persekutuan

26 February 2015 08:16:51 Dibaca : 2887

PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN

Pengertian persekutuan (Patnership) :

Menurut Suparwoto (1997, hal 1) persekutuan dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih untuk memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha secara bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba. Persekutuan dapat didirikan oleh baik oleh dua orang atau lebih yang semuanya mempunyai usaha atau pun belum memiliki usaha. Firma merupakan salah satu bentuk dari persekutuan dan pendiri-pendirinya merupakan pemilik dari firma tersebut yang disebut dengan anggota-anggota atau sekutu-sekutu firma.

Tujuaan pendirian persekutuan biasanya adalah untuk memperluas usaha dan menambah modal agar lebih dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain serta meningkatkan laba.

Perbedaan Perseroan Terbatas (PT) dengan persekutuan antara lain:

umur persekutuan terbatas dan secara hukum dinyatakan bubar jika ada perubahan dalam komposisi sekutu atau anggota, tetapi secara ekonomis dapat terus beroperasi untuk melanjutkan usahanya tanpa perlu dilikuidasi, sedangkan umur suatu perseroaan terbatas dianggap tidak terbatas meskipun perubahan komposisi pemilikan perusahaan tidak mengakibatkan berakhirnya umur perseroan.Perijinan pendirian persekutuan lebih mudah dibandingkan dengan pendirian Perseroan Terbatas yang membutuhkan prosedur yang lebih sulit dan lama.Tanggungjawab setiap anggota persekutuan dalam bentuk Firma tidak terbatas bahkan sampai harta milik pribadinya, sedangkan kewajiban pemegang saham hanya terbatas sampai sebesar modal yang ditanamkan atau yang diinvestasikan.Masing-masing anggota persekutuan dalam firma terlibat aktif dalam pengelolaan firma secara langsung, sedangkan pemegang saham bisa tidak aktif dalam pengelolaan perseroan. Mereka memilih dewan direksi untuk melaksanakan pengelolaan perseroan.

Perusahaan dengan bentuk persekutuan dapat dijumpai pada berbagai jenis perusahaan seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa.

Ada beberapa kepada kreditur dan persekutuan tersebut tidak mampu untuk membayarnya, maka kreditur tersebut berhak menagihnya kepada anggota-anggota persekutuan sampai harta milik pribadinya.Memiliki hak di dalam persekutuan (ownership of onterest in a Parnership), artinya bahwa kekayaan masing-masing anggota yang telah ditanamkan dalam bersekutuan merupakan kekayaan bersama dan tidak bisa dipisah-pisahkan secara jelas.Pengambilan bagian keuntungan persekutuan (Participating in Partnership Profit), artinya laba atau rugi sebagai hasil operasi persekutuan akan dibagikan kepada setiap anggota persekutuan berdasarkan partisipasi atau aktivitas masing-masing anggota didalam persekutuan. Apabila ada anggota yang aktif dalam persekutuan, maka anggota tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar daripada anggota yang lain meskipun modal yang ditanamkannya lebih kecil sesuai dengan perjanjian.

Dalam pendirian suatu persekutuan, biasanya dibuat suatu kesepakatan atau perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian yang berikut tentang:

Nama dan alamat persekutuanJenis usaha persekutuanHak dan kewajiban masing-masing anggotaJumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh masing-masing anggotaPerjanjian pembagian laba/rugiSyarat-syarat pengambilan modal / prive / penarikan kembali modal dan penambahan modalProsedur penerimaan anggota baru persekutuanProsedur keluarnya anggota persekutuanProsedur pembentukan Perseroan Terbatas dari persekutuan tersebutProsedur likuidasiUraian lainnya yang dianggap penting dan membutuhkan penjelasan lebih rinci

Akuntansi pendirian persekutuan berbentuk Firma

Firma biasanya didirikan oleh beberapa anggota untuk berusaha bersama-sama guna mencapai suatu tujuan tertentu. Masing-masing anggota yang mendirikan firma dapat terdiri dari beberapa kemungkinan sebagai berikut:

Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum mempunyai usaha (semua anggota baru)Firma didirikan oleh anggota yang sudah memiliki usaha sebelumnya dan anggota yang belum memiliki usaha

Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum memiliki usaha

Jika firma didirikan oleh sekutu-sekutu yang semuanya belum memiliki usaha, maka setoran-setoran langsung dicatat dalam buku firma yang baru. Jika setoran-setoran meliputi aktiva non-kas, maka aktiva non-kas tersebut terlebih dahulu dinilai menurut harga pasar atau nilai wajarnya. Apabila nilai wajarnya atau harga pasarnya tidak dapat ditentukan maka aktiva non-kas tersebut dinilai menurut perjanjian sekutu-sekutu firma tersebut.

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai prosedur akuntansi pendirian firma yang didirikan oleh semua sekutu yang belum memiliki usaha, maka berikut ini diberikan contoh:

Pada tanggal 1 Januari 2001, Tuan Lang, Nona Ling, dan Tuan Lung sepakat untuk mendirikan firma Lang Ling Lung. Berikut ini adalah setoran modal masing-masing anggota:

Tuan Lang Tuan Ling Tuan Lung

Kas 100.000.000 25.000.000

Persediaan 80.000.000 40.000.000

Perlengkapan 15.000.000 5.000.000 5.000.000

Peralatan 35.000.000 65.000.000 30.000.000

Diminta: buat jurnal dalam buku firma Lang Ling Lung dan susun Neraca Firma per 1 Januari 2001.

Penyelesaian:

Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat transaksi penyetoran modal masing-masing anggota adalah sebagai berikut:

1) Kas 100.000.000

Perlengkapan 15.000.000

Peralatan 35.000.000

Modal Tuan Lang 150.000.000

2) Persediaan 80.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 65.000.000

Modal Tuan Ling 100.000.000

3) Kas 25.000.000

Persediaan 40.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 30.000.000

Modal Tuan Lung 100.000.000

Setelah semua jurnal diposting kebuku besar maka dapat disusun neraca awal Firma sebagai berikut:

Firma Lang Ling Lung

Neraca Awal

Per 1 Januari 2001

Kas

125.000.000

Persediaan

120.000.000

Modal Lang

150.000.000

Perlengkapan

25.000.000

Modal Ling

150.000.000

Peralatan

130.000.000

Modal Lung

100.000.000

Total Aktiva

400.000.000

Total Pasiva

400.000.000

Firma didirikan oleh sekutu yang sudah memiliki usaha dan sekutu yang sebelumnya belum memikiki usaha.

Apabila firma didirikan oleh sekutu yang telah memiliki usaha dan sekutu yang sebelumnya belum memiliki usaha, maka prosedur akuntansinya adalah sebagai berikut:

1) Mengadakan penilaian kembali aktiva atau kekayaan milik sekutu yang sudah memiliki usaha.

2) Mencatat setoran dari sekutu yang sebelumnya belum memiliki usaha.

3) Menyusun neraca awal firma.

Karena adanya sekutu pendiri firma yang sebelumnya telah memiliki usaha, maka ada dua metode akuntansi yang sudah dapat digunakan untuk mencatat pendirian firma yaitu:

1) Melanjutkan buku perusahaan lama.

2) Membuka buku baru tersendiri.

Ad 1) Melanjutkan buku perusahaan lama.

Apabila persekutuan yang dibentuk melanjutkan pembukuan salah satu sekutunya, maka semua perkiraan sementara ditutup dan dilakukan penyesuaian kembali terhadap posisi keuangan agar dapat menyusun laporan keuangan pada saat dibentuknya persekutuan.

Contoh :

Pada tanggal 31 Desember 2002, A, B, D dan I bersepakat untuk mendirikan firma yang bergerak dibidang perdagangan handphone. A adalah sekutu yang sebelumnya telah memiliki usaha sedangkan sekutu lainnya belum memiliki usaha. Neraca PD A yang disusun sesaat sebelum firma didirikan mempunyai posisi keuangan sebagai berikut:

PD A

Neraca

Per 31 Des 2002

Kas

35.000.000

Hutang Usaha

30.000.000

Piutang Usaha

15.000.000

Wesel Bayar

50.000.000

Persediaan

40.000.000

Modal A

70.000.000

Perlengkapan

5.000.000

Peralatan

55.000.000

Total Aktiva

150.000.000

Total Pasiva

150.000.000

Sedangkan sekutu-sekutu yang lainnya menyetorkan harta sebagai berikut :

B D I

Kas 100.000.000 25.000.000

Persediaan 80.000.000 40.000.000

Perlengkapan 15.000.000 5.000.000 5.000.000

Peralatan 35.000.000 65.000.000 30.000.000

Setelah keempat sekutu pendiri firma tersebut bersepakat untuk mendirikan firma maka mereka mengadakan perjanjian sebagai berikut:

Uang kas yang ada pada PD. A seluruhnya diambil oleh APersediaan barang dagangan A dinilai kembali menjadi 45.000.000.Wesel Bayar A akan dilunasi sendiri oleh A.Peralatan milik A dinilai kembali dan diturunkan nilainya sebesar 10.000.000Diberikan goodwill untuk A sebesar 20.000.000Setoran dari sekutu lainnya telah sesuai dengan nilai pasarnya dan disepakati oleh para sekutu.Firma yang didirikan diberi nama Firma ABDI.

Diminta:

1) Buat jurnal yang diperlukan apabila pencatatannya menggunakan metode melanjutkan buku lama yaitu melanjutkan pembukuan A.

2) Susun neraca awal firma ABDI per 31 Desember 2002.

Penyelesaian:

Ad. 1) Prosedur pencatatan dalam firma ABDI yang baru dibentuk apabila melanjutkan buku PD A adalah sebagai berikut :

a) Mencatat penilaian kembali aktiva PD A dengan membuat jurnal sebagai berikut:

Persediaan Barang Dagang 5.000.000

Wesel Bayar 50.000.000

Goodwill 20.000.000

Peralatan 10.000.000

Kas 35.000.000

Modal A 30.000.000

b) Mencatat Setoran Tuan B

Kas 100.000.000

Perlengkapan 15.000.000

Peralatan 35.000.000

Modal Tuan B 150.000.000

c) Mencatat Setoran Tuan D

Persediaan 80.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 65.000.000

Modal Tuan D 150.000.000

d) Mencatat Setoran Nyonya I

Kas 25.000.000

Persediaan 40.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 30.000.000

Modal Nyonya I 100.000.000

Ad. 2) Neraca firma ABDI yang disusun sesaat setelah firma didirikan adalah sebagai berikut:

Firma ABDI

Neraca

Per 31 Des 2002

Kas

125.000.000

Hutang Usaha

30.000.000

Piutang Usaha

15.000.000

Modal A

100.000.000

Persediaan

165.000.000

Modal B

150.000.000

Perlengkapan

30.000.000

Modal D

150.000.000

Peralatan

175.000.000

Modal I

100.000.000

Goodwill

20.000.000

Total Aktiva

530.000.000

Total Pasiva

530.000.000

Ad 2) Membuka buku baru tersendiri

Dari contoh diatas, apabila Firma ABDI membuka buku baru tersendiri maka prosedur akuntansi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Melakukan penyesuaian dalam buku PD A sesuai dengan perjanjian dengan membuat jurnal sebagai berikut:

Persediaan Barang Dagang 5.000.000

Wesel Bayar 50.000.000

Goodwill 20.000.000

Peralatan 10.000.000

Kas 35.000.000

Modal A 30.000.000

b) Melakukan penutupan buku rekening-rekening milik Tuan A yaitu dengan membuat jurnal dalam buku PD A sebagai berikut:

Hutang Usaha 30.000.000

Modal Tuan A 80.000.000

Piutang Usaha 15.000.000

Persediaan 45.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 45.000.000

c) Mencatat penyetoran dari Tuan A dalam buku firma dengan membuat jurnal sebagai berikut:

Piutang Dagang 15.000.000

Persediaan BD 45.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 45.000.000

Goodwill 20.000.000

Hutang Dagang 30.000.000

Modal A 100.000.000

d) Mencatat Setoran dari Tuan B dalam buku firma dengan membuat jurnal sebagai berikut:

Kas 100.000.000

Perlengkapan 15.000.000

Peralatan 35.000.000

Modal B 150.000.000

e) Mencatat Setoran dari Tuan D dalam buku firma dengan membuat jurnal sbb:

Persediaan 80.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 65.000.000

Modal D 150.000.000

f) Mencatat Setoran dari Nyonya I dalam buku firma dengan membuat jurnal sbb:

Kas 25.000.000

Persediaan 40.000.000

Perlengkapan 5.000.000

Peralatan 30.000.000

Modal I 100.000.000

Neraca firma ABDI dengan metode pencatatan pada buku baru akan sama dengan neraca dengan menggunakan metode pencatatan melanjutkan buku lama.

Masalah-masalah akuntansi yang khusus atas kegiatan persekutuan :

q Karakteristik dan jumlah relatif hak pemilik dalam persekutuan.

Hubungan kreditur-debitur antara perusahaan dan pemilik.

Ä Perlakuan akuntansi atas transaksi hutang piutang antara persekutuan dengan pemilik harus jelas.

Ä Bunga yang timbul harus dilaporkan dalam laporan rugi/laba.

Hak pemilikan dan atau defisit modal dalam persekutuan, digunakan untuk :

Ä Setoran modal masing-masing pemilik harus diselenggarakan sendiri-sendiri dengan menggunakan Rekening “Modal Pemilik” yang digunakan untuk mencatat penanaman modal mula-mula, investasi tambahan, penarikan kembali modal yang ditanam dan pembagian laba/rugi.

Ä Rekening pribadi (Prive) pemilik, digunakan untuk mencatat pengambilan kas atau aktiva lainnya dalam jumlah tertentu sesuai perjanjian.

Ä

Pembagian Rugi/Laba Persekutuan

Contoh :

Firma MI didirikan pada tanggal 31 Desember 2002 oleh M dan I. Pada saat pendirian disusun neraca awal sebagai berikut:

Firma MI

Neraca

Per 31 Des 2002

Kas

125.000.000

Hutang Usaha

30.000.000

Piutang Usaha

15.000.000

Modal M

200.000.000

Persediaan

165.000.000

Modal I

300.000.000

Perlengkapan

30.000.000

Peralatan

175.000.000

Goodwill

20.000.000

Total Aktiva

530.000.000

Total Pasiva

530.000.000

Setelah didirikan, mutasi modal dan prive selama tahun 2003 dalam buku besar tampak sebagai berikut:

Prive M

Tgl

Keterangan

Debit

Kredit

Saldo

2003

1/5

450.000

450.000

Prive I

Tgl

Keterangan

Debit

Kredit

Saldo

2003

1/7

550.000

550.000

Modal M

Tgl

Keterangan

Debit

Kredit

Saldo

2003

1 / 1

Saldo

200.000.000

1 / 5

Investasi

100.000.000

300.000.000

1/11

Penarikan kembali Modal

50.000.000

250.000.000

Modal I

Tgl

Keterangan

Debit

Kredit

Saldo

2003

1 / 1

Saldo

300.000.000

1 / 1

450.000.000

750.000.000

Pada akhir periode akuntansi yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003, Firma ABDI memperoleh laba bersih sebesar Rp. 300.000.000. Pembagian Rugi-Laba persekutuan adalah sama jika tidak ada perjanjian, tetapi para sekutu dapat membuat perjanjian antara lain :

1) Dibagi sama

Apabila disetujui Rugi-Laba dibagi sama maka jurnal untuk mencatat pembagian laba sebesar Rp. 300.000.000,- pada tahun 2003 adalah sbb :

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 150.000.000

Modal I 150.000.000

2) Apabila disetujui pembagian R/L dilakukan dengan perbandingan berikut M : I = 1:4 maka jurnal pembagian laba menjadi :

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 60.000.000

Modal I 240.000.000

3) Apabila disetujui bahwa pembagian R/L dilakukan sesuai dengan perbandingan modal maka ada 3 kemungkinan antar lain :

a) Sesuai dengan perbandingan modal awal, maka jurnalnya :

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 120.000.000

Modal I 180.000.000

Perhitungan :

Nama

Saldo modal

Rasio Pembagian R/L

Hak atas laba

Sekutu

awal tahun

M

200.000.000

200jt / 500jt = 40%

40% x 300.000.000 =

120.000.000

I

300.000.000

300jt / 500jt = 60%

60% x 300.000.000 =

180.000.000

500.000.000

100%

300.000.000

Dengan cara ini akan merugikan sekutu yang menyetorkan investasi tambahan sehingga biasanya para sekutu tidak bersedia untuk menambah investasinya.

b) Sesuai dengan perbandingan modal akhir.

