KATEGORI : Pendidikan Umum

Karakteristi Perkembangan Anak Usia SMP dan SMA

23 March 2015 21:08:56 Dibaca : 12041

A. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolahmenegah Pertama (SMP)


a. Perkembangan Dalam Sikap Kognitif


Untuk membahas perkembangan kognitif (berpikir) pada anak saat berada di sekolah menengah pertama (SMP), dikemukakan pandangan dari Piaget, Vigotksy, dan para ahli psikologi pemrosesan informasi (information-processing theory).


Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa aspek kognitif meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir. Untuk siswa SMP, perkembangan kognitif utama yang dialami adalah formal operasional, yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan dua atau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam. Selain itu, ada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam bahasa dan perkembangan konseptual. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif.

 

b. Perkembangan Dalam Sikap Emosional


Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama ogran seksual mempengaruhi perkembangan emosi dan dorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta. Pada usia remaja awal, perkembanga emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa, emosinya bersifat negatif dan tempramental. Sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya. Mencapai kematang emosional merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya.


Meskipun pada usia remaja kemampuan kognitifnya telah berkembang dengan baik, yang memungkinkannya untuk dapat mengatasi stres atau fluktuasi emosi secara efektif, tetrapi ternyata masih banyak remaja yang belum mampu mengelola emosinya, sehingga mereka banyak mengalami depresi, marah-marah, dan kurang mampu meregulasi emosi. Kondisi ini dapat memicu masalah, seperti kesulitan belajar, penyalahgunaan obat, dan perilaku menyimpang. Dalam suatu penelitian dikemukakan bahwa regulasi emosi sangat penting bagi keberhasilan akademik. Remaja yang sering mengalami emosi yang negarif cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah.

 

B. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolahmenegah Atas (SMA)


Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang berada pada tahap yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu. Ketidakjelasan ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu dari periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut mereka melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara rill belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa.
Perubahan-perubahan tersebut akhirnya berdampak pada perkembangan fisik, kognitif, afektif, dan juga psikomotorik mereka.

 

a. Perkembangan Dalam Sikap Kognitif


Kemampuan kognitif terus berkembang selama masa SMA. Akan tetapi, bagaimanapun tidak semua perubahan kognitif pada masa SMA tersebut mengarah pada peningkatan potensi. Kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi terutama pada masa SMA akhir dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian pelatihan.


Perkembangan kognitif pada fase usia dewasa awal, dikemukakan oleh Schaie (1997) bahwa tahap-tahap kognitif Piaget menggambarkan peningkatan efisiensi dalam perolehan informasi yang baru. Sebagai contoh, pada masa dewasa awal terdapat perubahan dari mencari pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan, menerapkan apa yang sudah diketahui, khususnya dalam hal penentuan karier dan mempersiapkan diri untuk menghadapi pernikahan dan hidup berkeluarga.

 

b. Perkembangan dalam Sikap Emosional


Pada masa ini, tingkat karateristik emosional akan menjadi drastis tingkat kecepatannya. Gejala-gejala emosional para remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik. Sebagai calon pendidik dan pendidik kita harus mengetahui setiap aspek yang berhubungan dengan perubahan pola tingkah laku dalam perkembangan remaja, serta memahami aspek atau gejala tersebut sehingga kita bisa melakukan komunikasi yang baik dengan remaja. Perkembangan pada masa SMA (remaja) merupakan suatu titik yang mengarah pada proses dalam mencapai kedewasaan. Meskipun sifat kanak-kanak akan sulit dilepaskan pada diri remaja karena pengaruh didikan orang tua.


Perkembangan Peserta Didik Periode Sekolah Menengah Atas (SMA) Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang berada pada tahap yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu. Ketidakjelasan ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu dari periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut mereka melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara riil belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa.

 

Sumber Artikel :

Edhay76.blogspot.com

Jenis-Jenis Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar (SD)

19 March 2015 11:06:24 Dibaca : 23056

Pertama-tama peru dijelaskan istilah “kebutuhan”, “Dorongan” dan “motif” Definisi dorongan atau motif adalah suatu keadaan alasan pada diri seseorang untuk memicu untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Kebutuhan lebih sering digunakan untuk mengacu pada keadaan fisiologis seseorang. Sehingga dorongan atau motif lebih merupakan akibat psikologis dari suatu kebutuhan (Sumadi, 1970 ; Lefton, 1982).


Sedangkan Thompson (1987) mendefinisikan need atau kebutuhan sebagai istilah yang sering di gunakan untukmenunjuk suatu drive atau dorongan. Contohnya: manusia membutuhkan tidur.hingga dapat di simpulkan bahwa kata need atau kebutuhan bersifat fisik dan mendasar, sedangkan drive atau dorongan lebih merupakan kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi dan berisfat psikologis. Pada dasarnya kebutuhan dibedakan menjadi 2 keompok besar yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis.


Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan primer seperti makan, minum, tidur, atau perlindungan diri. Sedangkan kebutuhan psikologis merupakan kebutuhan sekunder untuk mengembangkan kepribadian seseorang contohnya: kebutuhan untuk di kasihi,kebutuhan untuk memiliki sesuatu, dimana kebutuhan psikologis itu lebih bersifat rumit dan suit diidentifikasi segera.


Maslow (1954)membagi berbagai aspek kebutuhan secara berjenjang menjadi 7 aspek kebutuhan, yang dapat diihat di bawah ini:

 

a. Kebutuhan Jasmaniah Pada Anak Usia SD
Sesuai dengan perkembangan fisik anak usia SD yang bersifat individual, pada masa tumbuh kembang tersebut, kebutuhan anak akan bervariasi misalnya seperti porsi makan dan minuman meningkat dan juga membutuhkan makanan yang bergizi agar perkembangan fisik dan intelektualnya tak terhambat.


Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahaanan diri, anak usia SD memasuki tahapan moral dan social yang memperhatikan pemuasaan keinginan dan kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang.

 

b. Kebutuhan Akan Kasih Sayang
Pada anak usia SD terutama yang sudah duduk di kelas besar SD, sudah ingin memiliki teman-teman tetap. Perkembangan tersebut sejalan dengan kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi teman. Dan tidak hanya terhadap teman tapi juga terhadap benda. Pada anak-anak yang duduk di kelas tinggi ( 4, 5 atau 6) mulai masuk pada masa bersosialisasi dan meninggalkan keegoisannya, hingga dapat menerima orang tua dan guru sebagai suatu yang wajar. Hingga mulai membutuhkan perlakuan yang objektif dari orang memegang otoritas pada masa ini nakan sensitive dan mudah mengenali sikap pilih kasih dan ketidakadilan, sehingga guru dan orang tua harus bertindak bijaksana dan proporsional dalam memutuskan suatu tindakan.

 

c. Kebutuhan Untuk Memiliki
Pada masa usia di kelas rendah SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian. Namun, anak-anak kelas rendah di SD masih suka memuji diri sendiri, dan membandingkan dirinya dengan teman. Sehingga kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki masih dominan.


Namun demikian pada masa ini, anak masih menggantungkan dirinya kepada orang yang dirasa mempunyai keunggulan dan kekuatan bila berada di dalam kelompoknya, atau tergantung pada pemegang otoritas yang di senangi seperti guru di kelas.

 

d. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini mulai dominan pada anak-anak usaia tinggi di SD. Dimana anak mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga anak berusaha memenuhikebutuhan dengan sikap bersaing atau berusaha mewujudkan keinginannya. Salah satu kebutuhan yang terkait dengan kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan berprestasi atau need for achievement. Hingga dapat di simpulkan kebutuhan kebutuhan yang berbeda dapat saling mengisi terhadap setiap masing masing anak dan sejalan dengan perbedaan perkembangan mereka.

Jenis-Jenis Kebutuhan Anak Usia SMP dan SMA

19 March 2015 11:01:28 Dibaca : 5645

Pada dasarnya, kebutuhan yang terdapat pada anak usia SMP dan SMA tidak jauh berbeda karena cara piker mereka yang relatif stabil dan memiliki kesamaan antara satu dengan yang lainnya.
Dapat dikatakan juga bahwa kebutuhan Primer adalah kebutuhan yang terdapat pada anak usia SD, kebutuhan Sekunder adalah kebutuhan yang terdapat pada anak usia SMP, sedankan Tersier adalah kebutuhan yang terdapat pada anak usia SMA.

1. Kebutuha Primer
Kebutuhan pirmer adalah kebutuhan utama atau kebutuhan pokok yang pertama harus dipenuhi untuk mempertahankan hidup. Kata primer sendiri berasal dari kata Primus yang artinya pertama. secara umum kebutuhan primer pada anak usia SMP dan SMA terdiri atas pangan, sandang dan papan atau makanan, pakaian dan rumah.

2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan kedua yang dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi. Adapun kata skunder berasal dari kata Scundus yang berarti kedua. Dalam kehidupan remaja (SMP dan SMA) membutuhkan fasilitan elektronik yang dapat memudahkan kerja mereka. Namun tidak sedikit pula kebutuhan ini sudah terpenuhi pada anak usia SD yang dapat mengakibatkan capatnya pertumbuha pola piker yang seharusnya belum saatnya berkembang.

3. Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan ketiga yng dipenuhi setelah kabuuhan primer dan sekunder terpenui. Kata tersier berasal dari kata Tertius yang berarti ketiga. Kebutuhan tersier disebut juga kebtuhan mewah atau lux. Pada anak usia SMP dan SMA, kebutuhan ini yang biasanya diharapkan untuk dapat terpenuhi secepatnya karena kebutuhan tersier dapat mengankat reputai seorang siswa di kalangan remaja.

1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.

2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.

3. Status Sosial Ekonoi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.

5. Kapasitas Mental Emosidan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.

 

Factor Lain Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia SMP dan SMA


1. Faktor Teman Sebaya
Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya, sekalipun dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar tidak menjadi sebab tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.
Anak yang bertindak langsung atau tidak langsung sebagai pemimpin, atau yang menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan dengan sikap-sikap menguasai anak-anak lain, akan besar pengaruhnya terhadap pola-pola sikap atau pola-pola kepribadian. Konflik-konflik terjadi pada anak bilamana norma-norma pribadi sangat berlainan dengan norma-norma yang ada di lingkungan teman-teman. Di satu pihak ia ingin mempertahankan pola-pola tingkah laku yang diperoleh di rumah, sedangkan di pihak lain lingkungan menuntutsi anak untuk memperlihatkan pola yang lain, yang bertentangan dengan pola yang sudah ada, atau sebaliknya.

2. Keragaman Budaya
Bagi perkembangan anak didik keragaman budaya sangat besar pengaruhnya bagi mental dan moral mereka. Ini terbukti dengan sikap dan prilaku anak didik selalu dipengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Pada masa-masa perkembangan, seorang anak didik sangat mudah dipengaruhi oleh budaya-budaya yang berkembanga di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah prilaku yang positif maupun budaya yang akan membawa ke arah prilaku yang negatif.

3. Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh media massa yang sangat berpengaruh adalah media massamassa saat ini berkembang semakin canggih. Semakin canggih suatu media massa maka akan semakin terasa dampaknya bagi kehidupan kita. elektronik antara lain televisi. Televisi sangat mudah mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak yang dalam perkembangan melalui acara yang disiarkannya.

 

Dinamika Perilaku Individu Anak SD, SMP dan SMA

19 March 2015 10:32:52 Dibaca : 1396

Sudah cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional remaja di SMP dan SMA. Kemampuan intelektual mereka telah dirangsang sejak awal melalui berbagai macam sarana dan prasarana yang disiapkan di rumah dan di sekolah. Mereka telah dibanjiri berbagai informasi, pengertian-pengertian, serta konsep-konsep pengetahuan melalui media massa (televisi, video, radio, dan film) yang semuanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan para remaja sekarang.
Masalah Remaja Di Sekolah Remaja yang masih sekolah di SMP atau SMA selalu mendapat banyak hambatan atau masalah yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku. Berikut ada lima daftar masalah yang selalu dihadapi para remaja di sekolah.

1. Perilaku Bermasalah (problem behavior).
Masalah perilaku yang dialami remaja di sekolah dapat dikatakan masih dalam kategori wajar jika tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Dampak perilaku bermasalah yang dilakukan remaja akan menghambat dirinya dalam proses sosialisasinya dengan remaja lain, dengan guru, dan dengan masyarakat. Perilaku malu dalam dalam mengikuti berbagai aktvitas yang digelar sekolah misalnya, termasuk dalam kategori perilaku bermasalah yang menyebabkan seorang remaja mengalami kekurangan pengalaman. Jadi problem behaviour akan merugikan secara tidak langsung pada seorang remaja di sekolah akibat perilakunya sendiri.

2. Perilaku menyimpang (behaviour disorder).
Perilaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang kacau yang menyebabkan seorang remaja kelihatan gugup (nervous) dan perilakunya tidak terkontrol (uncontrol). Memang diakui bahwa tidak semua remaja mengalami behaviour disorder. Seorang remaja mengalami hal ini jika ia tidak tenang, unhappiness dan menyebabkan hilangnya konsentrasi diri. Perilaku menyimpang pada remaja akan mengakibatkan munculnya tindakan tidak terkontrol yang mengarah pada tindakan kejahatan. Penyebab behaviour disorder lebih banyak karena persoalan psikologis yang selalu menghantui dirinya.

3. Penyesuaian diri yang salah (behaviour maladjustment).
Perilaku yang tidak sesuai yang dilakukan remaja biasanya didorong oleh keinginan mencari jalan pintas dalam menyelesaikan sesuatu tanpa mendefinisikan secara cermat akibatnya. Perilaku menyontek, bolos, dan melangar peraturan sekolah merupakan contoh penyesuaian diri yang salah pada remaja di SMP dan SMA.

4. Perilaku Tidak Dapat Membedakan Benar-Salah (Conduct Disorder).
Kecenderungan pada sebagian remaja adalah tidak mampu membedakan antara perilaku benar dan salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah. Penyebabnya, karena sejak kecil orangtua tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan salah pada anak. Wajarnya, orang tua harus mampu memberikan hukuman (punisment) pada anak saat ia memunculkan perilaku yang salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat anak memunculkan perilaku yang baik atau benar. Seorang remaja di sekolah dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya . Selain itu, conduct disordser juga dikategorikan pada remaja yang berperilaku oppositional deviant disorder yaitu perilaku oposisi yang ditunjukkan remaja yang menjurus ke unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.

5. Attention deficit hyperactivity disorder.
Yaitu anak yang mengalami defisiensi dalam perhatian dan tidak dapat menerima impul-impuls sehingga gerakan-gerakannya tidak dapat terkontrol dan menjadi hyperactif. Remaja di sekolah yang hyperactif biasanya mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya atau tidak dapat berhasil dalam menyelesaikan tugasnya. Jika diajak berbicara, remaja yang hyperactif tersebut tidak memperhatikan lawan bicaranya. Selain itu, anak hyperactif sangat mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar serta mengalami kesulitan dalam bermain bersama dengan temannya.

 

Sumber :

edhay76.blogspot.com