kakao

11 October 2014 08:03:06 Dibaca : 3242 Kategori : materi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, kakao mulia dihasilkan oleh beberapa perkebunan tua di Jawa, seperti di Kabupaten Jember yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII (Persero). Kultivar-kultivar penghasil kakao mulia berasal dari pemuliaan yang dilakukan pada masa kolonial Belanda, dan dikenal dari namanya yang berawalan "DR" (misalnya DR-38). Singkatan ini diambil dari singkatan nama perkebunan tempat dilakukannya seleksi (Djati Roenggo, di daerah Ungaran, Jawa Tengah). Kakao mulia berpenyerbukan sendiri dan berasal dari tipe Criollo.

Kakao (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat.Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri (lihat penyerbukan). Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning.Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari.Produksi kakao telah meningkat dari 1,5 juta ton pada tahun 1983-1984 menjadi 3,5 juta ton pada tahun 2003-2004, hampir seluruhnya karena perluasan area produksi daripada menghasilkan meningkat. Kakao ditanam baik oleh perkebunan besar dan agroindustri produsen kecil, sebagian besar produksi berasal dari jutaan petani yang memiliki beberapa pohon masing-masing. Sebuah pohon mulai berbuah dan dipanen ketika tanaman sudah berumur empat atau lima tahun. Sebuah pohon dewasa mungkin memiliki 6.000 bunga dalam setahun, namun hanya sekitar 20 buah. Sekitar 300-600 bibit (kira-kira dari 10 buah) yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg pasta kakao.

1.2 Tujuan

- Untuk mengetahui salah satu tanaman perkebunan di Gorontalo.

- Untuk mengetahui apa saja yang menyerang tanaman kakao. Serta,

- Gejala-gejala dan bagaimana penyerangan dari penyakit tersebut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kakao

http://cybex.deptan.go.id/lokalita/penyakit-akar-putih-rigidoporus- microporus-dan-manajemen-pengendaliannya-di-perkebunan-karet

http://ditjenbun.deptan.go.id/bbpptpmedan/berita-196-rekomendasi-pengendalian-penyakit-antraknosa-pada-tanaman-kakao.html

http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=254505:hama-buah-busuk-serang-kakao&catid=13:aceh&Itemid=26

BAB III

ISI

Penyakit Kanker Batang Pada Tanaman Kakao

Bila kita mendengar penyakit kanker pada manusia mungkin tidak asing lagi. Tapi saya yakin bila sahabat semua mendengar kalau pada tanaman kakao juga ada istilahnya penyakit kanker yang menyerang batang kakao pasti timbul tanda tanya.
Penyakit kanker batang pada tanaman kakao disebabkan oleh sejenis patogen yang menyerang batang kakao atau sering disebut jugaPhytophthora Palmivora (Butl.) Butl, sama seperti pathogen pada penyakit busuk buah kakao.

Gejala Serangan

v Kulit batang agak berlekuk dan berwarna lebih gelap atau kehitam-hitaman

v Sering terdapat cairan kemerahan yang kemudian tanpa seperti lapisan karat

v Jika lapisan kulit luar dibersihkan maka tampak lapisan dibawahnya membusuk dan berwarna merah anggur

Penyebaran

v Penyebaran penyakit kanker batang hamper sama dengan penyebaran penyakit busuk buah.

v Penyakit kanker batang dapat terjadi karena pathogen yang menginfeksi buah menjalar melalui tungkai buah mencapai batang.

v penyakit berkembang pada kebun yang mempunyai kelembaban dan curah hujanyang tinggi atau sering tergenang air.

Pengendalian

Kulit batang yang membusuk dikupas sampai batas kulit yang sehet.

Luka kupasan selanjutnya dioles dengan fungisida yang mengandung tembaga seperti nordox atau sejenisnya dengan konsentrasi 5 % formulasi.Apabila serangan pada kulit batang sudah hampir melingkar, maka tanaman harus dipotong atau dibongkar.

Penyakitntraknose
Penyakit antraknosa (mati ranting) yang menyerang pucuk dan ranting tanaman kakao merupakan penyakit yang banyak menimbulkan kerugian. Penyakit ini menyebabkan daun gugur, ranting meranggas dan mati. Akibat serangan penyakit ini tanaman kakao menjadi kehilangan daun padahal daun merupakan tempat untuk proses fotosintesis pada tanaman (Semangun, 2000).

Tanaman terserang tumbuh merana dan produksinya rendah. Pada serangan lanjut tanaman menjadi mati meranggas. Di propinsi Sumatera Utarakerusakan akibat serangan penyakit ini telah dilaporkan terjadi yaitu di Kabupaten Batu Bara, Serdang Bedagai, Langkat, Deli Serdang, Simalungun dan Asahan.

Gejala serangan penyakit antraknosa

Jamur penyebab penyakit dapat menyerang pada daun, ranting, dan buah. Pada daun muda penyakit menyebabkan matinya daun atau sebagian dari helaian daun. Gejala ini yang sering disebut sebagai hawar daun (leaf blight). Daun muda yang sakit juga dapat membentuk bintik-bintik kecil berwarna coklat tidak beraturan dan biasanya mudah gugur (Semangun, 2000). Pada daun tua penyakit dapat menyebabkan terjadinya bercak-bercak nekrosis (jaringan mati) yang terbatas tidak teratur. Bercak-bercak ini kelak dapat menjadi lubang. Daun-daun yang terserang berat akan mudah gugur, sehingga ranting-ranting tanaman menjadi gundul (Sunanto,2002).

Ranting yang daun-daunnya terserang dan gugur dapat mengalami mati pucuk. Jika mempunyai banyak ranting, tanaman akan tampak seperti sapu dan sering berlanjut dengan matinya ranting. Penyakit ini juga dapat timbul pada buah, terutama buah yang masih pentil atau buah muda (Semangun, 2000). Pada buah muda bintik-bintik coklat berkembang menjadi bercak coklat berlekuk. Selanjutnya buah akan layu, mengering dan mengeriput. Serangan pada buah tua akan menyebabkan busuk kering pada ujung buah (Semangun, 2000) Buah muda (pentil) yang terserang menjadi keriput kering atau menyebabkan gejala busuk kering. Busuk kering karena serangan penyakit ini ditandai dengan terjadinya lingkaran berwarna kuning pada batas jaringan yang busuk dan jaringan yang sehat (Sunanto, 2002)Ciri penting gejala serangan Colletotrichum pada tanaman kakao adalah terbentuknya lingkaran berwarna kuning (halo) disekeliling jaringan yang sakit, dan terjadinya jaringan mati yang melekuk (antraknosa). Halo dan antraknosa dapat terjadi pada daun maupun pada buah. Tanaman yang terserang berat oleh patogen ini berbuah sedikit sehingga daya hasilnya sangat menurun (Mahneli, 2007).

Penyebaran penyakit Antraknosa

Konidium jamur dipencarkan oleh percikan air, dan oleh angin. Jamur tersebar luas diseluruh dunia, dan dapat menyerang bermacam-macam tumbuhan. Dengan demikian sumber infeksi dapat dikatakan selalu ada (Junianto dan Sri Sukamto, 1992).

Di Sumatera Utara diduga bahwa infeksi pada semai kakao di pembibitan berasal dari kebun karet yang ada didekatnya, yang sedang terserang penyakit gugur daun Colletotrichum (Semangun, 2000).

C. gloeosporioides mempunyai misellium yang jumlahnya agak banyak, hifa bersepta tipis, mula-mula terang kemudian gelap (Mehrotra, 1983 dalam Mahneli 2007). Konidiofor pendek, tidak bercabang, tidak bersepta dengan ukuran 7-8 x 3-4 µm. Konidium jamur dipencarkan oleh percikan air, dan mungkin juga oleh angin. Konidia terbentuk pada permukaan bercak pada daun terinfeksi. Konidia tersebut mudah lepas bila ditiup angin atau bila terkena percikan air hujan. Konidia sangat ringan dan dapat menyebar terbawa angin sampai ratusan kilometer sehingga penyakit tersebar luas dalam waktu yang singkat. Konidia mungkin juga dapat ditularkan oleh serangga.

