definisi filsafat menurut para ahli

28 February 2013 10:40:44 Dibaca : 442

PLATO
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli artimya kebenaran yang telah dibuktikan secara nyata.
2. ARISTOTELES
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, estetika.
3. DESCARTES
Filsafat adalah kumpulan dari segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia sebagai bidang penelitian.
4. IMMANUEL CANT
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal pokok dari segala pengetahuan.
5. AL FARABI
FILSAFAT adalah pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.

pengertian bukti empiris

28 February 2013 10:39:26 Dibaca : 6265

Bukti empiris (juga data empiris, indra pengalaman, pengetahuan empiris, atau a posteriori) adalah suatu sumber pengetahuan yang diperoleh dari observasi atau percobaan. [1] Bukti empiris adalah informasi yang membenarkan suatu kepercayaan dalam kebenaran atau kebohongan suatu klaim empiris. Dalam pandangan empirisis, seseorang hanya dapat mengklaim memiliki pengetahuan saat seseorang memiliki sebuah kepercayaan yang benar berdasarkan bukti empiris. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan rasionalism yang mana akal atau refleksi saja yang dianggap sebagai bukti bagi kebenaran atau kebohongan dari beberapa proposisi. [2] Indra adalah sumber utama dari bukti empiris. Walaupun sumber lain dari bukti, seperti ingatan, dan kesaksian dari yang lain pasti ditelusuri kembali lagi ke beberapa pengalaman indrawi, semuanya dianggap sebagai tambahan, atau tidak langsung. 

Dalam arti lain, bukti empiris sama artinya dengan hasil dari suatu percobaan. Dalam arti ini, hasil empiris adalah suatu konfirmasi gabungan. Dalam konteks ini, istilah semi-empiris digunakan untuk mengkualifikasi metode-metode teoritis yang digunakan sebagai bagian dari dasar aksioma atau hukum postulasi ilmiah dan hasil percobaan. Metode-metode tersebut berlawanan dengan metode teoritis ab initio yang secara murni deduktif dan berdasarkan prinsip pertama.[rujukan?]

Pernyataan-pernyataan dan argumen yang bergantung pada bukti empiris sering kali disebut sebagai a posteriori ("dari yang setelahnya") yang dibedakan dari a priori ("dari yang sebelumnya"). (Lihat A priori dan a posteriori). Pengetahuan atau pembenaran A priori tidak bergantung pada pengalaman (sebagai contoh "Semua bujangan belum menikah"); sementara pengetahuan atau pembenaran a posteriori bergantung pada pengalaman atau bukti empiris (sebagai contohnya "Beberapa bujangan sangat bahagia").

Pandangan standar positivis tentang informasi yang diperoleh secara empiris yaitu observasi, pengalaman, dan percobaan berguna sebagai pemisah netral antara teori-teori yang saling berkompetisi. Namun, sejak tahun 1960an, kritik tegas yang sering dihubungkan dengan Thomas Kuhn, [3] telah berargumen bahwa metode tersebut dipengaruhi oleh kepercayaan dan pengalaman sebelumnya. Akibatnya tidak bisa diharapkan bahwa dua ilmuwan saat mengobservasi, mengalami, atau mencoba pada kejadian yang sama akan membuat observasi teori-netral yang sama. Peran observasi sebagai pemisah teori-netral mungkin tidak akan bisa. Teori yang bergantung observasi berarti bahwa, bahkan bila ada metode kesimpulan dan interpretasi yang disetujui, ilmuwan bisa saja tidak bersetuju mengenai sifat dari data empiris.

pengertian rasional dan contoh tindakan rasional

28 February 2013 10:38:26 Dibaca : 2472

Rasional diambil dari kata bahasa inggris rational yang mempunyai definisi yaitu dapat diterima oleh akal dan pikiran dapat dipahami sesuai dengan kemampuan otak. Hal-hal yang rasional adalah suatu hal yang di dalam prosesnya dapat dimengerti sesuai dengan kenyataan dan realitas yang ada. Biasanya kata rasional ditujukan untuk suatu hal atau kegiatan yang masuk diakal dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Rasional juga berarti norma - norma yang sudah baku di dalam masyarakat dan telah menjadi suatu hal yang biasa dan permanen.
Contoh Tindakan rasional

Contoh dari tindakan rasional antara lain seperti:

Seorang penjahat diadili karena kejahatannya
Seseorang diberi hadiah karena sudah menolong orang lain
Seseorang harus menabung agar menjadi orang kaya
Seseorang tidak mempercayai hal - hal yang belum dilihatnya
Seseorang akan lebih berhati hati pada malam hari

faktor pendukung dan penghambat dalam berwirausaha

28 February 2013 10:28:50 Dibaca : 1020


Faktor Pendukung & Penghambat dalam Berwirausaha

Faktor yang menjadi sumber kegagalan usaha adalah :

Ketidakmampuan manajemen
Kurang pengalaman
Lemahnya kendali keuangan
Gagal mengembangkan perencanaan strategis
Pertumbuhan tak terkendali
Pengendalian persediaan
Ketidakmampuan membuat transisi kewirausahaan

Faktor yang menjadi sumber kesuksesan usaha adalah:

Memiliki kreativitas, selalu berinovasi, dan memunculkan peluang ide baru dalam berbisnis
Bekal pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan
Berani bermimpi, berani mencoba dan berani gagal
Dapat membaca peluang pasar
Mampu memanage keuangan
Mengambil inspirasi dari mega wirausaha
Berjiwa honesty (jujur)
Lucky (keberuntungan)

definisi kemiskinan menurut para ahli

28 February 2013 10:27:38 Dibaca : 860

Definisi kemiskinan menurut;

Ginandjar (1993), kemiskinan ditandai oleh pengangguran dan keterbelakangan yang kemudian meningkat menjadi ketimpangan. Masyarakat miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga makin tertinggal jauh dari masyarakat lain yang memiliki potensi lebih tinggi. Keadaan kemiskinan umumnya diukur dengan tingkat pendapatan dan pada dasarnya dapat dibedakan dalam kemiskinan absolute dan kemiskinan relatif.
Karlsson (1978), dimensi-dimensi dari kemiskinan absolute adalah makanan, air, perumahan, kesehatan dan pemeliharaannya, pendidikan dan kesempatan kerja, sementara penyebab dari berlanjutnya kemiskinan absolute adalah tidak mencakupinya barang-barang dan jasa yang tersedia atau tidak memadainya pertumbuhan pertumbuhan ekonomi, besarnya jumlah penduduk atau peledakan populasi dan tidak meratanya distribusi sumber-sumber yang ada.
Jhon Friedmann (1979), kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan social.
Sar A. Levitan (1980), sabagai kekurangan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak. Karena standar hidup itu berbeda-beda, maka menurut Levitan, tidak ada definisi yang diterima secara universal.
Bradley R. Schiller (1979), kemiskinan merupakan ketidaksanggupan untuk mendapatkan barang-barang dan jasa-jasa yang memadai guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan social yang terbatas.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong