Sifat Unik Manusia

23 February 2013 16:46:07 Dibaca : 1746

Manusia sebagai makhuluk hidup umumnya mempunyai ciri-ciri:

  1. Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya. Sehingga manusia merupakan makhluk yang cerdas dan bijaksana (homo sapiens). Adanya kemampuan untuk berusaha, maka manusia menggunakan pikirannya untuk melakukan sesuatu dimasa sekarang atau dimasa depan dengan pertimbangan masa lalu yang merupakan pengalaman. Pemikiran yang sifatnya abstrak merupakan salah satu wujud budaya manusia yang kemudian diikuti wujud budaya lain berupa tindakan atau perilaku, ataupun kemampuan untuk mengerjakan sesuatu.
  2. Mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
  3. Memberikan tanggapan terhadap ransangan dari dalam dan luar.
  4. Memiliki potensi untuk berkembang biak.
  5. Tumbuh dan bergerak.
  6. Berinteraksi dengan lingkungannya, artinya:
  • Manusia dapat membuat alat-alat dan mengguanakannya sehingga disebut sebagai manusia kerja (homo faber). Contoh : Diciptakannya teropong bintang dan mikroskop untuk melihat benda jauh dan makhluk-makhluk kecil (jasad renik). Hal itu menandakan bahwa fungsi indra manusia terbatas. Serta adanya roda sebagai sarana utama kereta untuk mengangkat barang-barang berat, pertanda terbatasnya kekuatan fisik manusia.
  • Manusia dapat berbicara (homo longuens), sehingga apa yang hanya menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan melalui bahasa manusia lainnya.
  • Manusia dapat hidup bermasyarakat (homo sosius), tidak bergerombol seperti binatang yang hanya mengenal hukum rimba, yang kuat itulah yang berkuasa.
  • Manusia dapat hidup mengadakan usaha atas perhitungan ekonomi (homo aeconomis)

g.  Bila tiba masanya, ia akan mati. Oleh karena itu manusia menyadari adanya kekuatan gaib yang memiliki kemampuan lebih hebat dari manusia, sehingga menjadikannya manusia berkepercayaan atau beragama (homo religious).

PULAU BUTON DENGAN BERAGAM POTENSI DAN ANCAMAN

21 February 2013 09:13:09 Dibaca : 624

POTENSI BUDAYA SEBAGAI AWAL PELESTARIAN SUMBERDAYA ALAM

Orang bilang Buton adalah pulau kecil yang jauh dari peradaban, jauh dari segala kemajuan peradaban. Pulau yang terletak dibagian tenggara pulau Sulawesi, tepatnya di Sulawesi Tenggara. Buton memiliki karakteristik Sosial, budaya yang sangat beragam, sebagai pertanda akan kemajuan kehidupan sosial. Keberagaman sosial dan budaya ini sebagai suatu indikasi bahwa masyarakat yang tinggal di Pulau Buton merupakan masyarakat yang terbuka akan segala kemajuan. Kebiasaan masyarakat Buton untuk merantau merupakan jembatan bagi kemajuan. Terbukti dengan dikenalnya beberapa suku di Indonesia sebagai suku MARITIM yang berlayar ke berbagai pelosok dunia. Suku-Suku tersebut adalah Suku Buton, Bugis dan Mandar. Aktifitas berlayar suku Buton ke berbagai penjuru dunia membawa berbagai informasi dan membuka wawasan masyarakat Buton untuk lebih maju dalam pola kehidupan sosial dan budaya. Sebagai tanda akan tersebut yaitu dengan keberadaan berbagai peninggalan budaya yang masih dapat dijumpai diseputaran pulau Buton.

Salah satu peninggalan sejarah yang paling menonjol yaitu Benteng Keraton Buton. Benteng ini merupakan salah satu simbol sejarah peradaban yang cukup maju. Desain dan letak dari benteng yang cukup strategis memperlihatkan akan kecerdasan budaya yang dimiliki. Bentuknya yang tak lekang oleh waktu dan kokoh berdiri. Lokasi yang berada tepat diatas perbukitan, sehingga seluruh wilayah daratan dan lautan yang ada disekitar Teluk Bau-Bau dapat terlihat dengan jelas. Keberadaan benteng-benteng ini juga tersebar dari Timur, Barat, Utara dan Selatan Pulau Buton, keberadaan Benteng tersebut seperti Bentena Wabula yang terdapat di Wabula, Pulau Siompu, dan Bonelalo. Benteng Lasalimu yang terletak di Desa Lasalimu, Benteng Ereke yang terletak di Buton Utara. Benteng-benteng ini tersebar membentuk sebuah komunitas masyarakat dengan keragaman Bahasa dan Adat Istiadat.

Kerajinan tangan masyarakat yang berupa tenunan kain Buton, yang tersebar diseluruh wilayah pesisir yang ada di Pulau Buton, merupakan peninggalan kerajinan yang masih bertahan hingga sekarang. Bentuk dan coraknya pun tidak jauh ketinggalan dengan kemajuan kerajinan kain yang ada di Indonesia. Motif dari setiap kain yang dibuat oleh penenun kain Buton memiliki makna dan arti yang berbeda-beda. Arti dari corak dan motif yang ada tidak terlepas dari keberadaan sumberdaya alam dan karakter sosial masyarakat yang ada di Pulau Buton.

Sebagai suku pelaut yang handal, Buton memiliki karakteristik bentuk perahu yang unik sebagai salah satu peninggalan masa lampau yang masih bertahan sampai sekarang. Perahu tersebut oleh masyarakat Buton dinamakan dengan BOTI. Dari hasil pengamatan visual seorang ahli Desain dan Konstruksi Kapal, Perahu Boti ini memiliki desain yang unik dan berbeda dengan perahu kayu yang banyak dijumpai di Indonesia. Haluan dek dan Buritan kapal yang tampak berbeda, yang dihubungkan dengan lunas kapal dan kerangka yang memiliki konstruksi yang unik. Perahu kayu ini hingga sekarang masih banyak dijumpai disekitar desa-desa pesisir Pulau Buton. Saat ini perahu ini masih digunakan sebagai alat transportasi perdagaan yang ditempuh ke seluruh perairan Nusantara. Sebagai pelaut yang ulung suku Buton hidup menjelajahi lautan dengan keterbatasan sarana navigasi dan perangkat pelayaran yang lainnya, sehingga faktor manusia dan pengalaman yang dimiliki merupakan modal mereka dalam mengarungi lautan. Kerja sama tim sebagai dasar keberhasilan pelayaran dari setiap ABK perahu patut untuk diacungi jempol.

Cukup banyak simbol budaya yang ditinggalkan oleh leluhur suku Buton. Selain peninggalan bentuk fisik kegiatan pesta adat yang masih dilaksanakan oleh masyarakat juga tidak kalah menarik. Kegiatan itu oleh masyarakat Buton dinamakan dengan KANDE-KANDEA. Pesta adat ini dilaksanakan dalam rangka untuk mensyukuri nikmat panen hasil bumi yang ada disetiap desa dan untuk mendoakan kegiatan mata pencaharian masyarakat dalam mengolah hasil buminya selalu meningkat dan berkelanjutan. Pada acara pesta adat ini selalu diiringi dengan kegiatan tarian adat, pencak silat dan eksplor petuah-petuah adat tempo dulu sebagai flash back pengalaman masa lampau leluhur dalam kehidupan bermasyarakat. Bahkan pasta adat yang dilakukan di Desa Bahari atau tempo dulu biasa disebut dengan nama WAPULAKA, terdapat sebuah kegiatan yang tidak kalah menariknya yaitu sebuah forum diskusi untuk mambahas berbagai permasalahan desa yang diungkap dalam diskusi adat. Permasalahan yang dibahas adalah berhubungan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan antara satu individu dengan individu yang lain, individu dengan kelompok masyarakat maupun sebaliknya, interaksi masyarakat dengan sumberdaya alam yang ada disekitar desa sehubungan dengan penerapan hukum adat terhadap sumberdaya alam yang telah dilindungi. Seluruh proses dilakukan dengan penuh kekeluargaan sehingga perjalanan pesta adat berlangsung dengan penuh kegembiraan. Pesta adat ini juga dilakukan dibeberapa desa seperti di Wabula, Bungi, Pasarwajo dan Lasalimu. Sangat banyak dan menarik seluruh peninggalan sejarah dan aktifitas budaya yang ada, memberikan sebuah inspirasi bagi yang pernah ikut didalamnya.

