analisis komposisi tubuh
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb...
Puji syukur kami selaku penulis panjatkan kepada Illahi Rabbi yang telah mengizinkan dan memberikan rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Analisis Komposisi Tubuh”. Tak lupa shalawat dan salam kita curahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Penilaian Status Gizi (PSG). Kami selaku penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan dari berbagai pihak, penulisan karya tulis ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya dalam memajukan pendidikan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua..
Amin ....
Gorontalo, 28 April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan 3
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Analisis komposisi tubuh 4
2.2 Pengukuran Komposisi Lemak Tubuh 5
2.3 Kandungan Air………………………………………… 6
2.4 Keuntungan dan Kelemahan komposisi Tubuh……………. 7
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan 9
Daftar Pustaka 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari dua bagian utama yaitu jaringan adiposadan jaringan bebas lemak. Secara konseptual, jaringan bebas lemak adalah sangat aktif dalam proses metabolisme. Oleh karenanya, kebutuhan gizi erat kaitannya dengan ukuran jaringan ini.
Adiposa adalah jaringan yang tidak aktif dalam proses metabolisme dan fungsi utamanya adalah sebagai cadangan energy (Gibson, 1990). Komposisi tubuh sering digunakan untuk menentukan suatu penyakit, seperti pada ukuran tulang yang kecil, lebih sering terjadi fraktur.Beberapa metode untuk menentukan komposisi tubuh adalah presentase lemak tubuh.
Adiposa adalah jaringan yang terdiri dari simpanan lemak dalam bentuk trigliserida. Walaupun kurang aktif dalam proses metabolisme, adipose mempunyai peranan yang penting dalam metabolisme hormone seperti sintesis estrogen setelah menopause pada wanita. Simpanan lemak yang utama terdapat pada lemak bawah kulit dan dalam perut.Jumlah lemak dapat juga diperhitungkan pada otot dan sekitar organ tertentu, seperti hati dan ginjal. Massa bebas lemak adalah sangat heterogen yaitu terdiri dari tulang, otot, air ekstra seluler, jaringan syaraf dan semua sel selain adiposa (Supariasa, Bakri, dan Fajar. 2001)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian analisis komposisi tubuh?
2. Bagaimana caramenentukan pengukuran komposisi tubuh?
3. Apa saja macam keuntungan dan kelemahan komposisi tubuh?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian analisis komposisi tubuh?
2. Menjelaskancara menentukan pengukuran komposisi tubuh?
3. Menjelaskan keuntungan dan kelemahan komposisi tubuh?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis Komposisi Tubuh
Menurut Garrow dan James (1993) komposisi tubuh adalah jumlah seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh terdiri dari adiposa dan massa jaringan bebas lemak. Willet (1990) menjelaskan komposisi tubuh manusia seperti dalam tabel 1.
Tabel 1
Komposisi Tubuh Manusia
lean body mass (bebas lemak)
Muscle (otot) Bone (tulang) cairan ekstra seluler
Sumber : (Willet, 1990. Nutritional Epidemiology)
Ataupun secara sederhana, tubuh dianggap terdiri dari beberapa kompartemen: massa lemak, massa bebas lemak (protein dan mineral), dan cairan tubuh total (Barasi, 2007).
Antropometri mengukur kedua jenis jaringan ini (baik lemak maupun bebas lemak) secara tidak langsung, yang variasi jumlah dan proporsinya dapat dipergunakan sebagai indikator status gizi.Kelebihan metode ini adalah non invasive, cepat, dan membutuhkan peralatan yang minimal disbanding dengan pengukuran secara laboratorium.
Perubahan jaringan lemak akan menggambarkan perubahan keseimbangan energi, sedangkan jaringan otot menggambarkan cadangan protein tubuh. Perubahan pada saat terjadi kekurangan gizi menahun akan menyebabkan penurunan massa otot. Indikator komposisi tubuh dipergunakan di klinik untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan gizi, serta memantau perubahan komposisi tubuh selama pemberian dukungan nutrisi.
