Tidi Lo Polopalo - Art Night Tarian Ini Akan Di Pertujukan Malam Minggu Ini Oleh Kelompok Lain (Tarian)

16 November 2013 14:50:54 Dibaca : 4434

Sejarah Tarian Tidi Lo Polopalo

Tidi lo polopalo adalah diantara 7 tarian klasik di Gorontalo. Tid berarti tari, kata tidi hanya menguatkan nilai klasik tariannya. Dari busana, gerakan tari, formasi tari, alat tari, semuanya bernilai moral, sehingga tarian ini tidak dibenarkan untuk direkayasa. Mengubah busana, gerakan dan formasi berarti merubah makna.

Polopalo merupakan alat perlambang pedang dipegang oleh seorang calon istri pada saat memainkan tidi lo polopalo itu. Melalui tari tidi lo polopalo, Raja Amay melukiskan bahwa polopalo adalah senjata yang melambangkan alat pembela diri bagi kaum wanita dari segala gangguan yang dating, serta perlambang senjata dalam perjuangan hidupnya, membela hak dan kewajibannya baik dalam rumah tangga maupun masyarakat sekitarnya. Jadi, senjata pedang itu melambangkan kerja keras, dimana pedang itu harus digerakkan dan dibunyikan terus sebagai gambaran etos kerja tinggi. Secara umum, lewat pedang itu melukiskan kaum wanita suku bangsa Gorontalo adalah pahlawan-pahlawan rumah tangga.

Tidi Lo Polopalo dimainkan calon pengantin di rumah calon pengantin wanita di depan puade pada acara Molik Huwali / malam pertunangan yang didampingi oleh pendamping sebagai pembina rumah tangga dengan pakaian Madipungi atau sunti dengan sunthi 5 tangkai pada kode kembang kuntum seruni, untuk calon pengantin memakai kucubu panjang dengan kalung terbuat dari rantai emas sejumlah 5 susun dengan alat tari polopalo terbuat dari pelepah rumbia berbentuk pedang dengan hiasan manik-manik atau sejenisnya. Sekuntum kembang yang disematkan pada jari manis calon pengantin wanita. Bagaimanapun kita mengembangkan tarian klasik ini, tidak mengubah nilai-nilai klasiknya, tetapi bermaksud memperjelas makna gerakannya.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong