seni
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
Berdasarkan penelitian para ahli menyatakan seni/karya seni sudah ada + sejak 60.000 tahun yang lampau. Bukti ini terdapat pada dinding-dinding goa di Prancis Selatan. Buktinya berupa lukisan yang berupa torehan-torehan pada dinding dengan menggunakan warna yang menggambarkan kehidupan manusia purba. Artefak/bukti ini mengingatkan kita pada lukisan moderen yang penuh ekspresi. Hal ini dapat kita lihat dari kebebaan mengubah bentuk. Satu hal yang membedakan antara karya seni manusia Purba dengan manusia Moderen adalah terletak pada tujuan penciptaannya. Kalau manusia purba membuat karya seni atau penanda kebudayaan pada massanya adalah semat-mata hanya untuk kepentingan Sosioreligi, atau manusia purba adalah figure yang masih terkungkung oleh kekuatan-kekuatan di sekitarnya. Sedangkan manusia moderen membuat karya seni atau penanda kebudayaan pada massanya digunakan untuk kepuasan pribadinya dan menggambarkan kondisi lingkungannya “mungkin”. Dengan kata lain manusia moderen adalah figure yang ingin menemukan hal-hal yang baru dan mempunyai cakrawala berfikir yang lebih luas. Semua bentuk kesenian paa jaman dahulu selalu ditandai dengan kesadaran magis; karena memang demikian awal kebudayaan manusia. Dari kehidupan yang sederhana yang memuja alam sampai pada kesadaran terhadap keberadaan alam.
Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan bersama/milik bersama.karya- karya seni yang ditinggalkan pada masa pra-sejarah digua-gua tidak pernah menunjukan identitas pembuatnya. Demikian pula peninggalan-peninggalan dari masa lalu seperti bangunan atau artefak di mesir kuno, Byzantium, Romawi, India, atau bahkan di Indonesia sendiri. Kalupun toh ada penjelasan tertentu pada artefak tersebut hanya penjelasan yang menyatakan benda/bangunan tersebut di buat untuk siapa”. Ini pun hanya ada pada setelah jaman, katanya para ahli arkiologi sich saya sendiri tidak tahu pasti. Kita bisa menyimpulkan kesenian pada jaman sebelum moderen kesenian tidak beraspek individulistis.
Sejak kapan fungsi individulistis dari seni mulai tampak ?, katanya para sejarawan lagi, beliau-beliau mengatakan sejak seni memasuki jaman moderen. Kenapa ini bisa terjadi ? (ini kata saya sedikit mengutip kata-kata para ahli yang terdahulu). Karena mengikuti pola berfikir manusia yang maunya mencari kebaruan dan membuat perubahan (entah baik atau buruk).
Begini ceritanya alam sejarah seni terjadi banyak pergeseran. Sejak renaisans atau bahkan sebelumnya , basis-basis ritual dan kultis dari karya seni mulai terancam akibat sekularisasi masyarakat. Situasi keterancaman itu mendorong seni akhirnya mulai mencari otonomi dan mulai bangkit pemujaan sekular atas keindahan itu sendiri. Dengan kata lain fungsi seni menjadi media ekspresi, dan setiap kegiatan bersenian adalah berupa kegiatan ekspresi kreatif, dan setiap karya seni merupakan bentuk yang baru, yang unik dan orisinil. Karena sifatnya yang bebas dan orisinal akhirnya posisi karya seni menjadi individualistis.
Seni pada perkembangannya di jaman moderen mengalami perubahan atau pembagian yakni seni murni atau seni terapan/ seni dan desain yang lebih jauh lagi seni dan desain oleh seorang tokoh pemikir kesenian yang oleh orang tuanya di beri nama Theodor Adorno di beri nama “Seni Tinggi” untuk Seni Murni dan “Seni Rendah” untuk Seni Terapan atau Desain. Karena menurutnya dalam seni tinggi seorang seniman tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal (kebutuhan pasar/bertujuan komersial) dalam menciptakan sebuah karya seni/murni ekspresi, sedangkan seni rupa rendah adalah seni yang dalam penciptaannya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Adorno menganggap seni harus berbeda harus berbeda dengan benda lain (barang); ia harus mempunyai “sesuatu”. Sesuatu itu tidak sekedar menjadi sebuah komoditas. Karena sebuah karya atau benda yang sebagai komoditas akan menghancurkan semangat sosial, pola produksi barang yang menjadi komoditas adalah pola yang ditentukan dari atas oleh seorang produsen.
