Dampak covid bagi pendidikan

04 August 2021 18:46:28 Dibaca : 13

Dari kota wuhan cina, virus mematikan menyebar hampir ke seluruh Negara di dunia. Tepatnya penularan dan sulit terditeksinya penularan ini sehingga dengan cepat menyerang manusia, aibatnya korbanpun berjatuhan hanya dalam kurun waktu dua minggu saja sejak terjadinya pertama kali tanggal 31 Desember 2019.

 

Terjadinya kontak langsung dengan pasien, menimbulkan terjadinya penyebaran dengan cepat, kurangnya alat pelindung diri atau dikenal dengna nama APD menjadi penyebab lain dari banyaknya korban yang meninggal dunia. Penyebaran virus corona terjadi melalui kontak langsung dengan pasien, obat penawar yang masih belum ditemukan oleh para ahli , sehingga mempersulit penghentian penyebaran virus ini.

 

Sulitnya penanganan virus corona, sehingga banyak pemimpin negara menentukan langah langkah dalam menghentikan penyebarannya bahkan harus menentukan kebijakan yang sangat sulit, tetapi harus dilakukan oleh pemerintahan di masing masing Negara, salah satu kebijakan yang sangat berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan terebut yaitu pembatasan interaksi social, dimana pembatasan ini tentu akan berpengaruh beasar tehadap laju perekonomian, tersendatnya kebutuhan kebutuhan utama masyarakat, menimbulkan efek banyaknya perusahaan perusahaan yang pekerjanya dirumahkan sehingga otomatis terjadinya pengangguran, dengan tingkat kebutuhan ekonomi yang tinggi tetapi penghasil yang tidak ada, tidak mungkin negara membayar semua kebutuhan masyarakatnya yang begitu banyak seperti Indonesia.

 

Dibidang pendidikan juga terdampak yang sangat besar , sebab demi menghentikan penyebaran corona ini semua siswa dan gurunya belajar dari rumah, yang mendadak dilakukan tanpa persiapan sama sekali. Ketidak siapan semua unsur dalam pendidikan menjadi kendala yang besar juga, adanya perubahan cara belajar mengajar dari tatap muka atau luring (luar jaringan) menjadi daring (dalam jaringan) membutuhkan kesiapan dari semua unsur, dimulai dari pemerintah, sekolah, guru, siswa dan orang tua, diakui memang pemerintah melonggarkan sistem penilaian pendidikan disesuaikan dengan keadaan darurat asalkan pembelajaran tetap dapat berlangsung tanpa harus di bebani dengan pencapaian kompetensi. Sehingga banyak para guru menggunakan dari dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

 

 

Sudah satu tahun lebih Indonesia merasakan efek dari adanya covid-19, sejak diumumkannya virus ini di Indonesia pada awal maret 2020. Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia.

 

Hal ini pasti berpengaruh untuk keberlangsungan hidup suatu negara. Terbukti sejak pemerintah menerapkan kebijakan yaitu Work From Home (WFH) maka perekonomian Indonesia mulai menurun, pendidikan mulai dialihkan ke pembelajaran online yang membuat para murid dan guru kesulitan dalam mengatasi permasalahan sinyal.

 

Akses informasi yang terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam mengakses informasi membuat iswa terkadang tertinggal dengan informasi akibat dari sinyal yang kurang memadai. Belum lagi bagi guru yang memeriksa banyak tugas yang telah diberikan kepada siswa, membuat ruang penyimpanan gadget semakin terbatas.

 

Di balik masalah dan keluhan tersebut, ternyata juga terdapat berbagai hikmah bagi pendidikan di Indonesia. Diantaranya, siswa maupun guru dapat menguasai teknologi untuk menunjang pembelajaran secara online ini. Di era teknologi yang semakin canggih ini, guru maupun siswa dituntut agar memiliki kemampuan dalam bidang teknologi pembelajaran. Penguasaan siswa maupun guru terhadap teknologi pembelajaran yang sangat bervariasi, menjadi tantangan tersendiri bagi mereka.

 

Program Belajar Jarak Jauh (PBJJ) merupakan alternatif yang digunakan saat ini oleh setiap universitas untuk melaksanakan proses belajar mengajar walaupun tidak dengan tatap muka. Salah satunya adalah Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang telah menerapkan PBJJ ini.

 

Sempat saya dengar bahwa Universitas negeri Gorontalo akan segera membuka pembelajaran tatap muka (PTM) di tahun 2021 ini untuk mahasiswa angkatan tahun 2020, akan tetapi jika melihat kondisi khususnya di kota Gorontalo belum memungkinkan siswa maupun mahasiswa untuk dapat mengikuti pembelajaran tatap muka.

Kategori

Blogroll