PENYAKIT AKAR

Sumber Gambar: Balai Penelitian Sembawa 2010

Penyebaran penyakit akar putih

Di dalam tanah, jamur ini bertahan pada sisa-sisa akar dan kayu-kayu penularan terutama terjadi dengan perantaraan rhizomorf. Rhizomorf tersebut dapat menjalar bebas di dalam tanah, terlepas dari akar-akar tanaman. Infeksi jamur ini terutama terjadi pada kebun muda.

Penyakit Akar merah

Kelembaban tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan jamur ini. Ganoderma pseudoforeum pada umumnya ditemukan di tempat-tempat yang tingginya kurang dari 900 dpl. Penularan tanaman lain biasanya terjadi dengan kontak akar sakit dengan yang sehat.

Penyakit akar coklat

Penularan terjadi dengan kontak langsung antara akar sakit dan akar sehat. Pada umumnya jamur menyerang akar tunggang dan selanjutnya menyerang ke akar-akar yang besar, apabila seluruh permukaan akar tunggang telah ditutupi kerak, maka tanaman segera menguning kemudian mati.

Penyakit busuk buah

Penyebab penyakit busuk buah adalah jamur P.palmivora(phytophthora palmivora)

Penyebab penyakit

Menyebar melalui beberapa cara:

-percikan air hujan

Menyebarkan spora dari buah sakit ke buah yang sehat atau spora yang berasal dari tanah ke buah.

-hubungan langsung antara buah yang sakit dengan buah sehat.

-perantara binatang

Yang paling berperan dalam penyebaran penyakit adalah semut.selain itu,ada binatang penyebar lain seperti tikus,tupai dan berkicot.

Kerusakan

Serangan penyakit P.palmifora pada buah muda akan mneyebabkan busuk. Terjadinya serangan penyakit hanya berlangsung dalam beberapa hari hingga menyebabkan buah ursak dan tidak bisa di panen. Serangan pada buah dewasa menimbulkan kerusakan pada biji, tetapi buah masih bisa di panen, walaupun kualitas biji kakao tidak bagus.

Penyakit jamur

Penyebaran jamur upas

- Dalam penyebaranya jamur upas di pencarkan oleh basidiospora yang terbawah oleh angin.

- Basidiospora tidak dapat terangkut jauh dalam keadaan hidup,karenanya memepunyai dinding yang tipis dan hanya terbentuk jika kondisinya lembab.

- Adanya infeksi jamur upas pada suatu tanaman berarti sumber infeksi berada di sekitarnya.

- Jamur ini bersifat folifak (menyerang beberapa tanaman), antara lain karet, kopi, teh, kina, apel, dan cingkeh.

- Tanaman tephrosia candida (teprosia) bisa sebagai sumber infeksi karena sangat peka terhadap jamur upas.

- Kebun yang memiliki kelebaban tiggi karena pemangkasan tanaman kakao dengan tanaman pelindung yang terlambat sangat membantu perkembangan penyakit.

- Pada saat musim hujan. hujan yang terus-menerus akan menyebabkan jamur upas cepat meluas perkembanganya.

BAB IV

PEMBAHASAN

Serangan penyakit semakin meningkat belakangan ini disebabkan banyaknya pekebun yang menanam kakao tanpa naungan. Padahal untuk tumbuh normal tanaman kakao adalah tanaman yang memerlukan naungan. Menurut Sunanto (2002) intensitas sinar matahari yang diterima sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cokelat. Banyak ahli berpendapat bahwa intensitas sinar matahari yang optimum adalah 50%, tetapi bila keadaan tanah subur (tanaman yang dipupuk sesuai kebutuhan), intensitas bisa naik menjadi 70-80%. Disamping itu peningkatan suhu udara akibat global warming di duga turut memperbesar serangan penyakit.

Penyakit kanker batang seperti kulit batang tanpa adanya warna gelap atau kehitaman dan agak berlekuk. Pada bercak hitam ini sering ditemikan cairan kemerahan yang lama kelamaan menjadi seperti lapisan karat. Apabila kulit batang yang terserang di kupas akan terlihat lapisan dibawahnya membusuk dan berwarna merah anggur.

