penilaian status gizi secara statistik vital

18 May 2015 21:21:06 Dibaca : 16735

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan salah satu bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia, di era yang modern ini semakin banyak masalah kesehatan yang sering terjadi atau yang sering muncul, berbagai macam penyebab masalah kesehatan, antara lain mengenai masalah kesehatan tentang status gizi seseorang atau masyarakat. Dalam mengahadapi masalah kesehatan yang satu ini kita perlu menganalisis dengan teliti, di dalam status gizi seseorang ada terdapat yang namanya obesitas dan gizi buruk, nah keduanya ini merupakan masalah kesehatan yang terdapat pada status gizi seseorang atau masyarakat. Seseorang atau sekelompok masyarakat dapat di katakan obesitas apabila dia mengelami kelebihan gizi, dan sebaliknya jika seseorang mengalami kekurangan gizi maka dapat di katakan sebagai gizi buruk. Ada banyak hal yang mengakibatkan seseorang mengalami obesitas ataupun gizi buruk.
Untuk dapat mengetahui keadaan status gizi seseorang yaitu dengan cara melakukan penilaian status gizi. Penilaian status gizi masyarakat dapat di bagi menjadi dua yaitu penilaian status gizi secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung ini di bagi lagi menjadi 4 yaitu antropometri, klinis, biokimia, biofisik. Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung di bagi menjadi 3 yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital, faktor ekologi.
Salah satu cara untuk mengetahui gambaran keadaan gizi di suatu wilayah adalah dengan cara menganalisis statis kesehatan. Dengan menggunakan statistik kesehatan, dapat dipertimbangkan penggunannya sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. Beberapa statistik vital yang berhubungan dengan keadaan kesehatan dan gizi antara lain adalah angka kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan, dan penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi.
Di negara yang sedang berkembang angka kematian bayi dan anak relatif lebih tinggi di bandingkan dengan negara-negara maju. Penyebab utama kematian adalah penyakit infeksi dan parasit, serta banyak di antaranya yang berhubungan dengan kekurangan gizi. Faktor mulitidimensional yang mempengaruhi status gizi seorang anak adalah faktor sosial - ekonomis sanpai pada faktor fisik – biologis. Salah satu faktor yang sangat penting dan sangat berpengaruh secara timbal balik dengan keadaan kekurangan gizi adalah penyakit infeksi dan parasit. (Viana, 2006. )
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
a. Agar mahasiswa dapat memahami maslah kesehatan terutama pada maslah gizi.
b. Mahasiswa dapat mengetahui keadaan status gizi seseorang melalui penilaian status gizi secara langsung maupun tidak langsung.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu :
a. Untuk menambah wawasan menganai maslah-masalah kesehatan yang terjadi.
b. Sebagai bahan acuan untuk kita ke dapan bagaimana dan seperti apa kita menangani maslah gizi yang terjadi pada masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Statistik Vital
Vital statistics (statistik vital) adalah pengukuran status gizi dengan menganalisis data beberapa statistik seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat peneybab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Salah satu cara untuk mengetahui gambaran keadaan gizi di suatu wilayah adalah dengan cara menganalisis statistik kesehatan. Dengan menggunakan statistik kesehatan, dapat dipertimbangkan penggunaannya sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. Beberapa statistik vital yang berhubungan dengan keadaan kesehatan dan gizi antara lain adalah angka kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan, dan penyakit infeksi yang berhubungan dengan gizi.
Di negara yang sedang berkembang angka kematian bayi dan anak relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara maju. Penyebab utama kematian adalah penyakit infeksi dan parasit, serta banyak di antaranya yang berhubungan dengan kekurangan gizi. Faktor multidimensional yang mempengaruhi status gizi seorang anak adalah faktor sosial-ekonomis sampai pada faktor fisik-biologis. Salah satu faktor yang sangat penting dan sangat berpengaruh secara timbal balik dengan keadaan kekurangan gizi adalah penyakit infeksi dan parasit. (Sukma, 2008.)
