Perjalanan singkatku menuju PTN UNG
Tak pernah menyangka tahun ini menjadi tahun yang penuh air mata bagi seorang anak kecil yang kini mulai tumbuh dewasa. Tahun yang penuh banyak harapan, namun meninggalkan banyak kekecewaan. Ada banyak tanda besar di tahun ini. Mengapa, kenapa, ada apa?!
Setelah mengakhiri masa putih abu-abu kemarin, aku mulai disibukkan dengan masuk perguruan tinggi negeri. Berharap kejadian 3 tahun lagi tak kunjung terjadi lagi, di mana aku gagal masuk SMK dengan jurusan favoritku. Kali ini aku harus benar-benar lebih extra dalam memperjuangkan segalanya.
Berawal dari kekecewaan bulan februari kemaren, di mana aku gagal mendapat kuota SNMPTN. Sedih? Sudah tentu, namun hal tersebut adalah sesuatu yang lumrah dan tak bisa di pungkiri,toh memang sudah begitu jalannya. Tapi hal yang membuatku sedikit tertekan adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu di lontarkan orang lain. Kok ga dapet SNMPTN? Ngapain aja 3 tahun di sekolah? Payah dll. It's okay, mentalku masih aman. Aku masih punya kesempatan buat ikut SBMPTN.
Kala itu aku di Bebani oleh banyak pikiran. Tentang keadaan yang tak pernah berbarengan dengan keinginan. Harapan yang tak kunjung berdamai dengan kenyataan yang sebenarnya. Aku yang menginginkan universitas Hasanuddin dengan jurusan kedokteran, namun privillege yang ku punya tak cukup untuk mewujudkan semua itu. Aku hanya bermodalkan keinginan yang tinggi dalam menggapainya.
Aku terdiam kaku, setelah mendengar jawaban dari Mama yang sebelumnya memang sudah ku duga akan terjadi penolakan. Ya Mama tidak mengijinkan aku untuk kuliah di luar kota apalagi dengan mengambil jurusan kedokteran yang sungguh sangat menguras kantong.
Sempat putus asa dan kehilangan harapan. Akhirnya Allah memberikan titik terang setelah melewati lika-liku dan kebimbangan dalam mengambil keputusan. Aku di pertemukan dengan salah satu mahasiswi kedokteran universitas negeri Gorontalo, aku bertanya banyak hal tentang kedokteran UNG dan jawaban yang beliau berikan membuatku yakin untuk melanjutkan pendidikan di sana dengan jurusan yang sama persis aku inginkan di Unhas.
Kuasa Allah, entah bagaimana cara Allah membolak-balikkan hati Mama akhirnya aku di restui untuk mengambil PTN dan Program Studi tersebut.
Aku mulai serius dalam belajar SBMPTN. Semua usaha yang ku bisa, ku lakukan. Mulai dari mengurangi waktu main, ikut les, sbmptn, ikut seminar, Tryout dan lain-lain semua ku lakukan untuk mewujudkan impianku sejak kecil ingin menjadi seorang dokter.
Tahun ini ada banyak kecewaan dan terimakasih yang harus ku ucapkan bersamaan. Aku percaya apa yang sudah di susun yang maha kuasa semua ada hikmahnya. Benar-benar kekecewaan yang di baluti rasa terimakasih. Tiga tahun yang lalu aku gagal masuk SMK. Di SMA aku di pertemukan dengan orang-orang baik dan aku juga di berikan hidayah oleh Allah untuk belajar Islam lebih dalam. Sungguh skenario Allah tak pernah terduga dan selalu indah. Ditambah lagi saat aku baru saja mengetahui bahwa syarat mahasiswa yang di terima di kedokteran harus dari jurusan SMA IPA/MA/sederajat membuatku banyak-banyak bersyukur Allah menggagalkanku masuk SMK keperawatan karna ada sesuatu yang ingin ia beri, lebih dari yang aku inginkan.Aku mulai menduga-duga. Oh jadi ini ya rencana Allah.
Dua bulan berlalu berjalan tak seperti biasanya. Hati, pikiran, tubuh yang sebenarnya ingin tumbang namun masih tetap berusaha berdiri kokoh. Overthinking yang dialami setiap malam. Tentang keinginan keras untuk membahagiakan kedua orang tua serta orang-orang terdekat. Ada banyak Doa dan harapan yang tak pernah putus selalu ku langitkan dalam balutan doa-doa di setiap sujud sholatku.
Namun lagi-lagi kalau bukan rezeki kita bisa apa? Setelah pengumuman Sbmptn di hari itu aku di nyatakan gagal/tidak di terima. Dan hari itu pula sedih dan kecewa yang luar biasa ku alami, tangisan yang tak kunjung berhenti, seperti batin yang ingin sekali berteriak Allah tidak adil!
Usaha, Doa, Ikhtiar, tawakal semua sudah ku lakukan. Namun kenapa harus gagal lagi? Kenapa sih aku tak pernah menang meraih apa yang aku inginkan dalam hidup. Utamanya dalam menjemput impianku, aku selalu gagal.
Setelah butuh waktu seminggu untuk benar-benar menenangkan diri, aku bisa bangkit lagi! Aku di kuatkan oleh firman Allah yang artinya “Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)
Setelah berhasil menerima kegagalan sbmptn kemaren. Aku mulai memikirkan rencana selanjutnya yang akan ku ambil. Daftar mandiri? Swasta? Apa harus gapyear saja?! Namun orang tuaku menyuruhku untuk tetap mendaftar di universitas negeri Gorontalo lewat jalur mandiri. Meski berat hati untuk mengambil keputusan ini, aku percaya segala lika-liku di 2021 pasti bisa terlewati.
Aku yang selalu merasa menjadi beban orang tua ketika harus masuk PTN lewat jalur mandiri, aku yang harus merelakan jurusan impianku. Tak mengapa, semoga Allah menggantikan semuanya dengan yang lebih baik. In syaa Allah aku ikhlas. Aku yang dulu penuh banyak harap dalam meminta, kini sampai di titik " Yang terbaik menurutmu ya Allah" jikalaupun nanti aku gagal lagi! It's okay masih ada tahun depan untuk mencoba. Sampai akhirnya 2 minggu berlalu menunggu pengumuman hasil seleksi mandiri aku di nyatakan lulus di jurusan S1 Kesehatan masyarakat, universitas Indonesia Gorontalo. Jurusan yang sebelumnya tak pernah ada di rencana masa depanku, namun In syaa Allah ada di takdir yang sudah Allah tulisakan untukku. Semoga Kesmas adalah jalan suksesku.
Terima kasih ya Allah, engkau tak pernah sedikitpun membiarkanku salah arah dalam melangkah. Engkau berperan penting dalam perjalananku menjemput impianku, engkau berperan penting dalam hidupku. Terimakasih sudah memilihkan yang terbaik untuk masa depanku. Meski semua tak pernah sesuai dengan inginku, namun aku tahu rencanamu selalu indah pada waktunya.
Terima kasih juga untuk tahun 2021, engkau penuh luka yang mendalam dan kekecewaan yang tak pernah ada habisnya. Namun aku percaya, setelah hujan akan ada pelangi. Aku juga berharap setelah kesedihan di 2021 ada kebahagiaan di 2022. Aaminku tak akan pernah berhenti mengetuk pintu langit, tentang segala harapan dan impian yang masih tetap bersemayam di dalam doa. Aku percaya semuanya akan jadi nyata di waktu yang tepat.
Dan yang paling terpenting terima kasih untuk diri diri yang sudah mau berjuang meskipun prosesnya harus pincang-pincang. No problem, I'm still proud of myself! Berbagai macam hujan,badai,petir, dan gerimis sudah mampu di lewati. Ada banyak hal yang harus di jadikan pelajaran bahwa, tidak semua hal harus di dapatkan sekarang, tidak semua ambisi harus di turuti saat itu juga. Selalu sabar menghargai akan proses.
Kalimat penutup dan ucapan terima kasih untuk Universitas Negeri Gorontalo sudah menjadi alasan untuk aku berjuang. Sudah menjadi wadah untuk aku menggapai cita-citaku. Dengan ini aku bangga menjadi bagian dari Universitas Negeri Gorontalo.