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 75.000.000

Modal I 225.000.000

Perhitungan :

Nama

Saldo modal

Rasio

Hak atas R/L

Sekutu

Akhir tahun

Pembagian R/L

M

250.000.000

250jt / 1.000jt = ¼

¼ x 300.000.000 =

75.000.000

I

750.000.000

750jt / 1.000jt = ¾

3/4 x 300.000.000 =

225.000.000

1.000.000.000

1,00

300.000.000

c) Sesuai dengan modal rata-rata tahunan.

Dengan cara ini modal para sekutu dihitung rata-rata dalam sebulan atau setahun sebanding dengan lamanya investasi. Semakin lama diinvestasikan maka modal rata-rata akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya bila investasi dilakukan pada akhir periode akuntansi maka jangka waktu investasi untuk periode tersebut akan mendekati nol sehingga tidak akan diperhitungkan dalam modal rata-rata. Cara ini merupakan cara yang terbaik diantara cara pembagian laba/rugi sesuai dengan modal, namun akan lebih sulit untuk menghitung modal rata-rata bila penginvestasian dan penarikan kembali modal sering dilakukan. Ada beberapa cara untuk menghitung modal rata-rata tetapi akan disajikan satu cara saja dan jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 75.000.000

Modal I 225.000.000

Perhitungan :

Nama

Tgl.

Jumlah Mutasi

Saldo

Jk waktu

Jml. Modal dlm.

rata-rata

Sekutu

Mutasi

Debit

Kredit

Tiap bag.

Jangka waktu ybs.

M

1 Jan

200.000.000

200.000.000

5

1.000.000.000

1 Jun

100.000.000

300.000.000

5

1.500.000.000

1 Nov

50.000.000

250.000.000

2

500.000.000

12

3.000.000.000

250.000.000

1 Jan

450.000.000

750.000.000

12

9.000.000.000

12

9.000.000.000

750.000.000

12.000.000.000

1.000.000.000

Pembagian laba

Sekutu

Rasio pembagian R/L

Hak atas R/L

M

250 juta / 1.000 juta =

25%

25% x 300.000.000 =

75.000.000

I

750 juta / 1.000 juta =

75%

75% x 300.000.000 =

225.000.000

100%

300.000.000

d) Apabila pembagian R/L dilakukan dengan memperhitungan bunga modal untuk masing-masing sekutu, lalu sisanya dibagi berdasarkan perjanjian sebagai berikut:

Bunga modal ditentukan 6% dari modal rata-rata, kemudian sisanya dibagi sesuai dengan rasio M : I = 1 : 2.

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 95.000.000

Modal I 205.000.000

Perhitungan pembagian laba/rugi

M

I

Jumlah

Bunga modal

15.000.000

45.000.000

60.000.000

Sisa laba

80.000.000

160.000.000

240.000.000

95.000.000

205.000.000

300.000.000

e) Mula-mula diberikan gaji kepada sekutu yang aktif, sisa dibagi sesuai perjanjian.

Misalnya gaji para sekutu M dan I untuk setiap bulan maisng-masing 1.000.000 dan

500.000, bila ada sisa maka dibagi dua.

Jurnal :

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 153.000.000

Modal I 147.000.000

Perhitungan pembagian laba/rugi

M

I

Jumlah

Gaji pemilik

12.000.000

6.000.000

18.000.000

Sisa laba

141.000.000

141.000.000.

282.000.000

153.000.000

147.000.000

300.000.000

f) Apabila pembagian R/L disetujui sbb:

Ä Bunga Modal ditetapkan 6% dari modal rata-rata.

Ä Untuk M sebagai sekutu yang memimpin diberikan bonus sebesar 20% dari laba setelah dikurangi bonus.

Ä Sisa laba dibagi dengan perbandingan M : I = 3 : 2.

Jurnal

Ikhtisar R/L 300.000.000

Modal M 141.000.000

Modal I 159.000.000

Perhitungan

B = 20% (300.000.000 – B)

B = 60.000.000 – 0,2B

B + 0,2B = 60.000.000

1,2B = 60.000.000 ó B = 50.000.000

Perhitungan Pembagian R/L

Keterangan

M

I

Jumlah

Bunga Modal

15.000.000

45.000.000

60.000.000

Bonus

50.000.000

-

50.000.000

Sisa laba

76.000.000

114.000.000

190.000.000

Total

141.000.000

159.000.000

300.000.000

Masalah Gaji Pemilik dan bunga modal :

Ä Secara teoritis gaji pemilik dan bunga modal merupakan biaya, bukan pembagian laba

Ä Secara akuntansi bukan merupakan biaya, karena ditentukan sepihak jadi tidak abjektif. Dapat diakui sebagai biaya bila bisaditaksir dan bunga atas pinjaman yang sebenarnya bukan investasi. Dapat diakui sebagai biya bila gaji sesuai dengan jasa kepada perusahaan, dan bunga perhitungan dari pinjaman pemilik bukan dari nilai investasi.

Bagi manajemen dapat diperlakukan sebagai biaya usaha pada periode yang bersangkutan asal dijelaskan dalam perjanjian.

Gaji Pemilik dan Bunga Modal diatas jumlah Laba bersih :

q Bila Laba, laba tersebut dikurangi gaji dan bunga, sisanya dibagi sesuai perjanjian.

Contoh: berdasarkan soal firma MI yang modal rata-ratanya M dan I masing-masing Rp. 250.000.000,- dan Rp. 750.000.000,- serta laba setelah 1 tahun beroperasi adalah sebesar Rp. 30.000.000,- , apabila pembagian R/L disetujui sbb:

Ä Diberikan gaji kepada M dan I masing-masing Rp. 1.000.000,- per bulan dan Rp. 500.000,- per bulan.

Ä Bunga Modal ditetapkan 6% dari modal rata-rata.

Ä Sisanya dibagi sesuai dua.

Jurnal

Ikhtisar R/L 30.000.000

Modal M 3.000.000

Modal I 27.000.000

Perhitungan

Pembagian laba sebesar Rp. 10.000.000,-

M

I

Jumlah

Gaji

12.000.000

6.000.000

18.000.000

Bunga modal

15.000.000

45.000.000

60.000.000

Sisa laba

(24.000.000)

(24.000.000)

(48.000.000)

3.000.000

27.000.000

30.000.000

q Bila Rugi, kerugian tersebut ditambah gaji dan bunga, atas seluruh kerugian dibebankan ke masing-masing anggota sesuai perjanjian.

Contoh: berdasarkan soal persekutuan MI yang modal rata-ratanya M dan I masing-masing Rp. 250.000.000,- dan Rp. 750.000.000,- serta rugi setelah 1 tahun beroperasi adalah sebesar Rp. 30.000.000,- , apabila pembagian R/L disetujui sbb:

a) Diberikan gaji kepada M Rp. 1.000.000 per bulan dan kapada I Rp.500.000 per bln.

b) Bunga Modal ditetapkan 6% dari modal rata-rata.

c) Sisanya dibagi sesuai Rasio dua.

Jurnal

Modal M 27.000.000

Modal I 3.000.000

Ikhtisar R/L 30.000.000

Perhitungan Pembagian rugi sebesar Rp. 30.000.000,-

Keterangan

M

I

Jumlah

Gaji

12.000.000

6.000.000

18.000.000

Bunga modal

15.000.000

45.000.000

60.000.000

Sisa laba

(54.000.000)

(54.000.000)

(108.000.000)

Total

(27.000.000)

(3.000.000)

(30.000.000)

adalah sebagai berikut:

Berusaha bersama-sama atau saling mewakili (Mutual Agency), artinya setiap anggota dalam menjalankan usaha persekutuan adalah merupakan wakil dari anggota-anggota persekutuan yang lain. Jadi apabila ada salah seorang anggota beroperasi dalam bidang usaha persekutuan, maka secara tidak langsung anggota tersebut mewakili anggota-anggota persekutuan yang lain.Jangka waktu terbatas (Limited Life), artinya persekutuan didirikan oleh beberapa orang anggota mempunyai umur yang terbatas. Maksudnya adalah apabila ada anggota yang keluar berarti persekutuan tersebut secara hukum dinyatakan bubar, demikian pula apabila ada anggota baru yang masuk.

Tanggung jawab yang tidak terbatas (Unlimited Liability), artinya tanggung jawab atas hutang atau kewajiban persekutuan tidak terbatas pada kekayaan yang ditanamkan dalam persekutuan saja, tetapi juga sampai harta milik pribadi anggota persekutuan. Jadi apabila dalam keadaan tertentu persekutuan mempunyai kewajiban atau hutang