2.2 Angka Kematian Berdasarkan Umur
Angka kematian berdasarkan umur adalah jumlah kematian pada kelompok umur tertentu terhadap jumlah rata-rata penduduk pada kelompok umur tersebut. Biasanya disajikan sebagai per 1000 penduduk. Manfaat data ini adalah untuk mengetahui tingkat dan pola kematian menurut golongan umur dan penyebabnya. Beberapa keadaan kurang gizi mempunyai insidens yang tinggi pada umur tertentu, sehingga tingginya angka kematian pada umur tersebut dapat dihubungkan dengan kemungkinan tingginya angka keadaan kurang gizi. Angka kematian anak balita perlu dianalisis pada setiap distribusi umur. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa pada umur yang sama terdapat kejadian tertinggi dari penyakit tertentu. Apabila data setiap umur tidak tersedia, maka analisis dapat dilakukan pada tiga periode, yaitu umur 2 sampai 5 bulan, 1 sampai 4 tahun, dan umur 2 tahun.
a. Angka Kematian Umur 2-5 Bulan
Angka kematian pada kelompok umur 2 sampai 5 bulan tetap merupakan indeks kesehatan yang baik. Periode umur ini merupakan periode dengan status gizi seseorang anak yang dapat tergantung pada praktik pemberian makanan, terutama apakah disusui atau tidak. Ada tiga keadaan defisiensi gizi yang sering dihubungkan dengan periode umur ini pada bayi yang disusui yaitu :
1) Beri-beri infantil
2) Defisiensi vitamin B12 atau asam folat
3) Riketsia yaitu kekurangan vitamin D
b. Angka Kematian Umur 1-4 Tahun
Angka kematian bayi (infant mortality rates) telah cukup banyak digunakan sebagai indikator kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi adalah jumlah kematian anak umur kurang dari satu tahun dalam tahun tertentu terhadap jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama yang disajikan sebagai per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di negara yang berkembang 10 kali lebih tinggi dibanding dengan negara-negara industri, dan angka kematian umur 1 sampai 4 tahun 30-40 kali lebih besar di negara berkembang.
Di negara berkembang, kesakitan dan kematian pada anak umur 1-4 tahun banyak dipengaruhi oleh keadaan gizi. Pengaruh keadaan gizi pada umur tersebut lebih besar daripada umur kurang dari satu tahun. Dengan demikian, angka kesakitan dan kematian pada periode ini dapat dijadikan informasi yang berguna mengenai keadaan kurang gizi di masyarakat.
Dalam pengumpulan data statistik yang perlu diestimasi dan dipertimbangkan adalah berbagai kendala yang di alami. Meskipun demikian estimasinya tetap dapat dilakukan, yang hasilnya adalah sebagai berikut :
1) Analisis laporan kematian dan kelahiran
2) Penghitungan hasil sensu
3) Pendataan di tingkat desa
c. Angka Kematian Umur 13-24 Bulan
Angka kejadian KEP pada umur ini sering terjadi, karena pada periode umur ini merupakan umur periode penyapihan. Anak yang disapih mangalami masa transisi pada pola makannya. Keadaan ini mengakibatkan asupan makanan berkurang. Masa ini disebut masa transisi tahun kedua (secuntrant) yaitu second year transisional.
Gordon (1967) menegaskan, angka kematian umur pada umur 13-24 bulan memberikan informasi yang lebih bermanfaat bagi beberapa negara, karena pada kelompok umur tersebut mudah menderita KEP dan defisiensi zat gizi lainnya.
2.3 Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyebab Tertentu
Angka penyebab penyakit dan kematian pada umur 1-4 tahun merupakan informasi yang penting untuk menggambarkan keadaan gizi di suatu masyarakat. Perlu disadari bahwa angka tersebut terkadang kurang menggambarkan masalah gizi yang sebenarnya. Besarnya proposi kematian balita dapat disebabkan oleh penyakit diare, parasit, pneumonia, atau penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti campak dan bantuk rejan.
Demikian pula halnya pada pencatatan penyebab penyakit. Keadaan kekurangan gizi yang menyertai penyakit lainnya tidak terekam sebagai penyakit penyerta. Seharusnya kalau suatu penyakit dianggap sebagai penyebab kematian akibat kwashiorkor dan marasmus, maka kedua penyakit tersebut harus dicatat dalam pelaporan dan bukan hanya salah satu saja.

