Hidayah Mantan Pramugari (Sang Mualaf)

24 September 2012 10:59:32 Dibaca : 789 Kategori : Suara Hati (Nyata)

 

 

 

 

DARI FULANA DI MAKASSAR
ass. Al wr. Wb pendengar nurani yang budiman aku adalah seorang wanita yang terlahir dari keluarga kecil disebuah perkampungan disudut kota makasar, sejak kecil aku hanya dibesarkan oleh orang lain yang bukan keluargaku, dari siniliah dilema hidup yang mulai kuhadapi… pendengar nurani yangbaik.. Saat ini aku tinggal di kota makassar, tepatnya dipusat kotanya yang maaf aku tidak bisa sebutkan lokasi tepatnya, aku tinggal bersama orang tua yang telah mengasuhku sejak kecil, yang semula aku kira ayah dan ibu kandungku, (maaf,) kami adalah keluarga nasrani, menyurat ke nurani sebenarnya sudah lama kuniatkan, tapi selalu terhalang dengan berbagai hal yang akhirnya baru terkirim saat ini .
Pendengar, kuawali kisahku ini dengan cerita masa kecilku , yang aku baru ketahui dari mba ratih, pembantu dirumahku yang selama ini sangat baik padaku, mba ratih sudah 29 tahun bekerja sebagai pembantu dirumah, orangnya baik, beragama slam, taat beribadah dan sopan, darinyalah aku mengetahui segalanya tentang siapa diriku… pendengar nurani yang budiman, menurut mba ratih, 22 tahun silam aku dititpkan oleh seorang wanita muda bernama rini kusuma dewi, wanita muda asal kota kembang yang hijrah kemakassar, dialah orang tua yang telah melahirkan aku, sebab menurut mba ratih, ibuku saat itu menitipkan aku ke orang tua yang mengasuhku saat ini karena alasan ekonomi keluarga, mba ratih dengan diam-diam mengetahui bahwa ayah kandungkuku terlilit piutang pada rentenir dan tak mampu lagi keluar dari piutang tersebut, sehingga dengan modal pemberian sejumlah dana dari orang tua asuhku, ayahku akhirnya terbebas dari piutang tersebut, tetapi pemberian itu tidak cuma-cuma, sebab setelahnya telah terjadi serah terima diriku.. Dengan akta tertulis hitam diatas putih, sejak itulah.., akhirnya aku ditipkan pada orang tua asuhku saat ini, dengan kata lain, bahwa orang tua kandungku telah menjual aku pada orang tua asuhku, yang kebetulan saat itu memang belum dianugerahi keturunan..jujur aku akui, bahwa sejak kecil aku memang selalu dimanja oleh ayah-ibuku, semua yang aku inginkan selalu terpenuhi, maklum, orang tuaku memiliki usaha 3 toko emas dimakassar saat ini, dari perlakuan mereka padaku, hampir-hampir aku tak menyadari bahwa aku bukanlah anak kandung mereka, sebab kasih sayang yang mereka berikan padaku begitu melimpah, aku bahkan tidak diperlakukan asing oleh mereka manakala ibuku melahirkan bayi mungilnya 3 tahun setelah kehadiranku ditengah-tengah keluarga mereka, perlakuan mereka layaknya orang tua kandung terhadap anaknya, semua tak ada bedanya, tetapi setelah beranjak remaja, aku mulai merasa ada yang janggal dari diriku, apalagi bila menatap wajahku didepan cermin, hatiku selalu bertanya siapa aku?, mengapa aku berbeda dengan adikku, wajahku biasa-biasa saja tidak seperti kedua orang tuaku dan adikku yang bermata cipit layaknya asli keturunan cina, sedangkan aku…sangat-sangat berbeda jauh dengan mereka…pertanyaan itu juga semakin besar melintas difikaranku kala oma dan opaku lebih sayang adikku ketimbang aku..seolah aku bukan cucu mereka.., ya tuhan..apa sebenarnya yang terjadi dengan diriku…, kurenungi berulang-ulang tentang semua itu dan akhirnya aku terinspirasi bertanya pada mba ratih… pendengar nurani yang baik.. Meskipun mba ratih enggan dan takut untuk berkisah tentang siapa sebenarnya diriku, namun akhirnya dengan jerih payahku mba ratih memnceritakan tentang siapa sebenarnya diriku..dengan jelasnya mba ratih bertutur tentang keberadaanku dikeluarga itu dari a sampai z…air mataku berlinang saat itu mendengarnya…apalagi menyadari bahwa orang tua kandungku dengan begitu teganya menjual aku pada orang lain…hanya karena tuntutan kebutuhan ekonomi.., dengan iar mata mengalir aku memeluk mba ratih, kutumpahkan semua kesedihanku padanya.., sakit hati dan kecewa merasuk dalam diriku, ingin rasanya sebenarnya aku mencari tahu dimana keberadaan orang tuaku, namun aku tak memiliki alamat yang jelas mereka, meski kecewa dan marah, namun jujur aku begitu rindu ingin ketemu dan memeluk mereka, lantas..apakah orang tua kandungku memang beragama katolik seperti diriku..?, ya tuhan…apa sebenarnya yang harus aku lakukan?, sebenarnya secara jujur meskipun aku dibesarkan dilingkungan keluargaku yang nota bene bergagama katolik, namun aku selalu merasa berat hati untuk pergi beribadah digereja.., aku bahkan jarang membuka-buka