Mobil Pick Up Menjadi Alternatif Pedagang Di Kota Gorontalo
Berjualan dengan menggunakan mobil pick up atau bak terbuka telah menjadi gaya terbaru para pedagang di Kota Gorontalo saat ini.
Jika biasanya di sejumlah ruas jalan Kota Gorontalo dihiasi para penjual buah-buahan diatas mobil pick up. Kini hal serupa juga sudah dilakukan para penjual rempah-rempah.
Seperti yang terlihat di ruas jalan Samratulangi Kelurahan Limba U 2, Kecamatan Kota Selatan. Lapak jualan rempah-rempah diatas mobil pick up tersebut laris manis dikunjungi warga.
Saat diwawancarai Noval Yusuf mengatakan, dirinya lebih memilih berjualan menggunakan mobil pick up di pinggir jalan raya daripada menjual di pasar sentral dan pasar-pasar yang lain.
Alasanya selain tempatnya strategis, juga omset yang diraup cukup lumayan dibandingkan berjualan di pasar. Lapak rempah-rempah Milik Noval mulanya hanya sebatas iseng-iseng semata.
Namun disaat jualan, Noval merasakan betapa banyak peminat pembeli jika menjual di pinggir jalan. Noval memulai aktifitas menjualannya mulai pukul 07.00 wita sampai dengan pukul 18.00 Wita.
Seharian Noval berjualan di emperan jalan tersebut namun pelanggan tidak henti-hentinya mengunjungi lapak daganganya. Patokan harga yang di berikan kepada pelanggan beda 10 persen dari pada penjual yang berada di pasar sentral dan pasar tradisional lainya.
Seperti Tomat, jika di pasar sentral mereka menjualnya sebesar Rp 8 ribu perkilogram. Namun, jika di lapak mobilnya hanya dijual dengan harga Rp 6 ribu.
Namun, kualitas sama. Menurut Isnawati selaku pelanggan Noval, rempah-rempah awalnya hanya coba-coba. namun setelah mengetahui kualitas rempah rempahnya bagus dan harganya murah. Isnawati mengaku rasa puas
Bisnis Warung Kopi Di Gorontalo Sangat Menguntungkan
Warung kopi di Gorontalo saat ini menjadi peluang bisnis yang banyak diminati. Di beberapa tempat telah menyediakan bermacam-macam jenis hidangan kopi. Mulai dari kopi jahe, kopi moca, kopi susu, hingga kopi khas Gorontalo kopi Pinogu.
Untuk memulai usaha warung kopi, paling sedikit modal yang diperlukan Rp80 juta. Dengan modal tersebut warung kopi bisa dilengkapi dengan fasilitas seperti AC dan Wifi.
Toni Iskandar, salah satu pemilik warung kopi di Jalan John Ario Katili (eks, Andalas) mengatakan, berbisnis warung kopi cukup menguntungkan. Dengan warung kopi seperti itu, mampu memperoleh omset Rp1,5-Rp2 juta per harinya. (13/4)
Biasanya, pendapatan bisa dua kali lipat, jika pada momen khusus seperti malam minggu atau hari libur tertentu. “Rata-rata ada 150-200 pengunjung yang akan datang ke warung saya,” ujarnya,
warung kopi biasanya akan ramai pada waktu sore hingga malam hari. Biasanya para konsumen di waktu ini adalah kalangan birokrasi, politisi, kalangan muda-mudi dan mahasiswa.
“Paling ramai itu diatas pukul 22.00 wita. Biasanya waktu itu banyak aktivis serta kaum muda mudi yang nongkrong untuk menikmati secangkir kopi,” jelas Toni Iskandar.
Ia mendandakan, peluang bisnis warung kopi di Gorontalo terbuka lebar. Namun harus menentukan letak wilayah yang strategis, pelayanan yang baik serta ketersediaan fasilitas penunjang seperti AC dan Wifi berpengaruh besar dalam menarik para komsumen.
Marinus Gea: Soal Natuna TNI Harus Beri Efek Jera
Kepulauan Natuna (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Harga diri bangsa kita tidak boleh diinjak-injak oleh bangsa lain.
Anggota Komisi I DPR RI Marinus Gea mengatakan, soal wilayah territorial, Indonesia tidak boleh tinggal diam, TNI harus memberi efek jera mereka yang mengobrak-abrik kedaulatan NKRI.
"Selama ini kita terlalu sabar, harga diri bangsa kita tidak boleh diinjak-injak oleh bangsa lain," ujarnya di Senayan, Rabu 23 Maret 2016.
Ia juga menyebutkan, penambahan armada TNI di Natuna sangat penting, hal ini bertujuan agar kita tidak kecolongan.
"Keamanan wilayah laut Natuna harus ditingkatkan, selain Menteri Kelautan dan Perikanan, semua menteri terkait masalah ini seharusnya dilibatkan. Kita dukung pemerintah membawa masalah ini ke PBB," katanya.