Contoh Seni Murni
Seni Terapan
Terakhir kita menuju pada jaman Post-moderen/Kontemporer. Di jaman Kontemporer ini bentuk kesenian lebih banyak perubahannya baik secara kebendaan atau kajian estetiknya, yang lebih dahsyat lagi landasan logikanya. Mungkin disini saya akan memberi sedikit ilustrasi :
Di era Kontemporer ini aturan-aturan yang telah ada seolah-olah dihancurkan, yang dulunya karya seni itu harus menyenangkan, sekarang malah bisa sebaliknya. Yang dulunya karya seni itu setidaknya masih mempertimabangkan etika sosial, etika agama atau etika-etika yang lain, namun sekarang mungkin kesemuanya itu bisa jadi hanya sebagai aturan usang. Radikal,.ya..???. itu hanya kelihatannya ????.
Kondisi ini terjadi karena seniman sudah pada titik jenuh dan marah “mungkin”. Marah atau jenuh pada siapa :
1. Pada lingkungannya atau pada sesutau yang telah ada
2. Atau para seniman marah dan muak pada perlakuan pasar kapitalismeyang menurutnya terlalu radikal terhadap karya seni. Yang sedikit-sedikit karya seni itu dinilai dengan nominal. Padahal karya seni itu sebelum dinilai adalah “nol”. Selebihnya adalah makna, ide, representasi, rekreasi, acuan etik, dokumentasi “politik” dan “sejarah”, perlawanan, luka, kekecawaan, paradigma, atau sekedar main-main belaka, dll (ini katanya Adi Wicaksono yang sepertinya seorang kritikus seni yang dari Jogya itu..Lho..!!!!).
3. Atau para seniman marah pada kritikus yang dalam kritiknya memberikan pemaknaan yang terlalu sembrono sehingga esensi pesan dari karyanya menjadi tidak-karuan.
Di era kontemporer ini juga banyak lahir bentuk seni yang baru semisal:
1. Klik Art : yang dalam pembuatannya seseorang tidak harus membuatnya dengan Hand Made (melukisnya sendiri). Dalam Klik Art ini siapa saja bisa membuat lukisan dengan memanfaatkan gambar yang ada atau lukisan orang lain yang mungkin di rubah atau ditambahi bahkan dikurangi. Tapi perlu di ingat dalam klik art ini kamu harus bisa mengoperasikan komputer dan progaram- progaramnya yang di gunakan dalam kegiatan ini, misalnya: Corel Draw, Photosop, atau yang lainnya, begitu.
2. Net Art : adalah bentuk seni yang mana dalam pamerannya dilakukan diruang maya (Internet), di net art ini kamu bisa mengubah gambarnya juga lho, atau mengurangi dan menambahi, atau mungkin kamu mangganti ini sial pembuatnya dengan namamu itu sah-sah saja tidak ada yang melarang kok. Namun perlu di ingat walaupun kamu merubah atau mengganti inisial pencipta pada karya net art ini sipembuat akan semakain bangga karena ia merasa menang dan puas karena karyanya ternyata interaktif dan lebih parah lagi kamu sudah masuk perangkap permainan sang pembuat. Satu lagi yang terkenal bukan kamu namun si pemilik situs dimana karya itu di muat.
3. Vidio Art/vidio instalasi : vidio art ini tidak beda dengan seni instalasi yang mana dalam aktulisasinya si seniman memanfatkan teknologi telvisi yang terkoneksi dengan vidio, atau komputer, jadi pesan yang ingin di sampaikan si kreator itu di serahkan pada seonggok mesin, tapi kadang si kreator juga menyertakan tubuhnya atau tubuh orang lain, yang sepertinya kita melihat itu mirip seni pertunjukan, namun ini bukan seni pertunjukan lho, karena masih ada unsure rupa-nya, namun juga bukan seni rupa lho karana dalam vidio art ini unsure gerak, bunyi, dan sastra juga di pakai. Dan banyak bentuk seni-seni yang lain saja sedikit lupa dan sudah capek menyebutkan satu-persatu, tapi mungkin dari kalian sudah ada yang tahu bahkan lebih tahu dari saya.