Penyakit antraknosa seperti serangan ringan pada daun muda terlihat gejala bintik-bintik nekrosis (kematian jaringan) berwarna coklat. Setelah daun berkembang, bintik nekrosis menjadi bercak berlubang dengan halo (jalur di sekitar bercak akibat klorofil yang rusak) berwarna kuning. Pada daun yang lebih bintik nekrosis berkembang menjadi bercak nekrosis yang beraturan. Daun-daun muda yang serangan penyakitnya cukup berat muda mengalami kerontokan dan menyebabkan ranting menjadi gundul. Apabila serangan penyakit terjadi beberapa kali, ranting-ranting akan berbentuk menyerupai kipas dengan ruas yang penndek. Keadaan ini akan segera di ikuti dengan mati ranting. Buah-buah muda lebih rentan (peka) terhadap infeksi jamur dari pada buah dewasa. Infeksi jamur pada buah muda menimbulkan gejala kelayuan dengan bintik-bintik coklat. Bintik tersebut segera berkembang menjadi bercak coklat yang berlekuk (antraknosa). Akhirnya buah mengering menjadi mumi (buah yang mengeras, mengcil, dan kering). Buah dewasa yang terinfeksi tidak menjadi layu, hanya mengalami antraknosa dan mengerut pada bagian ujungnya. Tanaman yang terserang cukup berat menunjukan gejala maranggas dengan sedikit atau bahkan tanpa daun sama sekali. Biasanya serangan terjadi pada tanaman yang berumur lebih dari enam minggu.

Penyakit akar gejalanya seperti mula-mula daun kelihatan menguning, layu dan akhirnya gugur kemudian diikuti dengan kematian tanaman. Untuk mengetahui patogenya dengan tepat harus dilakukan pemeriksaan terhadap leher akar dan perakaran tanaman.

- Penyakit jamur akar putih terdapatbenang-benang putih yang bercabang, melekat erat pada permukaan akar. Benang-benang tersebut adalah rhizomorf yang terdiri dari berkas-berkas hifa jamur. Hifa tersebut meluas seperti jala dan ujungnya seperti bulu.

- Penyakit akar coklat seperti permukaan akar tanaman diliputi oleh benang-benang jamur berlendir yang mengikat erat butir-butir tanah. Jika akar dicuci, kerak-kerak tersebut sulit untuk lepas.

- Pada butir-butir tanah terdapat hifa jamur yang berwarna coklat.

Penyakit akar merah,pada permukaan akar ada lapiasan jamur berwarna merah atau coklat tua. Keadaan akar yang terinfeksi menjadi busuk basa, lunak dan berair.

Penyakit busuk buah

Penyakit ini menyerang buah kakao yang masih muda sampai dewasa.tetapi persentasi serangan lebih banyak pada buah yang lebih dewasa.Buah yang terinfeksi menunjukan gejala yang terjadi pembusukan besertai bercak coklat kehitaman dengan batas yang tegas.Sedangkan dimulai dari ujung atau pangkal buah.Perkembangan bercak coklat cukup cepat,sehingga dalam waktu beberapa hari seluruh permukaan menjadi busuk,basa dan berwarna coklat kehitaman.Pada kondisi lembab pada permukaan buah akan muncul serbuk berwarna putih.Serbuk ini adalah spora P.palmivora yang sering kali bercampur dengan jamur sekunder.

Penyakit jamur upas seranganya terdiri dari beberapa tingkatan sebagai berikut :

- Tingkat sarang laba-laba,pada tingkat ini,bagian tanaman yang diserang mula-mula jamur tanpa mengilap sepertin perak,sangat mirip dengan sarang laba – laba.Dalam keadaan ini di bawah lapisan sarang laba – laba berwarna hitam.

- Tingkat bongkol,pada tingkat ini jamur membentuk kerak yang berwarna merah jambu,seperti warna ikan salmon.Oleh karena itu penyakit ini sering disebut pink disease kulit cabang di bawah kerak tersebut sudah membusuk.

Tingkat mekator,jamur akan dapat berkembang terus dan membentuk pikmida yang berwarna merah tua dan biasanya terdapat pada sisi yang lebih kering.Pada bagian ujung percabngan yang sakit , daun menjadi layu secara mendadak sehingga banyak yang tetep melekat pada cabang meskipun sudah kering.