5 Hal yang Anak-Anak Ajarkan Kepada Anda

13 September 2012 09:48:33 Dibaca : 1022

Anak-anak bisa jadi merupakan orang yang paling bijaksana. Mereka terlalu sibuk berfokus pada urusan menjalani hidup, karena itu mereka bisa melihat kehidupan dengan lebih baik daripada kita.

Berikut adalah lima hal yang anak bisa ajarkan kepada Anda:

1. Hal-hal kecil dalam hidup
“Aku berharap bisa menyukai segala sesuatu seperti anak-anak menyukai gelembung,” kata karakter Paul Rudd di dalam film “Knocked Up”. Saat Anda merasa sangat letih dan melihat anak Anda begitu senangnya bermain gelembung di taman, ingatlah bahwa semua itu hanyalah kesenangan kecil yang membuat hidup Anda berharga.

Kapan terakhir kali Anda melakukan hal kecil yang sangat Anda sukai? Pergi keluar pada malam hari? Duduk di taman sambil membaca buku? Berbaring lama di hari Minggu dengan tumpukan kertas? Anda tidak pernah melakukan itu semua saat muda. Namun itu karena Anda telah memiiki anak saat ini dan semua waktu kebebasan, jalan-jalan malam dan membaca buku sudah tidak ada lagi.

Tapi jangan khawatir, coba pikirkanlah beberapa hal yang lebih kecil dalam hidup, misalnya menikmati secangkir teh sebelum teh itu dingin.

2. Anda dapat meluangkan waktu untuk apa yang Anda inginkan
Saat Anda mengingat waktu-waktu Anda sebelum punya anak, Anda akan merasa terkejut bagaimana Anda mengisi waktu saat itu. Anda menghabiskan waktu dengan berbaring lama di hari Minggu di atas tumpukan kertas dan pergi jalan keluar di malam hari, namun banyak dari waktu tersebut dihabiskan dengan melakukan satu hal pada satu waktu, dengan sangat perlahan.

Sekarang waktu adalah musuh Anda, Anda tahu betapa pentingnya untuk menghabiskan setiap menit sehari. Itulah mengapa Anda bisa memasang tirai baru, memesan makanan secara online, menidurkan bayi dan membantu anak Anda mengerjakan PR matematikanya pada waktu yang bersamaan. Sayangnya, tidak ada dari hal-hal tersebut yang dapat dikerjakan dengan maksimal, namun setidaknya Anda dapat mencentangnya di daftar apa yang harus Anda lakukan. Dan itu sangat penting.

3. Kreativitas berasal dari antusiasme masa muda
Terry Gilliam dari Monty Python mengatakan, dasar kesuksesan kreativitasnya adalah dengan tidak membiarkan dirinya menjadi tua dan letih. Dengan berpegangan pada kesenangan yang kekanak-kanakan, ia menciptakan beberapa film yang paling imajinatif selama beberapa dekade belakangan.

Saat Anda semakin tua, kemampuan Anda melihat keajaiban telah memudar, dan segala sesuatu terlihat sangat membosankan. Itulah mengapa saat Anda menghabiskan waktu Anda dengan membantu anak Anda mewarnai gambar dan menempelkan gambar tempel, Anda akan merasa bahwa Anda bahkan lebih merasa senang dari mereka, setelah itu Anda pun bekerja dengan keras dalam mengisi semangat kreativitas Anda. Sangat bagus!

4. Anda menghabiskan banyak waktu untuk mengetahui diri Anda yang sebenarnya

Anak perempuanku terbiasa tidak mengunci pintu dan belajar untuk membukanya. Untungnya, ia masih belum begitu bisa.

Itu hanyalah salah satu momen saat aku melihatnya berlatih dengan fokus semacam itu setiap hari, kemudian aku pun tersadar berapa banyak hal yang aku lakukan yang tidak semenakjubkan ketika kecil. Kita semua harus belajar bahwa cangkir yang besar tidak mungkin muat dimasukkan ke dalam cangkir kecil, dan sebuah kunci akan bekerja jika dimasukkan ke lubang yang cocok.

Itu adalah hal-hal kecil yang Anda akan berpikir, “Wow, itu sungguh luar biasa! Aku sungguh senang karena aku tidak perlu mempelajari hal-hal mendasar tersebut dalam waktu lama.” Sesuatu yang membuat Anda merasa bersyukur bisa melakukannya. Mungkin sedikit senyuman kemenangan.

5. Cerminan diri

Anda mungkin sudah dewasa. Tapi memperhatikan balita Anda yang sedang marah dapat membuat Anda sadar bahwa kita masih belajar untuk menjadi orang dewasa.

Bagian dari diri Anda yang masih sering cemberut saat sedang berkumpul bersama keluarga, menolak untuk menerima argumen orang lain, bahkan jika Anda salah, atau membuat Anda telat datang ke rapat, merupakan bagian dari diri Anda saat masih belum bersekolah.

Bagian diri Anda yang masih suka sulit diatasi orangtua, sering egois, kritis atau tidak sabar dengan kegagalan Anda.

Susan D. Smith merupakan konsultan manajemen stres di Bromley Management Centre. Ia menyarankan Anda untuk lebih bertanggungjawab dengan orang-orang yang Anda cintai, “Keluarkan sisi kekanak-kanakan Anda untuk bermain sebelum rapat penting dan biarkan sisi kedewasaan Anda yang mengatasi masalah selanjutnya  – Anda pun akan merasa lebih tenang.”

Ternyata, seorang balita yang sedang mengambek di karpet karena rotinya jatuh, tidak berbeda jauh dari diri Anda dan saya sekarang.

Cara Aman Makan Mi Instan

13 September 2012 09:46:33 Dibaca : 1068

Mi instan merupakan makanan yang paling simpel dikonsumsi. Mudah dan praktis. Namun perlu diingat bahayanya. Misalnya, endapan zat pewarna yang sangat berbahaya bagi tubuh.

Ahli gizi Afrinia Ekasari menuturkan, mi instan terbuat dari bahan dasar tepung, terigu, telur, air dan mineral, serta dilengkapi bumbu dan minyak sayur. Memang ada kandungan vitamin, tapi pada faktanya, jauh dari standar untuk memenuhi angka kebutuhan gizi. Terutama bagi anak-anak.

Ada beberapa kandungan berbahaya pada mi instan, yakni bahan pengawet dan pewarna yang tidak dapat diurai di dalam tubuh, sehingga cenderung tidak dapat dikeluarkan. Jadi, apabila zat-zat tersebut terlalu sering dikonsumsi, dapat mengendap dalam tubuh dan bersifat karsinogenik atau merusak.

“Karena itu, untuk memenuhi zat gizi, sebaiknya mi instan ditambahkan sayuran dan protein hewani seperti telur, ayam, udang,” ujar wanita yang lama berkarir di perusahaan makanan tersebut. Afrinia menyarankan jangan terlalu sering mengonsumsi mi instan.

Sementara Andi Imam Arundhana, ahli gizi dari Universitas Hasanuddin menguraikan bahwa dalam prinsip-prinsip makanan seimbang, apa yang dikonsumsi harus beraneka ragam, memiliki kandungan gizi. “Tidak hanya mengandung karbohidrat, tapi juga lemak, protein dan vitamin. Tidak cukup dengan kenyang saja,” ujarnya.

Sebagai gambaran, lanjut Andi, saat sarapan, seseorang membutuhkan sekitar 15-25 persen dari kebutuhan zat gizinya. Sementara kandungan mi instan baru memenuhi sekitar 16 persen kebutuhan karbohidrat dan lemak seseorang (kebutuhan 2.000 kkal).
 
Terkait dengan bahan pengawet, Andi mengungkapkan, kendati bisa hilang, memang sangat sulit. “Melalui sistem sekresi manusia, setidaknya sekitar empat hari kemudian,” ujarnya.

Karena itulah, dia mengatakan, kalaupun terpaksa harus mengonsumsi mi instan, durasi paling banyak 4-5 hari sekali. “Misalkan hari ini kita sudah konsumsi mi instan, empat hari sampai lima hari kemudian baru bisa konsumsi lagi,” jelasnya.

Andi dan Afrinia sependapat bahwa cara memasaknya harus diperhatikan, selain menambah bahan makanan lain saat mengonsumsi mi instan, demi kesehatan.  Keduanya menyarankan agar ketika memasak mi instan, air rebusan pertamanya dibuang. Hal itu perlu dilakukan untuk membuang pengawetnya.

“Barulah mi instan dimasukkan ke dalam air mendidih yang baru, sehingga kadar pengawetnya keluar,” jelas Andi.

Cara lainnya yang bisa ditempuh adalah tidak menggunakan bumbu bawaan dari mi. “Kita bisa mengolah bumbunya sendiri seperti saat memasak,” kata Andi. Atau, minimal kurangi penggunaan bumbu mi instan. Ini untuk meminimalisasi masuknya pengawet ke dalam tubuh kita.

“Jika sudah terasa cukup, buang saja sisa bumbunya. Bila ingin lebih asin, ada baiknya ganti dengan menambahkan garam,” katanya. “Berbagai cara tadi bisa ditempuh, bila memang kita tidak bisa menghindari konsumsi mi instan.”

Bagian lain yang perlu diperhatikan, yaitu ketika membeli. Kata Afrinia Ekasari, selain melihat tanggal kedaluwarsa, komposisi, logo halal, pastikan juga kemasan tidak cacat atau robek. Sebab dalam kondisi cacat atau robek, berbagai macam serangga dapat mengontaminasi mi instan tersebut.

Agar Terhindar dari Bahaya Radiasi Ponsel

13 September 2012 09:43:05 Dibaca : 1017

Ketergantungan masyarakat terhadap teknologi, khususnya telepon selular atau ponsel, boleh dikata sudah sangat tinggi. Padahal, radiasi yang dikeluarkan oleh ponsel sangat berbahaya, terutama bagi kesuburan pria dan jaringan syaraf di otak.

Prof. Dr. dr. Susy Tjahjani, Mkes., dosen Universitas Kristen Maranatha Bandung juga merasakan bahwa masyarakat modern sekarang ini sangat tergantung dengan peralatan ponsel. Padahal, dia menegaskan bahwa kehidupan yang terlalu erat dengan ponsel bisa berpengaruh negatif kepada penggunanya. Penyebabnya adalah efek radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan.

Radiasi elektromagnetik merupakan kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan merambat lewat ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Dalam hal ini, radiasi datang dari ponsel dan masuk ke dalam tubuh manusia.

Apa dampak buruk radiasi ponsel ini?

Menurut Susy, yang jelas, penggunaan alat tersebut secara terus-menerus bisa memengaruhi tingkat kesuburan. Itu sudah ada penelitiannya meski baru diujicobakan pada hewan. “Efek radiasi mengganggu pergerakan sel kelamin jantan (spermatozoa),” ujarnya, saaat berbincang dengan Vista.

Artinya, informasi yang menyebut bahwa radiasi ponsel menyebabkan kesuburan terganggu bukanlah mitos. “Bukan mitos, karena penelitian terhadap hewan sudah dilakukan. Untuk penelitian kepada manusia, dari lingkungan kita sendiri belum melakukan itu,” ujar guru besar di bidang kesehatan ini.

Selain dapat memengaruhi kesuburan, efek radiasi juga bisa memengaruhi kesehatan otak.
Namun demikian, lanjut peneliti pada kampus tempatnya mengajar itu, efek radiasi dapat dicegah melalui berbagai cara. Jadi, Anda bisa tetap sehat meski menggunakan ponsel.

“Misalkan daripada bicara melalui handphone, ada baiknya kita melakukan komunikasi melalui SMS saja. Terlalu lama bertelepon akan memengaruhi kesehatan otak,” ujarnya.

Bagi pasangan yang telah berumah tangga dan ingin segera memiliki keturunan, sebaiknya tidak terlalu sering menggunakan peralatan ponsel. Kurangi berbicara lewat telepon, dan tidak meletakkan benda-benda tersebut di tubuh, misalnya di kantong celana.

Ketika tidur, lanjut Susy, sebaiknya jauhkan tubuh dari peralatan teknologi tersebut. Sebab dalam kondisi hidup, ponsel tetap memancarkan radiasi kendati hanya digenggam, apalagi untuk bicara.

“Paling aman lagi gunakan hands-free untuk mendengarkan pembicaraan di handphone,” tandasnya. Penggunaan hands-free cukup aman, karena penggunaan ponsel tidak dilakukan secara langsung dan tidak menempel di telinga.

love in pharmacy

13 September 2012 09:33:06 Dibaca : 524

ada yang bilang orang-orang farmasi itu adalah orang-orang serius yang tidak romantis...

syapa bilang...?

orang farmasi itu malah lebih romantis dari orang seni..orang farmasi bisa menumbuhkan suasana romantis dalam kebersamaan..

pharmacy

13 September 2012 09:26:03 Dibaca : 965

orang sering bilang farmasi itu sangat sulit...

iya kah...?

menurutku farmasi itu extreme..

kenapa..?

karena di jurusan farmasi kita selalu memacu otak untuk berfikir. menjadi yang terbaik dan mampu bersaing..farmasi mengajarkan kita menjadi pribadi yang cerdas, disiplin dan tepat....

lalu kenapa di bilang susah..?

mungkin karena banyaknya tugas yang harus diselesaikan..tapi bagiku itu tantangan yang harus diselesaikan dengan cara terbaik dan yang paling terbaik...

hidup farmasi...PHARMACY IS AN ADVENTURE