Teori Ilmu Pengetahuan di Balik Jatuh Cinta
Teori Ilmu Pengetahuan di Balik Jatuh CintaThursday, 25 March 2010 11:12
Perasaan jatuh cinta adalah suatu proses dalam tubuh yang menarik untuk diteliti. Los Angeles Times baru-baru ini menampilkan artikel tentang ilmu pengetahuan di balik jatuh cinta. Bagaimana reaksi kimia dan aktivitas otak manusia saat ia dilanda asmara.
Para peneliti menggunakan beberapa metode untuk mengukur cinta dan reaksi kimia yang terjadi dalam otak manusia. Seorang ilmuwan New York melakukan scan otak pada pasangan baru. Hasil scan mengungkapkan bahwa "setelah pertemuan pada kencan pertama, sebuah sistem kompleks di otak diaktifkan yang pada dasarnya sama ketika seseorang menggunakan kokain.”
Studi ini menemukan bahwa dopamin dilepaskan ketika partisipan diminta untuk memikirkan pasangannya atau saat ditunjukkan foto-foto mereka berdua. Larry J Young, seorang profesor psikiatri menjelaskan bahwa zat yang dihasilkan dalam otak kita seperti "ketika Anda sedang melakukan sesuatu yang (sangat) menyenangkan, seperti melakukan hubungan seks, obat-obatan atau makan cokelat."
Tapi cerita tidak berhenti sampai di dopamin. Selanjutnya, menurut para peneliti, ada oxytocin dan vasopressin yaitu zat kimia yang mendorong pasangan untuk membentuk ikatan emosional ketika zat tersebut dilepaskan dari otak.
Kontak intim periode lama (berpelukan, berciuman, berhubungan seks, berpegangan tangan) menyebabkan oxytocin akan dilepaskan dalam otak kita. Hal ini mendorong manusia untuk menjalin ikatan satu sama lain. Menariknya, oxytocin adalah juga zat kimia yang membantu para ibu baru terikat secara emosional dengan bayinya, Artikel yang disusun para peneliti juga memaparkan bahwa vasopressin adalah zat kimia yang juga “dikaitkan dengan ikatan pada pria."
Dalam hubungan jangka panjang, zat kimia romantis ini diperkirakan tetap masih kuat, jadi tidak perlu kuatir. Para peneliti menjelaskan terlibat intimasi dengan pasangan, mendengarkan, dan berempati dengan mereka akan melepaskan lebih banyak hormon ikatan cinta.
Membaca istilah-istilah di atas, rasanya agak aneh memikirkan hubungan kita dan pasangan sebagai serangkaian reaksi kimia dalam otak kita. Demikianlah Allah yang Maha Kuasa menciptakan manusia dengan begitu kompleks dan rumit. Itu semua menunjukkan kebesaranNya yang tak terselami manusia, menjadikan kita semakin kagum akan Dia dan membuat kita semakin bersyukur bisa mengenal Pencipta kita yang Agung. (okezone)
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong