PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DENGAN MODERASI LOCUS OF CONTROL PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG STABAT LANGKAT

25 September 2013 13:50:11 Dibaca : 1856

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DENGAN MODERASI LOCUS OF CONTROL PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG STABAT LANGKAT

1. Pendahuluan

Salah satu fungsi sistem akuntansi manajemen adalah sebagai sumber informasi penting untuk membantu manajer mengendalikan aktivitasnya serta mengurangi ketidakpastian guna mencapai tujuan. Informasi manajemen sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen memiliki peranan dalam memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan. Karakteristik informasi yang bermanfaat berdasarkan persepsi para manajer untuk pembuatan keputusan adalah informasi yang lingkupnya luas, tepat waktu, agregat, dan terintegrasi.

Karakteristik informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan pengguna informasi. Hal ini sejalan dengan pendekatan kontingensi yang menekankan bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bias diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan. Kapasitas sistem informasi dan kontrol seharusnya sesuai dengan kebutuhan atau permintaan sebagai akibat ketidakpastian lingkungan (environment uncertainty) yang dihadapi organisasi. Pendekatan kontingensi diperlukan untuk mengevaluasi faktor-faktor kondisional yang menyebabkan sistem akuntansi manajemen menjadi lebih efektif. Faktor-faktor seperti lingkungan eksternal perusahaan, struktur organisasi perusahaan, teknologi, dan ukuran perusahaan telah diidentifikasi sebagai pengaruh moderasi dan sistem akuntansi manajemen.

Ketidakpastian lingkungan merupakan rasa ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu secara akurat dari seluruh faktor sosial dan fisik yang secara langsung mempengaruhi perilaku pembuatan keputusan orang-orang dalam perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa seorang manajer tersebut dituntut untuk mampu memprediksi hal-hal dimasa yang akan datang serta memperoleh informasi-informasi yang relevan demi pengambilan keputusan sebab ketidakmampuan seorang manajer dalam memprediksi faktor-faktor sosial maupun fisik yang tidak pasti akan berdampak pada kondisi kinerja perusahaan tersebut yang mana kemampuan bersaingnya dengan perusahaan lain akan kurang efektif yang diakibatkan oleh ketidakselarasan antara strategi yang dibuat dengan kondisi yang terjadi pada masa yang akan datang.

Penelitian yang ada menunjukkan bahwa strategi sistem informasi akuntansi tidak dapat efektif digunakan tanpa mempertimbangkan kecocokannya dengan pemakai. Jadi variabel locus of control harus dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebutuhan informasi seorang manajer.

Ketidakpastian dari lingkungan perbankan sendiri dapat mempengaruhi manajer di tiap bagian yang ada dalam perusahaan mendapatkan informasi yang akan digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengevaluasi kemampuan manajer serta cara pandangnya dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan yang ada guna mendapatkan informasi yang bermanfaat. Dari latar belakang dan fenomena masalah yang telah diuraikan di atas, maka hal ini menjadi alasan bagi peneliti untuk mengambil judul “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dengan moderasi Locus of Control pada Bank Syariah Mandiri Cab. Stabat, Langkat”.

2. Tinjauan Pustaka

2.1.Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen berkaitan dengan penyediaan informasi untuk manajer, yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat perencanaan, mengorganisasi sumber daya, mengarahkan karyawan serta mengendalikan operasi organisasi. Akuntansi manajemen menyediakan data-data penting yang memberikan kegiatan organisasi. Karena akuntansi manajemen berfokus pada manajer, maka dalam proses pembelajarannya harus didahului dengan pemahaman apa yang dikerjakan oleh manajemen, informasi apa saja yang dibutuhkan oleh manajer guna mendukung proses pengambilan keputusan serta lingkungan bisnisnya. Garrisson dan Noreen (2000) menyatakan akuntansi manajemen mempunyai orientasi pada masa depan sehingga kurang menekankan pada presesi dimana ketepatan waktu dalam mengambil keputusan selalu lebih penting dibandingkan dengan presesi manajer.

2.2.Sistem Akuntansi Manajemen

Sistem akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif aktifitas yang dapat dilakukan (Nazaruddin, 1998). Sedangkan Atkinson (1995) dalam Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna. Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi manajemen.

2.3. Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen

Hansen dan Mowen (2004) mendefinisikan “Sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen.” Chenhall dan Morris (1986) menyatakan bahwa karakteristik informasi yang bermanfaat menurut persepsi manajer terdiri dari: broadscope, timelines, dan aggregate.

Berikut merupakan pendapat Gorry dan Morton (1971); Larker (1981); serta Gordon dan Narayanan (1984).

a. informasi yang bersifat Broadscope adalah informasi yang mengandung dimensi fokus, time horison dan kuantifikasi,

b. informasi yang bersifat timelines adalah informasi yang tersedia ketika dibutuhkan dan sering dilaporkan secara sistematis,

c. informasi yang bersifat Aggregate adalah informasi yang memperhatikan bentuk kebijakan formal,

d. informasi yang bersifat Integratet menunjukkan bahwa ada koordinasi antar segmen-segmen perusahaan, informasi ini akan bermanfaat bagi manajer ketika dihadapkan pada pembuatan keputusan yang berdampak pada beberapa segmen perusahaan.

2.4. Pendekatan Kontijensi (contingency approach) dan Sistem Akuntansi Manajemen

Pendekatan kontingensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan. Hal itu terjadi karena sistem akuntansi manajemen tergantung juga pada faktor-faktor situasional yang ada, baik di luar maupun di dalam perusahaan. Menurut Otley (1980) para peneliti telah menerapkan pendekatan kontijensi guna menganalisis dan mendesain sistem kontrol, khususnya di bidang sistem akuntansi manajemen. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk melihat hubungan variabel-variabel kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan, ketidakpastian tugas, struktur dan kultur organisasional, ketidakpastian strategi dengan desain sistem akuntansi manajemen.

Pendekatan kontingensi menarik minat para peneliti karena mereka ingin mengetahui apakah tingkat keandalan suatu sistem akuntansi manajemen akan selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi atau tidak. Berdasarkan teori kontijensi maka ada dugaan bahwa terdapat faktor situasional lain yang mungkin akan saling berinteraksi dalam suatu kondisi tertentu. Diawali dari pendekatan kontijensi ini maka muncul lagi kemungkinan bahwa ketidakpastian lingkungan juga akan menyebabkan perbedaan pada kebutuhan informasi akuntansi manajemen.

2.5. Pengertian Ketidakpastian Lingkungan

Menurut Milliken (1987) dalam Astuti (2007) ketidakpastian lingkungan adalah rasa ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu secara akurat dari seluruh faktor sosial dan fisik yang secara langsung mempengaruhi perilaku pembuatan keputusan orang-orang dalam organisasi. Variabel ketidakpastian lingkungan diukur dengan menggunakan indikator: kurangnya informasi, ketidakmampuan mengetahui hasil, dan ketidakmampuan menentukan kemungkinan. Ketidakpastian lingkungan diidentifikasi sebagai faktor penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian masa mendatang. Oleh karena itu manajer harus mampu memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang yang bisa membawa dampak terhadap perusahaan, lalu memberikan informasi yang bersifat timeliness, aggregate serta intregated yang akan bermanfaat bagi manajer ketika dihadapkan pada pembuatan keputusan yang berdampak pada beberapa segmen perusahaan.

2.6. Locus of Control

Menurut Rotter (1966) dalam Astuti (2007) locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat atau tidak dapat mengendalikan (control) peristiwa yang terjadi padanya. Lefcourt (1982) menyatakan bahwa locus of control internal ditunjukkan dengan pandangan bahwa peristiwa baik atau buruk yang terjadi diakibatkan oleh tindakan seseorang. Oleh karena itu terjadinya suatu peristiwa berada dalam control seseorang. Sementara locus of control eksternal ditunjukkan dengan pandangan bahwa peristiwa baik atau buruk yang terjadi tidak berhubungan dengan perilaku seseorang pada situasi tertentu, oleh karena itu disebut dengan di luar control seseorang. Setiap orang memiliki locus of control tertentu yang berada diantara kedua ekstrem tersebut.