Yang jelas pada jaman kontemporer ini sekat antara cabang-cabang seni berusaha dihilangkan atau bahkan sudah hancur, maksudnya sekat antara cabang seni itu adalah:…., yang dulunya ada seni rupa sendiri, lantas seni tari, seni musik, atau mungkin seni-seni lainnya !! Yang ada adalah hanya kata dan bentuk kesenian yang mempunyai hasil atau artefak yang bisa dinikmati, diapresiasi, diinterprestasi, diperjual belikan atau kalau menurut kamu jelek bisa di caci maki..bebaslah yang penting tidak sampai menyinggung perasaan yang membuat.
sumber :
http://tsumasaga.wordpress.com/2013/01/07/pengertian-seni-secara-umum-dan-sejarahnya/
Payphone – Telepon Umum
Walaupun judulnya telepon umum, tapi secara umum lagu ini mengisahkan tentang suatu hubungan cinta yang berakhir dengan cara yang kurang menyenangkan. Adam Levine yang menyanyikan lagu ini mengisahkan bahwa ia tidak ingin hubungannya berakhir buruk seperti ini. Ia masih berharap menjalin hubungan baik sebagai seorang teman. Tetapi di pihak lain (dinyanyikan oleh Wiz Khalifa) tidak menginginkan hal yang sama dan memilih menyingkir jauh-jauh.
—————-
I’m at a payphone trying to call home
Aku ada di telepon umum mencoba untuk menelepon ke rumah
All of my change I spent on you
Semua perubahan yang aku lakukan untukmu
Where have the times gone, baby it’s all wrong
Kemana waktu telah berlalu, sayang itu semua salah
Where are the plans we made for two?
Dimana rencana-rencana yang kita buat untuk berdua?
Yeah, I, I know it’s hard to remember,
Ya, aku, aku tahu itu sulit untuk diingat,
The people we used to be…
Menjadi orang seperti apa kita dulu …
It’s even harder to picture,
Namun, lebih sulit untuk dilukiskan,
That you’re not here next to me.
Bahwa kau tidak di sini di sampingku.
You say it’s too late to make it,
Kau mengatakan sudah terlambat untuk memperbaikinya,
But is it too late to try?
Tapi apakah sudah terlambat untuk mencoba?
And in our time that you wasted
Dan saat-saat kita yang terbuang
All of our bridges burned down
Semua jembatan kita terbakar
I’ve wasted my nights,
Aku sudah menyia-nyiakan malamku,
You turned out the lights
Kau mematikan lampu
Now I’m paralyzed,
Sekarang aku lumpuh,
Still stuck in that time,
Masih terjebak pada saat itu,
When we called it love,
Ketika kita menyebutnya cinta,
But even the sun sets in paradise
Tetapi bahkan matahari terbenam di surga
I’m at a payphone trying to call home
Aku ada di telepon umum mencoba untuk menelepon ke rumah
All of my change I spent on you
Semua perubahan yang aku lakukan untukmu
Where have the times gone, baby it’s all wrong
Kemana waktu telah berlalu, sayang itu semua salah
Where are the plans we made for two?
Dimana rencana-rencana yang kita buat untuk berdua?
If “Happy Ever Afters” did exist,
Jika “Bahagia Selamanya” memang ada,
I would still be holding you like this
Aku pasti masih memelukmu seperti ini
All those fairy tales are full of shit
Semua dongeng penuh dengan kebohongan
One more stupid love song, I’ll be sick
Satu lagi lagu cinta bodoh, aku akan sakit
Oh, you turned your back on tomorrow
Oh, Kamu menatap pada esok hari
‘Cause you forgot yesterday.
Karena Kau lupa kemarin.
I gave you my love to borrow,
Aku memberimu cintaku untuk kau pinjam,
But you just gave it away.
Tapi kau malah membuangnya.
You can’t expect me to be fine,
Kamu tidak dapat berharap aku baik-baik saja,
I don’t expect you to care
Aku tidak berharap kau peduli
I know I’ve said it before,
Aku tahu aku sudah mengatakan itu sebelumnya,
But all of our bridges burned down
Tapi semua jembatan kami terbakar
I’ve wasted my nights,
Aku sudah menyia-nyiakan malamku,
You turned out the lights
Kau mematikan lampu
Now I’m paralyzed,
Sekarang aku lumpuh,
Still stuck in that time,
Masih terjebak pada saat itu,
When we called it love,
Ketika kita menyebutnya cinta,
But even the sun sets in paradise
Tetapi bahkan matahari terbenam di surga
I’m at a payphone trying to call home
Aku ada di telepon umum mencoba untuk menelepon ke rumah
All of my change I spent on you
Semua perubahan yang aku lakukan untukmu
Where have the times gone, baby it’s all wrong
Kemana waktu telah berlalu, sayang itu semua salah
Where are the plans we made for two?
Dimana rencana-rencana yang kita buat untuk berdua?
If “Happy Ever Afters” did exist,
Jika “Bahagia Selamanya” memang ada,
I would still be holding you like this
Aku pasti masih memelukmu seperti ini
All those fairy tales are full of shit
Semua dongeng penuh dengan kebohongan
One more stupid love song, I’ll be sick
Satu lagi lagu cinta bodoh, aku akan sakit
Now I’m at a payphone
Sekarang aku di telepon umum
Man, fuck that shit
Hai lelaki, habiskan omong kosong itu
I’ll be out spending all this money
Aku akan keluar menghabiskan semua uang ini
While you’re sitting round wondering
Sementara Kau duduk bertanya-tanya
Why it wasn’t you who came up from nothing,
Mengapa itu bukan Kau yang datang dari ketiadaan,
Made it from the bottom
Terbuat dari bawah
Now when you see me I’m stunting,
Sekarang ketika Kamu melihatku, Aku berubah,
And all of my cars start with a push of a button
Dan semua mobilku siap meluncur dengan menekan satu tombol
Telling me the chances I blew up
Mengatakan kemungkinan Aku meledak
Or whatever you call it,
Atau apa pun kamu menyebutnya,
Switch the number to my phone
Ganti nomor yang kau hubungi ke ponselku
So you never could call it,
Jadi Kamu tidak bisa menelponnya,
Don’t need my name on my show,
Tidak perlu nama Aku di acaraku,
You can tell it I’m ballin.
Kamu dapat mengatakannya, aku berputar.
Swish, what a shame could have got picked
Huh, sayang sekali apa yang telah kita ambil
Had a really good game but you missed your last shot
(Kita) Memiliki permainan yang sangat baik tetapi kau melewatkan tembakan terakhirmu
So you talk about who you see at the top
Jadi Kau berbicara tentang siapa yang Kau lihat di atas
Or what you could have saw but sad to say it’s over for.
Atau apa yang telah kamu lihat tapi sedih untuk mengatakan itu sudah berakhir untukmu.
Phantom pulled up valet open doors
Phantom berhenti valet pintu terbuka
Wiz like go away, got what you was looking for
Seperti pergi, mendapatkan apa yang Kau cari
Now it’s me who they want, so you can go and take
Sekarang ini aku yang mereka inginkan, sehingga Kau dapat pergi dan mengambil
that little piece of shit with you.
potongan kecil dari kotoran itu bersamamu.
I’m at a payphone trying to call home
Aku ada di telepon umum mencoba untuk menelepon ke rumah
All of my change I spent on you
Semua perubahan yang aku lakukan untukmu
Where have the times gone, baby it’s all wrong
Kemana waktu telah berlalu, sayang itu semua salah
Where are the plans we made for two?
Dimana rencana-rencana yang kita buat untuk berdua?
If “Happy Ever Afters” did exist,
Jika “Bahagia Selamanya” memang ada,
I would still be holding you like this
Aku pasti masih memelukmu seperti ini
All those fairy tales are full of shit
Semua dongeng penuh dengan kebohongan
One more stupid love song, I’ll be sick
Satu lagi lagu cinta bodoh, aku akan sakit
Now I’m at a payphone…
Sekarang aku di telepon umum …
Kategori
Blogroll
- Masih Kosong