PERKEMBANGAN MANAJEMEN YANG BERPENGARUH PADA ORGANISASI

06 February 2024 18:50:15 Dibaca : 49

Nama  : Nabila Firjatullah Lamato

NIM     : 561422039

Kelas   : A

Prodi   : S1 Teknik Industri

Tugas  : Mata Kuliah Pengendalian dan Penjaminan Mutu

 

A.    Sejarah Perkembangan Manajemen

Dilihat dari perkembangannya manajemen sebenarnva lahir dari seiak manusia melakukan Kegiatan pengaturan diri, keluarga dan kelompoknya untuk sesuatu tujuan yang diinginkannya. Tujuan tersebut dapat berupa seni atau keindahan, pencapaian suatu materi atau juga keberlangsungan hidupnya. Pada abab-abad yang lalu misalnya banyak karya besar manusia yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh manusia sekarang. Di dunia ini, kita mengenal istilah tujuh keajaiban dunia, seperti Candi Borobudur di Indonesia. Karya besar ini lahir pada saat ilmu dan teknologi belum begitu berkembang. Candi Borobudur dan candi-candi lainnya di Indonesia adalah sebuah karya seni yang menakjubkan, dibuat oleh bangsa Indonesia sendiri pada masa Jayanya kerajaan-kerajaan di tanah air. Untuk membangun candi tersebut diperlukan beratus-ratus atau bankan ribuan orang membantu pekeriaan pembangunan candi tersebut

B.    Evolusi Teori Manajemen

Daft (2003) mengatakan bahwa perspektif sejarah terhadap manajemen mencerminkan perspektif atau lingkungan untuk menerjemahkan peluang dan masalah yang timbul. Meskipun demikian, sejarah tidak hanya menyusun peristiwa dalam suatu urutan secara kronologis, tetapi juga mengembangkan suatu pemahaman mengenai dampak dari suatu Kekuatan sosial terhadap suatu organisasi. Mempelajari sejarah merupakan suatu cara untuk menciptakan pemikiran yang strate gis, melihat gambaran yang luas dan benar, serta memperbaiki keterampilan konseptual. Kekuatan sosial itu sendiri mengacu pada berbagai aspek budaya yang turut mempengaruhi hubungan antar-orang. Kekuatan orang in membentuk apa yang dikenal sebagai kontrak sosial, yang merupakan aturan dan persepsi umum tidak tertulis mengenai hubungan antar orang dan antar karyawan dengan manajemen. Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, didalamnya terdapat teori-teori yang dibuat oleh para ahli. Manajemen dan organisasi merupakan produk yang tercipta dari sejarah, situasi sosial, dan tempat kejadian. Berdasarkan hal tersebut, evolusi tori manajemen dipahami dalam Katannya dengan cara manusia terlibat pada suatu permasalahan hubungan di suatu kurun waktu tertentu dalam seiarah

1.     Generasi 1: Manajemen Ilmiah

Aliran Manajemen Ilmiah Manajemen ilmiah lair seiring dengan perkembangan teknologi yang dihasilkan oleh para ahli teknik yang bekerja pada perusahaan-perusahaan besar di eropa dan Amerika Serikat. Pada masa in dikenal ole kalangan usahawan sebagai revolusi industri. Para insinyur di eropa dan Amerika Serikat berupaya untuk mengembangkan berbagai cara baru untuk me-manage perusahaan. Teori Manajemen Ilmiah it sendiri dikembangkan berkat adanya kebutuhan terhadap peningkatan produktivitas. Dalam hal ini, produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan efisiensi pekerja. Beberapa variabel dalam manajemen ilmiah dapat didentifikasikan sebagai berikut:

1)     Peningkatan produktivitas perusahaan

2)     Pemanraatan tenaga keria beserta persvaratannya

3)     Peningkatan kesejahteraan karyawan.

4)     Lingkungan yang baik untuk peningkatan produktivitas kerja. Tokoh-tokoh yang memberikan sumbangan terhadap manajemen ilmiah diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Robert Owen

Robert Owen merupakan manajer dari beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanark, Scotlandia sejak tahun 1800-an. Di teorinya, Owen menekankan peranan sumber daya manusia sebagai kunci kesuksesan dari suatu perusahaan. Owen sebagai perintis daripada manajemen ilmiah melihat pada saat itu kondisi kerja dan kehidupan pekerja di pabrik-pabriknya sangat buruk, dimana banyak anak-anak di bawah umur sudah dipekerjakan, serta jam kerja yang melebihi kemampuan pekeria untuk melakukannva. Owen kemudian menerankan kebijakan untuk membatasi usia kerja seseorang yang bekerja dipabriknya diatas 10 tahun, dan menolak pekerja di bawah 10 tahun. Di samping itu, Owen juga menetapkan prosedur kerja yang mampu meningkatkan produktivitas kerja, selanjutnya juga menetapkan kebijakan insentif agar kesejahteraan karyawan meningkat.

b) Charles Babbage (1792-1871)

Charles Babbage merupakan profesor matematika yang memperhatikan berbagai cara kerja di pabrik. la beranggapan bahwa pengaplikasian berbagai prinsip ilmiah pada serangkaian proses pekerjaan akan mampu meningkatkan produktivitas keria dan lebih efisien. Babbage menganjurkan bahwa setiap pekerjaan dapat dibagi ke dalam berbagai macam keterampilan, sehingga pekerja dapat dilatih dengan keterampilan tertentu yang spesifik. Pekerja hanya dituntut untuk bertanggung jawab atas tugas pekerjaannya. Tugas pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang dapat meningkatkan keterampilannya, sehingga produktivitas dan efisiensi dapat dicapai perusahaan

c) Frederick Wilson Taylor (1856-1915)

Taylor adalah seorang manajer pabrik di Amerika Serikat yang melakukan penelitian mengenai studi waktu kerja (time and motion studies) di bagian produksi. Dengan studi waktu sebagai dasarya. Taylor mampu memecah setiap pekerjaan ke dalam berbagai komponen dan merancang cara kerja yang terbaik dan tercepat untuk setiap pekerjaan tersebut. Dalam penelitian tersebut ditentukan berapa kemampuan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bahan dan alat yang tersedia di dalam perusahaan. Taylor menekankan bahwa waktu penyelesaian kerja dapat dihubungkan dengan upah/gaji yang diterima pekerja karena semakin cepat atau semakin tinggi prestasi pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, maka semakin tinggi upah/gaji yang akan diterima oleh pekerja tersebut. Metode ini dikenal sebagai sistem upah diferensiasi (differensial rate system).

d) Henry L. Gantt (1886-1919)

Titik tolak tori Gantt adalah pada peningkatan produktivitas serta efektivitas dan efisiensi kerja dengan stimulus berupa upah/gaji ataupun insentif. Inti teorinya adalah: (1) Adanya kerja sama yang saling menguntungkan di antara manajer dan karyawannya. (2) Metode seleksi ilmiah diterapkan untuk memilih dan menempatkan karyawan yang tepat. (3) Sistem bonus dan penginstruksian dalam aturan kerja.

e) Frank B. Gilberth (1968-1924) dan Lillian M. Gilberth (1878-1972)

Frank dan Lillian adalah pasangan suami istri yang memberikan kontribusi bagi gerakan manajemen ilmiah. Mereka bekerjasama dalam mempelajari kelelahan dan gerakan serta berfokus pada cara untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Bagi Frank dan Lillian, manajemen ilmiah ditujukan untuk membantu karyawan dalam mencapai potensinya secara utun sebagai manusia.

2. Generasi 2 : Aliran Manajemen Klasik

Tokoh-tokoh yang memberikan sumbangan terhadap manajemen klasik diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Henry Fayol (1841-1925)

Fayol menyebutkan bahwa berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh manajemen di suatu perusahaan industri dapat dikelompokkan ke dalam tugas berikut. (I) Technical, yakni kegiatan menghasilkan produk yang mencakup kegiatan perencanaan dan pengorganisasian. (2) Commercial, yakni kegiatan membeli berbagai bahan yang diperlukan dan menjual hail produksi dari bahan tersebut. (3) Financial, yakni kegiatan mencari dan menggunakan modal. (4) Security, yakni kegiatan menjaga keamanan dan keselamatan kerja seta aset perusahaan. (5) Akuntansi, yakni kegiatan yang meliputi pencatatan, penghitungan biaya dan keuntungan yang diperoleh, serta penyajian laporan keuangan. (6) Tugas manajerial, yakni pelaksanaan berbagai fungi manajemen.

2) Mary Parker Follet (1868-1933)

Follet mengemukakan pemahaman mengenai Kelompok dan tingginya komitmen terhadap kerja sama antarmanusia. Menurut Follet, kelompok ialah suatu mekanisme dimana berbagai individu dapat mengkombinasikan bakatnya untuk mencapal sesuat yang odik. vienurumyd, organisasi mern komunilas tempat manajer dan karyawan bekerja secara harmonis tampa adanya dominasi dari salah satu pihak terhadap pihak lainnya, serta dapat menyelesaikan berbagai perbedaan dan konflik yang timbul melalui diskusi. Follet beranggapan bahwa manajer bertugas untuk membantu karyawan agar saling bekerja sama dalam rangka mencapai berbagai kepentingan yang terintegrasi. Menurut Follet, tanggung jawab kolektif dapat ditimbulkan ole upaya membuat karyawan merasa memiliki perusahaan 3) Chester 1. Barnard (1886-1961) Menurut Chaster, organisasi alah sistem kegiatan yang diarahkan ke tujuan. Chaster mengemukakan bahwa manajemen memilki dua tungsi utama, yaitu merumuskan tujuan dan mengadakan berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapainya. Barnard memandang pentingnya komunikas1 dalam mencapai tuluan bersama. Berdasarkan leor penerimaan Dada wewenang vang dikemukakannya, bawahan hanya akan menerma perintah ika mampu. memanami dan berkeinginan untuk menurud Dimoinannva.

3. Generasi 3 : Aliran Hubungan Manusiawi

Perkembangan lanjutan dalam manajemen kembali dimulai pada 1930 dan popular sejak 1950-an, yakni berupa manajemen yang memperhatikan karyawannya. Pandangan ini timbul dari berbagai kelemahan manajemen klasik yang berorientasi pada tugas dan menimbulkan stres serta pelambatan dan penurunan produktivitas akibat monotonnya pekerjaan.       

 1) Studi Hawthorne Studi ini dilakukan ole kelompok yang dipimpin Elton Mayo. Studi ini melakukan penelitian lanjut mengenai efek kelelahan terhadap output karyawan. Pengujian dilakukan terhadap enam karyawan di Relay Assembly yang secara intensif diteliti di suatu ruangan dengan waktu kerja harian dan mingguan, serta waktu istirahat yang divariasikan untuk memperoleh hail kerja yang rutin. Berdasarkan hasil penelitian in, tidak ditemukan adanya hubungan langsung antara perubahan kondisi keria fisik dan output karena produktivitas tetap mengalami peningkatan terlepas dari ada tidaknya perubahan tersebut. Mayo menyimpulkan bahwa kondisi sosial yang diciptakan untuk pekerja di ruangan tes berperan besar dalam meningkatkan produktivitas. Dalam hal ini, ada dua faktor yang memiliki art penting, yakni suasana kelompok dan pengawasan yang lebih partisipatif.

2) Kontribusi dan Keterbatasan Aliran Hubungan Manusiawi Penekanan berbagai kebutuhan sosial pada aliran hubungan manusia melengkapi pendekatan klasik dalam upaya peningkatan produktivitas. Aliran ini mengemukakan bahwa perhatian terhadap karyawan akan menguntungkan perusahaan. Mayo juga menekankan pentingnya gaya manajer, sehingga setiap organisasi perl melakukan perubahan terhadap pelatihan manajemennya. Manajer juga diingatkan pada pentingnya perhatian terhadap proses kelompok untuk melengkapi perhatian terhadap setiap individu karyawan.

4. Generasi 4 : Aliran Manajemen Modern

Aliran in di dasari oleh asumsi bahwa manusia memiliki berbagai kebutuhan dan mengalami perubahan yang cepat, sehingga tidak ada pendekatan yang bisa digunakan pada kondisi tersebut. Akan tetapi, pendekatan ini tetap mengakui gagasan teori manajemen klasik dan sumber daya manusia. Pada dasarnya, manajemen modern dibangun berdasarkan dua konsep utama, yakni teori perilaku organisasi dan manajemen kuantitatif.

1) Teori Perilaku Pandangan di tori ini dicirikan ole dua kelompok perilaku, yakni perilaku per individu dan perilaku antarkelompok sosial. Pandangan tersebut kemudian dikembangkan oleh: (1) Douglas McGregor melalui teori X dan Y-nya. (2) Abraham Maslow melalui tori hierarki kebutuhannya. (3) Frederich Herzberg melalui teori dua faktor-nya. (4) Robert Blake dan Jane Mouton dengan kondisi manajerial yang menjelaskan gaya kepemimpinan. (5) Chris Argyris yang melihat organisasi sebagai suatu sistem sosial ataupun sistem antarhubungan budaya. (6) Edgar Schein yang meneliti dinamika kelompok dalam organisasi. (7) Rensis Likert yang meneliti empat sistem manajemen. (8) Fred Fiedler dengan pendekatan kontingensi pada studi kepemimpinan.

2) Teori Kuantitatif (Management Science) Dalam suatu proses pemecahan masalah, pokok masalah perlu didentifikasi dengan rise ilmiah dan operasional, serta teknik ilmiah lainnya seperti perencanaan program, capital budgetting, pengembangan sumber daya manusia, dan sebagainya. Pendekatanpendekatan tersebut dinamakan pendekatan ilmu manajemen (science management), yakni pendekatan dengan prosedur sebagai berikut. (1) Perumusan [8:11 am, 06/02/2024] Nabila Firjatullah Lamato: (2) Penyusunan model matematis, (3) Penyelesaian model, (4) Penganalisisan model dan hasil dari model tersebut, (5) Pengawasan terhadap hasil, (6) Pengimplementasian kegiatan Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan manajemen harus mendasari pendekatan rasional bagi manajer.

5. Generasi 5 : Knowledge and Human Networking Management

Charles M. Savage merupakan tokoh dalam generasi kelima perkembangan manajemen organisasi lewat bukunya yang berjudul "Fith Generation Management  Integrating Enterprises Through Human Networking" menerangkan bahwa mengutamakan kualitas melalui kepuasan individu (pelanggan maupun anggota organisasi), ciri utamanya adalah bagaimana mengintegrasikan perusahaan melalui jaringan manusia, unsur manusia di dalam organisasi dihargai sangat tinggi sebagai individu yang memiliki keahlian-keahlian tertentu, individu anggota organisasi bukan hanya sekedar alat produksi.