2.7. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan, Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dan Locus of Control

Untuk memprediksi perilaku manajer agar lebih akurat, maka dibutuhkan dua faktor yang harus dipertimbangkan secara bersama-sama,yaitu faktor personalitas dan faktor situasional. Karena apabila hanya mempertimbangkan faktor personalitas saja dinilai tidak cukup dalam memprediksi perilaku manajer. Dengan kemampuan manajer memprediksi masa depan, maka manajer tersebut dapat memberikan informasi-informasi yang berguna bagi perusahaan dalam bidang perencanaan maupun pengendalian. Terlebih dalam proses pengambilan keputusan, dimana seorang manajer harus mampu memberikan informasi yang akurat. Selain kemampuan seorang manajer dalam memprediksi masa depan, cara pandang seorang manajer dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan juga dibutuhkan, apakah dia mampu atau tidak dalam mengendalikan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di masa akan datang.

2.8. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan peneliti terdahulu maka peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

KETIDAKPASTIAN

LINGKUNGAN

(X)

KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

(Y)

LOCUS OF CONTROL

(Z)

Dengan kemampuan manajer memprediksi masa depan, maka manajer tersebut dapat memberikan informasi-informasi yang berguna bagi perusahaan dalam bidang perencanaan maupun pengendalian. Terlebih dalam proses pengambilan keputusan, dimana seorang manajer harus mampu memberikan informasi yang akurat. Selain kemampuan seorang manajer dalam memprediksi masa depan, cara pandang seorang manajer dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan juga dibutuhkan, apakah dia mampu atau tidak dalam mengendalikan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di masa akan datang.

Hasil penelitian terdahulu, menunjukkan hasil dimana ketidakpastian lingkungan berpengaruh secara signifikan terhadap karakterisitik sistem informasi akuntansi manajemen. Artinya apabila variabel ketidakpastian lingkungan meningkat maka karakteristik sistem informasi akuntasi manajemen akan meningkat begitupun sebaliknya. Dan memiliki hubungan signifikan secara negatif pada interaksi antara ketidakpastian lingkungan dengan locus of control. Yang artinya setiap terjadi penurunan variabel interaksi tersebut maka variabel karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen akan meningkat, begitu sebaliknya.

2.9. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah apakah ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen dan apakah locus of control memoderasi hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen.

3. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian assosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2006) dengan bentuk hubungan kausal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh ketidakpastian lingkungan dan locus of control terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah ketidakpastian lingkungan, karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen sebagai variabel dependen, dan locus of control sebagai variabel moderasi. Dimensi waktu penelitian adalah cross sectional yaitu studi lintas seksi yang dilaksanakan satu kali dan mencerminkan potret dari suatu keadaan pada satu saat tertentu (Erlina dan Sri Mulyani, 2007). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah top management level dan middle management level pada Bank Syariah Mandiri Cab. Stabat Langkat.

4. Metode Analisis Data

4.1. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, multikolineritas, heteroskedastisitas an auto korelasi. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini hanya terbatas pada uji normalitas, uji multikolineritas dan uji heteroskadastisitas. Uji autokorelasi tidak digunakan karena autokorelasi sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) sedangkan penelitian ini memiliki dimensi waktu cross section.

4.1.1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah guna mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Erlina dan Mulyani, 2007). Ada dua cara yang dapat digunakan yaitu yang pertama dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Jika data menyebar disekitar garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Cara yang kedua dengan menggunakan Kolmogorov Smirnof Test dengan mencari nilai n value. Apabila nilai probabilitas melebihi taraf signifikan yang ditetapkan yaitu 0,05 maka data yang dijadikan dalam penelitian ini berdisribusi normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka data yang dijadikan dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal.

4.1.2. Uji Multikolineritas

Uji ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Untuk mendeteksi terhadap ada tidaknya multikolineritas dapat dilihat pada nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Pada pengujian ini regresi yang bebas multikolineritas adalah yang mempunyai nilai VIF kurang dari 10.

4.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Metode ini digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari suatu residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Erlina, 2007). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot dengan kriteria :

a) jika titik yang ada membentuk suatu pola tertentu, bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas,

b) jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka terjadi heteroskedastisitas.

4.1.4. Uji Autokorelasi

Menurut Erlina dan Mulyani (2007), uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada perode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Namun pada penelitian ini tidak dilakukan uji autokorelasi.

4.2. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat diperoleh model persamaan regresi linear sebagai berikut :

Y = a + bX + e

Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen = 10,557 + 0,936 Ketidakpastian Lingkungan

Konstanta sebesar 10,557 menyatakan bahwa jika tidak ada ketidakpastian lingkungan , maka karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen sebesar 10,557. Koefesien regresi sebesar 0,936 menyatakan bahwa setiap penambahan satu ketidakpastian lingkungan dari top maupun middle manager akan meningkatkan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen sebesar 936. Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada tabel di atas, juga diperolah hasil uji t yang diperlukan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen. Pada kolom signifikan, konstanta dan variabel independen (ketidakpastian lingkungan) mempunyai angka signifikan jauh dibawah 0,05 (0,000 untuk konstanta ketidakpastian lingkungan dan 0,000 untuk konstanta karakterisitik sistem informasi akuntansi manajemen). Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen.

Temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Astuti (2007), dimana hasil penelitian mengindikasikan bahwa ketidakpastian lingkungan yang tinggi akan meningkatkan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen. Uji berikutnya digunakan untuk mengetahui apakah locus of control mempengaruhi hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen.

4.3. Pembahasan Hasil Analisis

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa variabel ketidakpastian lingkungan memiliki nilai koefesien 0,672 dengan probabilitas signifikansi 0,001 yang lebih rendah dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap locus of control.

Interaksi antara ketidakpastian lingkungan dengan locus of control yang diukur dengan nilai absolute memiliki probabilitas signifikansi 0,982 yang ternyata tidak signifikan pada probabilitas signifikansi 0,05. Temuan ini menunjukkan bahwa interaksi antara ketidakpastian lingkungan dengan locus of control tidak memiliki pengaruh terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :

1. hipotesis pertama menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh signifikan terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen. Dapat disimpulkan juga bahwa pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen menunjukkan pengaruh signifikan, yang berarti semakin tinggi ketidakpastian lingkungan, maka akan semakin tinggi pula karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen,

2. dari hasil analisis hipotesis pertama diperoleh nilai adjusted R square = 0,484. Angka ini menunjukkan bahwa kemampuan ketidakpastian lingkungan dalam menjelaskan atau memberikan sebagian besar informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi adalah sebesar 48,4%, sedangkan sisanya 51,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan model,

3. hasil hipotesis kedua menunjukkan variabel locus of control tidak dapat melakukan moderasi dengan variabel ketidakpastian lingkungan dalam mempengaruhi karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen. Hal ini dibuktikan dengan melakukan analisis regresi moderasi dengan uji interaksi yaitu antara ketidakpastian lingkungan dengan locus of control yang diukur dengan nilai absolut. Hasil analisis hipotesis kedua menunjukkan bahwa secara parsial variabel ketidakpastian lingkungan berpengaruh terhadap karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefesien dan tingkat signifikansi setiap variabel yang diteliti.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan peneliti antara lain :

1. hasil penelitian ini hanya dapat menjadikan analisa pada objek penelitian yang terbatas yaitu pada Bank Syariah Mandiri Cabang Stabat Langkat saja sehingga memungkinkan adanya perbedaan-perbedaan hasil dan kesimpulan apabila dilakukan dengan objek yang berbeda dan penambahan objek lain dan pada periode waktu yang berbeda dimana penelitian hanya menggunakan top management level dan midlle management level sebagai objek penelitian dan penelitian dilaksanakan pada tahun 2009,

2. peneliti menerapkan metode survei melalui kuisioner, dimana terdapat beberapa kemungkinan adanya data yang bias yakni kemungkinan responden tidak menjawab secara serius atau tidak jujur.

5.3. Saran

Terlepas dari beberapa keterbatasan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai han masukan. Berikut beberapa saran berkaitan dengan keterbatasan antara lain :

a. dalam upaya meningkatkan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen maka pihak manajemen diharapkan memperoleh informasi yang bersifat broadscope, timelines dan aggregate guna pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tepat, serta meningkatkan kemampuan dalam melakukan prediksi dengan melakukan pengumpulan data sehingga dapat melakukan analisis yang lebih mendetail,

b. memperluas lingkup atau wilayah penelitian, memperbanyak sampel dan pemilihan sampel acak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan dapat memberikan kontribusi dalam pengkajian aspek-aspek keperilakuan dalam pengembangan teori-teori akuntansi manajemen,

c. berdasarkan hasil dan keterbatasan penelitian, perlu dilakukan penelitian berkelanjutan dengan berbagai faktor kontekstual yang dapat dipertimbangkan sebagai variabel.

http://akuntansi.usu.ac.id/jurnal-akuntansi-14.html

Kategori

Blogroll

  • Masih Kosong