UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO SEBAGAI KAMPUS KERAKYATAN

06 August 2021 11:19:07 Dibaca : 11

Universitas Negeri Gorontalo kampus kerakyatan

Pada tanggal 1 September 2020 Universitas Negeri Gorontalo (UNG) melaksanakan sidang senat terbuka untuk memperingati Dies Natalis ke 57.

Usia yang telah memasuki kematangan, ibarat manusia ia sudah masuk kategori mapan, telah melahirkan puluhan ribu sarjana.Menurut Rektor dengan menginjak usia ke-57 Universitas Negeri Gorontalo sebagai kampus unggul dan berdaya saing, berupaya meneguhkan UNG sebagai Kampus Kerakyatan dengan senantiasa berkontribusi secara langsung bagi masyarakat melalui kegiatan tridharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

    Remtor Dr. Eduart Wolok,S.T., M.T., kembali menekankan pentingnya kampus UNG sebagai “Kampus Kerakyatan”. Sebagai sebuah adagium, kampus kerakyatan merepresentasikan bahwa saat ini, komitmen Universitas Negeri Gorontalo haruslah berada sangat dekat dengan rakyat. “kampus tidak boleh lagi berada di atas awan, kita harus turun di bumi. Kita tidak boleh mengulang citra pelik kampus sebagai bangunan pendidikan yang bercorak elit dengan segudang riset yang hanya berakhir di rak-rak perpustakaan; riset harus benar-benar dirasakan manfaatnya.

      Pencanangan UNG sebagai kampus kerakyatan pada dies natalis beberapa waktu lalu memang mengambil semangat pengabdian UNG kepada masyarakat Gorontalo. Hal tersebut sebagaimana dikatakan oleh juru bicara khusus (Jubirsus) Rektor UNG, Mario Nurkamiden. Menurutnya, mahasiswa UNG yang berasal dari berbagai daerah harus punya kesadaran sebagai civitas akademika UNG.

    Faktanya UNG berada di Gorontalo, daerah ini sebagai pusat perdagangan dan jasa di Kawasan Teluk Tomini dan sebagian utara Sulawesi.Sekalipun sebagai “center”, tapi realitasnya Gorontalo tetap mengandalkan sektor pertanian sebagai pangsa utama dalam pembentukan ekonomi. Mahasiswa UNG didominasi dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo sendiri, ketiganya mengandalkan sektor pertanian.Dilihat dari profile mahasiswa UNG, sekitar 30 persen penerima bidik misi. Selebihnya nyaris separuh orang tua mahasiswa berpenghasilan menengah ke bawah yang ditandai dari pembayaran UKT, proporsi UKT grade terendah lumayan besar jumlahnya.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong