang banyak.

B. Teori Munculnya Pemimpin

Terdapat tiga teori yang menjelaskan munculnya pemimpin. Tiga teori tersebut ialah sebagai berikut:

1. Teori Genetis (Keturunan)

Teori ini berpendapat bahwa seorang hanya akan jadi pemimpin yang efektif karena ia dilahirkan dengan bakat-bakat alami yang luar biasa yang diwarisi dari keluarganya. Apabila seseorang sudah ditakdirkan menjadi seorang pemimpin, seseorang tersebut akan mempunyai bakat menjadi seorang pemimpin tanpa harus menjalani pelatihan atau pendidikan sebelumnya. seseorang akan diangkat menjadi pemimpin karena keturunan.

2. Teori Sosial

Teori ini memandang bahwa pemimpin itu dibentuk dan dipersiapkan. Menurut pendekatan ini efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan dipersiapkan. Dengan mendapatkan kesempatan yang luas melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan yang terarah dan intensif, seseorang dapat menumbuhkan dan mengembangkan efektifitas kepemimpinannya.

3. Teori Ekologis 

teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian, dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong