PERKEMBANGAN MANAJEMEN YANG BERPENGARUH PADA ORGANISASI
Nama : Nabila Firjatullah Lamato
NIM : 561422039
Kelas : A
Prodi : S1 Teknik Industri
Tugas : Mata Kuliah Pengendalian dan Penjaminan Mutu
A. Sejarah Perkembangan Manajemen
Dilihat dari perkembangannya manajemen sebenarnva lahir dari seiak manusia melakukan Kegiatan pengaturan diri, keluarga dan kelompoknya untuk sesuatu tujuan yang diinginkannya. Tujuan tersebut dapat berupa seni atau keindahan, pencapaian suatu materi atau juga keberlangsungan hidupnya. Pada abab-abad yang lalu misalnya banyak karya besar manusia yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh manusia sekarang. Di dunia ini, kita mengenal istilah tujuh keajaiban dunia, seperti Candi Borobudur di Indonesia. Karya besar ini lahir pada saat ilmu dan teknologi belum begitu berkembang. Candi Borobudur dan candi-candi lainnya di Indonesia adalah sebuah karya seni yang menakjubkan, dibuat oleh bangsa Indonesia sendiri pada masa Jayanya kerajaan-kerajaan di tanah air. Untuk membangun candi tersebut diperlukan beratus-ratus atau bankan ribuan orang membantu pekeriaan pembangunan candi tersebut
B. Evolusi Teori Manajemen
Daft (2003) mengatakan bahwa perspektif sejarah terhadap manajemen mencerminkan perspektif atau lingkungan untuk menerjemahkan peluang dan masalah yang timbul. Meskipun demikian, sejarah tidak hanya menyusun peristiwa dalam suatu urutan secara kronologis, tetapi juga mengembangkan suatu pemahaman mengenai dampak dari suatu Kekuatan sosial terhadap suatu organisasi. Mempelajari sejarah merupakan suatu cara untuk menciptakan pemikiran yang strate gis, melihat gambaran yang luas dan benar, serta memperbaiki keterampilan konseptual. Kekuatan sosial itu sendiri mengacu pada berbagai aspek budaya yang turut mempengaruhi hubungan antar-orang. Kekuatan orang in membentuk apa yang dikenal sebagai kontrak sosial, yang merupakan aturan dan persepsi umum tidak tertulis mengenai hubungan antar orang dan antar karyawan dengan manajemen. Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni, didalamnya terdapat teori-teori yang dibuat oleh para ahli. Manajemen dan organisasi merupakan produk yang tercipta dari sejarah, situasi sosial, dan tempat kejadian. Berdasarkan hal tersebut, evolusi tori manajemen dipahami dalam Katannya dengan cara manusia terlibat pada suatu permasalahan hubungan di suatu kurun waktu tertentu dalam seiarah
1. Generasi 1: Manajemen Ilmiah
Aliran Manajemen Ilmiah Manajemen ilmiah lair seiring dengan perkembangan teknologi yang dihasilkan oleh para ahli teknik yang bekerja pada perusahaan-perusahaan besar di eropa dan Amerika Serikat. Pada masa in dikenal ole kalangan usahawan sebagai revolusi industri. Para insinyur di eropa dan Amerika Serikat berupaya untuk mengembangkan berbagai cara baru untuk me-manage perusahaan. Teori Manajemen Ilmiah it sendiri dikembangkan berkat adanya kebutuhan terhadap peningkatan produktivitas. Dalam hal ini, produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan efisiensi pekerja. Beberapa variabel dalam manajemen ilmiah dapat didentifikasikan sebagai berikut:
1) Peningkatan produktivitas perusahaan
2) Pemanraatan tenaga keria beserta persvaratannya
3) Peningkatan kesejahteraan karyawan.
