Sejarah Islam di Indonesia
Sejarah Islam sendiri dimulai semenjak diturunkannya wahyu Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang pertama pada tahun 622 di Gua Hira, yaitu tepatnya pada malam lailatul qadar di bulan Ramadhan. Proses penerimaan wahyu oleh Nabi Muhammad SAW sendiri berlangsung selama kurun waktu 23 tahun, yaitu mulai dari semenjak Nabi diutus menjadi Rasul pada usia 40 tahun, hingga beliau wafat pada usia 63 tahun.
Kehidupan 23 tahun Nabi Muhammad setelah dipilih menjadi rasul berlangsung di Makkah selama kurun waktu 13 tahun, sementara 10 tahun sisianya Nabi tinggal di Madinah.
Sejarah Perkembangan Islam
Sejarah perkembangan Islam berlanjut setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Berbagai kerajaan Islam bermunculan dan berkembang hingga ke Samudra Atlantik di barat dan Asia Tengah di Timur. kemunculan beberapa kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan besar di dunia.
Seiring dengan perkembangan berbagai kerjaan bercorak Islam yang bermunculan, maka seiring itu pula banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Kemunculan para ahli sains dari kerajaan Islam tersebut tidak terlepas dari banyaknya pendirian sekolah-sekolah.
Sejarah Islam di Indonesia
Menelisik sejarah Islam di Indonesia, maka hingga saat ini ada sekitar 6 pendapat tentang masuknya Islam ke Indonesia. Adapun pendapat-pendapat tersebut menyebutkan tahun kedatangan Islam masuk ke Indonesia bervariasi dari abad ke-7 hingga abad ke-13.
Berbagai pendapat-pendapat tentang tahun kedatangan Islam beserta perkembangannya di Indonesia dikemukakan oleh berbagai tokoh dan peneliti. Berikut ini adalah 6 pendapat tentang masuknya Islam ke Indonesia.
Pendapat Pertama
Menurut pendapat Hamka, yaitu salah seorang tokoh Muhammadiyah dan juga mantan ketua MUI periode 1977-1981, menyebutkan bahwa Islam yang masuk dan berkembang di Indonesia berasal dari Jazirah Arab atau bahkan dari Makkah pada abad ke-7. Hamka yang bernama asli Haji Abdul Malik bin Abdil Karim menyatakan pendapat tentang kedangan dan perkembangan Islam di Indonesia berdasarkan fakta bahwa mazhab yang berkembang di Indonesia adalah mazhab Syafi'i.
Menurut Hamka, mahzab Syafi'i berkembang sekaligus dianut oleh penduduk di sekitar Makkah. Selain itu dia juga menyebutkan bahwa fakta tentang yang tidak boleh diabaikan terkait hal ini, yaitu tentang keberadaan orang-orang Arab yang sudah mampu berlayar mencapai Cina pada abad ke-7. Hamka percaya bahwa dalam perjalanan tersebut, para pelayar dari Arab juga sudah mulai singgah di kepulauan Nusantara.
Pendapat Kedua
Seorang pegawai Belanda pada masa pemerintahan kolonial Belanda bernama Poortman menyimpulkan bahwa Islam dibawa dan disebarkan di Indonesia oleh orang-orang Cina yang bermahzab Hanafi.
Kesimpulan tentang sejarah masuknya Islam di Indonesia oleh Poortman tersebut didapatkan dari penelitiannya terhadap naskah Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda. Selain dari penelitian dari kedua naskah tersebut dia juga telah melanjutkan penelitian terhadap naskah-naskah kuno Cina yang tersimpan di klenteng-klenteng Cina di Cirebon dan Semarang.
Adapun hasil penelitian dari Poortman tersebut disimpan dengan keterangan 'Uitsluiten voor Dienstgebruik ten Kantore' yang berarti 'Sangat Rahasia Hanya Boleh Digunakan di Kantor'. Hasil penelitian Poortman itu sendiri saat ini telah disimpan di Gedung Arsip Negara Belanda di Den Haag.
Pendapat Ketiga
Seorang penasehat di bidang bahasa-bahasa Timur dan hukum Islam untuk pemerintah kolonial Belanda bernama Snouck Hurgronje yang mengambil pendapat dari Pijnapel, yaitu seorang pakar dari Universitas Leiden, Belanda yang sering meneliti artefak-artefak peninggalan Islam di Indonesia, menyimpulkan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Gujarat pada abad ke-12 M. Mereka menempuh jalur perdagangan yang sudah terbentuk antara India dan Nusantara.
Pendapat ini juga dibenarkan oleh J.P. Moquette, yaitu seorang peneliti bentuk nisan kuburan raja-raja pasai, kuburan Sultan Malik Ash-Shalih, dan juga Nisan kuburan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur. Adapun hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Nisan kuburan Maulana Malik Ibrahim di Gresik ternyata memiliki bentuk yang mirip dengan nisan-nisan kuburan yang berada di Cambay, Gurajat.
Pendapat Keempat
S.Q. Fatimi adalah salah seorang yang berpendapat tentang sejarah Islam di Indonesia dan sekaligus menyanggah pendapat kedatangan Islam di Indonesia yang dikemukakan oleh Muquette yang memperkuat pendapat Pijnapel dan Hurgronje. Fatimi berpendapat bahwa nisan-nisan kuburan yang ada di Aceh dan Gresik justru lebih mirip dengan bentuk nisan-nisan dan kuburan yang ada di Benggala, sekitar Bangladesh sekarang.
Lebih lanjut Fatimu juga percaya bahwa pengaruh-pengaruh Islam di Benggala sangat banyak ditemui dalam Islam yang berkembang di Nusantara pada zaman dahulu. Oleh karena itu, Islam yang ada di Indonesia sebenarnya berasal dari Bangladesh.
Pendapat Kelima
G.E. Marrison juga seorang yang pernah mengemukakan pendapat tentang keberadaan masuknya Islam ke Indonesia. Dalam pendapatnya tersebut Marrison juga menyanggah pendapat Moquette, bahkan dia sendiri malah yakin, jika Islam yang datang ke Indonesia berasal dari Pantai Coromandel, India Selatan. Adapun sebagai alasannya adalah karena pada abad ke-13M, Gujarat masih menjadi bagian dari kerajaan Hindu, sementara di Pantai Coromandel, Islam telah berkembang.