kitab injil yang ada dirumah, sejak kecil hingga sekarang aku bahkan bisa dihitung dengan jari membuka kitab tersebut, dikampus aku selalu merasa damai bila berkumpul dengan teman-teman ku yang beragama islam, banyak sekali hal-hal menarik dan luar biasa yang bisa aku dapatkan dari mereka tentang islam, tentang allah pencipta alam semesta, tentang nabi muhammad, tentang al-qur’an dan lain-lain, hatiku selalu merasa teduh bila azan sedang berkumandang dan aku sangat menikmatinya, alangkah indahnya islam itu.., setiap bulan ramdhan mereka berpuasa berzakat dll, aku takjub dibuatnya.., tapi…aku sendiri bingung untuk mencari celah mengenal islam terlalu dalam..pernah 3 kali aku kepergok mamiku (begitu aku biasa menyebut ibu asuhku) sedang membaca al-qur’an terjemahan, saat itu aku takjub membaca surat maryam.., melihatku mamiku marah-marah dan merampas kitab yang suci itu, aku dihajarnya dan tidak diizinkan keluar rumah, namun aku tidak kapok dibuatnya, sebab setelahnya aku kembali menyempatkan diriku untuk membeli sejumlah buku dan kitab-kitab rujukan islam lainnya disebuah agency islam terkenal dikalangan kaum islam, aku selalu mengunci rapat kamarku bila aku memiliki waktu untuk belajar dan membuka-buka buku-buku tentang islam yang kubeli itu, dan air mataku kembali menetes kala membaca sebuah buku dengan tajuk menjadi wanita muslimah yang sholeh, berbagai kosakata islam mulai kuhafal dan kuingat jelas, diantaranya bismillah, alhamdulillah, allahu akbar dan subhanallah.. Pendengar nurani yang budiman tak kala membaca buku tentang hijab, dadaku sangat berdegup kencang, kusimak dan kupelajari semua isinya dan karenanya, dengan diam-diam aku mengoleksi busana-busana muslimah dan jilbab-jilbab besar dilemariku, kadang aku sering cepat masuk kekamar dengan alasan mengantuk, kupakai busana muslimah plus jilbab-jilbabnya secara bergantian setiap malam saat hendak tidur dan saat bangun aku tanggalkan kembali.., sangat menakjubkan.., aku merasa damai memakainya, pernah sekali aku dipergoki sama omaku saat dia masuk kekamarku dipagi hari dan aku lupa bahwa aku seddang menggunakan busana muslimah lebgkap karena baru bangun dari tidur, pagi tiu menjadi heboh, dia berteriak memanggil mami dan papiku dan dengan gemparnya semua memarahiku, papi memukulku dan mami ngomel seharian, sementara omaku semakin sinis padaku.., ya allah..bagaimana ini…?, aku telah tertarik untuk berislam, tapi aku binggung harus bagaimana..?. Pendnegar nurani yang budiman berbagai kejadian menyedihkan akibat gelagatku yang sering kepergok keluargaku sering terjadi, aku dihantam, dipukuli, dikata-katai pedas namun tak menyurutkan semangatku untuk mempelajari islam, suatu malam saat hendak tidur aku membaca sebuah buku yang kubeli mengupas tentang tauhid, kusimak seluruh isinya dan setelahnya kubulatkan tekad untuk masuk islam, malam itu dengan disaksikan dinding-dinding dan seisi kamarku, kulafazdkan kalimat tauhid dan kutunaikan sholat isya pertama kalinya dengan tuntunan buku-buku yang aku beli…semua begitu kunikmati..tetapi dihatiku selalu muncul keraguan.., apakah aku telah islam..?, apakah ibadahku diterima..?, berbagai pertanyaan mengenai status agamaku selalu mengganjal difikiranku, sehingga suatu pagi dihari jum’at aku memberanikan diri pergi kemesjid al-markas, karena kudengar dari berbagai sumber bahwa dimesjid itu hampir setiap jum’at sering ada orang non muslim diislamkan ditempat tersebut…namun niat itu kembali terhalang manakala ketika memasuki are mesjid, mobil papi melintas didepan mesjid al-markas dan aku langsung diajaknya pulang..didalam mobil aku diomelilagi dan kembali mendapat 2x bonus tamparan, karena memang papiku sudah mulai mencium niatku untuk berislam… pendengar nurani yang baik.. Hingga hari ini ada 2 hal yang mengganjal dalam, yakni keberadaan orang tuaku dan tentang agamaku..aku yakin..orang-orang beriman dalam islam tidak akan tinggal diam membiarkanku dalam situasi ini…, melalui acara ini kutitpkan salam hangatku untuk para wanita-wanita muslimah dimanapun berada…, sambutlah hadirku dengan cinta kalian yang begitu terkenal dengan akhlak dan budi baiknya..special buat orang tua kandungku “bapak mujiono dan ibu rini kusuma dewi”..dimana kalian, aku anak kalian… aku rindu ingin jumpa dengan kalian, walau hanya sekali saja…bila mendengarkan kisah anakmu malam ini..tolong hubungi aku dinomor hp yang kutitip dibawah tulisan kisahku ini… ya allah..tolonglah aku…aku rindu ingin sujud dihadapanmu dengantidak diliputi kecemasan dan rasa takut lagi…
Wassalam