4) Lingkungan yang baik untuk peningkatan produktivitas kerja. Tokoh-tokoh yang memberikan sumbangan terhadap manajemen ilmiah diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Robert Owen
Robert Owen merupakan manajer dari beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanark, Scotlandia sejak tahun 1800-an. Di teorinya, Owen menekankan peranan sumber daya manusia sebagai kunci kesuksesan dari suatu perusahaan. Owen sebagai perintis daripada manajemen ilmiah melihat pada saat itu kondisi kerja dan kehidupan pekerja di pabrik-pabriknya sangat buruk, dimana banyak anak-anak di bawah umur sudah dipekerjakan, serta jam kerja yang melebihi kemampuan pekeria untuk melakukannva. Owen kemudian menerankan kebijakan untuk membatasi usia kerja seseorang yang bekerja dipabriknya diatas 10 tahun, dan menolak pekerja di bawah 10 tahun. Di samping itu, Owen juga menetapkan prosedur kerja yang mampu meningkatkan produktivitas kerja, selanjutnya juga menetapkan kebijakan insentif agar kesejahteraan karyawan meningkat.
b) Charles Babbage (1792-1871)
Charles Babbage merupakan profesor matematika yang memperhatikan berbagai cara kerja di pabrik. la beranggapan bahwa pengaplikasian berbagai prinsip ilmiah pada serangkaian proses pekerjaan akan mampu meningkatkan produktivitas keria dan lebih efisien. Babbage menganjurkan bahwa setiap pekerjaan dapat dibagi ke dalam berbagai macam keterampilan, sehingga pekerja dapat dilatih dengan keterampilan tertentu yang spesifik. Pekerja hanya dituntut untuk bertanggung jawab atas tugas pekerjaannya. Tugas pekerjaan yang dilakukan secara berulang-ulang dapat meningkatkan keterampilannya, sehingga produktivitas dan efisiensi dapat dicapai perusahaan
c) Frederick Wilson Taylor (1856-1915)
Taylor adalah seorang manajer pabrik di Amerika Serikat yang melakukan penelitian mengenai studi waktu kerja (time and motion studies) di bagian produksi. Dengan studi waktu sebagai dasarya. Taylor mampu memecah setiap pekerjaan ke dalam berbagai komponen dan merancang cara kerja yang terbaik dan tercepat untuk setiap pekerjaan tersebut. Dalam penelitian tersebut ditentukan berapa kemampuan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bahan dan alat yang tersedia di dalam perusahaan. Taylor menekankan bahwa waktu penyelesaian kerja dapat dihubungkan dengan upah/gaji yang diterima pekerja karena semakin cepat atau semakin tinggi prestasi pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, maka semakin tinggi upah/gaji yang akan diterima oleh pekerja tersebut. Metode ini dikenal sebagai sistem upah diferensiasi (differensial rate system).
d) Henry L. Gantt (1886-1919)
Titik tolak tori Gantt adalah pada peningkatan produktivitas serta efektivitas dan efisiensi kerja dengan stimulus berupa upah/gaji ataupun insentif. Inti teorinya adalah: (1) Adanya kerja sama yang saling menguntungkan di antara manajer dan karyawannya. (2) Metode seleksi ilmiah diterapkan untuk memilih dan menempatkan karyawan yang tepat. (3) Sistem bonus dan penginstruksian dalam aturan kerja.
e) Frank B. Gilberth (1968-1924) dan Lillian M. Gilberth (1878-1972)
Frank dan Lillian adalah pasangan suami istri yang memberikan kontribusi bagi gerakan manajemen ilmiah. Mereka bekerjasama dalam mempelajari kelelahan dan gerakan serta berfokus pada cara untuk mendorong kesejahteraan masyarakat. Bagi Frank dan Lillian, manajemen ilmiah ditujukan untuk membantu karyawan dalam mencapai potensinya secara utun sebagai manusia.