Morrison juga memperkirakan bahwa pembawa dan penyebar Islam yang pertama masuk ke Indonesia adalah para Sufi dari India. Para Sufi tersebut menyebarkan Islam di Indonesia dengan pendekatan tasawwuf pada akhir abad ke-13 M, dimana waktu itu terhitung belum lama dari peristiwa penyerbuan Baghdad oleh orang-orang Mongol.
Adapun pernyerbuan yang dimaksud adalah penyerbuan yang memaksa banyak para Sufi keluar dari zawiyah-zawiyah mereka dan melakukan pengembaraan ke luar wilayah Bani Abbasiyah, seperti ke ujung Persia atau bahkan ke India.
Pendapat Keenam
Pendapat keenam tentang masuknya Islam ke Indonesia dikemukakan oleh Hoesein Djajaningrat. Djajaningrat juga dikenal sebagai orang Indonesia pertama yang mempertahankan disertasi di Universitas Leiden, Belanda, pada 1913. Disertasinya tersebut berjudul Critische Beschouwing van de Sadjarah Banten (Pandangan Kritis mengenai Sejarah Banten).
Menurut Djajaningrat, Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia. Adapun sebagai alasan Djajaningrat mengemukakan pendapat tersebut adalah berdasarkan peringatan 10 Muharram atau hari Asyura sebagai hari kematian Husein bin Ali bin Abi Thalib yang ada di Indonesia berasal dari perayaan kaum Syiah di Persia. Peringatan 10 Muharram itu lebih dikenal sebagai perayaan Hari Karbala.
Djajaningrat juga meyakini pendapat tersebut, karena pengaruh bahasa Persia juga masih dapat ditemukan dibeberapa tempat di Indonesia. Selain itu keberadaan Syeikh Siti Jenar dan Hamzah Fansuri dalam sejarah Indonesia menandakan adanya pengaruh ajaran wihdatul wujud Al-Hallaj, seorang Sufi ekstrim yang berasal dari Persia.
Kesimpulan
Terlihat berbagai perbedaan pendapat tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia oleh berbagai tokoh dan juga para peneliti. Perbedaan pendapat tersebut terjadi karena dasar-dasar berpikir yang dipakai dalam membangun pendapat.
Pijnapel, Hurgronje, Marrison, Moquette, Fatimi lebih mempercayai bukti-bukti kongret yang masih bisa diyakini secara pasti, bukan perkiraan. Oleh sebab itu pendapat-pendapat mereka dapat dikatakan lebih logis, meski dapat juga menuntut mereka untuk percaya bahwa Islam pertama kali berkembang di Indonesia pada sekitar abad ke-13, yaitu lebih belakangan ketimbang agama Hindu dan Buddha.
Begitu juga dengan pendapat Residen Poortman. Meski pendapatnya tersebut berdasarkan catatan-catatan dari Cina yang tersimpan bertahun-tahun, tetapi masih ada kemungkinan salah tafsir atas pernyataan-pernytaan tertulis yang ada di dalamnya. Selain itu bisa pula ada kemungkinan adanya manipulasi data tanpa sepengetahuan pembaca.
Adapun pendapat Hamka bahkan akan lebih mudah untuk terjerumus ke dalam bentuk syak yang belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya. Adapun pendapat yang dikemukakan oleh Hamka hanya berdasarkan pikiran-pikiran pribadi yang tidak ditunjang oleh data sejarah yang kongkret. Oleh demikian maka sangat kecil kemungkinan pendapatnya untuk benar.
Begitupula dengan pendapat Djajaningrat. Bisa jadi persamaan-persamaan yang dikemukakan dalam pendapatnya itu hanya kebetulan-kebetulan yang mirip pada objek.
Akan tetapi, hampir setiap pendapat itu memiliki konsekuensi. Jika seseorang memercayainya suatu pendapat dari pendapat-pendapat itu, maka, bagaimana pun, ia mesti menerima konsekuensi-konsekuensi yang kemungkinan bakalan ada.
Makam Budak Ini Bakal Mengungkap Sejarah Islam di AS
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Sejak ratusan tahun lalu, Islam telah ada di AS. Hal itu diperkuat dengan temuan makam seorang Muslim bernama Yarrow Mamout.
Makam tersebut terletak di sebuah kawasan bersejarah Georgetown, Washington. Ia ditemukan oleh pengembang perumahan, Deyi Awadallah, ketika hendak menjual rumah.
Awalnya, ia tidak mengetahui ada makam di sana. Karena penasaran, ia menghubungi sejarawan untuk memastikan temuannya itu.
Setelah diselidiki selama sebulan, dapat dipastikan jenazah yang berada di makam itu adalah seorang Muslim. "Saya mencoba menghormati masalah ini," kata dia seperti dikutip middleeastonline.com, Rabu (21/11).
Temuan itu dibenarkan Sejarawan, James H Johnston. Dalam buku berjudul “From Slave Ship to Harvard: Yarrow Mamout and the History of an African American Family” (Dari Kapal Budak menuju Havard: Yarrow Mamout dan Sejarah Keluarga Afrika-Amerika), Johnston menyebutkan Yarrow yang berasal dari Senegal dibawa ke Amerika pada tahun 1752.
Setibanya di Amerika, ia menjadi budak. "Dia cukup terkenal di zamannya. Tapi tidak seorang pun pernah melihat dia," kata Johnston.
Ide awal Johnston menelusuri sejarah Yarrow berawal ketika ia melihat sebuah lukisan yang dibuat oleh Charles Wiiliam Peale. Ternyata, objek dari lukisan itu adalah Yarrow. Meski awalnya dikira seorang aristokrat Amerika. Kini, lukisan itu berada di museum seni Philadelphia.
"Anda melihat lukisan itu begitu indah menggambarkan sosok yang tampak kaya, namun ia telah mengalami kondisi yang mengerikan. Lukisan ini mengambarkan sejarah gelap AS," kata Johnston.
Kisah Penampakan UFO Pertama & Penculikan Pertama Oleh Alien
Pada 19 September 1961 dunia dikejutkan dengan pernyataan suami-istri asal Amerika Serikat mengaku untuk pertama kalinya melihat benda asing melayang (UFO) di sebuah dusun di Negara Bagian New Hampshire.
Tak hanya itu, mereka mengklaim telah diculik oleh mahluk dari luar bumi. Kisah keduanya ditulis dalam buku laris The Interrupted Journey pada tahun 1966.
Artikel Singkat
Berdasarkan cerita keduanya, UFO terlihat sekitar pukul 22.30 waktu setempat. Suami-istri itu baru pulang dari berlibur di air terjun Niagara, perbatasan Amerika dan Kanada.
Betty melihat sinar putih di langit bergerak ke arah barat. Mereka mengikuti arah cahaya itu semakin lama semakin membesar dan turun ke tanah. Dilansir dari wikipedia.org, awalnya mereka pikir itu pesawat komersial tapi ternyata bukan. “Tingginya benda itu sekitar 30 meter lebih,” kata Betty.
Layaknya cerita dalam film, benda itu terbuka dan muncul sosok bukan manusia setinggi 3,3 meter. Wajahnya berbeda dari penduduk bumi kebanyakan. Suami-istri itu percaya mereka mahluk dari luar angkasa.
Betty dan Barney diculik dan dibawa ke dalam benda berbentuk kue panekuk itu dan dibawa ke tengah pola rasi bintang bernama Zeta Reticuli, selebihnya mereka tidak sadar lagi.
Dua hari kemudian, suami-istri itu terbangun di mobil mereka. Keduanya langsung menelepon Markas Angkatan Udara Amerika dan diterima oleh Mayor Paul W. Henderson. Dia menyambungkan kasus ini ke Proyek Buku Biru (the Blue Book Project), khusus menyelidiki keberadaan UFO.
Mereka diwawancarai dan diberikan perawatan medis hipnotis untuk mengetahui pasti ingatan hilang saat mereka mengaku diculik mahluk asing. Pihak Angkatan Udara berkesimpulan, itu hanya halusinasi timbul dari mimpi Betty.
Namun belum pernah terjawab, salah satunya mengapa keduanya mengetahui lokasi konstilasi bintang Zeta Reticuli padahal area ini baru ditemukan ahli bintang dan luar angkasa beberapa tahun kemudian.
Hingga kini cerita Betty dan Barney masih menjadi misteri. Menurut Fox News (28/6/2012), 36 persen dari 80 juta rakyat Amerika meyakini cerita itu benar.
Artikel Panjang Kronologi
Penculikan Betty dan Barney Hill, oleh J B Booth, (Bagian 1)
Ketika saya masih seorang anak muda, siapapun pada waktu itu hanya bicara tentang piring terbang setelah menonton film tentang mereka, atau melihat episode Twilight Zone atau Science Fiction Theater.
Kemudian suatu pagi, saya yang memeriksa lebih dari hanya koran lokal, dan melihat sekitar tiga halaman dalam sebuah artikel ini, “New Hampshire Pasangan UFO Encounters.”
Nah, tentu saja, aku tertarik. Dalam tulisan kota kecil kami, Anda hanya tidak melihat sesuatu pada jenis subjek. Dan ketika saya mulai membaca artikel tersebut, saya terkejut setelah melihat bahwa kedua orang itu mengaku telah diculik oleh alien, dan dibawa di dalam kapal!
Nah, itu sudah cukup bagi saya untuk berpikir, “Apa ini, semacam lelucon?” Saya pikir saya adalah pendengar dan pembaca terakhir, tapi ternyata tidak.
Segera, kisah ini menjadi cerita internasional, dan bahkan pada hari ini, cerita tersebut masih dianggap salah satu kejadian yang paling dipercaya, dan tentu saja yang paling diteliti mengenai kasus UFO, kecuali mungkin insiden Roswell.
Satu hal tentang seluruh subjek ini yang tampaknya aneh bagi saya, adalah bahwa hal itu diakui kemungkinannya bahwa seseorang bisa melihat UFO, tapi bagi seseorang untuk diculik atau diambil pesawat alien? No way!
Pada tahun 1961, Barney Hill adalah seorang pria kulit hitam berusia 39 tahun yang bekerja untuk US Postal Service. Istrinya Betty adalah seorang wanita kulit putih 41 tahun, yang memiliki Master’s Degree, dan pengawas untuk departemen kesejahteraan anak.
Fakta bahwa Hills adalah pasangan antar-ras telah diberi bobot oleh beberapa negara, yang mana Barney dianggap menderita stres dalam berurusan dengan beberapa ejekan publik tentang serikat hitam dan putih, yang tidak mudah diterima di awal 1960-an seperti saat ini.
Dalam penelitian saya ke dalam kehidupan Mr Hill, saya tidak dapat menemukan alasan stres dirinya penyebab cerita penculikan alien seperti kisah yang luar biasa. Apa pun yang terjadi, setelah pasangan itu go public dengan kisah mereka jauh lebih stress untuk dirinya daripada ucapan anti-ras yang ia mungkin alami.
Kisah Betty dan Barney Hill dimulai pada bulan September 1961, di negara bagian New Hampshire. Barney dan istrinya Betty memutuskan untuk mengambil liburan singkat ke Kanada. Pasangan ini telah mengunjungi Niagara Falls, dan Montreal, dan mereka memulai perjalanan mereka pulang ke Portsmouth.
Malam itu jelas, langit dengan bulan sabit bersinar di lanskap berhutan lebat yang dikelilingi US Route 3 di bagian tengah dari New Hampshire.
Pada sekitar pukul 10:00 PM, tiga kilometer selatan kota Lancaster, Barney melihat apa yang tampak seperti bintang terang, atau planet, yang sepertinya bergerak tak menentu. Barney menunjukkan hal ini kepada Betty, dan keduanya mulai melacak objek.
Pasangan itu mulai percaya bahwa mereka menyaksikan pesawat itu muncul dan lalu menghilang, namun gerakan kendaraan mereka menyebabkan pandangan terhadap objek terhalang akibat pohon-pohon menghalangi pandangan mereka.
Kemudian, Barney menyatakan bahwa ia mencoba untuk meyakinkan diri sendiri bahwa benda itu pesawat, tapi bahwa Betty berpikir itu adalah sesuatu yang lain – sebuah pesawat tak dikenal dari beberapa jenis pada masa itu. Perjalanan dilanjutkan ke Flume, utara Woodstock, objek muncul untuk bergerak dengan cara yang aneh.
Ketika mereka sampai di Indian Head, Barney benar-benar menghentikan mobil untuk melihat objek dengan teropongnya. Dia melihat lampu berwarna-warni, dan deretan jendela pada objek berbentuk datar, yang sekarang tampaknya bergerak ke arahnya.
Lalu objek mendekatinya hingga dalam jarak seratus kaki, dia bisa melihat penghuni di dalamnya. Takut, ia berlari kembali ke mobilnya di mana Betty menunggu. Mereka naik di dalam dan melesat pergi. Setelah mereka melanjutkan perjalanan pulang, mereka tidak mengalami dan melihat kejadian aneh lagi.
Namun anehnya mereka mendengar bunyi bip. Mereka kemudian mendengar bunyi ‘bip’ untuk kedua kalinya, menyadari bahwa mereka tiba-tiba ada 35 mil lebih jauh menuruni jalan dari waktu hanya satu atau dua menit yang lalu. Mereka sekarang di Ashla. Tanpa sadar mereka sudah melewati waktu (skip time) sekitar 2 jam.
Suasana di mobil itu tenang saat mereka berjalan pulang dan tidur. Mereka berdua tidur sampai sore berikutnya. Ketika Betty bangkit, dia menelepon adiknya Janet, dan menceritakan apa yang terjadi. Janet menyuruhnya untuk memberitahu Pease Air Force Base yang terdekat dan melaporkan apa yang telah dilihatnya.
Betty melaporkan insiden tersebut, berbicara dengan Mayor Paul W. Henderson, yang mengatakan kepada Betty, “UFO juga dikonfirmasi oleh radar kita.”
Pada saat ini, baik Betty atau Barney tak mengenang penculikan apapun. Segera, bagaimanapun, Betty mulai mengalami mimpi mimpi buruk dan suaminya dibawa naik pesawat alien dari beberapa jenis, bertentangan dengan keinginan mereka.
Dalam hitungan minggu, dua penulis mendapat angin dari cerita ini dan setelah wawancara dengan Hills, lalu mereka membuat log intensif tentang peristiwa malam itu.
Mereka menemukan bahwa ada dua jam waktu terhitung dalam cerita Hills, bahkan memungkinkan mereka untuk berhenti selama perjalanan dan istirahat untuk anjing mereka, yang juga ikut perjalanan dengan mereka.
Catatan menarik lainnya bahwa saya harus menyela di sini bahwa “dua penulis,” yang disebutkan di hampir setiap laporan kejadian ini, (dan ada ribuan dari mereka) tak bernama, atau saya tidak dapat menemukan nama mereka.
Namun, cerita ini benar, karena wawancara mereka ini dihadiri oleh Mayor James MacDonald, seorang mantan Angkatan Udara Intelijen Officer.
Tak lama setelah Betty mulai mengalami mimpi-mimpi mengganggu, dia menulis surat kepada Mayor Donald Kehoe, yang juga didengar oleh Walter Webb, seorang staf Planetarium Hayden. Webb, pada waktu itu, adalah penasihat ilmiah bagi Komite Penyelidikan Nasional Fenomena Arial (biasanya disebut sebagai NICAP). Namun apa yang dia lakukan dengan laporan itu tidak diketahui.
Adalah Mayor MacDonald yang membuat sangkaan bahwa telah terjadi hipnosis regresif selama kehilangan waktu dua jam. Pada musim semi tahun 1962, Hills menghubungi seorang psikiater tentang sesi hipnosis, namun memutuskan untuk menundanya untuk sementara waktu. Sementara itu, Betty masih dihantui oleh mimpi-mimpi dan keadaan Barney juga kurang baik, ia kembali menderita hipertensi.
Setelah menghindari wartawan dan melakukan riset tentang psikiater, Hills membuat keputusan untuk menghubungi psikiater dan ahli saraf terkenal dari Boston, Dr Benjamin Simon, yang merupakan salah satu dokter yang paling dihormati dibidangnya.
Setelah beberapa wawancara awal, diagnosis awal Dr Simon adalah “sindrom kecemasan,” yang berhubungan dengan insiden malam September 19, 1961. langkah berikutnya adalah untuk mencari tahu apakah peristiwa itu.
Penculikan Betty dan Barney Hill, oleh J B Booth, (Bagian 2)
Metode pengobatan Dr Simon yang dipilih untuk Hills adalah hipnosis regresif, yang berarti sampai ke sumber masalah mereka, apa pun yang mungkin telah terjadi. Dia memulai sesi kepada Barney dan kemudian diikuti dengan perlakuan yang sama untuk Betty.
Proses berjalan lambat, tetapi setelah enam bulan itu pendapat ahli Dr Simon, bahwa Hills memang telah diculik dan dibawa naik ke sebuah pesawat terbang yang tidak dikenal pada malam tersebut.
Siapa saja yang sangat tertarik pada sesi ini, dapat melihat transkrip dari mereka dalam sebuah buku yang sangat bagus pada seluruh cerita Hill, ”The Journey Interrupted,” yang ditulis oleh penulis pemenang penghargaan investigasi John G. Fuller.
Cerita Hills juga masuk dalam sebuah artikel dua bagian di majalah ”Listen”, dan film ”The UFO Insiden” yang dibuat untuk produksi sebuah TV. Film ini dirilis pada tahun 1976, dan dibintangi Estelle Parsons sebagai Betty, dan James Earl Jones sebagai Barney.
Setelah diteliti oleh Dr Simon, maka rincian menjadi jelas. Suami istri Hills memang mengalami mobil mereka telah terhenti dan kemudian pesawat alien mendarat di jalan di depan kendaraan mereka, membentuk semacam penghalang dan memanggil mereka.
Mereka dibawa ke pesawat alien dan diberi pemeriksaan medis oleh alien. Lalu sebelum dibebaskan, mereka di hipnosis dan diperintahkan untuk tidak menceritakan setiap detil kejadian mereka.
Makhluk entiti yang digambarkan oleh Hills sebagai ”… makhluk alien botak, tinggi sekitar lima kaki, dengan warna kulit ke abu-abuan, kepala berbentuk buah pir dan mata kucing berbentuk lancip dan miring.” Inilah untuk pertama kalinya menyebut alien berwarna ”abu-abu” dan teradopsi dalam cerita rakyat tentang alien hingga kini.
Suami-istri Hills dibawa ke kamar terpisah selama pemeriksaan mereka. Karena ini adalah prosedur ”tes” yang baik untuk fisik dan mental. Sebagai bagian dari pemeriksaan ini akan menyangkup tes kulit, rambut dan sampel kuku juga diambil.
Betty ditusuk jarum panjang yang dimasukkan ke pusarnya dan diberitahu itu adalah tes kehamilan.
Sementara dibawah paksaan terkait Barney, bahwa ia telah memberikan sample atau spesimen air mani. Betty menyatakan bahwa dia diberi semacam buku sebagai tanda kunjungan, tapi benda itu kemudian diambil kembali.
Fakta lain yang aneh sehubungan dengan hipnosis adalah bahwa alien sepertinya tidak memiliki konsepsi waktu, atau warna, atau apapun yang berarti. Pada satu titik, alien tampak terkejut menemukan bahwa gigi Barney (gigi palsu) bisa dilepas dan diganti.
Betty bertanya pada salah satu penculiknya dari mana mereka berasal? Dan dijawab sambil ia menunjukkan semacam peta bintang yang kemudian dibahas dengan lebih rinci.
Setelah peristiwa ini, Hills dibawa kembali ke mobil mereka dan hal terakhir yang mereka ingat adalah cahaya oranye menghilang ke langit malam. Hal ini sangat penting untuk dicatat bahwa Hills berusaha untuk menjaga peristiwa ini dari pers, tapi sayangnya versi akurat peristiwa itu bocor ke pers. Setelah itu, Hills memutuskan untuk sekalian maju saja dengan peristiwa sebenarnya dari kasus tersebut.
Dr Simon berada dibawah tekanan besar untuk melepaskan informasi resmi apa pun tentang kasus Hills ini kepada orang lain. Namun hal ini dianggap bijaksana, tidak untuk mengeksploitasi cerita, tapi untuk menghentikan spekulasi bahwa tidak adanya pernyataan yang tampaknya akan berdampak negatif pada cerita Hills. Simon menyimpulkan bahwa Hills tidak membuat dan merekayasa kisah mereka.
Dr Simon menyatakan lebih lanjut bahwa ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil, yaitu:
- Pengalaman yang benar-benar terjadi, atau
- Beberapa salah tafsir perseptif dan ilusi yang terjadi dalam hubungan dengan beberapa peristiwa nyata.
”Semua tes hipnotis benar, namun apa yang ada adalah “peristiwa nyata” mungkin saja, aku tidak tahu. Sebagai fakta kasus Hills adalah pengetahuan umum, ada dua yang terpenting: hormati keprofesionalan dalam menyelidiki kasus, dan membuat kesimpulan untuknya.
Salah satunya adalah Dr J. Allen Hynek, yang pada waktu itu, Profesor Astronomi di Northwestern University dan kemudian menjadi Konsultan Fenomena Udara di Angkatan Udara (Consultants Air Force Aerial Phenomena).
Dia akhirnya mendirikan “Pusat Untuk studi UFO” (Center for UFO studies). Yang lainnya adalah Stanton T. Friedman, seorang ahli fisika nuklir dan ilmuwan antariksa nasional yang mencurahkan waktu penuh untuk meneliti fenomena UFO.
Sebagai konsultan untuk Proyek Buku Biru (Blue Book Project), Hynek kemudian merilis buku, ”UFO Experience” di mana ia membahas kasus Hills. “Saya akan memasukkan kata-katanya sendiri di sini, dalam hipnosis independen yang diulang mereka mengungkapkan apa yang seharusnya terjadi.”
Kedua cerita yang telah disepakati dalam detail yang cukup,walaupun tidak Betty atau Barney adalah jamban untuk apa yanglain yang dikatakan di bawah hipnosis sampai lama kemudian.
Dalam hipnosis, mereka menyatakan bahwa mereka telah diambil secara terpisah oleh pesawat alien (UFO), diperlakukan dengan baik oleh “penghuninya”, mungkin diperlakukan lebih sebagai manusia, bukan hewan percobaan – dan kemudian dilepaskan setelah diberi sugesti bahwa mereka akan tak akan mengingat apa-apa dari pengalaman tertentu itu.
Metode pembebasan alien kepada mereka seharusnya dicatat sebagai amnesia saja yang akhirnya tampak rusak hanya oleh konta hipnosis (counter hypnosis) yang dikalukan oleh manusia.
Penculikan Betty dan Barney Hill, oleh J B Booth, (Bagian 3)
Dr Stanton Friedman menghabiskan berjam-jam dengan Hills, membicarakan kasus ini dan mencari misteri apa yang ada di dalamnya, lalu mengeluarkan pernyataan ini:
“By no imagination could anyone who knows them conclude that they were nuts” (Dengan tidak adanya imajinasi siapa saja bisa mengetahui bahwa mereka gila,” jawabnya stress.
Hills telah diwawancarai dan ditanyai oleh para ilmuwan dan peneliti lain, beberapa di bawah hipnosis, dan semuanya dalam perjanjian pada satu fakta penting.
Di dalam banyak penyelidikan oleh para peneliti dan ilmuwan lainnya, mereka berkesimpulan:
Pasangan Hills tidak membuat cerita mereka sendiri dan peristiwa-peristiwa yang mereka dialami didasarkan pada beberapa peristiwa yang nyata.
Meskipun Barney dan Betty berada di sebuah perkawinan antar-ras yang sayangnya melemparkan sebuah bayangan yang tidak menguntungkan pada keadaan mereka, namun kita harus ingat bahwa Betty memiliki Master’s Degree dalam pekerjaan sosial dan Barney bertugas di kantor Komisi Hak-Hak Sipil Gubernur di kota New Hampshire (Civil Rights Commission Governor of New Hampshire).
Mereka berdua sangat dihormati oleh orang-orang yang mengenal mereka atau bekerja dengan mereka. Apa manfaat untuk mereka yang bisa diperoleh dari tipuan yang begitu rumit? sepertinya saya tidak bisa membayangkan.
Meskipun karena pengalaman telah menjadi korban penculikan alien melalui UFO itu telah membuat pasangan Hills kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian mereka, namun Hills tetap terlibat dalam kegiatan pekerjaan mereka sebelumnya yang mirip, walaupun ada interupsi dari apa yang terjadi.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, ketika Betty berada di pesawat UFO, salah satu humanoid alien menyatakan dan menunjukkan peta bintang dan Betty diminta oleh salah satu humanoid lainnya, ”Di mana kau di peta?” Betty hanya mengangkat bahu dan berkata, ”Aku tidak tahu.”
Ada sejumlah besar dari diskusi tentang apa yang disebut dengan ”peta bintang,” dan banyak interpretasi untuk mendefinisikannya.
Pemahaman penuh astronomi akan diminta untuk belajar merencanakan dan mencoba untuk menemukan pola dalam titik tertentu di langit. Saya pasti tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas ini, tapi saya akan memberi tahu Anda apa yang saya anggap dari beberapa penjelasan yang lebih masuk akal oleh para profesional.
Peta yang ditunjukkan kepada Betty berupa tampilan tiga dimensi dengan titik ukuran yang berbeda dan ada garis di atasnya.
Aku ingat dengan jelas pada saat kejadian ini bahwa faktanya para ilmuwan tidak dapat menemukan konstelasi yang sesuai tanda-tanda dari posisinya, membuat banyak keraguan pada klaim dari pasangan Hills.
Namun demikian sekitar 8 tahun sesudah peristiwa tersebut ketika teleskop lebih canggih mulai dipakai, beberapa ilmuwan mengklaim telah menemukan posisi yang cocok untuk peta yang ditunjukkan oleh pasangan Hills tersebut.
Menjadi tertarik dengan misteri peta (yang menarik dan mengacu pada hipnotis Betty) adalah seorang dosen Ohio dan astronom amatir Marjorie Fish terlibat dalam kasus pada tahun 1969. Ia bertanya-tanya apakah bintang-bintang dan planet-planet di peta akan cocok dengan benda-benda langit yang diketahui, Fish mewawancarai Betty Hill pada musim panas 1969.
Barney Hill telah meninggal awal tahun yang sama akibat pendarahan otak. Setelah diskusi panjang dengan Betty, Fish merilis pernyataan berikut:
“Pada 4 Agustus 1969, Betty Hill membahas peta bintang dengan saya, Betty menjelaskan bahwa dia menggambar peta di 1964 sesuai saran posthypnotic. Hal itu harus dicermati hanya jika dia bisa mengingatnya secara akurat, dan ia tidak memperhatikan untuk apa dia menggambar – yang menempatkannya dalam bidang gambar otomatis.”
Ini adalah cara mendapatkan materi yang ditekankan atau dilupakan agar dapat menghasilkan akurasi yang tidak biasa. Dia membuat dua kemungkinan, menunjukkan pikirannya sedang sadar melihat atau dia mengambil bagian dari kendali waktu pada saat dihipnotis. Betty menggambarkan peta sebagai tiga-dimensi, seperti melihat melalui jendela.
Bintang-bintang berwarna dan bersinar. Materi peta itu datar dan tipis (namun bukan model), dan tidak ada garis lenticular terlihat seperti salah satu proses tiga-dimensi di dunia kita (terdengar sangat mirip hologram reflektif).
Betty tidak menggeser posisinya saat melihatnya, jadi kami tidak bisa mengatakan apakah akan memberikan tampilan tiga dimensi yang sama dari semua posisi atau jika akan benar-benar memang tiga dimensi. Betty memperkirakan ukuran peta sekitar lebarnya tiga kaki dan tingginya dua kaki dengan pola menutupi sebagian besar peta.
Dia berdiri sekitar tiga meter dari peta. Dia mengatakan, ada banyak bintang lain di peta, tetapi dia hanya (ternyata) mampu mengingat khusus yang menonjol dihubungkan oleh garis yang khas dan ada segitiga kecil ke kiri.
Tidak ada konsentrasi bintang yang menunjukkan galaksi Bima Sakti dan bahwa jika itu adalah nyata, mungkin hanya berisi bintang-bintang lokal. Tidak ada garis grid.
Tiga bintang di cluster tidak diketahui sampai tahun 1969. Tidak ada astronom di Bumi tahu posisi mereka pada tahun 1963.
Namun Betty Hill menggambar peta bintang-bintang pada tahun 1963. Sebelum saya menyimpulkan artikel ini, saya harus menunjukkan bahwa saya tidak salah memberikan bukti dangkal dari satu halaman web atau tabloid supermarket.
Saya hanya mengambil peran reporter di sini, dan tidak memberikan pendapat saya sendiri. Semuanya termasuk dalam artikel ini telah dikonfirmasi oleh banyak peneliti, ilmuwan, psikiater, dll saya akan meninggalkan engkau fakta ini satu:
Para astronom di Ohio State University telah menempatkan komputer mereka dalam posisi luar tepat diluar sistem bintang ganda Zeta Reticuli-1 dan Zeta Reticuli-2 yang berjarak 220,000,000,000,000 mil atau 37 tahun cahaya dari bumi, yang terlihat ke arah matahari kita. Lalu komputer menggandakan dengan hampir tidak ada variasi dari peta Betty Hill.
Kisah Betty dan Barney Hill sedikitnya adalah salah satu kisah yang menarik. Semua orang mengetahui rahasia rincian itu masih dalam misteri, masih mencari jawaban. Hal ini sangat sulit untuk percaya bahwa dua orang waras yang mengemudi dalam perjalanan ke rumah mereka, secara bersamaan telah mengalami bebrapa ilusi.
Hal ini juga sulit untuk dipercaya bahwa dua orang yang sangat disukai dan dihormati orang banyak akan membuat cerita seperti ini. Untuk apa?
Tentu saja, mereka tidak mencari ketenaran publik, sekitar dua tahun dari waktu kejadian sampai waktu yang membuat fakta-fakta diketahui oleh pasangan tersebut.
Satu fakta penting yang kita harus ingat: TIDAK SATU dari setiap orang-orang profesional yang memiliki keterlibatan dalam kasus tersebut telah meneteskan ide negatif yang pada kenyataannya bahwa sesuatu yang sangat tidak biasa terjadi malam itu di New Hampshire, atau pada pribadi Hills sendiri adalah suatu kebohongan.
Planet Theia, Benda Besar Yang Menabrak Bumi
“Hipotesis Theia” menyebutkan, dahulu ada sebuah planet seukuran Mars yang disebut planet Theia mengorbit di tata surya Bima sakti. Planet ini kemudian disebut Titan pada zaman Yunani kuno yang melahirkan Dewi bulan, Selene.
Hipotesis ini menceritakan tentang terbentuknya Bulan sekitar 4.5 milyar tahun lalu. Dalam dua studi yang saya menemukan teori bulan yang menyatakan bahwa Bulan memiliki komposisi yang mirip dengan Bumi, begitu juga hipotesis Paradox Lunar yang menjelaskan tentang akibat dan perhitungan kecepatan tabrakan antara planet Theia dan Bumi.
Planet Theia Penyebab Penciptaan Bulan
Planet Theia terbentuk di sekitar orbit yang sama dengan Bumi, tetapi sekitar 60 derajat ke depan atau belakang. Ketika protoplanet berkembang menjadi seukuran Mars, ukurannya justru membuat planet Theia terlalu berat agar mengorbit dan tetap stabil. Akibatnya jarak sudut Bumi semakin bervariasi hingga akhirnya menabrak Bumi.
Tabrakan ini diperkirakan terjadi sekitar 4.533 milyar tahun yang lalu ketika planet Theia menghantam Bumi pada sudut miring dan menghancurkan planet Theia selama proses tabrakan. Mantel planet Theia dan sebagian besar mantel silikat Bumi terdorong ke ruang angkasa, bagian kiri atas bahan planet Theia tercampur dengan bahan-bahan dari Bumi dan akhirnya membentuk Bulan.
Penelitian terakhir yang memvalidasi hipotesis ini menunjukkan bahwa inti planet Bumi dan inti Bulan mengandung bahan isotop silikon yang sama, yang mendukung bahwa keduanya berasal dari satu planet hingga bencana besar memisahkannya.
Para ilmuwan Universitas Oxford, Universitas California dan Swiss Federal Institute of Technology membandingkan isotop silikon dari batuan bumi, serta bahan-bahan lain dari sistem tata surya Bima Sakti seperti bahan dari meteorit.
Sekitar 2,900 kilometer ke dalam bumi (belum mencapai setengah jalan ke pusat Bumi) terdapat mantel dan kerak.
Sebagian besar terbentuk dari silikat, senyawa silikon, oksigen, dan elemen lainnya. Kemudian lebih dalam dari garis itu merupakan bahan besi padat logam yang membentuk inti bumi.
Tim ini menemukan bahwa isotop lebih berat dari sampel yang diambil dari silikat Bumi. Mereka menemukan bahwa Mars, asteroid Vesta dan berbagai chrondites atau meteorit primitif yang pernah dibentuk core ainner, tidak mengandung unsur tersebut meskipun mereka memiliki inti besi.
Bahan yang jauh lebih kecil daripada Bumi (sekitar seperdelapan) sehingga tidak memiliki cukup massa menghasilkan tekanan yang diperlukan untuk membentuk inti yang sama seperti yang ditemukan di planet Bumi.
Di sisi lain para peneliti menemukan bahwa Bulan menunjukkan komposisi yang sama dari komposisi isotop silikon berasal dari planet Bumi. Namun jauh lebih kecil daripada Bumi atau sekitar 1/50 dan sekitar satu persen dari massa bumi, bahkan cenderung mampu menghasilkan tekanan yang cukup untuk membentuk mirip besi inti Bumi.
Para peneliti berpendapat bahwa Bulan memang terbentuk saat bencana raksasa akibat planet Theia yang berukuran besar selama pengembangan awal terbentuknya Bumi. Dampaknya cukup besar terhadap bahan-bahan yang akhirnya membentuk Bulan tercampur dengan bahan-bahan dari bumi yang sudah memiliki komposisi silikon berat.
Dalam Jurnal Nature yang dirilis mereka, menyatakan bahwa komposisi isotop seperti silikat Bumi dan Bulan konsisten dengan usulan baru-baru ini, ada isotop skala besar selama dampak tabrakan.
Penelitian ini merupakan jenis yang pertama menggunakan isotop dan menawarkan wawasan menarik ke dalam penciptaan planet Mars, planet Bumi, dan Bulan. Hal ini juga dapat membantu menjelaskan bagaimana kehidupan berevolusi di Bumi, dan membuktikan apakah ada (atau tidak mungkin) peradaban masa lalu di Mars.
Hipotesis Paradox Lunar Libatkan Planet Theia
Sekelompok peneliti dari Universitas Bern-Swiss telah membuat terobosan signifikan dalam kisah pembentukan Bulan, menunjukkan jawaban tentang Paradox Lunar.
Mereka menjelajahi geometri yang berbeda dari simulasi tabrakan planet Theia sebelumnya dan mempertimbangkan konfigurasi baru tentang dampak tabrakan (dikenal ‘Hit and Run’) di mana sebagian besar bahan yang hilang ke ruang angkasa pada orbit terikat/tertarik ke Bumi.
Tidak ada simulasi yang disajikan dalam penelitian ini, mereka hanya menjelaskan sebab & kendala dari sistem Bumi dan Bulan. Artikel planet Theia dan Bumi ‘A hit-and-run Giant Impact Scenario’ ditulis Andreas Reufer, Matthias MM Meier, Willy Benz, Rainer Wieler, yang diterbitkan Elsevier.
Andreas Reufer menyatakan bahwa model ini mempertimbangkan parameter dampak baru yang tidak pernah diuji sebelumnya. Selain implikasi sistem planet Bumi dan Bulan, kecepatan tabrakan planet Theia jauh lebih tinggi dan membuka kemungkinan baru tentang asal penabrak, dan pembentukan planet terestrial.
Sinar Gamma Pernah Menghantam Bumi Pada Tahun 774
Ledakan singkat sinar gamma mungkin menjadi penyebab adanya ledakan intens radiasi energi-tinggi yang menghantam Bumi pada abad ke-8.
Peristiwa Radiasi Sinar Gamma Abad Ke-8
Pada tahun 2012, ilmuwan Fusa Miyake mengumumkan deteksi tingkat tinggi adanya isotop Carbon-14 dan Berilium-10 di tahun 775 Masehi, yang menunjukkan bahwa ledakan radiasi sinar gamma telah menghantam Bumi pada tahun 774 atau 775 Masehi.
Karbon-14 dan Berilium-10 terbentuk ketika radiasi bertabrakan di ruang angkasa dengan atom nitrogen, kemudian meluruh hingga berbentuk lebih berat dari pada karbon dan berilium.
Penelitian sebelumnya telah mengesampingkan adanya ledakan terdekat pada sebuah bintang masif (supernova) yang tidak tercatat dalam pengamatan pada saat itu, dan tidak ada sisa-sisa yang telah ditemukan.
Prof Miyake juga mempertimbangkan apakah Solar Flare salah satu penyebabnya, tetapi dugaan ini tidak cukup kuat untuk mendasari sebab akibat kelebihan karbon-14.
Ledakan yang besar kemungkinan akan disertai dengan pelepasan materi dari korona matahari, hal ini juga akan menyebabkan fenomena cahaya di utara dan selatan (yang dikenal Aurora), tetapi catatan sejarah tidak menyatakan hal itu terjadi.
Peneliti menunjukkan bukti dalam sejarah Anglo-Saxon yang menggambarkan Salib Merah terlihat setelah matahari terbenam, dan menyatakan bahwa hal ini mungkin peristiwa supernova. Tapi peristiwa ini terjadi di tahun 776 Masehi, waktu yang terkait tidak tepat untuk membuktikan adanya karbon-14 dan masih tidak menjelaskan mengapa tak ada sisa-sisa yang bisa terdeteksi.
Sinar Gamma Berasal Dari Tabrakan Dua Bintang
Sementara Hambaryan dan Neuhauser memiliki penjelasan lain, mereka konsisten dengan pengukuran karbon-14 dan tidak ditemukan bukti pendukung adanya peristiwa besar di luar angkasa. Ilmuwan Valeri Hambaryan dan Ralph Neuhauser dari University of Jena-Jerman, mempublikasikan hasil penelitian mereka di jurnal Monthly Notices dari Royal Astronomical Society.
Mereka menunjukkan sisa-sisa dua bintang padat, yaitu lubang hitam, bintang neutron atau bintang kerdil putih yang saling bertabrakan dan tergabung menjadi satu. Ketika peristiwa ini terjadi, beberapa energi telah dilepaskan dalam bentuk sinar gamma, dan bagian yang paling energik dari peristiwa spektrum elektromagnetik mencakup cahaya Aurora.
Dalam penggabungan dua bintang ini, ledakan sinar gamma sangat intens tetapi berlangsung cepat, biasanya terjadi kurang dari dua detik. Peristiwa ini terlihat di galaksi lain berkali-kali setiap tahun, berbeda dengan semburan durasi panjang tanpa penampakan cahaya yang sesuai.
Jika ini hal ini merupakan penjelasan adanya ledakan radiasi sinar gamma di tahun 774-775 Masehi, maka bintang yang tergabung terletak sangat jauh sekitar 3000 tahun cahaya. Atau jika lebih dekat, peristiwa itu akan menyebabkan punahnya beberapa kehidupan di darat.
Berdasarkan pengukuran karbon-14, Hambaryan dan Neuhauser meyakini bahwa sinar gamma yang meledak berasal dalam sistem bintang antara 3000 dan 12000 tahun cahaya dari Matahari.
Hal ini akan menjelaskan mengapa tidak ada catatan sejarah adanya supernova atau kemunculan aurora. Penelitian lain menunjukkan bahwa beberapa cahaya yang tampak telah memancarkan semburan sinar gamma secara singkat, yang bisa dilihat pada peristiwa yang relatif dekat. Peristiwa ini mungkin hanya terlihat selama beberapa hari dan akan mudah terjawab, tapi tetap saja berharga bagi sejarawan.
Para astronom juga mencari objek gabungan, sebuah lubang hitam yang berjarak 1200 tahun cahaya atau bintang neutron berjarak 3000-12000 tahun cahaya dari Matahari, tapi tanpa karakteristik gas dan debu dari sisa-sisa supernova.
Jika ledakan sinar gamma terjadi lebih dekat ke Bumi, peristiwa itu akan menyebabkan bahaya yang signifikan terhadap biosfer. Bahkan peristiwa serupa berjarak ribuan tahun cahaya bisa menyebabkan kerusakan sistem elektronik.
Lalu, seberapa sering radiasi tersebut menabrak bumi? Dalam 3000 tahun terakhir, diprediksikan bahwa peristiwa tabrakan radiasi sinar gamma ke Bumi pernah terjadi satu kali.
Kategori
Arsip
Blogroll
- Masih Kosong