ARSIP BULANAN : September 2013

Imam dan Wali Allah

05 September 2013 11:53:15 Dibaca : 729

Imam dan Wali Allah

Di dalam Islam kita sering mendengar istilah Imam seperti Imam Malik, Imam Syafi'ie, Imam Nawawi, Imam Al Ghazali, dsb. Begitu pula istilah Wali seperti Wali Songo. Inilah dalil-dalilnya:

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa." [Yunus 62-63]

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali[368] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?" [An Nisaa' 144]

[368]. Wali jamaknya auliyaa: berarti teman yang akrab, juga berarti pelindung atau penolong.

"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali[192] dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali (mu)." [Ali 'Imran 28]

"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji[87] Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku"[88]. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim"." [Al Baqarah 124]

"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif[843]. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)" [An Nahl 120]

Mengenai Imam, jangan heran jika kita adalah seorang IMAM. Minimal di keluarga kita:

"Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." [Al Furqaan 74]

Dan ternyata Mimpi yang benar dari seorang Muslim bisa jadi memang berasal dari Allah. Saat kita sholat Istikhoroh meminta petunjuk kepada Allah. Kadang Allah memberi petunjuk pada kita lewat mimpi yang benar:

Hadis riwayat Abu Qatadah, ia berkata:

Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: Mimpi baik (rukyah) itu datang dari Allah dan mimpi buruk (hilm) datang dari setan. Maka apabila salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan hendaklah dia meludah ke samping kiri sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatannya sehingga mimpi itu tidak akan membahayakannya. (Shahih Muslim No.4195)

Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata:

Dari Nabi bahwa beliau bersabda: Ketika kiamat telah mendekat, mimpi seorang muslim hampir tidak ada dustanya. Mimpi salah seorang di antara kalian yang paling mendekati kebenaran adalah mimpi orang yang paling jujur dalam berbicara. Mimpi orang muslim adalah termasuk satu dari empat puluh lima bagian kenabian. Mimpi itu dibagi menjadi tiga kelompok: Mimpi yang baik, yaitu kabar gembira yang datang dari Allah. Mimpi yang menyedihkan, yaitu mimpi yang datang dari setan. Dan mimpi yang datang dari bisikan diri sendiri. Jika salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan, maka hendaknya dia bangun dari tidur lalu mengerjakan salat dan hendaknya jangan dia ceritakan mimpi tersebut kepada orang lain. Beliau berkata: Aku gembira bila mimpi terikat dengan tali dan tidak suka bila mimpi dengan leher terbelenggu. Tali adalah lambang keteguhan dalam beragama. Kata Abu Hurairah: Aku tidak tahu apakah ia termasuk hadis atau ucapan Ibnu Sirin. (Shahih Muslim No.4200)

Hadis riwayat Anas bin Malik, ia berkata:

Rasulullah bersabda: Mimpi seorang mukmin adalah termasuk satu dari empat puluh enam bagian kenabian. (Shahih Muslim No.4201)

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak dapat menjelma sepertiku. (Shahih Muslim No.4206)

Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang melihat aku dalam mimpi, maka dia benar-benar melihat sesuatu yang benar (hak). (Shahih Muslim No.4208)

Akhlaq Buruk dan Bangkrut di Akhirat

05 September 2013 11:50:33 Dibaca : 1027

Akhlaq Buruk dan Bangkrut di Akhirat

Semoga kita terhindar dari akhlaq buruk dan bangkrut (Muflis) di akhirat nanti:

Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, "Allah dan rasulNya lebih mengetahui." Nabi Saw lalu berkata, " Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka." (HR. Muslim)

Sesungguhnya orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah ialah yang dijauhi manusia karena ditakuti kejahatannya. (Mutafaq'alaih)

Dua sifat tidak akan bertemu dalam diri seorang mukmin yaitu kikir (bakhil) dan akhlak yang buruk. (HR. Ahmad)

Akan tiba satu jaman atas manusia dimana perhatian mereka hanya tertuju pada urusan perut dan kehormatan mereka hanya benda semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita (seks) dan agama mereka adalah harta mas dan perak. Mereka adalah makhluk Allah yang terburuk dan tidak akan memperoleh bagian yang menyenangkan di sisi Allah. (HR. Ad-Dailami)

Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami)

SALAM-ONLINE: Dua wajah muallaf dari Prancis muncul di video yang beredar di internet dan mereka mengaku bergabung dalam jihad di Suriah. Video ini menimbulkan pergesekan sosial di Prancis karena menyerukan kepada umat Islam agar bergabung dalam jihad di Suriah. Video ini juga meminta agar Presiden Prancis Francois Hollande segera memeluk Islam, demikian dirilis oleh situs atlasshrug2000 (18/8).

Abu Abdurrahman seorang muallaf asal Prancis bergabung dengan Mujahidin Suriah untuk menggulingkan rezim Syiah Nushairiyah pimpinan Basyar Asad. Ia menyerukan kepada Presiden Prancis, Francois Hollande agar memeluk Islam. Video ini mulanya diunggah oleh Memri TV, 9 Juli 2013 lalu.

Abu Abdurrahman (30 tahun) yang dulunya bernama Nicolas, mengaku dibesarkan oleh kedua orangtuanya yang atheis, tidak memilih salah satu agama apapun, dan ia bersyukur pada Allah mendapatkan hidayah memeluk Islam 3 tahun yang lalu.

Dalam video tersebut Abu Abdurrahman menyatakan bahwa seruannya ini terutama ditujukan kepada saudara-saudara sekandungnya agar mengikuti jejaknya segera memeluk Islam, serta datang bergabung dalam jihad di tanah yang diberkahi yaitu Suriah.

Ia juga menyerukan kepada seluruh umat Islam di dunia bahwa jihad di Suriah adalah sebuah kewajiban karena umat Islam ibarat satu tubuh, yang mana jika satu tubuh tersakiti maka yang lain akan merasakan sakitnya. “Adalah tugas kita sebagai sesama Muslim untuk datang menolong saudara kita yang hidup dalam penderitaan dan kesulitan,” ujarnya.

Nicolas yang berganti nama menjadi Abu Abdurrahman ini, pada 2009 menurut neneknya tiba-tiba beralih memeluk Islam dan pergi shalat ke masjid setiap hari. Pada 2011 adiknya yang bernama Jean Daniel (23 tahun) mengikuti jejak sang kakak memeluk Islam. Hal ini menimbulkan kegemparan dalam keluarga. Demikian menurut pamannya, Jean Louis.

Video yang berdurasi 12 menit ini juga menyerukan agar Prancis menarik pasukannya dari Mali. Ia juga menyerukan bahwa adalah kewajiban setiap Muslim untuk ikut berjuang mewujudkan kekhalifahan Islam sehingga kalimat Allah tegak di muka bumi ini.

Jean Daniel & Nicolas (Abu Abdurrahman)

“Siapa yang menolak untuk andil dalam perjuangan menegakkan kalimat Allah adalah berdosa. Banyak kaum Muslimin yang menderita di dunia ini memerlukan bantuan Anda,” tegasnya.

Kedua kakak beradik ini dipercaya berasal dari daerah Toulouse yang merupakan basis persemaian kader Al-Qaidah di Prancis. Pihak intelijen Prancis memperkirakan sekitar 270 orang muallaf asal Prancis dan 100 orang asal Inggris telah berangkat untuk bergabung dalam jihad di Suriah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran pihak keamanan Prancis seandainya mereka yang pernah berjihad di Suriah ini kemudian kembali ke Eropa dan menyebarkan benih-benih jihad di dalam negeri Prancis. (Abu Akmal/salam-online)

- See more at: http://salam-online.com/2013/09/mujahidin-suriah-asal-prancis-minta-presiden-francois-masuk-islam.html#sthash.MPqGZ4Rn.dpuf

