Biaya Masuk Kedokteran UNG

17 September 2020 07:56:57 Dibaca : 652

GORONTALO – Kehadiran Fakultas Kedokteran pada Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menjadi kebanggaan. Tahun ini, fukultas yang telah lama dinantikan itu mulai membuka pendaftaran mahasiswa baru, koutanya hanya 35 orang melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan 15 orang melalui jalur seleksi mandiri.

Artinya Fakultas Kedokteran UNG siap menampung 50 mahasiswa baru tahun ini. Hanya saja untuk biaya masuk, calon mahasiswa harus berkantong tebal. Kampus bekas STKIP ini bakal menerapkan biaya masuk Fakultas Kedokteran yang tidak murah, mencapai Rp 300 juta, bahkan lebih.

Seperti yang dilansir Harian Gorontalo Post (INN Grup), skema biaya masuk dan (UKT) uang kuliah tunggal (dulu disebut SPP) berbeda antara calon mahasiswa kedokteran yang lulus melalui seleksi SBMPTN dan jalur mandiri. Untuk saat ini jalur SBMPTN sudah mulai membuka pendaftaran, sejak 10 Juni – 24 juni 2019.

Bagi calon mahasiswa yang lulus SBMPTN bakal dikenakan biaya pengembangan program studi Rp 50 juta (sekali bayar) dan biaya UKT per semester Rp 10 juta. Sehingganya calon mahasiswa harus menyiapkan Rp 60 juta pada awal masuk.

Biaya masuk Fakultas Kedokteran SBMPTN lebih rendah dibanding dengan biaya masuk jalur mandiri.

Untuk seleksi jalur mandiri, pendaftarannya akan dibuka mulai tanggal 1 – 16 Juli 2019 mendatang, dengan kuota 15 orang. Bagi calon mahasiswa yang lulus jalur mandiri, harus menyiapkan Rp 20 juta setiap semester untuk UKT. Sementara untuk biaya pengembangan program studi bervariasi, mulai dari Rp 150 juta-Rp 200 juta, Rp 200 juta-Rp 250 Juta, Rp 250 juta-Rp 300 juta dan di atas Rp 300 juta.

Uang pengembangan program studi untuk jalur mandiri ini disesuaikan dengan penghasilan orang tua. UNG sendiri belum menetapkan apakah biaya pengembangan program studi jalur mandiri bisa diangsur atau tidak. Besaran biaya masuk Fakultas Kedokteran UNG ini banyak menyebar melalui media sosial dan mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.

Kepala Program Studi (Kaprodi) Kedokteran UNG dr. Zuhriana Yusuf tidak membantah informasi biaya masuk Fakultas Kedokteran UNG yang banyak beredar dimasyarakat, yang angkanya mencapai Rp 300 juta itu.

“Informasi tersebut memang benar,” ungkapnya.

Hanya saja pembiayaan tersebut masih dalam bentuk draft, yang diusulkan ke Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK) Menteri.

“Itu draft yang kita usulkan, nanti akan ada SK dari menteri,” ujarnya.

 Ia menambahkan memberikan informasi tersebut karena menjawab antusias dari masyarakat yang akan mendaftar pada program studi Kedokteran UNG.

“Banyak yang bertanya bagaiamana cara mendaftar dan biaya-nya, sehingga itu kami sampaikan informasi tersebut. Sehingga itu gambaran bagi masyarakat yang ingin mendaftar di prodi kedokteran UNG,” jelasnya.

Informasi tingginya biaya masuk Fakultas Kedokteran UNG juga mendapat tanggapan Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim.

Menurut Idris, kuliah pada Fakultas Kedokteran memang memerlukan biaya yang cukup besar. Selain itu, menyiapkan SDM handal untuk mengajar bukanlah perkara mudah.

“Ini memerlukan kepedulian Pemda untuk sharing, sehingga mahasiswa ringan biayanya selama kuliah,” kata Idris Rahim, Kamis (13/06/2019).

Untuk SDM dokter, lanjut Idris, rektor dan dekan juga harus duduk bersama dengan Pemprov, Pemda dan Pemkot se Gorontalo serta Pemda Bolsel dan Bolmut.

“Kalau untuk SDM ini umumnya diambil di kota dan di RSUD. Karena dibutuhkan hanya 36 orang tahap pertama. Selain itu ini perlu dibahas bersama agar kita tahu apa yang nantinya akan kita bantu,” ungkapnya.

Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo yang membidangi pendidikan, Jasin Dilo, turut angkat bicara soal biaya masuk fakultas kedokteran UNG. Dia mengatakan, bisa memahami mahalnya biaya masuk di Fakultas Kedokteran karena biaya operasionalnya sangat besar.

“Karena itu saya berharap agar ini bisa menjadi program unggulan pemerintah provinsi untuk pemberian beasiswa. Khusunya bagi siswa SMA sederajat yang lulus tapi tidak mampu untuk menanggung biaya masuk di fakultas kedokteran,” sarannya.

Politisi PKS itu mengatakan, langkah ini perlu diambil karena putra daerah yang bisa kuliah di Fakultas Kedokteran nantinya akan menjadi aset daerah. Karena kalau tak ada intervensi dari pemerintah daerah maka kesempatan untuk kuliah di Fakultas Kedokteran hanya terbatas kepada orang mampu yang bisa jadi sebagian besar berasal dari luar daerah.

“Saya berharap ada porsi untuk putra daerah. Mengingat Gorontalo masih sangat kurang tenaga dokter,” ujarnya.

Dia mengatakan, dibandingkan Universitas besar yang sudah punya nama besar di Indonesia, biaya masuk fakultas kedokteran UNG masih tergolong rendah.

“Untuk menyelenggarakan pendidikan di Fakultas kedokteran, itu harus melakukan kerjasama dengan mitra. Ini menjadi salah satu faktor mahalnya biaya kuliah,” pungkasnya. (gp/hg)

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong