Sebuah Usaha Dalam Retak
Sampai kapan pelarian ini kulakukan?
Katanya meredam rasa dalam Atma
Nyatanya, aku hanya berusaha lupa
Membencimu pun aku tak kuasa
Mencari lagi, apakah ada?
Ini terlalu hampa. Semuanya habis di anda.
Apakah aku gila?
Menginginkan kisah yang tak mungkin ada.
Mengingat peristiwa yang hanya kebetulan saja.
Meromantisasi khayalan belaka.
Pada akhirnya, aku hanya ingin
bahagia.
Melawan Setara
Terlalu larut dalam rasa.
Memaksa atma menampung derita.
Membiarkan kepala dengan segala asa.
Menghalau air mata yang hendak bersua.
Membungkam mulut yang terisak tanpa suara.
Tuan, ternyata benar kata mereka.
Aku perlu berkaca.
Menunggu Lelah
Hujan mula reda. Menyisakan gerimis bersama angin yang menyela. Pelangi di ujung sana kian memaksa untuk menyelinap di tengah awan yang masih merana. Sepatu yang ku kenakan hampir basah seluruhnya. Langkah ini membawa tubuh ringkih untuk lari memecah angin di jalanan kota. Membelah suasana hening sepi di antara pepohonan di sepanjang jalanan. Banyak persimpangan disini. Dan, entah kapan lelah itu tiba.