Berbuat Baik

05 September 2013 11:47:27 Dibaca : 1027

Berbuat Baik

 

Barangsiapa melapangkan kesusahan (kesempitan) untuk seorang mukmin di dunia maka Allah akan melapangkan baginya kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat dan barangsiapa memudahkan kesukaran seseorang maka Allah akan memudahkan baginya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah selalu menolong hamba yang suka menolong kawannya. Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah baginya jalan ke surga. Suatu kaum yang berkumpul dalam sebuah rumah dari rumah-rumah Allah, bertilawat Al Qur’an dan mempelajarinya bersama maka Allah akan menurunkan ketentraman dan menaungi mereka dengan rahmat. Para malaikat mengitari mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan para malaikat yang ada di sisiNya. Barangsiapa lambat dengan amalan-amalannya maka tidak dapat dipercepat dengan mengandalkan keturunannya. (HR. Muslim)

Jangan meremehkan sedikitpun tentang makruf meskipun hanya menjumpai kawan dengan berwajah ceria (senyum). (HR. Muslim)

Barangsiapa dibukakan baginya pintu kebaikan (rezeki) hendaklah memanfaatkan kesempatan itu (untuk berbuat baik) sebab dia tidak mengetahui kapan pintu itu akan ditutup baginya. (HR. Asysyihaab)

Kebaikan itu banyak tetapi pengamalnya (yang melaksanakannya) sedikit. (HR. Abu Hanifah)

Bagi Allah ada hamba-hambaNya yang dikhususkan melayani kebutuhan-kebutuhan orang banyak. Mereka berlindung kepadanya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang-orang itulah yang aman dari azab Allah. (HR. Ath-Thabrani)

Orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya. (HR. Bukhari).

Orang yang paling berat disiksa pada hari kiamat ialah orang yang dipandang (dianggap) ada kebaikannya padahal sebenarnya tidak ada kebaikannya sama sekali. (HR. Ad-Dailami)

Janganlah kamu menjadi orang yang “ikut-ikutan” dengan mengatakan “Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim kami pun akan berbuat zalim”. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, “Kalau orang lain berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan kami tidak akan melakukannya”. (HR. Tirmidzi)

Larangan Menyakiti dan Berbuat Zalim

05 September 2013 11:46:41 Dibaca : 1364

Larangan Menyakiti dan Berbuat Zalim

 

Allah Ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min, lelaki atau perempuan, tanpa adanya sesuatu -kesalahan- yang mereka lakukan, maka orang-orang yang menyakiti itu menanggung kebohongan dan dosa yang nyata.” (al-Ahzab: 58)

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash ra, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Seorang Muslim itu ialah orang yang kaum Muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya -yakni selamat dari kekejaman perkataan serta perbuatannya-. Seorang muhajir -yang hijrah- ialah orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah.” (Muttafaq ‘alaih)

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash raa, katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: Barangsiapa yang suka jikalau dijauhkan dari neraka dan dimasukkan dalam syurga, maka hendaklah -ketika- ia didatangi oleh kematiannya dan di waktu itu ia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhir -yakni hari kiamat-, juga hendaklah ia mendatangkan sesuatu -berbuat- kepada seluruh manusia yang sekiranya ia sendiri suka kalau sesuatu tadi didatangkan pada dirinya sendiri -yakni berbuat sesuatu kepada orang lain yang ia suka kalau hal itu diperlakukan pula atas dirinya sendiri-.” Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan ini adalah sebagian dari suatu hadits panjang yang sudah lampau uraiannya dalam bab ‘Mentaati orang-orang yang memegang pemerintahan’ -lihat hadits no.666-.

Sumber:
Terjemah Riyadhush Shalihin – Jilid 1 – Pustaka Amani, Jakarta
Terjemah Riyadhush Shalihin – Jilid 2 – Pustaka Amani, Jakarta