Masa Pubertas
Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke remaja dan pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ- organ seksual serta organ-organ reproduksi remaja.[1]
Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual.[2] Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada wanita pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah.
Pubertas berasal dari kata bubescere artinya mendapatkan pubes atau rambut kemaluan yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menampakkan perkembangan seksual.[3]
Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal.[4]
Dari beberapa pengertian yang telah dijelaskan di atas dapat kita simpulkan bahwa, masa pubertas adalah masa dimana anak mengalami perkembangan yang sangat cepat pada kematangan fisik, hormone seksualitas, dan perkembangan organ – organ seksual serta organ – organ reproduksi remaja.
B. Perkembangan – perkembangan pada Masa Puber
Perkembangan pada masa pubertas meliputi hal sebagai berikut, antara lain:
a. Perkembangan Fisik
Perubahan tubuh pada remaja melingkupi perubahan tinggi, berat, penyebaran lemak dan otot, sekresi kelenjar dan karakteristik seksual yang akan berlangsung terus hingga masuk ke masa dewasa. Pada masa pubertas biasanya cewek mengalami menstruasi (menarche) pertamanya dan cowok mengalami ejakulasi pertamanya.[1]
b. Perkembangan Emosi
Masa puber merupakan masa emosi yang bergejolak. Remaja sangat peka dan menunjukkan reaksi yang kuat pada berbagai peristiwa dan situasi sosial. Dan bila sedang meledak, emosinya sering tidak proporsional.Ciri emosi lain pada remaja; ambivalensi dalam perasaan. Acapkali mengalami perasaan yang saling bertentangan –sayang dan benci, perhatian tapi juga apatis pada berbagi orang/peristiwa. Ketidak stabilan perasaan ini seringkali menimbulkan kebingungan, frustasi dan kejengkelan dalam diri remaja, dan makin membuatnya meledakledak.
c. Perkembangan Sosial
Masa Puber adalah masa mencari jati diri untuk menghadapi kedewasaan kelak. Terlihat; secara bertahap melepaskan ketergantungannya pada orang tua, namun untuk mendapatkan rasa aman biasanya dengan cara membuat kelompok dengan teman sebaya.[2] Itu sebabnya pada masa remaja teman sebaya menjadi sangat penting dalam kehidupan anak. Kelompoklah yang memegang peranan apakah si remaja dapat diterima atau disisihkan.Dalam kelompok inilah mereka belajar bergaul dengan lawan jenis, dengan dukungan teman-teman sejenisnya. Baru pada tahapan-tahapan remaja berikutnya mereka mulai tertarik untuk bergaul dengan lawan jenis secara individual.
d. Perkembangan Intelektual
Pada masa pubertas telah mencapai perkembangan mental yang memungkinkan mereka untuk berpikir dengan cara berpikir orang dewasa. Mereka tidak lagi terikat pada hal-hal konkrit dan nyata semata. Mereka mulai mampu memahami relativitas; belum tentu; tergantung; seandainya…dan sebagainya..
e. Perkembangan Moral
Masa pubertas biasanya mulai sering mempertanyakan banyak hal tentang nilai-nilai dalam kehidupan, terutama saat orang dewasa dianggap tidak memberikan jawaban jujur. Pada dasarnya dalam usia ini, cenderung idealis dan memiliki perasaan keadilan tinggi dalam hubungannya antar manusia.
f. Perkembangan Biologis dan Psikologis
Adapun pada perkembangan Biologis dan Psikologis ini dibedakan menjadi 2 antara, antara lain:
1. Ciri-ciri seks primer
Perkembangan organ-organ seks wanita ditandai dengan adanya haid pertama atau “menarche” yang disertai dengan berbagai perasaan tidak enak bagi yang mengalaminya.
Haid (menstruasi) yang pertama kali dia alami pada usia 9 tahun. Jika dilihat dari usianya saat ia mengalami menstruasi, ia masih dalam masa kanak-kanak akhir. Cukup mengejutkan dirinya saat ia mengalami menstruasi pertama, karena usia dan sifatnya yang masih kekanak-kanakan.
Setelah menstruasi itu ia alami beberapa kali, ia mulai bisa dan mengerti bahwa dirinya telah tumbuh menjadi seorang remaja. Sedikit demi sedikit dan perlahan demi perlahan ia mulai bisa meninggalkan kebiasaan sifat kekanak-kanakannya.
2. Ciri-ciri seks sekunder
Gejala yang mulai ditunjukkan dari dirinya yaitu :
a) Pinggul yang membesar dan membulat
b) Dada yang semakin nampak menonjol
c) Tumbuhnya rambuh di daerah kelamin, ketiak, lengan dan kaki
d) Perubahan suara dari suara kanak-kanak menjadi lebih merdu (melodius)
e) Kelenjar keringat lebih aktif dan sering tumbuh jerawat
f) Kulit menjadi lebih besar dibanding kulit anak-anak.
C. Tugas Perkembangan Masa Pubertas
Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa (fase) remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka, dalam Pikunas, 1976; Kaczman & Riva, 1996). Masa remaja ditandai dengan cirri – ciri sebagai berikut, antara lain:
- berkembangnya sikap dependen kepada orangtua ke arah independent
- minat seksualitas;
- kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral (Salzman dan Pikunas, 1976).[1]
Erikson (Adams & Gullota, 1983:36-37; Conger, 1977: 92-93) berpendapat bahwa remaja merupakan masa remaja merupakan masa berkembangnya identity. Identity merupakan vocal point dari pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas ini.[2] Erikson memandang pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan, dan mampu menjawab pertanyaan ‘siapa saya?’.[3] Dia mengingatkan bahwa kegagalan remaja untuk mengisi atau menuntaskan tugas ini akan berdampak tidak baik bagi perkembangan dirinya.
Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya, mereka mungkin akan mengembangkan perilaku yang menyimpang (delinquent), melakukan kriminalitas, atau menutup diri (mengisolasi diri) dari masyarakat.
Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada pusaka penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Menurut Hurlock (1991) tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai berikut:
1) Berusaha mampu menerima keadaan fisiknya.
2) Berusaha mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3) Berusaha mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4) Berusaha mencapai kemandirian emosional
5) Berusaha mencapai kemandirian ekonomi.
6) Berusaha mengembangkan konsep dan keterampilan-keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melukukan peran sebagai anggota masyarakat.
7) Berusaha memahami dan mengintemalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
8) Berusaha mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
9) Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10) Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.[4]
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Pada dasarnya, pentingnya menguasai tugas-tugas perkembangan dalam waktu yang relatif singkat akan megakibatkan perubahan usia kematangan yang sah menjadi delapan belas tahun, menyebabkan banyak tekanan yang mengganggu para remaja.
Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini sangat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yakni fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif tingkat ini akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan ini, remaja memeriukan kemampuan kreatif. Kemampuan kreatif ini banyak diwamai oleh perkembangan kognitifhya
Kategori
Arsip
Blogroll
- Masih Kosong