2.2 Pengukuran Komposisi Lemak Tubuh
Kaliper lipatan kulit (skinfold) digunakan pada bagian tubuh tertentu (pertengahan biseps, pertengahan triseps, subscapula, dan suprailiaca) untuk menentukan ketebalan lapisan lemak subcutan, yang mewakili sebagian besar dari lemak tubuh total.Dengan memasukkan hasil pengukuran ke dalam persamaan prediksi, prosentase lemak tubuh dapat dihitung (Lukaski, 1987).Metode lain untuk mengukur komposisi tubuh antara lain: Densitrometri, teknik pencitraan,Analisis Impedansi Biolistrik, teknik pengenceran, dan ekskresi metabolit melalui urin (Ayvas dan Cimen. 2011).
Salah satu teknik pengukuran komposisi lemak tubuh adalah dengan menggunakan Skinfold Caliper.Bagian-bagian tubuh yang umumnya diukur adalah triceps, biceps, subscapula dan suprailiaca.Pada awal tahun 1900, pengukuran lemak tubuh mulai diperkenalkan, dan sekarang penggunaannya sudah meluas mulai pada club fitness dan tempat-tempat latihan kebugaran lainnya.Hal ini digunakan untuk memantau cadangan lemak tubuh dan melihat tingkat obesitas seseorang (Supariasa, Bakri dan Fajar. 2001).
Beberapa asumsi yang digunakan mengapa skinfold bisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh adalah:
2.2.1 Skinfold adalah pengukuran yang baik untuk mengukur lemak bawah kulit.
2.2.2 Distribusi lemak bawah kulit adalah sama untuk semua individu termasuk jenis kelamin.
2.2.3 Ada hubungan antara lemak bawah kulit dan total lemak tubuh.
2.2.4 Jumlah dari beberapa pengukuran skinfold dapat digunakan untuk memperkirakan total lemak tubuh.
Pengukuran skinfold umumnya digunakan pada anak umur remaja ke atas.Umumnya jumlah lemak dibedakan menurut jenis kelamin. Standar tempat pengukuran skinfold menurut Heyward dan Stolarczyj tahun 1996 ada Sembilan tempat, yaitu: dada, subscapula, midaxillaris, suprailiaca, perut, tricep, bisep, paha, dan betis (Heyward dan Stolarczyk. 1996).
2.3 Kandungan Air
Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Bila dianalisis, komposisi kimianya terdiri dari rata-rata 65% kandungan air atau sekitar 47 liter per orang dewasa. Diperkirakan, mulai usia 20-15 minggu, kandungan air di dalam tubuh manusia berjumlah 88%; bayi premature 83%; bayi 1 tahun 62%; laki-laki dewasa 60%; bayi kekurangan gizi 74%; dan laki-laki obesitas sebesar 47%.
Garrow dan James (1993) memberikan gambaran bahwa komposisi tubuh laki-laki remaja dengan berat 70 kg adalah seperti yang terlihat pada gambar 4.Kebutuhan air sekitar 2.5 liter per hari berasal dari 1.5 liter air minum dan sekitar 1 liter dari bahan makanan yang dikonsumsi, sementara lemak tubuh tidak mengandung air. Meskipun demikian kandungan air terdapat pada seluruh jaringan bebas lemak, yang diperkirakan mengandung air rata-rata 73.2%. Perhitungan kandungan air dalam tubuh dapat menggunakan Isotope Dilution (Gibson, 1990).
2.4 Keuntungan Dan Kelemahan Komposisi Tubuh
Beberapa teknik pengukuran komposisi tubuh mempunyai keuntungan dan kelemahan.
Tabel 2
Keuntungan Dan Kelemahan Pengukuran Komposisi Tubuh
No Teknik Keuntungan Kelemahan
1. Density
(Kepadatan) • Peralatan tidak mahal
• Perkiraan jaringan bebas lemak dan lemak secara simultan
• Tidak berbahaya
• Dapat diulang-ulang • Subjek harus dapat bekerja sama dalam penimbangan bawah air
• Kurang sesuai untuk anak-anak dan lansia
• Kesalahan dari gas dalam perut
2.
Metode
Dilusion • Perkiraan volume cairan tubuh
• Murah
• Sangat berfariasi • Mengeuarkan radiasi
• Dibutuhkan sampel darah
3. Menghitung40 K • Tidak berbahaya
• Sangat sedikit yang mau diukur
• Dapat diulang-ulang • Alat mahal
• Dibutuhkan peneraan yang baik
• Masalah interpretasi pada subjek dengan kekurangan vitamin K
4. Keseimbangan Metabolisme • Tidak berbahaya
• Cocok untuk berbagai macam alat
• Dapat mendeteksi berubahan yang kecil dalam tubuh (<1%) • Hanya mengukur perubahan komposisi tubuh
• Banyak dibutuhkan dalam analisis laboratorium
5. Ekskresi
Kreatinin • Tidak berbahaya
• Perkiraan massa otot • Dibuuhkan kerjasama dengan subjek
• Dipengaruhi oleh diet
• Waktu pengumpulan data sangat kritis
• Bervariasi dari waktu ke waktu
6. Antropometri
(Skinfold ) • Murah
• Perkiraan langsung dari lemak tubuh dan otot didaerah tertentu • Kepadatan sangat rendah pada orang yang gemuk
• Tabel lipatan kulit sangat bervariasi
• Variasi lemak subcutan tidak pasti
7. CT Scan • Ukuran organ
• Distribusi lemak
• Tulang • Alat mahal
• Mengeluarkan radiasi
• Bahan-bahan mahal
8. Aliran
Listrik • Tidak berbahaya
• Perkiraan massa bebas lemak • Alat mahal
9. Bioelektrik Impedance • Murah
• Tidak berbahaya
• Perkiraan dari massa bebas lemak dan air • Ketepatan sedang diteliti
10. Aktivasi
Netron • Kerjasama subjek sedikit
• Mengukur ca, P, N, dan NaCL • Alat murah
• Peneraan sulit
• Mengeluarkan radiasi
11. Nuclear Magnetic Resonance • Ukuran organ, otot, dan lemak
• Disribusi lemak
• Kandungan air dalam tubuh • Alat murah
12. Dual Photon Absorption Metry • Mineral tulang
• Lemak tubuh • Mahal
• Mengeluarkan radiasi
13. Plain Radiographs
Of Extremities • Otot, lemak, dan korteks tulang • Mengeluarkan radiasi
Sumber :(Maurice, 1994)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tubuh manusia terdiri dari dua bagian penting, yaitu adipose dan jaringan bebas lemak. Secara konseptual, jaringan bebas lemak adalah jaringan yang aktif dalam proses metabolisme dibandingkan dengan adipose.Komposisi tubuh yang penting dan berhubungan dengan antropometri dan penentuan penyakit adalah kandungan kalium tubuh, kandungan air, dan kandungan nitrogen.Berbagai teknik untuk mengukur komposisi tubuh antara lain dengan densitometry,bioelektrik impedance dan isotop dilution.Tiap-tiap metode memiliki keunggulan dan kelemahan.
DAFTAR PUSTAKA
Ayvas G dan Cimen A R, 2011.Methods Of Body Composition Analysis In Adults. InThe Open Obesity Journal, 2011.
Barasi M E, 2007. At a Glance Ilmu Gizi. Hermin Halim (Alih bahasa). Penerbit Erlangga.
Garrow dan James WDT, 1993.Human Nutrition & Dietetics. Churchill Livingstone.
Gibson R S, 1990. Principles OfNutritional Assessment, Oxford University Press,1997
Heyward V.H. dan Stolarczyk L. M, 1996.Applied Body Composition Assessment.Human Kinetics, 1994.
Lukaski H.D, 1987. Methods For The Assessment Of Human Body Composition: Traditional And New. InAm J Clin Nutrition, 1987.
Maurice E Shill Et Al, 1994. Modern Nutrition &Health &Diseases, Eigth Edition, 2000
Supariasa I.D.N, Bakri B, dan Fajar I, 2001.Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2002.
Willet W, 1990.Nutritional Epidemiology,Oxford University Press, 1990.
Makalah Penilaian Status Gizi
ANALISIS KOMPOSISI TUBUH
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015