Sungguh menarik segala aktifitas dan potensi budaya yang dimiliki oleh Pulau Buton. Budaya yang ada merupakan sebuah kekuatan sosial yang sangat kuat. Sebuah budaya adalah cermin dari kehidupan sosial kemasyarakatan yang dapat menjadi dasar dalam mengelola segala potensi sumberdaya alam yang ada. Dari sebuah karakter budaya dapat melahirkan mekanisme pengelolaan sumberdaya alam yang lebih mudah untuk diterima masyarakat, sebagai contoh adalah kearifan lokal dalam sebuah desa. Kearifan lokal ini merupakan sebuah karakter budaya yang ada dalam sebuah kehidupan sosial masyarakat, yang didukung oleh perangkat kelembagaan seperti adat, yang berperan dalam mengatur atau mengelola jalannya perikehidupan sosial yang ada, sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi seluruh masyarakat. Akan sangat bijaksananya jika kekayaan sumberdaya alam yang ada disekitar pulau Buton tetap kita jaga dan lestarikan dengan pendekatan sosial budaya yang tercermin dari setiap wilayah.

POTENSI HUTAN DAN ANCAMANNYA

Pulau yang cukup terpencil ini dengan luas pulau dan pulau-pulau kecil yang ada disekitarnya kurang lebih 4.633 km2, ternyata tidak hanya memiliki potensi sosial budaya yang menarik. Pulau Buton memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat beragam. Sumberdaya alam ini menyebar dari puncak gunung yang tertinggi di Pulau Buton hingga ke dasar laut yang ada disekitarnya.

Sumberdaya alam hutan yang sangat menarik juga terdapat disekitar pulau Buton. Sebagai Contoh, Hutan Suaka Margasatwa yang terletak di Buton Utara (85.000 Ha), Suaka Margasatwa Lambusango (27.700 Ha), Cagar Alam Kakinauwe (810 Ha) dan Taman Wisata Tirta Rimba (488 Ha). Hutan-Hutan ini tersebar dari ujung utara hingga selatan pulau Buton. Dalam satu kesatuan hutan yang terbentuk didukung oleh keberadaan Hutan Produksi, Hutan Produksi terbatas, Hutan Lindung dan Hutan Produksi Konversi. Seluruh kesatuan hutan ini membentuk satu kesatuan ekosistem yang saling mendukung. Interaksi keberadaan dari setiap jenis hutan memberikan keseimbangan ekosistem yang saling terkait antara satu jenis hutan dengan hutan lainnya. Inilah yang disebut dengan Zonasi Hutan berdasarkan pengelolaan hutan berdasarkan peranannya. Pembukaan lahan akibat illegal logging dan perambahan pada salah satu areal hutan akan merusak peran satu kesatuan ekosistem yang saling terkait.

Dalam kawasan hutan yang ada disekitar pulau Buton menyimpan kekayaan flora dan fauna yang sangat tinggi. Kutipan kalimat yang diperoleh dari seorang Naturalist Specialist dalam acara EXPEDITION Metro TV (11 Juli 2008, pukul 22.30 WITA), mengatakan bahwa “Pulau Buton memiliki hutan yang tidak terlalu luas berbeda dengan pulau jawa, tetapi kekayaan biodiversitynya melebihi dengan hutan luas yang terdapat di Pulau Jawa”. Terbukti dengan mudahnya dijumpai berbagai fauna endemik yang hidup disekitar hutan. Fauna-fauna endemik yang terdapat di Pulau Buton pun cukup banyak. Misalnya : Anoa yang merupakan hewan khas Sulawesi, Burung Halo, Andoke/Maccaca (monyet Buton) dan Tarsius. Flora endemik dari keberadaan hutan yang ada di Pulau Buton yaitu Kayu Wola (Pitexcopacus sp), flora ini merupakan salah satu jenis kayu komersil yang sangat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai bahan bangunan. Semakin tinggi pemanfaatan kayu ini sebagai kebutuhan bangunan mengancam akan keberadaan flora endemik ini.

Keberadaan dari berbagai flora dan fauna ini menjadikan indikator terhadap kestabilan ekosistem hutan dalam mempertahan keseimbangan ekologis. Hutan merupakan habitat dari semua flora dan fauna yang berada didalamnya. Merusak hutan berarti kita telah merusak rumah dari berjuta organisme yang ada didalamnya.

Ancaman yang terbesar muncul saat sekarang adalah keberadaan dari berbagai investor pertambangan. Para pengusaha pertambangan yang pada saat ini melakukan kegiatan explorasi sumberdaya mineral, telah masuk didalam kawasan hutan. Kegiatan ini merupakan ancaman yang sangat besar dan dalam waktu tidak lama, konversi hutan akan berjalan dengan cepat. Kegiatan penambangan Nikel misalnya, izin kegiatan penambangan terhadap Kuasa Penambangan (KP) telah dimiliki oleh perusahaan penambang disekitar Kecamatan Kapontori yang notabenenya telah mendapat akses penjualan nikel ke beberapa negara. Menurut informasi dari dinas terkait, kegiatan penambangan nikel ini sangat dekat sekali dengan kawasan hutan. Jarak lokasi penambangan dengan batas kawasan hutan kurang lebih 300 meter. Secara logika jarak ini sangat dekat sekali, aktifitas penambangan akan sangat mengganggu rumah dari sejuta satwa yang menempati hutan. Dampaknya satwa asli Sulawesi (Anoa) yang mempunyai karakter hidup dilokasi hutan dengan gangguan aktifitas sekecil mungkin akan terganggu.

Disamping itu ancaman dalam skala kecil juga terjadi. Ancaman tersebut yaitu perambahan hutan oleh masyarakat yang tinggal disekitar perbatasan hutan. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat untuk mengubah hutan menjadi lahan perkebunan. Ancaman ini memang tidak terlalu cepat tetapi aktifitasnya secara terus-menerus terjadi dan memiliki intensitas yang cukup tinggi. Demikian halnya dengan kasus Illegal logging, merupakan salah satu ancaman terbesar. Hasil investigasi tim terpadu pengamanan hutan kabupaten yang bekerja sama dengan Operation Wallacea Trust (OWT), disekitar Kawasan hutan Lambusango teridentifikasi 6 lokasi penebangan hutan secara illegal. Dari setiap lokasi yang ada tersebar membentuk sebuah kawasan penebangan liar dengan luas wilayah penebangan yang belum teridentifikasi. Kebanyakan kasus yang ada didalangi oleh oknum masyarakat dan aparat yang memiliki kekuasaan dan Kapital.

Seluruh ancaman kerusakan oleh berbagai aktifitas manusia saat sekarang mungkin belum dirasakan oleh masyarakat. Seperti yang telah digambarkan dalam berbagai penelitian, hutan yang ada di Pulau Buton tumbuh dilahan yang memiliki lapisan tanah atas (top soil) yang sangat tipis. Sehingga ketika terjadi aktifitas penebangan hutan dalam skala yang sangat besar dapat mengakibatkan penurunan kesuburan tanah yang sangat cepat. Hal ini disebabkan oleh lapisan tanah yang ada disekitar pulau Buton lebih di dominasi oleh tanah kapur. Pengamatan terhadap substrat tempat tumbuhnya pohon-pohon yang ada disekitar hutan Lambusango, ternyata lebih didominasi oleh batu karang. Dan secara logika kita dapat menilai jika hutan-hutan yang ada disekitar pulau Buton gundul maka dengan mudah pulau buton akan berubah menjadi PULAU BATU. DAMPAKNYA ADALAH SELURUH DAERAH RESAPAN AIR SERTA LOKASI PERKEBUNAN DAN PERTANIAN MASYARAKAT AKAN HILANG DAN TIDAK DAPAT DITANAMI LAGI. Tanda-tanda tersebut telah terlihat dan dapat kita jumpai banyaknya sungai-sungai mati yang ada disekitar desa-desa pesisir yang ada di Pulau Buton.

POTENSI PESISIR DAN LAUTAN SERTA ANCAMANNYA

Jikalau di darat pulau Buton terdapat ekosistem hutan sebagai habitat dari berbagai flora dan fauna. Laut dan pesisir yang ada disekitar pulau Buton juga menyimpan keanekaragaman hayati yang tidak kalah menarik. Pesisir pantai pulau Buton yang memiliki panjang kurang lebih 916 km memiliki segitiga ekosistem pesisir yang sangat lengkap. Segitiga ekosistem tersebut yaitu, Hutan Bakau, Padang Lamun dan Terumbu Karang. Ketiga ekosistem ini tersebar dalam wilayah tertentu dan bahkan dalam sebuah kawasan segitiga ekosistem ini dapat kita jumpai dan saling menyatu membentuk satu rantai ekosistem terpadu dan saling berinteraksi antara ekosistem satu dengan yang lainnya.

Keterpaduan segitiga ekosistem ini paling banyak dapat kita jumpai disekitar pesisir timur pulau Buton. Tepatnya disekitar pesisir Buton Utara dan Buton Tengah. Secara ekologi peran dari keberadaan ekosistem ini sangat penting. Secara fisik Ekosistem Bakau, Lamun dan Terumbu karang merupakan benteng alami (Natural Guardian) pelindung pantai dari kerusakan akibat gelombang laut yang dapat mengakibatkan terjadinya abrasi. Terumbu karang meredam seluruh kekuatan gelombang yang menerjang pantai. Bakau dan lamun juga meredam serta menyaring sedimentasi yang berasal dari daratan sehingga wilayah perairan yang terdapat terumbu karang tidak mengalami sedimentasi yang dapat merusak pertumbuhaannya. Sebuah bentuk interaksi fisik dari keberadaan ekosistem yang saling mendukung.

Secara biologi ekosistem ini berperan sebagai tempat berlindungnya berbagai biota, tempat mencari makan dan tempat untuk bertelur serta membesarkan anak berbagai biota. Sebagai contoh orang tidak akan menyangka ikan boronang yang biasa di konsumsi oleh masyarakat, membesarkan anaknya disekitar padang lamun (Lelamu dalam bahasa cia-cia), ketika mencapai umur tertentu ikan boronang ini akan bermigrasi dan tinggal di ekosistem terumbu karang. Hilangnya salah satu ekosistem akan menghilangkan satu mata rantai ekologi. Dampak dari hilangnya salah rantai ekologi akan menurunkan jumlah populasi tertentu secara bertahap dan bahkan kepunahan salah satu jenis biota dapat terjadi. Secara ekonomis ketiga ekosistem menyimpan jutaan Dollars potensi yang dapat dikembangkan. Ekosistem ini menyuplai jutaan bibit ikan, udang, kepiting dan berbagai biota lainnya, sebagai sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan masyarakat.

Ketiga ekosistem ini juga menyimpan kekayaan jenis fauna yang sangat beragam. Sebagai contoh, Ekosistem terumbu karang yang berada di sekeliling Pulau Buton dengan tipe secara umum merupakan karang-karang yang tumbuh di tepi pulau atau biasa disebut dengan Fringing Reef. Ekosistem ini tersusun oleh beragam bentuk pertumbuhan karang, ada yang berbentuk meja, bunga, menjari dan bahkan membentuk seperti batu bulat besar. Dari setiap bentuk ini memiliki jenis/spesies yang berbeda, dalam satu bentuk pertumbuhan saja kita dapat menjumpai tiga hingga puluhan jenis karang. Demikian halnya dengan keanekaragaman jenis ikan, jika dibandingkan dengan Bakau dan Lamun, keanekaragam ikan yang ada disekitar terumbu karang lebih tinggi. Dan secara ekonomis terumbu karang yang sehat mampu menghasilkan 20 ton/tahun dalam setiap kilometer persegi, bahkan 85% perikanan komersil berasal dari ekosistem terumbu karang. Keberagaman jenis ikan dapat menciptakan banyak sumber penghasilan kepada masyarakat yang ada disekitarnya jika dimanfaatkan secara lestari.

Kekayaan potensi sumberdaya alam pesisir pulau Buton memang sangat kaya. Tetapi kekayaan ini ternyata menghadapi berbagai ancaman kerusakan yang tiada henti. Dari hasil diskusi dengan beberapa tokoh masyarakat yang ada di 4 kecamatan (Kecamatan Talaga, Lasalimu Selatan, Sampolawa dan Siontapina), aktifitas destructive fishing telah terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama. Beberapa contoh kegiatan destructive terhadap sumberdaya terumbu karang yaitu, penggunaan bom ikan, racun ikan dengan zat kimia bahkan dengan menggunakan tuba atau racun alami, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti penggunaan trawl atau pukat harimau dan bubu yang dipasang disekitar terumbu karang. Ancaman lain yang memiliki tingkat pengerusakan sumberdaya terumbu karang yaitu, penambangan batu karang sebagai bahan bangunan. Kerusakan yang diakibatkan oleh aktifitas ini menyebabkan penurunan sumberdaya perikanan yang ada didalamnya. Sebagai contoh, dalam teluk Pasarwajo, berdasarkan hasil survey TN. Wakatobi dan WWF/TNC, penutupan karang hidup yang ada hanya berkisar 19,56%. Artinya kondisi ekosistem terumbu karang yang berada disekitar teluk Pasarwajo dalam keadaan kurang baik. Hasil stok assassment Ikan-ikan dari family Siganidae misalnya Baronang hanya 3,39 Kg/Ha, dibandingkan dengan wilayah lain di Wakatobi (Moromaho) yang mencapai 40 kg/ha. Nilai ini merupakan nilai dari jumlah ikan target yang layak untuk di eksploitasi. Demikian kecil sekali perbandingan hasil perikanan yang ada disekitar Wakatobi dan Teluk Pasarwajo. Hal ini dapat dikaitkan dengan tingkat konsumsi ikan-ikan dari famili siganidae oleh masyarakat dan juga dapat dijadikan sebagai indikator over-exploitasi terhadap sumberdaya perikanan yang ada.

Dengan potensi laut yang sangat luas akan menjadi sebuah dilema, ketika potensi tersebut hanya sebatas untuk dilihat tapi tidak dinikmati hanya karena sumberdaya yang ada didalamnya telah habis.

 

sumber : (http://gunawansugiyanto.wordpress.com/2008/08/08/pulau-buton-dengan-beragam-potensi-dan-ancaman/)

Iptek dan Seni

12 February 2013 20:13:20 Dibaca : 2046

Ilmu Pengetahuan dalam bahasa Inggris yaitu sains, sedangkan dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dangan ilmu sangat berberbeda maknanya.

v ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi, dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah.

v Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi, dan firasat.

v Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

Ø Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Abad ke-21, saat di mana kita hidup sekarang, merupakan masa di mana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Yang paling jelas adalah perkembangan alat komunikasi. Yang mulanya dulu hanya ada surat dan telepon kabel, kini telah berkembang menjadi handphone, laptop, tablet PC, i-pad dan lain sebagainya. Hal ini tentunya membawa dampak yang besar bagi kehidupan manusia. Begitu banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan cepat dari pada sebelumnya.

Dalam hal ini tujuan perkembangan teknologi, yaitu membuat kehidupan manusia dapat berjalan dengan lebih mudah bisa dikatakan telah tercapai. Namun, sejalan dengan hukum alam, setiap hal apa lagi suatu perubahan pasti akan membawa efek samping tertentu bagi setiap pihak yang terlibat dalam siklus tersebut. Banyak hal yang berubah terkait dengan perkembangan IPTEK ini, terutama pola hidup masyarakat.

Ø Pengertian Seni

Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian.

Ø Perkembangan SeniAwal Perkembangan Seni :

Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan bersama. Karya- karya seni yang ditinggalkan pada masa pra-sejarah di gua-gua tidak pernah menunjukan identitas pembuatnya. Demikian pula peninggalan-peninggalan dari masa lalu seperti bangunan atau artefak di Mesir kuno, Romawi, India, atau bahkan di Indonesia sendiri. Kalaupun ada penjelasan tertentu pada artefak tersebut, hanya penjelasan yang menyatakan artefak tersebut di buat untuk siapa.

Zaman Purba

Basis-basis ritual dan kultis dari karya seni mulai terancam akibat sekularisasi masyarakat. Situasi keterancaman itu mendorong seni akhirnya mulai mencari otonomi dan mulai bangkit pemujaan sekular atas keindahan itu sendiri. Dengan kata lain fungsi seni menjadi media ekspresi, dan setiap kegiatan kesenian adalah berupa kegiatan ekspresi kreatif, dan setiap karya seni merupakan bentuk yang baru, yang unik dan orisinil. Karena sifatnya yang bebas dan orisinal akhirnya posisi karya seni menjadi individualistis.

Era Kontemporer

Yang dulunya karya seni itu harus menyenangkan, sekarang malah bisa sebaliknya. Yang dulunya karya seni itu setidaknya masih mempertimbangkan etika sosial, etika agama atau etika-etika yang lain, namun sekarang mungkin semuanya itu bisa jadi hanya sebagai aturan usang. Kondisi ini terjadi karena seniman sudah berada pada titik jenuh. Jenuh pada lingkungannya atau pada sesutau yang telah ada, jenuh pada perlakuan pasar kapitalisme yang menurutnya terlalu radikal terhadap karya seni, yang sedikit-sedikit karya seni itu dinilai dengan nominal.

Ø Faktor Positif dan Negatif dari Perkembangan IPTEK dan Seni

q Pengaruh Positif

Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia (secara individu maupun kelompok) terhadap perkembangan ekonomi, politik, militer, dan pemikiran-pemikiran dalam bidang sosial budaya.Pemanfaatan sains, teknologi, dan seni secara tepat dapat lebih mempermudah proses pemecahan berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.Sains, teknologi dan seni dapat memberikan suatu inspirasi tentang perkembangan suatu kebudayaan yang ada di Indonesia.

q Pengaruh Negatif

Menipisnya lapisan ozonTerjadi polusi udara, air dan tanahTerjadi pemanasan globalRusaknya ekosistem lautPergaulan dan seks bebasdan penyakit moral.

Sumber :

  1. Drs. Hamdan Mansoer. dkk. Materi Intruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum, Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Depag RI., Jakarta.
  2. Wordpress. 2012. Pendidikan Agama, (Online) : http://ravenskamutia.blogspot.com/2012/01/ilmu-pengetahuan teknologi-dan-seni.html, Di akses tanggal21 November 2012

Manfaat Sinar Matahari

03 February 2013 20:18:19 Dibaca : 25

Sinar matahari pagi sangat bermanfaat bagi semua makhuluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan). selain bermanfaat untuk bumi, siar matahari juga mempunyai peran penting terhadap tubuh kita.Berikut di antaranya :

1. Mengandung Vitamin D

Menerima paparan sinar matahari 5 menit sehari saja sama artinya dengan memberikan 400 unit vitamin D pada tubuh Anda.

2. Membentuk dan Memperbaiki Tulang

Kondisi ini adalah solusi dalam pembentukan dan perbaikan tulang serta mencegah penyakit rakitis dan osteolacia.

3. Penawar Infeksi dan Pembunuh Bakteri
Sinar matahari mampu membunuh bakteri penyakit, virus, dan jamur. Pada perawatan TBC, erysipelas, keracunan darah, peritonisis, pneumonia, mumps, dan asma, terapi sinar matahari sangat dibutuhkan.

4. Meningkatkan Kebugaran Pernapasan
Sinar matahari juga mampu meningkatkan kebugaran pernapasan karena jumlah glikogen akan bertambah setelah berjemur di bawah terik matahri.

5. Kekebalan
Ketika kulit terkena sinar matahari, terjadi penambahan sel darah putih, terutama limfosit, yang digunakan untuk menyerang penyakit. Menurut penelitian, 10 menit di bawah matahari satu-dua kali seminggu dapat mengurangi resiko terkena flu hingga 30% - 40%.

6. Meredan Kolesterol Darah
Setelah kolesterol di bawah kulit diubah menjadi vitamin D, otak dan tubuh kemudian memberikan sinyal kepada kolesterol yang ada dalam darah untuk keluar dari darah menuju ke kulit.

7. Mengurangi Gula Darah
Sinar matahari adalah insulin alami yang memberikan kemudahan penyerapan glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh. Hal inilah yang merangsang tubuh untuk merubah gula darah menjadi glycogen, yang kemudian disimpan dalam hati dan otot.

teman vs sahabat

06 September 2012 16:42:20 Dibaca : 32

mencari teman sangatlah mudah

namun mencari sahabat sunggulah rumit.

teman hanya datang saat kita senag. tapi sahabat, ada saat kita suka duka.

bersama sahabat kita bisa berbagi cerita, kesedihan dll...

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong