ARSIP BULANAN : October 2012

Pengertian DDL, DML, DQL,dan DCL

03 October 2012 14:32:14 Dibaca : 23964

 

                                             

 

 

1. Bahasa Definisi Data (Data Definition Language/ DDL)
DDL adalah perintah-perintah yang biasa digunakan ileh administrator basis data (DBA) utnuk mendefinisikan skema ke DBMS. Skema adalah deskripsi lengkap tentang struktur medan, rekaman, dan hubungan data pada basis data

                        

Index merupakan suatu mekanisme yang lazim digunakan pada basis data, yang memungkinkan pengambilan data dapat dilakukan dengan cepat.

Data Definition Language
Data Definition Language (DDL) digunakan untuk mendefinisikan, mengubah dan menghapus basis data dan objek-objek yang diperlukan, misalnya tabel, view, user, index dan sebagainya.DDL biasa digunakan oleh DBA dalam pembuatan sebuah aplikasi basis data.
Secara umum DDL yang digunakan ada empat, yaitu
     •    CREATE untuk membuat objek baru.
     •    USE untuk menggunakan objek.
     •    ALTER untuk mengubah objek yang sudah ada.
     •    DROP untuk menghapus objek.

2. Perancangan Basis Data
Perancangan Basis Data memiliki beberapa tujuan, diantaranya memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan pengguna secara khusus dan aplikasi-aplikasinya. Memudahkan pengertian struktur informasi. Mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek penampilan (response time, processing time, dan storage space).
Siklus hidup aplikasi basis data berhubungan dengan siklus hidup sistem informasi. Siklus kehidupan sistem informasi sering disebut macro life cycle, dimana siklus kehidupan basis data merupakan micro life cycle. Proses perancangan basis data merupakan bagian dari siklus hidup sistem informasi.
Ada 6 fase proses perancangan basis data, yakni:

1. Pengumpulan data dan analisa
Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu sistem basis data, pertama harus mengenal bagian-bagian lain dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem basis data, termasuk para pemakai yang ada dan para pemakai yang baru serta aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-kebutuhan dari para pemakai dan aplikasi inilah yang kemudian dikumpulkan dan dianalisa.
Ada 4 aktivitas pengumpulan data dan analisis, yaitu:
     a.    Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya.
     b.    Peninjauan dokumentasi yang ada.
     c.    Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data.
     d.    Daftar pertanyaan dan wawancara.

2. Perancangan basis data secara konseptual
Tujuan dari fase ini adalah menghasilkan conceptual schema untuk basis data yang tergantung pada sebuah DBMS yang spesifik. Sering menggunakan sebuah high-level data model seperti ERD (Entity Relationship Diagram) model selama fase ini. Dalam conceptual schema, kita harus memerinci aplikasi-aplikasi basis data yang diketahui dan transaksi-transaksi yang mungkin.

3. Pemilihan DBMS
Pemilihan basis data ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik, ekonomi dan  organisasi.

4. Perancangan basis data secara logika (pemetaan model data)
Fase selanjutnya dari perancangan basis data adalah membuat sebuah skema konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih. Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal yang dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3.

5. Perancangan basis data secara fisik
Perancangan basis data secara fisik merupakan proses pemilihan struktur-struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file basis data untuk mencapai penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi. Selama fase ini, dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk basis data yang disimpan yang berhubungan dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses. Berhubungan dengan internal schema (pada istilah 3 level arsitektur DBMS).
Beberapa petunjuk dalam pemilihan perancangan basis data secara fisik:

  • Response time, ialah waktu akses basis data untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan komunikasi.
  • Space utility, ialah jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file basis data dan struktur jalur akses.
  • Transaction throughput, ialah rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses per menit oleh sistem basis data dan merupakan parameter kritis dari sistem transaksi (misal : digunakan pada pemesanan tempat di pesawat, bank, dll). Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari struktur penyimpanan dan jalur akses untuk file-file basis data.

6. Implementasi sistem basis data
Setelah perancangan secara logika dan secara fisik lengkap, kita dapat melaksanakan sistem basis data. Perintah-perintah dalam DDL dan DML (Data Manipulation Language) dari DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema basis data dan file-file basis data (yang kosong). Sekarang basis data tsb dimuat (disatukan) dengan datanya. Jika data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-perubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke basis data yang baru. Transaksi-transaksi basis data sekarang harus dilaksanakan oleh para programmer aplikasi. Spesifikasi secara konseptual diuji dan dihubungkan dengan kode program dengan perintah-perintah dari embedded DML yang telah ditulis dan diuji. Suatu saat transaksi tsb telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam basis data, maka fase perancangan dan implementasi telah selesai, dan kemudian fase operasional dari sistem basis data dimulai.

 

2. Bahasa Manipulasi Data (Data Manipulation laguage/ DML)
DML adalah perintah-perintah yang digunakan untuk mengubah , mamnipulasi dan mengambil data pada basis data. Tindakan seperti menghapus, mengubah, dan mengambil data menjadi bagian dari DML. DML pada dasarnya dibagi menjadi dua :

- Prosedural, yang menuntut pengguna menentukan data apa saja yang diperlukan dan bagaimana cara mendapatkannya.

- Nonprosedural, yang menuntut pengguna menentukan data apa saja yang diperlukan, tetapi tidak perlu menyebutkan cara mendapatkannya.

 


3. DQL  (Data Query Language)

DQL adalah singkatan yang dapat berisi banyak makna yang tercantum di bawah ini.
DQL - Data Query Language

Mungkin ada arti populer untuk DQL dengan definisi yang paling populer adalah bahwa dari data Query Language

Lebih DQL Definisi

Kami mencari database kami dan tidak bisa menemukan definisi selain Query Language Data DQL

Jika Anda memiliki informasi lebih lanjut atau mengetahui definisi lain untuk DQL, beritahukan kami agar kami dapat meninjau dan menambahkan informasi bahwa untuk database kami.

Setiap upaya telah dilakukan untuk menyediakan Anda dengan singkatan yang benar untuk DQL. Jika kita merindukan tanda, kami akan sangat menghargai bantuan Anda dengan memasukkan arti benar atau alternatif dalam kotak di bawah ini.

Definisi telah disusun dari mesin pencari populer dan beberapa hasil disediakan untuk Anda.

 

 

4.DCL atau Data Control Language
DCL (bukan BCL) merupakan perintah SQL yang berhubungan dengan pengaturan hak akses user MySQL, baik terhadap server, database, tabel maupun field. Perintah SQL yang termasuk dalam DCL antara lain :

  • GRANT
  • REVOKE

Membuat, Menampilkan, Membuka dan Menghapus Database

1. Membuat Database

Bentuk perintah di atas akan membuat sebuah database baru dengan nama nama_database. Aturan penamaan sebuah database sama seperti aturan penamaan sebuah variabel, dimana secara umum nama database boleh terdiri dari huruf, angka dan under-score (_). Jika database yang akan dibuat sudah ada, maka akan muncul pesan error. Namun jika ingin otomatis menghapus database yang lama jika sudah ada, aktifkan option IF NOT EXISTS.Setiap kita membuat database baru, maka sebenarnya MySQL akan membuat suatu folder (direktori) sesuai dengan nama databasenya yang ditempatkan secara default di \mysql\data. Di dalam folder tersebut nantinya akan terdapat file-file yang berhubungan dengan tabel dalam database.
Berikut ini contoh perintah untuk membuat database baru dengan nama “mahasiswa” :

CREATE DATABASE mahasiswa;

Jika query di atas berhasil dieksekusi dan database berhasil dibuat, maka akan ditampilkan pesan sebagai berikut :

Query OK, 1 row affected (0.02 sec)

2. Melihat Database
Untuk melihat database yang baru saja dibuat atau yang sudah ada, dapat menggunakan perintah sebagai berikut :

SHOW DATABASES;

Hasil dari perintah di atas akan menampilkan semua database yang sudah ada di MySQL. Berikut ini contoh hasil dari query di atas :

+--------------+
| Database     |
+--------------+
| mahasiswa    |
| mysql        |
| test         |
+--------------+
3 rows in set (0.02 sec)

3. Membuka Database
Sebelum melakukan manipulasi tabel dan record yang berada di dalamnya, kita harus membuka atau mengaktifkan databasenya terlebih dahulu. Untuk membuka database “mahasiswa”, berikut ini querynya :

USE mahasiswa;

Jika perintah atau query di atas berhasil, maka akan ditampilkan pesan sebagai berikut :

Database changed

4. Menghapus Database
Untuk menghapus suatu database, sintaks umumnya adalah sbb :

DROP DATABASE [IF EXISTS] nama_database;

Bentuk perintah di atas akan menghapus database dengan nama nama_database. Jika databasenya ada maka database dan juga seluruh tabel di dalamnya akan dihapus. Jadi berhati-hatilah dengan perintah ini! Jika nama database yang akan dihapus tidak ditemukan, maka akan ditampilkan pesan error. Aktifkan option IF EXISTS untuk memastikan bahwa suatu database benar-benar ada.
Berikut ini contoh perintah untuk menghapus database dengan nama “mahasiswa” :

DROP DATABASE mahasiswa;




Membuat, Mengubah dan Menghapus Table

1. Membuat Table
Bentuk umum perintah SQL untuk membuat tabel baru adalah sbb:

CREATE TABLE nama_tabel (
field1 tipe(panjang),
field2 tipe(panjang),
...
fieldn tipe(panjang),
PRIMARY KEY (field_key)
);

4. TCL

 Kontrol Transaksi (TCL) pernyataan yang digunakan untuk mengelola perubahan yang dilakukan oleh pernyataan DML. Hal ini memungkinkan pernyataan yang akan dikelompokkan bersama ke dalam transaksi logis.

  • COMMIT - menyimpan pekerjaan dilakukan
  • SAVEPOINT - mengidentifikasi titik dalam suatu transaksi yang Anda kemudian dapat memutar kembali
  • ROLLBACK - mengembalikan database ke aslinya sejak COMMIT terakhir
  • SET TRANSAKSI - Mengubah opsi transaksi seperti tingkat isolasi dan apa segmen rollback untuk menggunakan