2. Generasi 2 : Aliran Manajemen Klasik
Tokoh-tokoh yang memberikan sumbangan terhadap manajemen klasik diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Henry Fayol (1841-1925)
Fayol menyebutkan bahwa berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh manajemen di suatu perusahaan industri dapat dikelompokkan ke dalam tugas berikut. (I) Technical, yakni kegiatan menghasilkan produk yang mencakup kegiatan perencanaan dan pengorganisasian. (2) Commercial, yakni kegiatan membeli berbagai bahan yang diperlukan dan menjual hail produksi dari bahan tersebut. (3) Financial, yakni kegiatan mencari dan menggunakan modal. (4) Security, yakni kegiatan menjaga keamanan dan keselamatan kerja seta aset perusahaan. (5) Akuntansi, yakni kegiatan yang meliputi pencatatan, penghitungan biaya dan keuntungan yang diperoleh, serta penyajian laporan keuangan. (6) Tugas manajerial, yakni pelaksanaan berbagai fungi manajemen.
2) Mary Parker Follet (1868-1933)
Follet mengemukakan pemahaman mengenai Kelompok dan tingginya komitmen terhadap kerja sama antarmanusia. Menurut Follet, kelompok ialah suatu mekanisme dimana berbagai individu dapat mengkombinasikan bakatnya untuk mencapal sesuat yang odik. vienurumyd, organisasi mern komunilas tempat manajer dan karyawan bekerja secara harmonis tampa adanya dominasi dari salah satu pihak terhadap pihak lainnya, serta dapat menyelesaikan berbagai perbedaan dan konflik yang timbul melalui diskusi. Follet beranggapan bahwa manajer bertugas untuk membantu karyawan agar saling bekerja sama dalam rangka mencapai berbagai kepentingan yang terintegrasi. Menurut Follet, tanggung jawab kolektif dapat ditimbulkan ole upaya membuat karyawan merasa memiliki perusahaan 3) Chester 1. Barnard (1886-1961) Menurut Chaster, organisasi alah sistem kegiatan yang diarahkan ke tujuan. Chaster mengemukakan bahwa manajemen memilki dua tungsi utama, yaitu merumuskan tujuan dan mengadakan berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapainya. Barnard memandang pentingnya komunikas1 dalam mencapai tuluan bersama. Berdasarkan leor penerimaan Dada wewenang vang dikemukakannya, bawahan hanya akan menerma perintah ika mampu. memanami dan berkeinginan untuk menurud Dimoinannva.
3. Generasi 3 : Aliran Hubungan Manusiawi
Perkembangan lanjutan dalam manajemen kembali dimulai pada 1930 dan popular sejak 1950-an, yakni berupa manajemen yang memperhatikan karyawannya. Pandangan ini timbul dari berbagai kelemahan manajemen klasik yang berorientasi pada tugas dan menimbulkan stres serta pelambatan dan penurunan produktivitas akibat monotonnya pekerjaan.
1) Studi Hawthorne Studi ini dilakukan ole kelompok yang dipimpin Elton Mayo. Studi ini melakukan penelitian lanjut mengenai efek kelelahan terhadap output karyawan. Pengujian dilakukan terhadap enam karyawan di Relay Assembly yang secara intensif diteliti di suatu ruangan dengan waktu kerja harian dan mingguan, serta waktu istirahat yang divariasikan untuk memperoleh hail kerja yang rutin. Berdasarkan hasil penelitian in, tidak ditemukan adanya hubungan langsung antara perubahan kondisi keria fisik dan output karena produktivitas tetap mengalami peningkatan terlepas dari ada tidaknya perubahan tersebut. Mayo menyimpulkan bahwa kondisi sosial yang diciptakan untuk pekerja di ruangan tes berperan besar dalam meningkatkan produktivitas. Dalam hal ini, ada dua faktor yang memiliki art penting, yakni suasana kelompok dan pengawasan yang lebih partisipatif.
2) Kontribusi dan Keterbatasan Aliran Hubungan Manusiawi Penekanan berbagai kebutuhan sosial pada aliran hubungan manusia melengkapi pendekatan klasik dalam upaya peningkatan produktivitas. Aliran ini mengemukakan bahwa perhatian terhadap karyawan akan menguntungkan perusahaan. Mayo juga menekankan pentingnya gaya manajer, sehingga setiap organisasi perl melakukan perubahan terhadap pelatihan manajemennya. Manajer juga diingatkan pada pentingnya perhatian terhadap proses kelompok untuk melengkapi perhatian terhadap setiap individu karyawan.
4. Generasi 4 : Aliran Manajemen Modern
Aliran in di dasari oleh asumsi bahwa manusia memiliki berbagai kebutuhan dan mengalami perubahan yang cepat, sehingga tidak ada pendekatan yang bisa digunakan pada kondisi tersebut. Akan tetapi, pendekatan ini tetap mengakui gagasan teori manajemen klasik dan sumber daya manusia. Pada dasarnya, manajemen modern dibangun berdasarkan dua konsep utama, yakni teori perilaku organisasi dan manajemen kuantitatif.
1) Teori Perilaku Pandangan di tori ini dicirikan ole dua kelompok perilaku, yakni perilaku per individu dan perilaku antarkelompok sosial. Pandangan tersebut kemudian dikembangkan oleh: (1) Douglas McGregor melalui teori X dan Y-nya. (2) Abraham Maslow melalui tori hierarki kebutuhannya. (3) Frederich Herzberg melalui teori dua faktor-nya. (4) Robert Blake dan Jane Mouton dengan kondisi manajerial yang menjelaskan gaya kepemimpinan. (5) Chris Argyris yang melihat organisasi sebagai suatu sistem sosial ataupun sistem antarhubungan budaya. (6) Edgar Schein yang meneliti dinamika kelompok dalam organisasi. (7) Rensis Likert yang meneliti empat sistem manajemen. (8) Fred Fiedler dengan pendekatan kontingensi pada studi kepemimpinan.
2) Teori Kuantitatif (Management Science) Dalam suatu proses pemecahan masalah, pokok masalah perlu didentifikasi dengan rise ilmiah dan operasional, serta teknik ilmiah lainnya seperti perencanaan program, capital budgetting, pengembangan sumber daya manusia, dan sebagainya. Pendekatanpendekatan tersebut dinamakan pendekatan ilmu manajemen (science management), yakni pendekatan dengan prosedur sebagai berikut. (1) Perumusan [8:11 am, 06/02/2024] Nabila Firjatullah Lamato: (2) Penyusunan model matematis, (3) Penyelesaian model, (4) Penganalisisan model dan hasil dari model tersebut, (5) Pengawasan terhadap hasil, (6) Pengimplementasian kegiatan Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan manajemen harus mendasari pendekatan rasional bagi manajer.
5. Generasi 5 : Knowledge and Human Networking Management
Charles M. Savage merupakan tokoh dalam generasi kelima perkembangan manajemen organisasi lewat bukunya yang berjudul "Fith Generation Management Integrating Enterprises Through Human Networking" menerangkan bahwa mengutamakan kualitas melalui kepuasan individu (pelanggan maupun anggota organisasi), ciri utamanya adalah bagaimana mengintegrasikan perusahaan melalui jaringan manusia, unsur manusia di dalam organisasi dihargai sangat tinggi sebagai individu yang memiliki keahlian-keahlian tertentu, individu anggota organisasi bukan hanya sekedar alat produksi.
Menggambar Teknik
Nama :Nabila Firjatullah Lamato
NIM : 561422039
Kelas : A (Teknik Industri)
Prodi : S1-Teknik Industri
Mata Kuliah : Menggambar Teknik
A. Proyeksi Aksonometri
Proyeksi Aksonometri adalah proyeksi menggambar benda dengan ketentuan sudut proyeksi dan skala pemendekan yang telah ditetapkan melalui proyeksi isometri, dimetri dan trimetri. Dalam penggambaran ini garis-garis pemroyeksi ditarik tegak lurus terhadap bidang proyeksi. 3 dimensi, terukur dan berskala.
Ciri gambar dari Proyeksi Aksonometri adalah sebagai berikut :
1) Garis yang dalam kenyataannya memang sejajar, tetapi digambar dengan sejajar pula
2) Garis yang vertikal secara alamiah, digambar dengan vertikal dan sejajar
Ada tiga bentuk proyeksi aksonometri yaitu isometri, dimetri dan trimetri
1) Proyeksi Isometri
Sebagai contoh diambil sebuah kubus seperti pada Gambar berikut. Kemudian kubus ini dimiringkan sehingga diagonal bendanya berdiri tegak lurus pada bidang vertikal, atau bidang proyeksi. Sudut antara bidang bawah kubus dan bidang horizontal menjadi 35o16'. Jika kubus ini diproyeksikan pada bidang proyeksi P proyeksinya akan menunjukkan ketiga bidang dari kubus. Dalam gambar proyeksi ini sisi-sisi AB, AD dan AE ketiga-tiganya sama panjang, dan saling berpotongan pada sudut yang sama pula, yaitu 120o.
Proyeksi demikian disebut proyeksi isometri. Ketiga garis lurus AB, AD dan AE adalah sumbu-sumbu isometri. Panjang masing-masing sisi lebih pendek dari pada panjang sisi sebenarnya. Panjang garis-garis dapat diukur pada sumbu-sumbu ini dengan skala yang sama.
2) Proyeksi Dimetri
Proyeksi Dimetri adalah kemiringan gambar dengan dua sudut yang sama. Proyeksi pada Gambar berikut di mana skala perpendekan dari dua sisi dan dua sudut dengan garis horizontal sama, disebut proyeksi dimetri.
3) Proyeksi Trimetri
Proyeksi Trimetri adalah kemiringan gambar dengan tiga sudut yang berbeda. Proyeksi pada Gambar berikut di mana skala perpendekan dari tiga sisi dan tiga sudut tidak sama, disebut proyeksi trimetri.
B. Proyeksi Miring
Proyeksi miring adalah proyeksi gambar dimana garis pada proyeksi tidak tegak lurus terhadap bidang proyeksi namun membentuk sudut miring. Permukaan depan objek pada gambar ditempatkan dengan bidang kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan objek tergambar seperti sebenarnya. Apabila panjang objek pada proyeksi sama dengan panjang sebenarnya maka disebut proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk panjang objek pada proyeksi yang diperpendek disebut dengan proyeksi miring cabinet. Gambar pada proyeksi miring memiliki basis sumbu 0, 45 dan 90 derajat.
Proyeksi miring adalah semacam proyeksi sejajar, tetapi dengan garis-garis proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Gambar yang dihasilkan oleh cara proyeksi ini disebut gambar proyeksi miring. Pada proyeksi ini bendanya dapat diletakkan sesukanya, tetapi biasanya permukaan depan dari benda diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi vertikal. Dengan demikian bentuk permukaan depan tergambar seperti sebenarnya, yang juga terdapat pada gambar proyeksi ortogonal.
Sudut yang menggambarkan kedalamannya biasanya 30°, 45° atau 60° terhadap sumbu horizontal. Sudut-sudut ini disesuaikan dengan segi tiga yang dipakai mem- punyai sudut-sudut 30°, 45° dan 60°.
Dalamnya dapat ditentukan sembarang, seperti tampak pada Gambar. Jika panjang ke dalam sama dengan panjang sebenarnya, gambar demikian disebut gambar Cavalier. Pada proyeksi ini skala yang sama dapat dipergunakan pada sumbu-sumbu yang lain.
Oleh karena itu sering kali dipergunakan skala perpendekan pada sumbu ke dalam, misalnya 3/4, 1/2, atau 1/3. Skala perpendekan 1/2 memberikan gambar yang tidak berobah, dan penggambarannya agak mudah. Gambar demikian disebut gambar Cabinet. Gambar Cabinet dengan sudut 45° banyak dipakai di beberapa negara.
Ciri-ciri proyeksi miring :
1) Sumbu
Dalam proyeksi miring, sumbu membentuk banyak sudut. Pada proyeksi miring, sudut yang terbentuk antara sumbu x dan garis horizontal adalah 0 derajat (alfa= 0 derajat). Sedangkan sudut yang terbentuk antara sumbu y dan garis horizontal adalah 45 derajat (beta = 45 derajat)
2) Panjang Garis Sumbu
Pada proyeksi miring memiliki perbandingan garis sumbu x, y, dan z adalah 1:1/2:1. Artinya sama seperti proyeksi dimetri terdapat skala pemendekan pada sumbu y sementara untuk sumbu lain sesuai dengan ukuran yang terdapat pada obyek gambar.
Sebagai contoh pada obyek gambar ukuran sumbu x, y, dan z adalah 2:6:8maka ukuran pada gambar yaitu 2:3:8. Namun untuk tipe lain terdapat variasi perbandingan garis sumbu. Hal ini disesuaikan dengan sudut yang dibentuk pada sumbu y dengan garis horisontal serta kebutuhan dari pembuat gambar teknik.
C. Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif adalah penggambaran pengubahan objek tiga dimensi menjadi objek dua dimensi, di mana setiap garis proyeksi menggambarkan lokasi yang jauh dan ukuran objek. Dalam tampilan perspektif, proyeksi diatur menurut panjang, lebar, dan kedalaman.
Proyeksi perspektif ini dibuat karena kesalahan mata manusia saat memproyeksikan gambar. Gambar atau objek yang berukuran lebih besar perlu divisualisasikan ke dalam bentuk yang lebih kecil agar terlihat seperti gambar aslinya.
Jika antara benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah bidang vertikal atau bidang gambar, maka pada bidang gambar ini akan terbentuk bayangan dari benda. (Gambar dibawah ini). Bayangan ini disebut gambar perspektif. Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang dilihat dengan mata biasa, dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur. Ini merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar yang lain. Untuk gambar teknik dengan bagian-bagian yang rumit dan kecil tidak menguntungkan, oleh karenanya jarang sekali dipakai dalam gambar teknik mesin.
Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu titik dalam ruang, yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif, seperti perspektif satu titik (perspektif sejajar), perspektif dua titik (perspektif sudut) dan perspektif tiga titik (perspektif miring), sesuai dengan jumlah titik hilang yang dipakai.
D. ILUSTRASI INDUSTRI
Ilustrasi sebagai seni aplikasi adalah sebuah bidang yang tidak berdiri sendiri, selalu terkait dengan industri lain yang membutuhkannya. Ketika ia mencoba untuk berdiri sendiri, ia akan masuk ke ranah seni rupa murni (fine art). Dan seni rupa murni memiliki dunianya sendiri, dengan distribusi dan pasar yang berlangsung di dalam galeri-galeri seni.
Hal ini sepertinya agak kurang disadari oleh para pelakunya sendiri. Dalam konteks ini, pada dasarnya ada dua garis besar tipe artis. Pertama, hasil yang sangat lihai dalam merespon sebuah project brief sebagai titik mulai dan mencari solusi visual yang tak terduga. Inilah yang disebut sebagai Ilustrator. Kedua, artis yang cenderung merasa kebebasannya terkekang jika diberikan brief dan merasa lebih nyaman untuk bisa memulai sebuah karya dari titik mulai manapun yang ia pilih sendiri mereka ini biasanya disebut sebagai seniman murni (fine artist). Berkarya untuk seni itu sendiri (for the sake of art) dan bukan untuk hal lain.
Potongan dan Proyeksi
Nama: Nabila Firjatullah Lamato
NIM: 561422039
Kelas: A
Prodi: Teknik Industri
Mata kuliah: Menggambar Teknik
1) POTONGAN
A. POTONGAN PADA GAMBAR TEKNIK
Potongan dalam gambar teknik merupakan sebuah cara untuk memperjelas tampilan suatu obyek gambar. Dengan fungsi untuk melihat spesifikasi di dalam isi tubuh gambar. Sehingga mampu di baca dari sisi bagian gambar yang sulit kita lihat.
B. JENIS- JENIS POTONGAN
1. Potongan Meloncat
Potongan meloncat merupakan jenis potongan yang difungsikan untuk menyederhanakan gambar dalam bentuk potongan, dimana potongan tersebut terdiri dari dua bidang.
2. Potongan penuh
Potongan yang digunakan untuk menampilkan obyek dengan membagi bidang potongan seutuhnya, agar obyek akan tampak lebih detail dan efektif untuk dibaca
3. Potongan separuh
Pemotongan separuh di fungsikan untuk menampilkan gambar dengan pandangan luar (out side). biasanya garis yang tidak tampak (tersembunyi) tidak di gambar karena detail bagian dalam telah tampak pada bagian yang terpotong.
4. Potongan putar
Potongan putar adalah metode pemotongan ( irisan ) sebuah obyek secara penuh tetapi pada saat penyajiannya diputar dan ditempatkan pada area lain, agar tidak terjadi salah persepsi dalam membacanya.
Benda-benda tertentu seperti ruji roda, engkol, poly, gear rantai, dan sebagainya adalah beberapa obyek yang paling sering mengalami proses potongan putar.
5. Potongan sobekan
Potongan sobekan (broken-out section) berfungsi untuk menampilkan gambar dengan beberapa bagian saja yang dipotong sehingga gambar tampak detail bagian dalam obyek gambar tersebut. Pada umumnya garis yang digunakan dalam potongan ini berupa garis tidak beraturan.
6. Potongan berurutan
Potongan berurutan ini merupakan type yang digunakan untuk menunjukkan gambar secara berurutan dengan susunan gambar yang saling berhubungan satu sama lain.
2) PROYEKSI
A. DESKRIPSI PROYEKSI
Proyeksi merupakan implementasi gambar rancangan dari sebuah obyek nyata, proyeksi ini dibuat dengan garis pada bidang datar. Secara fungsi proyeksi ini digunakan untuk menampilkan sebuah obyek gambar nyata ke dalam bentuk gambar yang di sesuaikan dengan tujuan gambar tersebut.
Garis proyeksi terdiri dari berbagai tipe, hal tersebut tergantung pada jenis garis dari proyeksi tersebut. Berikut adalah tipe garis proyeksi :
a. Tipe Amerika
b. Tipe Eropa
Perbedaan dari tipe proyeksi tersebut adalah tata letaknya.
B. JENIS-JENIS PROYEKSI
1. Proyeksi Piktorial
Proyeksi Piktorial merupakan gambar yang semula dua dimensi dibuat dalam bentuk tampilan gambar dibuat secara tiga dimensi. Jenis proyeksi ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara di antaranya sebagai berikut :
a. Proyeksi Piktorial Isometris
b. Proyeksi Piktorial Dimetris
c. Proyeksi Piktorial Miring
d. Gambar Perspektif atau pandangan
2. Proyeksi Orthogonal
Proyeksi Orthodal merupakan jenis proyeksi yang menampilkan gambar secara dua dimensi. Fungsi dari proyeksi ini adalah menjelaskan gambar detail dari masing-masing sudut pandang.
Proyeksi orthogonal dibagi menjadi dua jenis di antaranya sebagai berikut :
a. Proyeksi kuadran I (proyeksi Eropa)
b. Proyeksi kuadran III (Proyeksi Amerika)
C. PROYEKSI EROPA DAN PROYEKSI AMERIKA
Perbedaan proyeksi orthodal yang dikelompokkan dalam dua standart proyeksi tersebut adalah dalam bentuk penyajian pada gambar
1. Proyeksi standart Eropa
Proyeksi eropa (proyeksi kuadran I), peletakan view sisi kiri gambar sebagai view utama.
2. Proyeksi standart Amerika
Proyeksi eropa (proyeksi kuadran I), peletakan view sisi kanan gambar sebagai view utama.
PKKMB UNG 2022
Pengalaman saya mengikuti PKKKMB UNG 2022 menyenangkan, yang di sambut dengan penampilan Marching Band Gita Civica, lalu Master ceremony yang keren-keren dan akhirnya mulailalah pembukaan Kegiatan oleh Master Ceremony yang di awali dengan kedatangan pak Rektor, Dekan dan jajajrannya. Setelah itu penampialn-penamapilan yang tidak kalah keren juga dari sendratasik UNG, walaupuun di hari pertama saya tidak bisa mengikuti kegiatan secara full karena penyakit saya yang kambuh di saat pemberian materi berlangsung.
Blogroll
- Masih Kosong