2.4 Statistik Layanan Kesehatan
Berbagai statistik layanan kesehatan dapat dilihat dari tempat layanan kesehatan tersebut berada. Tempat layanan kesehatan yang dapat dijangkau antara lain adalah Posyandu, Puskesmas, dan Rumah Sakit. Statistik layanan kesehatan di tingkat desa dapat dilihat dari Bidan Desa. Di bawah ini akan diuraikan data layanan kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit. (Wardani, 2008)
a. Pukesmas
Puskesmas sebagai lembaga mempunyai bermacam-macam aktivitas. Aktivitas ini ada yang dilaksanakan di dalam gedung (di Puskesmas sendiri) dan di luar gedung Puskesmas termasuk kegitan Posyandu. Salah satu kegiatan Puskesmas adalah dalam bidang gizi seperti Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan Pojok Gizi (POZI).
b. Rumah Sakit
Statistik layanan kesehatan yang juga penting adalah rumah sakit. Meningkatnya kunjungan kasus gizi kurang yang dihadapi oleh rumah sakit juga meningkatkan isyarat adanya kekurangan gizi masyarakat. Data mengenai meningkatnya kunjungan kasus gizi itu dapat dihubungkan dengan berbagai faktor, seperti masalah kemiskinan, harga-harga yang meningkat dan kejadian-kejadian alam seperti kekeringan.
2.5 Infeksi yang Relevan Dengan Gizi
Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan gizi kurang merupakan hubungan timbal balik, yaitu hubungan sebab-akibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang yang jelek dapat mempermudah terkena infeksi. Penyakit yang umumnya terkait dengan masalah gizi antara lain diare, tuberkulosis, campak, dan batuk rejan (whoopingn cough).
2.6 Kelemahan Statistik Vital untuk Menggambarkan Keadaan Gizi
Berbagai kelemahan statistik vital dalam menggambarkan keadaan gizi secara tidak langsung banyak. Oleh karena itu, kadang-kadang gambaran yang diberikan tidak memperlihatkan keadaan yang sebenarnya. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
a. Data tidak akura
b. Tidak akuratnya data disebabkan oleh karena kesulitan dalam mengumpulkan data, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang. Kesulitan mendapatkan data yang sahih muncul karena beberapa data cenderung ditutup-tutupi atau disembunyikan oleh pemerintah karena alasan politik. Ketidakakuratan data juga disebabkan oleh tenaga pengumpul data yang tidak mengerti tentang bagaimana mengumpulkan data handal dan sahih.
c. Kemampuan untuk melakukan interpretasi secara tepat, terutama pada saat terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi keadaan gizi seperti tingginya kejadian penyakit infeksi, dan faktor sosial ekonomi lainnya. Berdasarkan hal tersebut, perlu juga dipikirkan untuk melakukan interpretasi berdasarkan kawasan, musim, jenis kelamin, kelompok umur, dan lain-lain. (Arisman, 2002)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vital statistics (statistik vital) adalah pengukuran status gizi dengan menganalisis data beberapa statistik seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat peneybab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Berbagai kelemahan statistik vital dalam menggambarkan keadaan gizi secara tidak langsung banyak. Oleh karena itu, kadang-kadang gambaran yang diberikan tidak memperlihatkan keadaan yang sebenarnya. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
a. Data tidak akura
b. Tidak akuratnya data disebabkan oleh karena kesulitan dalam mengumpulkan data, khususnya di negara-negara yang sedang berkembang. Kesulitan mendapatkan data yang sahih muncul karena beberapa data cenderung ditutup-tutupi atau disembunyikan oleh pemerintah karena alasan politik. Ketidakakuratan data juga disebabkan oleh tenaga pengumpul data yang tidak mengerti tentang bagaimana mengumpulkan data handal dan sahih.
c. Kemampuan untuk melakukan interpretasi secara tepat, terutama pada saat terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi keadaan gizi seperti tingginya kejadian penyakit infeksi, dan faktor sosial ekonomi lainnya. Berdasarkan hal tersebut, perlu juga dipikirkan untuk melakukan interpretasi berdasarkan kawasan, musim, jenis kelamin, kelompok umur, dan lain-lain.
3.2 Saran
Berdasarkan uraian materi pada pembahasan statistik vital, dimana dalam materi ini masih banyak terdapat banyak kelemahan dalam penilaian status gizi yang di gunakan secara tidak langsung, hasil yang akan di dapatkan masih belum akurat.

DAFTAR PUSTAKSA

Arisman, MB, 2002. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Buku Kedokteran, EGC.
Sukma, A. 2008. Hubungan kebiasaan Makan dan Aktivitas Dengan Obesitas Pada Orang Dewasa di Kecamatan Jaya Baru. Banda Aceh : KTI Poltekkes NAD.
Viana, C.R,A, 2006. Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Status Gizi Pada Anak SD Kelas IV dan V di SD N Kuta Alam. Banda Aceh : KTI Poltekkes NAD.
Wardani, D, 2008. Persepsi Dengan Konsumsi Junk Food Pada Siswa/i SMP Negeri 19 Percontohan. Banda Aceh : . KTI Poltekkes NAD.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Arsip

Blogroll

  • Masih Kosong