ARSIP BULANAN : November 2020

ANALISIS TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN

12 November 2020 18:16:04 Dibaca : 99

ANALISIS TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN

 

            Joko Widodo, yang kerap dipangggil sebagai Jokowi, adalah seorang pemimpin dari negara Indonesia sejak tahun 2005 sampai saat ini, Pada tahun 2005, dia memimpin Solo selama 2 periode sampai tahun 2010 dan beliau melanjutkan karirnya dalam bidang politik dengan menjadi Presiden Indonesia selama dua periode yang bermulai pada tahun 2010 sampai sekarang. Dalam masa penjabatan sebagi Presiden Indonesia, beliau sukses mendapatkan perhatian dari berbagai macam negara asing atas hasil dari performa kinerja yang sudah dilakukan oleh dirinya.

 

            Memimpin sebuah negara bukanlah hal yang muda. Seorang pemimpin negara harus dapat menuntun negaranya menjadi negara yang lebih berkembang serta memajukan bangsa dalam segala aspek faktor yang ada. Penilaian terhadap keefektifan sebuah pemimipin negara dapat terlihat dari hasil performa kinerjanya serta dari cara seorang pemimpin mengarah anggota kabinetnya. Selain itu, masyarakat juga harus dapat menilai performa seorang pemimpin melalui bagaimana anggotanya dapat memperoleh tujuan negara bersama dengan masyarakatnya sendiri. Maka, dapat disimpulkan bahwa kinerja seorang pemimpin negara harus dapat terlihat secara detil dan transparan agar adanya analisa yang optimal atas pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pemimpin negara.

 

            Gaya pemimpin negara merupakan hasil dari bagaimana seorang pemimpin mempunyai pengaruh terhadap perilaku masyarakatnya. Gaya kepemimpinan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yang dimana lima jenis gaya paling umum adala demokratis, autokratis, transformasional, transaksional, serta laissez-faire. Setiap gaya pemimpin mempunyai arti tersendiri. Gaya kepemimpinan demokratis membutuhkan kolaborasi ataupun diskusi yang adil antara anggota organisasi untuk mengambil sebuah keputusan. Gaya kepemimpinan autokratis mengambil keputusan sesuai dengan kenyamanan ataupun arahan dari pemimpin organisasi. Gaya transformasional merupakan gaya kemimpinan yang mengarah pada perubahan dalam tujuan yang tentu. Sedangkan, gaya transaksional lebih mengarah pada berkelanjutannya tugas yang ada. Terakhir, gaya laissez-faire adalah gaya kepemimpinan yang mengambil bantuan anggota tim untuk memimipin sebuah organisasi.

 

            Pada periode pertama, Joko Widodo memimpin negara sebagai seorang Presiden yang didampingi oleh Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden dari tahun 2014 sampai tahun 2019. Jokowi merupakan pemimpin pertama yang tidak mempunyai latar belakang yang datang dari keluarga elit ataupun latar belakang yang berhubungan dengan militer. Hanya, beliau pernah dilantik menjadi Wali Kota Surakarta yang ke-16 dan menjadi Gubernur DKI Jakarta ke-14. Keluarga Jokowi adalah keluarga yang sederhana, yang dimana prestasi pertamanya datang dari pendidikan universitas negara yaitu Universitas Gadjah Mada.

 

            Gaya kepemimpinan yang dimiliki Jokowi sendiri mempunyai ciri khas yang unik. Pendekatan terhadap masyarakat secara langsung oleh Jokowi tidak pernah dilakukan oleh Presiden Indonesia sebelumnya. Jokowi seringkali datang kepada lokasi untuk menanyakan kabar masyarakat serta melakukan observasi terhadap lingkungan letak rumah para masyarakat ini sendiri. Gaya ini sudah diterapkan sejak beliau menjadi Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta. Oleh maka itu, dapat disimpulkan bahwa Presiden ke-7 ini mendapatkan informasi kualitatif dengan adanya observasi langsung pada lapangan secara langsung. Selain itu, beliau juga terlihat menjadi presiden dengan cara yang paling unik serta paling dekat dengan rakyatnya.

 

            Pada periode kedua, Jokowi memimpin negara Indonesia dengan Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden di sebelahnya. Jokowi sendiri terlihat masih mempunyai relasi yang baik dengan rakyatnya. Kepemipinan negara ini bermulai pada 20 Oktober 2019. Janji yang dibuat oleh Presiden Indonesia terlihat kurang dibuktikan oleh dirinya. Hal ini dapat dibuktikan dengan masyarakat yang kurang puas dengan hasil Omnibus Law yang diusul oleh Joko Widodo pada tanggal 5 Oktober 2020. Penentangan dari masyarakat merupakan hasil dari Omnibus Law, sehingga adanya demonstrasi yang marak dilakukan serta fasilitas publik yang dirusak oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

 

            Dapat diakui bahwa masalah yang harus dihadapi oleh Jokowi pada periode ke-2 lebih banyak jumlahnya bila dibanding ketika beliau menjabat menjadi Presiden Indonesia pada periode pertama. Kontribusi yang diberikan pada masyarakat Indonesia lebih terlihat ketika period pertama. Tantangan yang harus dihadapi juga jauh lebih banyak, terlebih adanya pandemi yang muncul karena penyebaran COVID-19 pada tahun 2020. Dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan Jokowi pada periode ke-2nya sejauh sampai tahun 2020 sering berganti. Yang awalnya Jokowi kerap membuat komunikasi langsung dengan masyarakat, mulai muncul pertanyaan-pertanyaan masyarakat yang dibungkam oleh dirinya.

 

            Walaupun ada beberapa masalah yang harus dihadapi oleh Jokowi serta masyarakat Indonesia, dapat diharapkan bahwa kedua pihak dapat tetap menetapi perannya masing-masing secara aktif agar ada progres yang terlihat dalam pembangunan negara Indoenesia. Masyarakat Indonesia dengan pemimpinnya diharapkan dapat bekerja sama agar negara dapat menjadi negara yang lebih maju dan terjadi pencapaian atas tujuan dari negara Indonesia.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong