Makalah Bahasa Indonesia
KATA PENGANTAR
Assalam’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Adapun penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu media pembelajaran bagi pembaca selain sebagai tugas yang telah diamanatkan oleh dosen pembimbing khususnya mata kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini diharapkan dapat dijadikan panduan pembelajaran khususnya mengenai “Hakikat Bahasa Indonesia” bagi para pembaca.
Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman serta seluruh pihak yang telah membantu atas terselesainya makalah ini. ”Tiada gading yang tak retak”, demikian pula dengan makalah ini yang masih jauh dari titik kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik serta saran dari teman-teman maupun seluruh pihak pembaca sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Sekian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Gorontalo, September 2014
Penyusun
Kelompok 1 ( satu )
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………...…………………………………1
Daftar Isi ………………………………….………………………………2
BAB I : PENDAHULUAN …………….……………………………………3
Latar Belakang …………………...……………………………………3Tujuan Penulisan …………….……………………………………3Identifikasi Masalah …………….……………………………………3Rumusan Masalah …………….……………………………………4Pembatasan Masalah …………….……………………………………4Kerangka Pemecahan Masalah …………………………………....4
BAB II : PEMBAHASAN ………………………………………………….5
Pengertian Bahasa ………………………………………………….5Hakikat Bahasa ...………………………………………………………6Fungsi Bahasa ………………………………………………………...7
BAB III : PENUTUP ………………………………………………………...9
Kesimpulan ….……………………………………………………..9Saran ……………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA .……………………………………………………….10
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama. Manusia harus mengadakan interaksi sosial untuk dapat hidup dengan sesamanya, karena interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama. Syarat terjadinya Interaksi sosial yaitu adanya kontrak sosial dan komunikasi.
Kontrak sosial merupakan tahap pertama terjadinya interaksi sosial. seorang individu atau kelompok yang menyadari keberadaan individu atau kelompok yang lain dan menghendaki terciptanya interaksi sosial harus mengadakan komunikasi. Oleh sebab itu, manusia harus memiliki alat komunikasi yang disebut bahasa. Jadi hakikat bahasa dapat dimaksudkan bahasa menjadi alat komunikasi yang diperlukan dalam komunikasi antar manusia sebagai makhluk sosial.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer (mana suka) yang dipergunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi / mengidentifikasi diri. (Kridalaksana,1993). Menurut Keraf (1984:17) Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, yang berupa lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan agar penulis khususnya, mahasiswa dan pembaca umumnya dapat menguasai dan memahami tentang kebahasaan. Selain itu juga sebagai salah satu tugas terstruktur dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.
C. Identifikasi Masalah
Melihat semua hal yang melatarbelakangi Hakikat Bahasa Indonesia, maka kami menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya bahasa dalam berinteraksi,
2. Sedikitnya pemahaman makna bahasa, dan
3. Tidak meratanya acuan pembelajaran tentang Hakikat Bahasa Indonesia.
D. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bahasa ?
2. Apa hakikat bahasa ?
E. Pembatasan Masalah
Karena cakupan bahasa yang begitu luas dan meliputi banyak aspek, maka kami hanya memberi batasan pembahasan materi hanya dari segi Hakikat Bahasa Indonesia saja.
F. Kerangka Pemecahan Masalah
Adapun kerangka pemecahan masalah untuk pokok bahasan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian bahasa,
2. Mengemukakan pengertian bahasa menurut para ahli, dan
3. Menjelaskan hakikat bahasa.
Dengan kerangka pemecahan masalah tersebut diatas, identifikasi dan rumusan masalah dapat terjawab dengan sebaik-baiknya.
Selengkapnya simaklah pembahasan materi pada bab berikutnya !
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
Pengertian dan definisi bahasa menurut para ahli :
1.Bill Adams
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.
2. Wittgenstein
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
3. Ferdinand De Saussure
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.
4. Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
5. Bloch & Trager
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
6. Carrol
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
7. Sudaryono
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
8. Saussure
Bahasa adalah objek dari semiologi.
9. Mc. Carthy
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
10. William A. Haviland
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.
B. Hakikat Bahasa
1. Dinamis
Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tak disertai oleh bahasa. Bahkan dalam bermimpi pun manusia menggunakan bahasa. Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam atau tidak digunakan lagi.
2. Unik
Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Bahasa itu unik, maksudnya, setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat atau sistem-sistem lainnya. Misalnya perbedaan sestem bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris dari segi bunyi dan lain sebagainya.
3. Universal
Selain bersifat unik, bahasa itu bersifat universal, artinya, ada ciri-ciri sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini. Ciri-ciri yang universal itu tentunya merupakan unsur bahasa yang paling umum, yang bisa dikaitkan dengan ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa lain. Misalnya setiap bahasa mempunyai bunyi konsonan dan bunyi vocal.
4. Kreatif
Setiap pola dalam bahasa dapat mewakili sejumlah ungkapan yang tidak terbatas
Baik dalam bentuk kata kata, kalimat ataupun ujaran dan tuturan lainnya. Satu ungkapan dapat berbeda dengan ungkapan lainnya. Sifat kreatif ini memungkinkan kita untuk membuat sebanyak mungkin kalimat yang berbeda. Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.
5. Konvensional
Meskipun hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkannya bersifat arbitrer, penggunaan lambang tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional. Artinya, semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa suatu lambang digunakan untuk mewakili konsep yang dilambangkannya. Misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain.
6. Arbitrer
Kata arbitrer bisa diartikan ’sewenang-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, manasuka’. Yang dimaksud dengan istilah arbitrer itu adalah tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud leh lambang tersebut. Umpamanya, antara [kuda] dengan yang dilambangkannya, yaitu “sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai”. Kita tidak dapat menjelaskan mengapa binatang tersebut dilambangkan dengan bunyi [kuda], bukan [aduk] atau [akud].
7. Bermakna
Dari tulisan sebelumnya sudah dibicarakan bahwa bahasa itu adalah sistem lambang yang berwujud bunyi, atau bunyi ujar. Sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan. Maka, yang dilambangkan itu adalah suatu pengertian, konsep, ide atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud bunyi. Oleh karena lambang-lambang itu mengacu pada suatu konsep, ide atau pikiran, dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai makna.
8. Bunyi
Kata bunyi sering sukar dibedakan dengan suara, sudah biasa kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Secara teknis, menurut Kridalaksana, bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bunyi itu bisa bersumber pada gesekan atau benturan benda-benda, alat suara pada binatang dan manusia.
9. Lambang
Kata lambang sering dipadankan dengan kata simbol dengan pengertian yang sama. Lambang dengan segala seluk-beluknya dikaji orang dalam kegiatan ilmiah dalam bidang kajian yang disebut ilmu semiotika atau semiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk bahasa. Dalam semiotika dibedakan adanya beberapa jenis tanda, yaitu antara lain tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (symptom), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.
C. Fungsi Bahasa
1. Fungsi Personal atau Pribadi
Dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi personal. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedang sedih, marah atau gembira.
2. Fungsi Direktif
Dilihat dari sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu mengatuf tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dikehendaki pembicara.
3. Fungsi Fatik
Bila dilihat segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa bersifat fatik. Artinya bahasa berfungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu pamit, berjumpa atau menanyakan keadaan. Oleh karena itu, ungkapan-ungkapan ini tidak dapat diterjemahkan secara harfiah.
4. Fungsi Referensial
Dilihat dari topik ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu berfungsi untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial ini yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana si penutur tentang dunia di sekelilingnya.
5. Fungsi Metalingual atau Metalinguistik
Dilihat dari segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik. Artinya, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya bahasa digunakan untuk membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan dan lain-lain. Tetapi dalam fungsinya di sini bahasa itu digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran bahasa di mana kaidah-kaidah bahasa dijelaskan dengan bahasa.
6. Fungsi Imajinatif
Jika dilihat dari segi amanat (message) yang disampaikan maka bahasa itu berfungsi imajinatif. Bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja. Fungsi imaginasi ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng dan sebagainya) yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
B. Saran
Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Atas masukan kritikan dan sarannya, penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://jimmyandrio.blogspot.com/2013/09/bahasa-indonesia-hakikat-fungsi-dan.html#sthash.8W2xw1iE.dpufi
Nikelas, Syahwin, Pengantrar Liguistik Untuk Guru Bahasa, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta 1998